F O K U S

Nabi Daud Tentang Siapakah Kristus

Ia Adalah Seorang Nabi Dan Ia Telah   Melihat Ke Depan Dan Telah Berbicara Tentang Kebangkitan Mesias Oleh: Blogger Martin Simamora ...

Showing posts with label Satu Keselamatan. Show all posts
Showing posts with label Satu Keselamatan. Show all posts

0 Tinjauan Pengajaran Pdt. Dr. Erastus Sabdono Pada Keselamatan Di Luar Kristen (6.G-5)

Oleh: Martin Simamora

YEDIJA:
“Dikasihi Allah Karena Karunia-Nya Pada Manusia Yang Berada Dalam Kebinasaan, Bukan Karena Manusia Memperjuangkan Kebenarannya(6.G-5)”


Jika berdasarkan perjalanan  kelangsungan atau kelanggengan takhta Daud bukan sama sekali sebuah kebenaran berdasarkan ketaatan: Daud, monarkinya, dan keluarganya terhadap hukum Taurat, sehingga pun kelahiran Mesias dari eksistensi bangsa ini, dengan demikian, tak terelakan  berdasarkan kasih karunia Allah, lalu bagaimana dengan eksistensi hukum Taurat itu, apakah relasinya dengan Yesus Kristus, apakah hukum itu lenyap?


Relasi Yesus terhadap hukum Taurat, bukan saja diungkapkan oleh Sang Mesias sendiri. Ia menautkan dirinya dengan hukum Taurat  dalam kemanusiaannya yang sejati, namun tidak sama sekali dalam kegagalan demi kegagalan. Tapi, itu pun tidak hendak menyatakan sebuah kesempurnaan kemanusiaan di dalam atau berdasarkan kekuatan atau ketekunan kemanusiaannya, tetapi kesempurnaan keilahiannya atau kedivinitasan atau ketuhanannya yang begitu berkuasa atau begitu berdaulat atas setiap perjalanan kehendak Yesus untuk menaati semua yang telah dituliskan oleh Kitab Suci,sebagai manusia. Itu sebabnya, Ia,tak terhindarkan, dihadapan para ahli Taurat dan orang-orang Farisi,bukan saja ditakar begitu kurang ajar dalam ketentuan-ketentuan agama yang berlaku dan seharusnya pun dihormatinya, tetapi telah ditakar sebagai ia yang walaupun manusia telah menyamakan dirinya dengan Allah. Yesus Sang Mesias dalam Ia membangun relasinya dengan Hukum Taurat, dalam semacam itu, karenanya telah menempatkan dirinya mengatasi hukum Taurat itu dalam pengajaran-pengajarannya dan dalam instruksi-instruksinya, sehingga Ia berkata penuh ketajaman bersabda: “Ikutlah Aku” atau “Akulah kebenaran” atau “Akulah Jalan,” atau “Akulah hidup,” “Aku datang untuk menggenapi hukum Taurat dan kitab nabi-nabi,” bahkan Ia pun merelasikan dirinya dalam sebuah relasi yang begitu sukar untuk diterima,kala Ia juga menempatkan dirinya dalam relasi dengan pra-hukum Taurat. Bukan sekedar berbicara pra-eksistensinya, tetapi hendak menyatakan bahwa saat Ia berkata: “Akulah kebenaran,” “Akulah jalan,” “Akulah hidup,” dan “Ikutlah Aku,” pada dasarnya adalah kebenaran dirinya jauh sebelum hukum Taurat itu ada diterima di era nabi Musa. Jika demikian, maka memang, relasi Yesus terhadap hukum Taurat, pastilah bukan sebuah relasi semacam ini: “pra eksistensi Yesus baru ada karena hukum Taurat terlebih dahulu diadakan.” Pra Eksistensi[eksistensi sebelum Ia datang sebagai manusia]Yesus Sang Mesias, bukan ada  atau diadakan karena janji-Nya kepada Adam dan Hawa, Abraham, Musa hingga dinantikan Simeon yang secara khusus ditetapkan Allah tidak akan mati sebelum berjumpa dengan Sang Mesias.


Yesus memang memiliki relasi yang begitu ketat dengan kitab suci: hukum Taurat, Kitab Para Nabi, dan Mazmur. Simeon menunjukan kebenaran ini, Ia hidup dan beriman berdasarkan apa yang telah dituliskan kitab sucinya mengenai kedatangan Sang Mesias. Mari kita perhatikan hal ini melalui Simeon.

0 Tinjauan Pengajaran Pdt. Dr. Erastus Sabdono Pada Keselamatan Di Luar Kristen (6.G-4)

Oleh: Martin Simamora

YEDIJA:
“Dikasihi Allah Karena Karunia-Nya Pada Manusia Yang Berada Dalam Kebinasaan, Bukan Karena Manusia Memperjuangkan Kebenarannya(6.G-4)”



Sekarang, apakah dasar bagi Maria, tunangan Yusuf itu untuk mendapatkan kelayakan atau kepantasan sehingga dapat menerima sebuah keistimewaan untuk mengandung Sang Mesias dari Allah? Satu-satunya dasar yang membawa kehidupan seorang manusia untuk menjadi alat penggenapan janji kelahiran Sang Mesias itu, adalah, karena waktu-Nya telah genap dan berdasarkan pemilihan-Nya:

Lukas 1:26-27 Dalam bulan yang keenam Allah menyuruh malaikat Gabriel pergi ke sebuah kota di Galilea bernama Nazaret, kepada seorang perawan yang bertunangan dengan seorang bernama Yusuf dari keluarga Daud; nama perawan itu Maria.

Pertama: kunjungan malaikat Gabriel untuk menjumpai Maria, tunangan Yusuf, berdasarkan pemilihan berdasarkan perintah dan waktu Allah; kedua: kunjungan malaikat Gabriel untuk menjumpai Maria, secara tunggal memperhitungkan bahwa ia dan atau tunangannya dari trah Daud.  Injil Lukas,sebagaimana Matius, pun memberikan catatan kritikal akan siapakah seharusnya Mesias itu. Mesias tak mungkin lahir dari luar bangsa Yahudi dan apalagi dari sembarang trah sejauh itu bangsa Yahudi.


Bukan karena Maria dan Yusuf dikenal begitu taat pada ketentuan-ketentuan hukum Taurat atau bahkan berdasarkan kekudusannya, maka dipilih dan dengan demikian kehendak dan rencana Allah bahwa Mesias lahir dari bangsa Israel dan dari trah Daud [sebagaimana janji-Nya lebih lanjut] dapat diwujudkan, tetapi karena Allah berkehendak sebagaimana yang telah direncanakan sebelumnya. Fakta bapa leluhur Yesus yang begitu mematikan telah berbicara begitu kuat, jika bukan karena kasih karunia Allah atas Daud dan Batsyeba isteri almarhum Uria yang dibunuh Daud agar dapat dimilikinya, tak akan pernah ada yang disebut sebagai keturunan Daud, jikalau Allah tidak mengikatkan dirinya dengan sebuah janji semacam ini:


Maz89:28-37 Aku akan memelihara kasih setia-Ku bagi dia untuk selama-lamanya, dan perjanjian-Ku teguh bagi dia. Aku menjamin akan adanya anak cucunya sampai selama-lamanya, dan takhtanya seumur langit. Jika anak-anaknya meninggalkan Taurat-Ku dan mereka tidak hidup menurut hukum-Ku, jika ketetapan-Ku mereka langgar dan tidak berpegang pada perintah-perintah-Ku, maka Aku akan membalas pelanggaran mereka dengan gada, dan kesalahan mereka dengan pukulan-pukulan. Tetapi kasih setia-Ku tidak akan Kujauhkan dari padanya dan Aku tidak akan berlaku curang dalam hal kesetiaan-Ku. Aku tidak akan melanggar perjanjian-Ku, dan apa yang keluar dari bibir-Ku tidak akan Kuubah. Sekali Aku bersumpah demi kekudusan-Ku, tentulah Aku tidak akan berbohong kepada Daud: Anak cucunya akan ada untuk selama-lamanya, dan takhtanya seperti matahari di depan mata-Ku, seperti bulan yang ada selama-lamanya, suatu saksi yang setia di awan-awan." 



Malaikat Gabriel sendiri, hanya memberikan satu  dasar  untuk keterpilihan dan kegenapan  rencana Allah,  yaitu berdasarkan kasih karunia:

0 Tinjauan Pengajaran Pdt. Dr. Erastus Sabdono Pada Keselamatan Di Luar Kristen (6.G-3)

Oleh: Martin Simamora

YEDIJA:
“Dikasihi Allah Karena Karunia-Nya Pada Manusia Yang Berada Dalam Kebinasaan, Bukan Karena Manusia Memperjuangkan Kebenarannya(6.G-3)”




Israel, eksistensinya, tidak pernah sama sekali dilestarikan oleh hukum Taurat atau keamanan janji keselamatan dari Allah melalui satu-satunya keturunan yang akan meremukan kepala iblis [Kejadian 3:15] kepada Adam dan Hawa, kemudian kepada Abraham dan Musa [Kisah Para Rasul 3:18-25], pada penggenapannya, juga tidak sama sekali bergantung pada ketaatan orang-orang Israel, pun perihal ini telah dinyatakan injil Matius dalam cara yang sangat tajam, sebab menyingkapkan kejahatan Daud atas panglima perangnya sendiri demi memiliki isteri panglima tersebut. Mari perhatikan injil Matius:

Matius1:1-6 Inilah silsilah Yesus Kristus, anak Daud, anak Abraham. Abraham memperanakkan Ishak, Ishak memperanakkan Yakub, Yakub memperanakkan Yehuda dan saudara-saudaranya, Yehuda memperanakkan Peres dan Zerah dari Tamar, Peres memperanakkan Hezron, Hezron memperanakkan Ram, Ram memperanakkan Aminadab, Aminadab memperanakkan Nahason, Nahason memperanakkan Salmon, Salmon memperanakkan Boas dari Rahab, Boas memperanakkan Obed dari Rut, Obed memperanakkan Isai, Isai memperanakkan raja Daud. Daud memperanakkan Salomo dari isteri Uria,


Injil Matius tetap mencatat Salomo atau Yedija adalah anak dari isteri Uria atau isteri orang lain yang diinginkannya dan direbutnya melalui sebuah konspirasi keji untuk membunuh Uria agar Batsyeba dapat dimilikinya.


Yesus Kristus anak Daud. Salomo adalah benih Daud yang sudah dinyatakan kebinasaannya oleh nabi Natan namun demi janji-Nya sendiri, IA telah menyingkirkan kemurkaan-Nya. Jikalau TUHAN tidak menyayangkannya dari  murka-Nya maka mustahil Mesias akan lahir dari trah Daud. 


Perhatikanlah janji-Nya kepada nabi Yeremia, dalam kemurkaan-Nya yang menyala-nyala:

0 Tinjauan Pengajaran Pdt. Dr. Erastus Sabdono Pada Keselamatan Di Luar Kristen (6.G-2)

Oleh: Martin Simamora

YEDIJA:
“Dikasihi Allah Karena Karunia-Nya Pada Manusia Yang Berada Dalam Kebinasaan, Bukan Karena Manusia Memperjuangkan Kebenarannya(6.G-2)”




Dalam pemerintahan hukum Taurat maka penghakiman dilangsungkan berdasarkan hukum tersebut namun keputusan hakim berdasarkan tindakan Allah untuk tidak memperhitungkan kebenaran hukum Taurat pada setiap manusia yang padanya telah diikatkan-Nya kasih setia-Nya untuk selama-lamanya. Maka pada kasus Daud inilah yang terjadi:


Dan Natan berkata kepada Daud: "TUHAN telah menjauhkan dosamu itu: engkau tidak akan mati.- 2 Samuel 12:13


Ini adalah tindakan kasih setia Tuhan  yang berupa: menariknya keluar dari kebinasaan yang telah ditetapkan-Nya bagi setiap manusia yang melanggar ketetapan kudus-Nya dalam hukum Taurat, sebagaimana yang sangat disadari Daud:


Lalu Daud menjadi sangat marah karena orang itu dan ia berkata kepada Natan: "Demi TUHAN yang hidup: orang yang melakukan itu harus dihukum mati.- 2 Samuel 12:5

Kemudian berkatalah Natan kepada Daud: "Engkaulah orang itu!- 2 Samuel 12:7


Ada 2 hal yang berlangsung dan dinyatakan di sini:

Pertama: kebinasaan manusia secara integral tak terpisahkan bahkan tak dapat diuraikan dari natur manusia dihadapan hukum Taurat: binasa karena satu dosa terhadap kehendak kudus hukum Taurat


Kedua: Tindakan Kasih Karunia Allah secara integral tak terpisahkan bahkan tak dapat diuraikan dari ketakberdayaan manusia untuk melarikan diri atau menamengi dirinya dari konsekuensi pelanggaran terhadap taurat, yaitu kebinasaan dengan perbuatan-perbuatan baik setelahnya, karena natur kerja hukum Taurat itu segera membawa si pelanggar pada kebinasaan dalam dosa. 

Perhatikan ini:

0 Tinjauan Pengajaran Pdt. Dr. Erastus Sabdono Pada Keselamatan Di Luar Kristen (6.G-1)

Oleh: Martin Simamora

YEDIJA:
“Dikasihi Allah Karena Karunia-Nya Pada Manusia Yang Berada Dalam Kebinasaan, Bukan Karena Manusia Memperjuangkan Kebenarannya(6.G-1)”
 
Nabi Natan Menyampaikan Penghakiman Tuhan: "Engkaulah Orangnya!"
Lukisan: Angelika Kaufmann


Benarkah hukum Taurat diberikan kepada bangsa Israel untuk menunjukan standard kebenaran moral yang manusia sebelum jaman penggenapan harus miliki. Dengan kata lain kebenaran hukum Taurat itu sama sekali berbeda dan sama sekali terpisah dari kebenaran dalam Kristus, bahkan  bangsa Israel dapat dilestarikan  dengan hukum Torat? Sebagaimana yang diajarkan oleh pendeta Dr. Erastus Sabdono dalam “Keselamatan Di Luar Kristen“ pada paragraf akhir di halaman 18:



Mari pertama-tama memperhatikan penjelasan rasul Paulus berikut ini:

Roma 2:17-29 Tetapi, jika kamu menyebut dirimu orang Yahudi dan bersandar kepada hukum Taurat, bermegah dalam Allah, dan tahu akan kehendak-Nya, dan oleh karena diajar dalam hukum Taurat, dapat tahu mana yang baik dan mana yang tidak, dan yakin, bahwa engkau adalah penuntun orang buta dan terang bagi mereka yang di dalam kegelapan, pendidik orang bodoh, dan pengajar orang yang belum dewasa, karena dalam hukum Taurat engkau memiliki kegenapan segala kepandaian dan kebenaran. Jadi, bagaimanakah engkau yang mengajar orang lain, tidakkah engkau mengajar dirimu sendiri? Engkau yang mengajar: "Jangan mencuri," mengapa engkau sendiri mencuri? Engkau yang berkata: "Jangan berzinah," mengapa engkau sendiri berzinah? Engkau yang jijik akan segala berhala, mengapa engkau sendiri merampok rumah berhala? Engkau bermegah atas hukum Taurat, mengapa engkau sendiri menghina Allah dengan melanggar hukum Taurat itu? Seperti ada tertulis: "Sebab oleh karena kamulah nama Allah dihujat di antara bangsa-bangsa lain." Sunat memang ada gunanya, jika engkau mentaati hukum Taurat; tetapi jika engkau melanggar hukum Taurat, maka sunatmu tidak ada lagi gunanya. Jadi jika orang yang tak bersunat memperhatikan tuntutan-tuntutan hukum Taurat, tidakkah ia dianggap sama dengan orang yang telah disunat? Jadi jika orang yang tak bersunat memperhatikan tuntutan-tuntutan hukum Taurat, tidakkah ia dianggap sama dengan orang yang telah disunat? Sebab yang disebut Yahudi bukanlah orang yang lahiriah Yahudi, dan yang disebut sunat, bukanlah sunat yang dilangsungkan secara lahiriah. Tetapi orang Yahudi sejati ialah dia yang tidak nampak keyahudiannya dan sunat ialah sunat di dalam hati, secara rohani, bukan secara hurufiah. Maka pujian baginya datang bukan dari manusia, melainkan dari Allah.

Bangsa Israel seharusnya dapat menjadi: penuntun orang buta dan terang bagi mereka yang di dalam kegelapan, pendidik orang bodoh, dan pengajar orang yang belum dewasa. Mengapa?Karena dalam hukum Taurat engkau memiliki kegenapan segala kepandaian dan kebenaran. Namun yang terjadi sebaliknya: Engkau yang mengajar: "Jangan mencuri," mengapa engkau sendiri mencuri? Engkau yang berkata: "Jangan berzinah," mengapa engkau sendiri berzinah? Engkau yang jijik akan segala berhala, mengapa engkau sendiri merampok rumah berhala?


Apakah ini sebuah situasi temporer pada sebuah waktu atau era? Apakah ini sebuah situasi pada generasi-generasi tertentu Israel saja, dan apakah dengan demikian hukum Taurat tak dapat bekerja menjadi pandu bagi Israel, sebab:” oleh karena kamulah nama Allah dihujat di antara bangsa-bangsa lain?” Seperti ada tertulis, apakah maksudnya? 

0 Ketika Tuhan Mencintaiku:

Oleh: Martin Simamora

IA Tak Pernah Setengah Hati


Sangat berguna untuk terlebih dahulu membaca:”DALAM KEMATIAN


Sekalipun ketika romantisme jiwaku menyelimutiku dan sedang menenggelamkan jiwaku untuk merenangi hingga ke kedalamannya, tetapi harus terus terang kukatakan, kutaksanggup menggapai dasarnya,  karena sebetulnya manusia di sepanjang usia hidupnya, tak pernah menjadi seorang Master atau Doktor cinta. Apa yang sebetulnya terjadi, yang kutemui adalah, ada begitu banyak jurang yang sekalipun sempit namun begitu dalam menjurangkan rasa-rasa cinta untuk mewujud sempurna berdasarkan kemampuanku untuk melahirkannya dan menghadirkannya, apalagi itu hidup dalam keabadian pengharapan yang dilantunkan oleh jiwa cinta yang begitu penuh hasrat. 

Seharusnya sebagaimana telah saja jadwalkan dalam skemaku, seharusnya sekarang sudah masuk ke “Tinjauan 6G,” tetapi, yang ini harus terlebih dahulu kutuliskan.


Bagaimana Tuhan? Pernahkan Ia  menunjukannya pada manusia, bahwa IA mencintainya? Dengan malu-malukah, tersipu-sipukah, atau begitu tajam menghujam jiwamu? Ungkapan cinta-Nya telah begitu kuat untuk memesona jiwaku. Seharusnya, siapapun juga yang membacanya tak akan sanggup untuk berkata bahwa Tuhan itu sesuatu yang abstrak dan tidak tertarik untuk membangun jalinan atau hubungan cinta yang begitu personal, mesra sampai-sampai itu menghasut jiwamu untuk bukan saja menyandarkan jiwamu kepada-Nya, tetapi menyerahkan dirimu  kepada-Nya, agar: Dia yang membina hidupmu, Dia yang merancangkan dan mewujudkan masa depanmu, dan hanya pada-Nya saja cinta sucimu di dunia ini.


Ketika Tuhan  menunjukan cintanya, maka tak ada satupun manusia yang dapat mengatakan dan mewujudkannya sebagaimana Dia. Perhatikanlah ini:


Yesaya 49:15-16 Dapatkah seorang perempuan melupakan bayinya, sehingga ia tidak menyayangi anak dari kandungannya? Sekalipun dia melupakannya, Aku tidak akan melupakan engkau. Lihat, Aku telah melukiskan engkau di telapak tangan-Ku; tembok-tembokmu tetap di ruang mata-Ku.

0 Tinjauan Pengajaran Pdt. Dr. Erastus Sabdono Pada Keselamatan Di Luar Kristen (6.F)



Oleh: Martin Simamora

“Yesus Sang  Mesias, Satu-Satunya Benih Yang  Dijanjikan Kepada “Manusia” Di Eden, Untuk Menaklukan Pemerintahan Iblis Atas Umat Manusia(6.F)”


Sangat penting untuk dicamkan, ketika dinyatakan bahwa Yesus adalah satu-satunya jalan, kebenaran, dan hidup [Yohanes 14:6], maka ini bukan sebuah kebenaran  kategorial atau hanya sebatas pada pemegang Kitab Suci tertentu. Bahwa Ia satu-satunya jalan dan kebenaran dan hidup, karena hanya ada satu Tuhan pencipta langit, bumi, manusia beserta segala isinya yang menentukan apakah itu kekudusan, apakah itu keadilan dan apakah itu kasih berdasarkan diri-Nya sendiri karena kekudusan-Nya, keadilan-Nya dan kasih-Nya telah ada jauh sebelum adanya semua ciptaan itu sendiri, sebagaimana Ia ada di dalam kekekalan yang tak terselami dan tak terukurkan. Siapakah yang sanggup menghitung kekekalan dalam durasi dunia, setidak-tidaknya pada sebelum ada apa yang disebut ciptaan itu. Setidaknya  untuk dapat memahami bagaimanakah kasih, kekudusan, dan kekekalan itu bekerja dan memerintah di dalam kekekalan. Sampai secercah sinar kebenaran menyeruak dalam Kitab Musa pertama, kita dapat melihat sedikit dari kemuliaan-Nya yang tunggal itu:

●Kejadian 2:15-17TUHAN Allah mengambil manusia itu dan menempatkannya dalam taman Eden untuk mengusahakan dan memelihara taman itu. Lalu TUHAN Allah memberi perintah ini kepada manusia: "Semua pohon dalam taman ini boleh kaumakan buahnya dengan bebas, tetapi pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat itu, janganlah kaumakan buahnya, sebab pada hari engkau memakannya, pastilah engkau mati."

Ketika membaca ini, maka DIA adalah satu-satunya jalan, kebenaran dan hidup. Ketika ketetapan yang tak hanya tunggal  tetapi absolut ini dilanggar maka “pastilah engkau mati,” terjadi. Tak ada satu saja ruang untuk: bertobat, membangun kembali komitmen untuk mentaati-Nya secara lebih baik, atau memperbaiki kekudusan hidup. Tidak ada. Apa yang terjadi  pada manusia kala melanggar adalah sebuah konsekuensi fatal yang tak dapat dipulihkan manusia itu, bagaimanapun caranya dan semenyesal apapun juga:

●Kejadian 3:2-7 Lalu sahut perempuan itu kepada ular itu: "Buah pohon-pohonan dalam taman ini boleh kami makan, tetapi tentang buah pohon yang ada di tengah-tengah taman, Allah berfirman: Jangan kamu makan ataupun raba buah itu, nanti kamu mati." Tetapi ular itu berkata kepada perempuan itu: "Sekali-kali kamu tidak akan mati, tetapi Allah mengetahui, bahwa pada waktu kamu memakannya matamu akan terbuka, dan kamu akan menjadi seperti Allah, tahu tentang yang baik dan yang jahat." Perempuan itu melihat, bahwa buah pohon itu baik untuk dimakan dan sedap kelihatannya, lagipula pohon itu menarik hati karena memberi pengertian. Lalu ia mengambil dari buahnya dan dimakannya dan diberikannya juga kepada suaminya yang bersama-sama dengan dia, dan suaminyapun memakannya. Maka terbukalah mata mereka berdua dan mereka tahu, bahwa mereka telanjang; lalu mereka menyemat daun pohon ara dan membuat cawat.

●Kejadian 3:11 Firman-Nya: "Siapakah yang memberitahukan kepadamu, bahwa engkau telanjang? Apakah engkau makan dari buah pohon, yang Kularang engkau makan itu?"


Sebuah pelanggaran saja, maka manusia itu segera menjadi malu dan mendapatkan diri mereka telanjang. Ketakpantasan berdiri dihadapan Allah segera menyeruak dan mengusai diri mereka. Dosa telah membuat mereka tak berani lagi menghampiri kedatangan Allah yang masih mau menyapa mereka!

Bagaimana mungkin hanya satu kali melanggar maka mati? Masakan IA begitu kaku? Sekudus itukah IA? Selurus itukah IA? Masakan IA tak memahami bahwa aku tak berdaya terhadap muslihat iblis?

0 Tinjauan Pengajaran Pdt. Dr. Erastus Sabdono Pada Keselamatan Di Luar Kristen (6.E)



Oleh: Martin Simamora

“Yesus Sang  Mesias, Satu-Satunya Anak Domba Allah Yang  Memberikan Pembebasan Dari Segala Dosa, Karena Hukum Musa Tak Dapat Memberikannya(6.E)”




Pemberitaan Injil Kerajaan Sorga sejak di Yerusalem pada hakikatnya memang pertama-tama memberikan bidikan khusus pada orang-orang Yahudi, sebab  Yesus sendiri secara khusus membidik orang-orang Israel secara khusus pada tempat pertama. Mari kita memperhatikan hal-hal berikut ini:

Yohanes 5:39-40 Kamu menyelidiki Kitab-kitab Suci, sebab kamu menyangka bahwa oleh-Nya kamu mempunyai hidup yang kekal, tetapi walaupun Kitab-kitab Suci itu memberi kesaksian tentang Aku, namun kamu tidak mau datang kepada-Ku untuk memperoleh hidup itu.


Yohanes 5:46 Sebab jikalau kamu percaya kepada Musa, tentu kamu akan percaya juga kepada-Ku, sebab ia telah menulis tentang Aku.


Lukas 24:26-27 Bukankah Mesias harus menderita semuanya itu untuk masuk ke dalam kemuliaan-Nya?" Lalu Ia menjelaskan kepada mereka apa yang tertulis tentang Dia dalam seluruh Kitab Suci, mulai dari kitab-kitab Musa dan segala kitab nabi-nabi.


Lukas 4:23 Yesuspun berkeliling di seluruh Galilea; Ia mengajar dalam rumah-rumah ibadat dan memberitakan Injil Kerajaan Allah serta melenyapkan segala penyakit dan kelemahan di antara bangsa itu.

Kehendak Yesus adalah: agar orang-orang Yahudi percaya bahwa Kitab-Kitab Suci sedang menuliskan tentang dirinya, sebagai sumber kehidupan atau pemberi hidup. Yesus bahkan berkata:”Jikalau kamu percaya kepada Musa, tentu kamu akan percaya kepada-Ku, sebab ia telah menulis tentang Aku.” Betapa itu bukan saja sangat penting tetapi Yesus sedang menyatakan bahwa dirinya merupakan kegenapan pada apa yang sedang dinyatakan oleh Kitab-Kitab Suci, termasuk Musa! Pemberitaan ini dinyatakan Yesus sebagai memberitakan Injil Kerajaan Allah, sebuah pemberitaan yang pada dasarnya merupakan berita dirinya sendiri, sebagaimana juga nabi Yohanes  sedang memberitakan dirinya saat berseru: “Bertobatlah, sebab Kerajaan Sorga sudah dekat!”-Yoh 3:2, sebuah peristiwa yang telah dituliskan jauh sebelumnya oleh nabi Yesaya:” Sesungguhnya dialah yang dimaksudkan nabi Yesaya ketika ia berkata: "Ada suara orang yang berseru-seru di padang gurun: Persiapkanlah jalan untuk Tuhan, luruskanlah jalan bagi-Nya-Matius 3:3." Sehingga memang, di sini, Yesus memberitakan dirinya adalah kabar baik itu sendiri, yaitu bahwa benar sesuai Kitab Suci: “Dia yang dinantikan kedatangannya dan telah dituliskan oleh para nabi, termasuk Musa.” Yesus tidak sama sekali mengabarkan kembali kebenaran berdasarkan taat pada hukum Taurat, tetapi malah memperkenalkan dirinya sebagai Sang Penggenap Hukum Taurat itu. Sangat penting untuk diperhatikan, pondasi pemberitaan dirinya adalah: datanglah kepadaku untuk mendapatkan hidup.


Inilah yang diberitakan Yesus di rumah-rumah ibadat Yahudi, bahwa diri-Nya saja yang dapat memberikan kehidupan, sehingga tidak binasa. Setelah penolakan  bangsa Yahudi dan penyalibannya, hingga kematian dan kebangkitannya, sampai kenaikannya ke sorga, itupun merupakan wujud dan isi pemberitaan injil mulai dari Yerusalem, oleh para rasul Kristus.

0 Tinjauan Pengajaran Pdt. Dr. Erastus Sabdono Pada Keselamatan Di Luar Kristen (6.D)

Oleh: Martin Simamora

“Hukum Taurat Tidak Lagi Bekerja Karena Dia Yang Dinantikan Para Nabi Telah Datang (6.D)”


Pengajaran Yesus Kristus dalam perumpamaan penggarap anggur  sebagaimana dicatat dalam Matius 21:37-45, dan telah saya sajikan dalam bagian sebelumnya, memang telah menjadi pondasi tunggal bagi pemberitaan injil Kerajaan Allah kepada semua bangsa, agar barangsiapa yang menjadi percaya, selamat. Bukan hanya itu, sebab memiliki pasangannya, sehingga menjadikan perumpamaan itu satu-satunya kebenaran dari mulut Yesus sendiri yang menghakimi bangsa Yahudi sendiri dalam penyelamatan yang hendak dilakukannya, bahwa tak akan pernah ada kebenaran lainnya bagi mereka selain harus mengikut-Nya, sebab Ia telah menggenapi hukum Taurat dan kitab para nabi [Matius 5:17]. Penolakan mereka terhadap Yesus telah menggenapi apa yang tertulis dalam Kitab Suci- Maz 118:22, bahwa Dialah batu yang dibuang oleh tukang-tukang bangunan [Matius 21:37-45]. Itu pun telah  menjadi dasar bagi para rasul untuk menghakimi bangsanya sendiri sebagai rasul-rasul Kristus yang telah diperintahkan-Nya untuk menyampaikan segala sesuatu yang telah diajarkan-Nya [Matius 28:20; Lukas 24:44-48], dan demikianlah yang disampaikan oleh rasul Yohanes dan rasul Petrus, ketika mereka diperiksa oleh Imam Besar Hanas dan Kayafas, Yohanes dan Aleksander dan semua orang lain yang termasuk keturunan Imam Besar (Kisah Para Rasul 4:6) dengan sebuah pertanyaan yang begitu tajam: "Dengan kuasa manakah atau dalam nama siapakah kamu bertindak demikian itu?" Rasul Yohanes dan rasul Petrus ditangkap oleh para imam karena mereka memberitakan kebangkitan Yesus, itu telah membangkitkan kemarahan yang begitu besar pada kelompok imam besar, orang-orang Saduki sehingga mereka dengan bantuan kepala pengawal Bait Allah menangkap mereka berdua (Kisah Para Rasul 4:1-2)untuk kemudian dipenjara (ayat 3).


Rasul Yohanes dan rasul Petrus, dengan kuasa  manakah atau dalam nama siapakah mereka bertindak? Apa yang dilakukan oleh Yohanes dan Petrus memang tidak berdaya sama sekali untuk dilakukan oleh para imam Yahudi, sementara orang tersebut sejauh pemandangan mata mereka: “Di situ ada seorang laki-laki, yang lumpuh sejak lahirnya sehingga ia harus diusung. Tiap-tiap hari orang itu diletakkan dekat pintu gerbang Bait Allah, yang bernama Gerbang Indah, untuk meminta sedekah kepada orang yang masuk ke dalam Bait Allah. Ketika orang itu melihat, bahwa Petrus dan Yohanes hendak masuk ke Bait Allah, ia meminta sedekah. Mereka menatap dia dan Petrus berkata: "Lihatlah kepada kami." Lalu orang itu menatap mereka dengan harapan akan mendapat sesuatu dari mereka. Tetapi Petrus berkata: "Emas dan perak tidak ada padaku, tetapi apa yang kupunyai, kuberikan kepadamu: Demi nama Yesus Kristus, orang Nazaret itu, berjalanlah!" Lalu ia memegang tangan kanan orang itu dan membantu dia berdiri. Seketika itu juga kuatlah kaki dan mata kaki orang itu. Ia melonjak berdiri lalu berjalan kian ke mari dan mengikuti mereka ke dalam Bait Allah, berjalan dan melompat-lompat serta memuji Allah. Seluruh rakyat itu melihat dia berjalan sambil memuji Allah, lalu mereka mengenal dia sebagai orang yang biasanya duduk meminta sedekah di Gerbang Indah Bait Allah, sehingga mereka takjub dan tercengang tentang apa yang telah terjadi padanya- Kisah Para Rasul 3:2-10.”

0 Tinjauan Pengajaran Pdt. Dr. Erastus Sabdono Pada Keselamatan Di Luar Kristen (6.C)

Oleh: Martin Simamora

“Hukum Taurat Tidak Lagi Bekerja Karena Dia Yang Dinantikan Para Nabi Telah Datang (6.C)”




Jadi,dengan demikian, bagaimana menjelaskan relasi antara hukum Taurat dengan Yesus Kristus?[mengenai perihal ini, telah saya jelaskan pada “Tinjauan Pengajaran Pdt. Dr. Eratus (1G)”] Apakah salah satu menggenapi yang  lainnya, atau kedua-duanya ko-eksis atau hidup berdampingan satu sama lain? Kembali, rasul Paulus menjelaskannya bagi kita:

Roma8:3-4 Sebab apa yang tidak mungkin dilakukan hukum Taurat karena tak berdaya oleh daging, telah dilakukan oleh Allah. Dengan jalan mengutus Anak-Nya sendiri dalam daging, yang serupa dengan daging yang dikuasai dosa karena dosa, Ia telah menjatuhkan hukuman atas dosa di dalam daging, supaya tuntutan hukum Taurat digenapi di dalam kita, yang tidak hidup menurut daging, tetapi menurut Roh.

Tidak ada sebuah kehidupan saling berdampingan antara Yesus dan hukum Taurat dengan sebuah pemikiran jikalau ada orang-orang Yahudi yang  berusaha melakukan hukum Taurat termasuk darah anak domba maka mereka akan memiliki kesempatan untuk masuk ke dunia yang baru, sebagaimana yang diajarkan oleh pendeta Dr.Erastus Sabdono. Perhatikan  sub bagian yang menjadi fokus tinjauan kali ini:



Rasul Paulus menjelaskan, pertama: hukum Taurat tidak mungkin memberikan kehidupan kekal karena manusia tidak berdaya untuk melakukannya, dan kedua: Allah sendiri telah melakukan apa yang tidak mungkin dilakukan hukum Taurat dengan jalan mengutus Anak-Nya sendiri sebagai satu-satunya yang dapat menggenapi hukum Taurat di dalam keserupaannya dengan kita, yaitu berdaging. Daging yang sama dengan manusia, yang dapat digoda oleh dosa. Hanya saja, Yesus dalam keadaan yang demikian tidak pernah berdosa [Ibrani 4:15 Sebab Imam Besar yang kita punya, bukanlah imam besar yang tidak dapat turut merasakan kelemahan-kelemahan kita, sebaliknya sama dengan kita, Ia telah dicobai, hanya tidak berbuat dosa]. karena  Ia telah menggenapi  tuntutan hukum Taurat itu bukan saja bagi dirinya tetapi penggenapannya juga bekerja bagi orang yang percaya kepada-Nya.


Apakah dasarnya untuk menyatakan bahwa hukum Taurat itu sama sekali tak dapat menjadi JALAN bahkan untuk sekedar masuk ke dalam dunia yang baru?Satu-satunya jawaban untuk ini, yaitu: karena hukum Taurat tidak mungkin memberikan pada manusia kehidupan oleh kekuatan kemanusiaan atau kedagingan manusia itu sendiri untuk menanggapi kekudusan sebagai jalan dan penentu keselamatan.


Paulus tidak mengada-ada, sebab Yesus Sang Mesias membenarkannya atau Yesuslah sumber pengajarannya.

0 Tinjauan Pengajaran Pdt. Dr. Erastus Sabdono Pada Keselamatan Di Luar Kristen (6.B)

Oleh: Martin Simamora

“Kompleksitas Etimologi Dosa Tidak Hendak Menunjukan Keberagaman Jalan Keselamatan, Sebab Hanya Ada Satu Yang Dapat Menarik Keluar Manusia Dari Kuasa  Dosa (6.B)”


Apakah kesuksesan bangsa Israel untuk mentaati hukum Taurat akan menentukan kesuksesan Allah dalam menghadirkan Mesias melalui bangsa ini? Inilah yang menjadi fokus tinjauan kali ini. Pemikiran sedemikian telah menjiwai pengajaran pendeta Dr. Erastus Sabdono, sebagaimana yang dinyatakannya  dalam buku “Keselamatan Di Luar Kristen”:

▓“Bila bangsa Israel tidak hidup sesuai dengan hukum torat, maka sebagai akibatnya rencana Allah atas bangsa itu bisa gagal. Rencana Allah atas Israel adalah mewarisi pengenalan akan Allah dan melahirkan Messias di tengah-tengah bangsa itu. Dalam hal ini kita temukan dalam hidup bangsa Israel terdapat rencana dan pengaturan Allah.Rencana dan pengaturan tersebut dikenakan mutlak atau diberlakukan bagi “umat pilihan Allah.” Berkenaan dengan ini Paulus memakai kata parabasis, bahwa dosa adalah gerakan membelok dari jalan yang lurus. Dalam bahasa Inggris diterjemahkan dengan transgression.”

Ini merupakan bagian dari pelajaran 6 pada situs Rhema Church Australia, namun tidak turut tersaji, sehingga di sini disajikan dari buku karya pendeta Erastus dengan judul yang sama, dan anda dapat membaca di sini:



Apa yang harus dijawab dalam fokus tinjauan kali ini, adalah: benarkah rencana Allah dapat gagal karena kegagalan Israel untuk hidup dalam atau untuk menaati hukumTaurat, atau dengan kata lain, benarkah Allah begitu bergantung pada perilaku manusia yang kebenarannya berdasarkan pada ketaatan terhadap  hukum Taurat, untuk mewujudkan rencana keselamatan-Nya bagi manusia di dunia ini?

0 Tinjauan Pengajaran Pdt. Dr. Erastus Sabdono Pada Keselamatan Di Luar Kristen (6.A)

Oleh: Martin Simamora

“Kompleksitas Etimologi Dosa Tidak Hendak Menunjukan Keberagaman Jalan Keselamatan, Sebab Hanya Ada Satu Yang Dapat Menarik Keluar Manusia Dari Kuasa  Dosa (6.A)”





Senyata apakah Yesus Sang Mesias itu adalah Terang Dunia dan senyata apakah bahwa manusia itu berada di dalam ketakberdayaan atas apa yang hanya Allah bisa mengatasinya sehingga dapat disebut Juruselamat manusia. Dua realitas itu dapat dikerucutkan menjadi: seluas apakah keselamatan yang dikerjakan oleh Sang Mesias itu bagi manusia. Jawaban cepatnya: seluas dan melampaui kayanya terminologi-terminologi dosa yang digambarkan begitu tajam pada sejarah manusia oleh para penulis Kitab-Kitab Suci itu.


Yesus Sang Mesias itu menunjukan hal itu dalam nada-nada yang penuh peringatan dan penuh penegasan akan 2 realitas itu yang secara langsung berkait dengan dirinya sendiri, sebagaimana telah ditunjukannya dalam pernyataan ini:

Yohanes 8:12 Maka Yesus berkata pula kepada orang banyak, kata-Nya: "Akulah terang dunia; barangsiapa mengikut Aku, ia tidak akan berjalan dalam kegelapan, melainkan ia akan mempunyai terang hidup."

Yohanes 12:27 Sekarang jiwa-Ku terharu dan apakah yang akan Kukatakan? Bapa, selamatkanlah Aku dari saat ini? Tidak, sebab untuk itulah Aku datang ke dalam saat ini.

Yohanes 12:28-30 Bapa, muliakanlah nama-Mu!" Maka terdengarlah suara dari sorga: "Aku telah memuliakan-Nya, dan Aku akan memuliakan-Nya lagi!" Orang banyak yang berdiri di situ dan mendengarkannya berkata, bahwa itu bunyi guntur. Ada pula yang berkata: "Seorang malaikat telah berbicara dengan Dia." Jawab Yesus: "Suara itu telah terdengar bukan oleh karena Aku, melainkan oleh karena kamu.

Peristiwa Yohanes 12:28-30 adalah momentum  termulia di hadapan orang banyak tepat saat dia menyatakan bahwa tujuan kedatangan-Nya ke dunia ini terkait dengan ketakberdayaan manusia dengan mengalami apa yang menjadi ketakberdayaan manusia itu [Yohanes 12:27] untuk pada akhirnya menaklukannya hanya pada dirinya sendiri, secara kokoh di hadapan penguasa dunia tanpa perbantahan. Menjadikan diri Sang Mesias sebagai satu-satunya keselamatan atas penguasaan kuasa dosa yang begitu kaya dengan karya mautnya atas manusia, tepat sebagaimana telah dilukiskan oleh para penulis perjanjian lama. Ia sendiri, bahkan, menyelenggarakan penghakiman atas penguasa dunia ini:

Yohanes 12:31 Sekarang berlangsung penghakiman atas dunia ini: sekarang juga penguasa dunia ini akan dilemparkan ke luar

Ia memiliki keluasan penanggulangan dosa melampaui keragaman terminologi-terminologi dosa itu sendiri, karena Ia saja yang berkuasa untuk menghakimi bapa segala kuasa untuk perbuatan-perbuatan dosa tersebut, sekaligus menghempaskan takhta penguasa dunia beserta kuasa dosanya.

0 Tinjauan Pengajaran Pdt. Dr. Erastus Sabdono Pada Keselamatan Di Luar Kristen (5.O- Selesai)

Oleh: Martin Simamora 

Benarkah Karena Tidak Menolak Injil Hingga Ke Tingkat Penghinaan Maka  Ada Kebenaran Lain Di Luar Kristus (5.O-Selesai)





Jikalau seseorang sungguh mengasihi Yesus, maka ia akan sungguh-sungguh memperhatikan perintah-Nya ini:

Yohanes 14:23 Jawab Yesus: "Jika seorang mengasihi Aku, ia akan menuruti firman-Ku dan Bapa-Ku akan mengasihi dia dan Kami akan datang kepadanya dan diam bersama-sama dengan dia.


Jikalau seorang berkata ia mengasihi Yesus namun telah memperlakukan firman-Nya diluar apa yang dimaksudkan-Nya atau dikehendaki-Nya, maka inilah yang sebenarnya terjadi:

Yohanes 14:24 Barangsiapa tidak mengasihi Aku, ia tidak menuruti firman-Ku; dan firman yang kamu dengar itu bukanlah dari pada-Ku, melainkan dari Bapa yang mengutus Aku.


Seorang yang mengaku mengasih Tuhan dan berdiri dihadapan jemaat Tuhan sebagai seorang guru kebenaran, tentu harus menyadari bahwa lidahnya tidak boleh melahirkan berbagai pengajaran berdasarkan kehendaknya sendiri, selain apa yang menjadi kehendak-Nya yang telah dinyatakan dalam Alkitabmu.


Tepat sebagaimana para rasul yang tak mungkin mengajar atau bahkan melakukan interpretasi sehingga sedemikian rupa menjadi begitu berlawanan dengan maksud Yesus yang dinyatakan oleh Roh Kudus bagi mereka:

Yohanes 14:26 tetapi Penghibur, yaitu Roh Kudus, yang akan diutus oleh Bapa dalam nama-Ku, Dialah yang akan mengajarkan segala sesuatu kepadamu dan akan mengingatkan kamu akan semua yang telah Kukatakan kepadamu.


Tepat sebagaimana Roh Kudus yang tak akan berkata dari dirinya sendiri, selain dari apapun yang telah dikemukakan oleh Yesus sendiri:

Yohanes 16:13-15 Tetapi apabila Ia datang, yaitu Roh Kebenaran, Ia akan memimpin kamu ke dalam seluruh kebenaran; sebab Ia tidak akan berkata-kata dari diri-Nya sendiri, tetapi segala sesuatu yang didengar-Nya itulah yang akan dikatakan-Nya dan Ia akan memberitakan kepadamu hal-hal yang akan datang. Ia akan memuliakan Aku, sebab Ia akan memberitakan kepadamu apa yang diterimanya dari pada-Ku. Segala sesuatu yang Bapa punya, adalah Aku punya; sebab itu Aku berkata: Ia akan memberitakan kepadamu apa yang diterimanya dari pada-Ku."

Apakah yang akan diberitakan oleh Roh Kudus berdasarkan apa  yang telah diterimanya dari Sang Mesias itu? Inilah yang diberitakan oleh Roh Kudus tersebut:

Yohanes 16:7-11Namun benar yang Kukatakan ini kepadamu: Adalah lebih berguna bagi kamu, jika Aku pergi. Sebab jikalau Aku tidak pergi, Penghibur itu tidak akan datang kepadamu, tetapi jikalau Aku pergi, Aku akan mengutus Dia kepadamu. Dan kalau Ia datang, Ia akan menginsafkan dunia akan dosa, kebenaran dan penghakiman; akan dosa, karena mereka tetap tidak percaya kepada-Ku; akan kebenaran, karena Aku pergi kepada Bapa dan kamu tidak melihat Aku lagi; akan penghakiman, karena penguasa dunia ini telah dihukum.

Roh Kudus datang untuk menginsafkan dunia akan dosa- ini adalah sebuah penghakiman oleh Roh Kudus sebab ini terkait dengan “penguasa dunia ini telah dihukum [bandingkan dengan pernyataan Yesus bahwa penghukuman atas penguasa dunia ini terkait dengan apa yang telah dilakukannya di Salib dalam kematian dan kebangkitannya: “Tidak banyak lagi Aku berkata-kata dengan kamu, sebab penguasa dunia ini datang dan ia tidak berkuasa sedikitpun atas diri-Ku Tetapi supaya dunia tahu, bahwa Aku mengasihi Bapa dan bahwa Aku melakukan segala sesuatu seperti yang diperintahkan Bapa kepada-Ku, bangunlah, marilah kita pergi dari sini- Yoh 14:30-31"].
Anchor of Life Fellowship , Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah, itu bukan hasil pekerjaanmu: jangan ada orang yang memegahkan diri - Efesus 2:8-9