F O K U S

Nabi Daud Tentang Siapakah Kristus

Ia Adalah Seorang Nabi Dan Ia Telah   Melihat Ke Depan Dan Telah Berbicara Tentang Kebangkitan Mesias Oleh: Blogger Martin Simamora ...

Showing posts with label Kemuliaan Kristus. Show all posts
Showing posts with label Kemuliaan Kristus. Show all posts

0 Kristus dan Kerajaan Allah (B)


Ia Mengutus Mereka Untuk Memberitakan Kerajaan Allah
Oleh: Blogger Martin Simamora


A. Kerajaan dengan Kuasa Pemerintahan yang Mendominasi Maut
Tidak ada yang lebih penting bagi Yesus untuk memberitakan sebuah Kerajaan yang tak berasal dari dunia ini dan tak mungkin ada didalam dunia ini tanpa dirinya dan kehadirannya sebagai Firman yang telah menjadi manusia, yang kemudian menjadi sentral penggembalaan jemaat oleh para rasul, seperti terlihat pada bagian surat ini: apa yang telah kami lihat dan yang telah kami dengar itu, kami beritakan kepada kamu juga, supaya kamupun beroleh persekutuan dengan kami. Dan persekutuan kami adalah persekutuan dengan Bapa dan dengan Anak-Nya, Yesus Kristus (1Yohanes 1:3).

Sang Mesias senantiasa menjalankan pemerintahan dirinya sebagai pemilik dan pemegang Kerajaan Allah dalam diri-Nya, sebagai manusia yang didalamnya bersemayam Terang Allah (1 Yohanes 1:5 Allah adalah terang dan di dalam Dia sama sekali tidak ada kegelapan).

Sang Kristus datang dengan tujuan yang melekat dengan hakekat dirinya sebagai Dia yang berkuasa menggenapi segala kehendak Bapa tanpa cela baik dalam kuasa, otoritas dan kemuliaan-Nya sebagaimana tercermin dalam salah satu perintah-Nya yang menggerakan pemerintahan-Nya secara penuh kuasa, wibawa dan kemuliaan. Perhatikan bagaimana hal ini disingkapkan Kristus dalam perintahnya kepada 12 murid utamanya:
           
Maka Yesus memanggil kedua belas murid-Nya, lalu memberikan tenaga dan kuasa kepada mereka untuk menguasai setan-setan dan untuk menyembuhkan penyakit-penyakit. Dan Ia mengutus mereka untuk memberitakan Kerajaan Allah dan untuk menyembuhkan orang,…Lalu pergilah mereka dan mereka mengelilingi segala desa sambil memberitakan Injil dan menyembuhkan orang sakit di segala tempat. (Lukas 9:1-2,6)

0 Kristus dan Kerajaan Allah


‘Bagaimana Iblis Dapat Mengusir Iblis?’
Oleh: Blogger Martin Simamora


A. Yesus Kristus dan Kerajaan-Nya
Sementara Yesus tak berseru “aku adalah Allah” secara ekplisit atau gamblang, tetapi Sang Mesias sangat lugas menyingkapkan pemerintahan Kerajaan-Nya secara berdaulat penuh kuasa, ia bahkan masuk ke dalam sebuah dialog yang sukar untuk diterima manusia selama Kristus tak sanggup diterima sebagaimana Sang Mesias menyatakannya- bukan dalam konsepsi siapapun juga.

Sang Kristus secara unik dan kuat memperlihatkan dirinya memiliki sebuah pemerintahan yang mahakuasa dan mahadaulat dalam sebuah kategori eksistensi yang hanya mungkin jika Ia adalah Anak Allah dan  sungguh tak terpisahkan dari Kerajaan Allah sementara Ia adalah Firman yang menjadi manusia, bahkan sekalipun ia tak menghendaki semua mengetahui pada saat itu, kerajaan maut tak dapat menyangkali kuasa pemerintahan Kristus. Mari perhatikan ini sebentar:
         
Bilamana roh-roh jahat melihat Dia, mereka jatuh tersungkur di hadapan-Nya dan berteriak: "Engkaulah Anak Allah." Tetapi Ia dengan keras melarang mereka memberitahukan siapa Dia. (Markus 3:11-12)

Dalam perkembangan berikutnya eksistensi Kerajaan Allah yang bersemayam didalam Kristus sebagaimana memang Ia adalah Sang Firman yang menjadi manusia dalam hakekat  tak terpisah atau terlepas darinya di sorga atau dalam hakekat divinitas yang sehakekat dengan Bapa-bukan yang mendekati Bapa atau apalagi lebih rendah dari Bapa sebagai konsekuensi kemerosotan yang diakibatkan tubuh alamiah/daging yang dikenakan Kristus dalam diri Yesus itu sendiri—sebagaimana diajarkan dalam tautan pemikiran atau gagasan bahwa Kristus datang sebagai teladan Corpus Delicti-bukan sebagai Juruselamat dunia dalam penggenapan Kitab Suci, Yesus menunjukan eksistensi Pemerintahan kerajaan-Nya dalam bentuk-bentuk Pemerintahan yang memiliki kuasa untuk memberikan kuasa kepada siapa Ia mau memberikan untuk menunjukan kepada alam semesta bahwa Ia datang sebagai Dia yang yang Mahatinggi dan Berdaulat penuh:

0 Tinjauan Ringkas Natal Yang Nyeleneh: Corpus Delicti & Yesus Yang Kehilangan Kesadarannya Dengan Allah


Dia Yang Telah Menyatakan Diri Dalam Rupa Manusia Adalah Keagungan Rahasia Ibadah Kita
Oleh: Blogger Martin Simamora

A.Natal
Natal sebagai perayaan yang kudus dan mulia, bukan sebuah selebrasi atas sebuah momentum mahapenting yang telah terjadi dan telah berlalu dalam sejarah manusia. Kalau kita memperhatikan sebuah catatan kecil namun begitu penting dalam sebuah epistel, ini begitu nyata jika natal bukan sama sekali sebuah perayaan yang kudus dan mulia yang hanya memerlukan pengenangan dan refleksi spiritual belaka. Kenyataannya adalah: natalnya Sang Kristus adalah jantung hidup iman Kristen, perhatikan ini: Dan sesungguhnya agunglah rahasia ibadah kita: "Dia, yang telah menyatakan diri-Nya dalam rupa manusia, dibenarkan dalam Roh; yang menampakkan diri-Nya kepada malaikat-malaikat, diberitakan di antara bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah; yang dipercayai di dalam dunia, diangkat dalam kemuliaan." (1Tim 3:16). Dikatakan agunglah rahasia ibadah kita, dikatakan demikian, sangat berkaitan erat dengan  salah satu pribadi Tritunggal Kudus: Dia, yang telah menyatakan diri-Nya dalam rupa manusia. Epsitel ini berbicara tentang kehidupan dan penyelenggaraan kehidupan persekutuan  jemaat Tuhan dalam sebuah tatanan yang sama sekali kehidupannya tak bersumber dari kecakapan keorganisasian dan individual-individual pemimpinnya,melainkan pada siapakah yang menjadi sentral dan pelembaganya, yaitu Dia yang telah menyatakan diri-Nya dalam rupa manusia. Natalnya Kristus, dengan demikian, tidak dirayakan sebagai sebuah titik momentum dalam sebuah sejarah tetapi dihidupi bahkan dalam setiap aspek kehidupan Kristen mulai dari kehidupan pribadi, keluarga, bermasyarakat hingga didalam gereja baik sebagai organisasi dan tubuh Kristus universal.

Injil Yohanes  menunjukan bahwa Natal, bukan semacam perayaan yang bersifat festival yang meriah pada momennya dan perlahan meredup disepanjang waktu kedepan hingga datang lagi saat semacam ini. Coba kita membaca injil ini:

0 Kristus dan Christmas

Karena Dialah yang Akan Menyelamatkan Umat-Nya dari Dosa Mereka

Oleh: Martin Simamora
 
Lukisan Master Bertram abad ke-14
A. Kelahiran Sang Kristus & Dosa
Sementara perayaan kelahiran Sang Kristus  dalam segala kekhikmatannya dan dalam refleksi iman bahwa Allah  begitu mengasihi manusia sehingga Ia mengirimkan satu-satunya Juruselamat dunia, harus dicamkan bahwa kelahiran Sang Mesias ini sangat terkait erat dengan problem maha besar bagi manusia di dunia ini. Kelahiran Kristus bukan saja diasosiasikan dengan problem manusia yang tak terpecahkan oleh manusia itu sendiri, tetapi memang Ia dilahirkan kedalam dunia ini untuk satu tujuan besar yang datang dari Allah bagi manusia: karena Dialah yang akan menyelamatkan Umat-Nya dari Dosa mereka. Mari perhatikan injil ini:
           
Tetapi ketika ia mempertimbangkan maksud itu, malaikat Tuhan nampak kepadanya dalam mimpi dan berkata: "Yusuf, anak Daud, janganlah engkau takut mengambil Maria sebagai isterimu, sebab anak yang di dalam kandungannya adalah dari Roh Kudus. Ia akan melahirkan anak laki-laki dan engkau akan menamakan Dia Yesus, karena Dialah yang akan menyelamatkan umat-Nya dari dosa mereka."- (Matius 1:20-21)

Jikalau kita mau memperhatikan secara cermat dan penuh dengan pengakuan keberadaan diri terhadap problem dosa, maka kita melihat satu pesan kuat bahwa dosa pada problemnya setidaknya mengandung 2 elemen kuasa yang mencengkram manusia:

Pertama: dosa memiliki kuasa yang bekerja pada eksistensi umat manusia dalam sebuah cara sedemikian rupa sehingga bukan saja memperbudak namun memegang destinasi akhir umat manusia tanpa dapat dicegahnya untuk terwujud.

Kedua: dosa memiliki kuasa yang bekerja dan memerintah secara supra-kemanusiaan umat manusia sehingga bukan saja melampaui atau mengatasi dunia moralitas atau karakter dan keluhuran/ kemuliaan seorang makhluk manusia, namun menjadikan segala aspek akal budi dan keagungan budi pekerti manusia tidak mampu bahkan untuk sekedar melemahkan dan apalagi menekuk kuasa dosa melalui kinerja-kinerja keluhuran manusia yang dapat dibangun dan dikembangkannya pada tingkat keoptimalannya secara konsisten. Itu sebabnya berbagai upaya membangun moralitas dan keluhuran makhluk manusia menjadi tidak relevan untuk dikontradiksikan atau dioposisikan terhadap kasih karunia Allah, seolah kasih karunia Allah merendahkan atau mengakibatkan pembangunan karakter mulia menjadi tak penting atau bukan hal mulia untuk dibiakan, atau sebaliknya: dengan membangun kemuliaan manusia dalam keoptimalan menjadi salah satu cara mendapatkan perkenanan Allah, walau tanpa Kristus dan tanpa sama sekali mendengarkan injil.

0 Percakapan Suci Di Dekat Sumur Yakub

Sang Mesias Berkuasa Memberikan Kepadamu Air Hidup
Oleh: Martin Simamora


A.Adakah Engkau Lebih Besar dari pada bapa kami Yakub
Siapakah Kristus menjadi sentral dalam injil bukan  dalam konteks yang dapat dipahami oleh dunia pikir manusia walau Ia sendiri telah datang dalam konteks manusia yang seutuhnya. Dalam satu kasus yang sangat signifikan di dekat sumur Yakub dalam sebuah momen yang sangat biasa..begitu normalnya bagi seorang manusia yang haus dan membutuhkan tegukan air sejuk, siapakah Yesus Kristus menjadi topik  yang penting. Kita harus memahami bahwa komplikasi ini muncul karena Yesus dalam kemesiasannya senantiasa menghadirkan kemesiasan yang melampaui pemahaman judaisme di eranya terutama pada makna mesias dan anak Allah. Kita tahu bahwa terminologi anak Allah dan mesias bukanlah hal yang asing dalam judaisme, sebagaimana kitab suci menunjukannya:

Mengenai raja Salomo:
Aku akan menjadi Bapanya, dan ia akan menjadi anak-Ku (2Sam 7:14)

Mengenai Israel
Ketika Israel masih muda, Kukasihi dia, dan dari Mesir Kupanggil anak-Ku itu (Hosea 11;1)

Mengenai Daud
Telah Kutaruh mahkota di atas kepala seorang pahlawan (Mazmur 89:19)

Sehingga berdasarkan teks-teks diatas tersebut,ketika kita membaca catatan injil mengenai Kristus:
          
Inilah permulaan Injil tentang Yesus Kristus, Anak Allah (Markus 1:1)

Maka jawab Simon Petrus: "Engkau adalah Mesias, Anak Allah yang hidup!" (Matius 16:16)

   
tetapi semua yang tercantum di sini telah dicatat, supaya kamu percaya, bahwa Yesuslah Mesias, Anak Allah, dan supaya kamu oleh imanmu memperoleh hidup dalam nama-Nya. (Yohanes 20:31)

Maka gelar yang diurapi dan Anak Allah secara konsepsi bukanlah hal yang unik dan satu-satunya bagi Yesus.Bahkan dalam pemahaman judaisme, dengan demikian, pada mesias sama sekali tidak mengandung keilahian atau kedivinitasan dan demikian juga terminologi anak Allah pun tidak, sampai Yesus menampilkan dirinya sebagai divinitas baik kemesiasannya dan ke-anakAllahan-nya dalam perkataan dan perbuatannya di bumi ini. 

Dengan kata lain, jika Yesus adalah mesias dan raja selanjutnya yang datang sebagai yang diurapi untuk membawa pembebasan dan kemerdekaan dalam pemahaman judaisme, seharusnyalah ia tidak dan bukan yang ilahi dalam cara yang bagaimanapun. Kita juga harus mencamkan bahwa Yahudi begitu ketat dalam memelihara monoteisme.

0 Yang Kudus Dari Allah Telah Menjadi Manusia


Perintah-Nya Tak  Dapat Ditolak Bahkan Oleh Kerajaan Maut

Oleh:Martin Simamora

A.Yang Kudus Dari Allah
Bagi Sang Kristus, tujuan kedatangannya kedalam dunia ini atau dalam bahasa injil Yohanes: pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah….  Firman itu telah menjadi manusia, dan diam di antara kita (Yohanes 1:1,4) secara pasti dan mutlak tidak akan pernah terpisah dari dirinya..sampai kapanpun. Harus dikatakan dengan demikian, oleh sebab siapakah ia akan senantiasa adalah siapakah dia sejak sebelum permulaan dan sejak apa yang disebut sebagai permulaan memiliki apa yang disebut dengan eksistensi. Itu sebabnya permulaan injil Yohanes serba agung dalam menggambarkan siapakah Yesus…bukan dikarenakan sebuah upaya mengkonstruksikan keilahian Kristus hingga pada level tak bedanya dengan Allah. Menyatakan pada mulanya adalah Firman yang bertautan secara agung dengan Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah….ini adalah hakekat Sang Firman itu sendiri, jadi jika dipertanyakan sekudus apakah Kristus…? Maka tidak ada semacam relativitas yang bagaimanapun, tidak juga bisa dikatakan bahwa ketuhanan atau kedivinitasan Kristus adalah divinitas termulia yang sanggup mendekati Allah…Yohanes 1:1 menyatakannya demikian. Lalu apakah keotentikan “Firman itu telah menjadi manusia” bukan sama sekali semacam indikasi kemerosotan kehakekatan  Sang Firman kala menjadi manusia?

Menjawab ini, siapapun wajib memperhatikan mahkota injil Yohanes, yaitu “pada mulanya adalah Firman…Firman itu telah menjadi manusia.” Kristus memiliki identitas yang cenderung membuat dirinya walau menjadi manusia otentik…sekaligus Firman yang otentik. Maksudnya, ini pasti lebih besar dari sekedar julukan, ini haruslah sebuah hakekat-Nya sendiri yang begitu berotoritas secara absolut semacam ini:

         
Oleh firman TUHAN langit telah dijadikan (Mazmur 33:6)

Sebab Dia berfirman, maka semuanya jadi; Dia memberi perintah, maka semuanya ada. (Mazmur 33:9)

0 Ia Memanggil Orang-Orang Berdosa

Yang Mustahil Dipahami Ahli-Ahli Taurat & Orang-Orang Farisi
Oleh: Martin Simamora

A.Dosa, Taurat dan Kristus Sebagai Orang yang Berkuasa
Apa yang membuat Sang Kristus tidak mudah untuk begitu saja disingkirkan dalam pengaruh dan eksistensinya ditengah-tengah masyarakat, karena Kristus mengajar dengan penuh kuasa. Misalkan saja seperti yang diungkapkan dalam injil Markus:
Mereka takjub mendengar pengajaran-Nya, sebab Ia mengajar mereka sebagai orang yang berkuasa, tidak seperti ahli-ahli Taurat.(Markus 1:22)

Publik mengakui bahwa sang Kristus adalah satu-satunya yang berkusa untuk mengajar sebagai orang yang berkuasa…berbanding terbalik dengan ahli-ahli Taurat. Di tangan Kristus, kitab suci yang diajarkannya mengerjakan kuasa..kuasa yang bekerja didalam dan melalui dirinya. Kedua, kita harus memahami secara penuh hormat bahwa Kristus secara sengaja menjadikan rumah-rumah ibadat bukan saja tempat pengajarannya tetapi menjadi tempat terpenting bagi bekerjanya kuasanya sementara ia mengajar dan berdiri dihadapan jemaat sebagai orang yang berkuasa. Kristus membawa masuk jemaat kedalam momentum paling monumental yaitu membuat dirinya dijumpai oleh jemaat-Nya sebagai Sang Penggenap kitab suci didalam rumah ibadah. Karena itulah dalam injil kita dapat membaca momentum semacam ini:
         
Pada waktu itu di dalam rumah ibadat itu ada seorang yang kerasukan roh jahat. Orang itu berteriak: "Apa urusan-Mu dengan kami, hai Yesus orang Nazaret? Engkau datang hendak membinasakan kami? Aku tahu siapa Engkau: Yang Kudus dari Allah." Tetapi Yesus menghardiknya, kata-Nya: "Diam, keluarlah dari padanya!" Roh jahat itu menggoncang-goncang orang itu, dan sambil menjerit dengan suara nyaring ia keluar dari padanya. Mereka semua takjub, sehingga mereka memperbincangkannya, katanya: "Apa ini? Suatu ajaran baru. Ia berkata-kata dengan kuasa. Roh-roh jahatpun diperintah-Nya dan mereka taat kepada-Nya." (Markus 1:23-27)

Didalam rumah-rumah ibadah, sementara ia mengajarkan jemaat berdasarkan kitab suci pada saat yang sama sang mesias secara bertahap mengajarkan jemaat untuk mengenal siapakah dirinya. Bukan hal yang mudah bagi jemaat sebab pertama-tama mereka berurusan dengan hal yang sangat tak lazim. Rumah ibadah telah menjadi tempat paling kental dengan hadirat kemuliaan Allah yang sanggup mengekspos dan mempermalukan kuasa-kuasa kerajaan kegelapan dalam cara yang siapapun tak akan berpikir akan terjadi, seperti halnya ini:

0 Otoritas & Kuasa yang Samakah?


Bukan Kuasa yang Terlalu Berani & Bukan Keilahian Hirarkial
Oleh: Martin Simamora

A.Sang Kristus dan Kuasanya
Apa yang semakin menyukar orang untuk memahami siapakah Yesus Kristus adalah lintasan kehidupannya kerap menyertakan penghadiran kuasa demi kuasa yang bekerja tanpa batasan dan sepenuhnya berdasarkan dirinya sendiri.Theisme yang diyakini oleh religiositas Yahudi tidak akan pernah memberikan tempat kepada semacam ketuhanan yang besar kemudian ada ketuhanan yang sedikit lebih rendah sebagaimana  kita suci memberikan referensinya:

Aku ini TUHAN, itulah nama-Ku; Aku tidak akan memberikan kemuliaan-Ku kepada yang lain atau kemasyhuran-Ku kepada patung.- Yesaya 42:8

Kiranya bangsa-bangsa bersyukur kepada-Mu, ya Allah; kiranya bangsa-bangsa semuanya bersyukur kepada-Mu- Mazmur 67:3

Kehadiran Kristus dengan penghadiran kuasa-demi kuasa dihadapan publik pada puncaknya menempatkan diri mesias pada sebuah lintasan yang tak seharusnya dimiliki oleh seorang manusia, selain hanya Allah. Bagaimana mungkin Allah memberikan kuasa-kuasa demikian dan bahkan lebih tepat lagi harus dikatakan bahwa sang mesias memperlihatkan kuasanya sebagai properti milik diri sendiri yang bekerja berdasarkan kehendak dan perintahnya. Jika berdasarkan ini, disimpulkan Kristus adalah Allah dalam strata yang lebih rendah dari pada Allah Bapa, maka problem terbesarnya akan begitu berbahaya dan membawa kekristenan sebagai sebuah keyakinan yang menanggalkan kebenaran: Aku tidak akan memberikan kemuliaan-Ku kepada yang lain atau kemasyhuran-Ku kepada patung.

Karena itulah kala sang Kristus masuk pada lintasan dirinya dengan kuasa-kuasa demi kuasa yang hanya Allah saja yang memiliki properti demikian, maka hanya satu yang harus dan mutlak untuk dideklrasikan: "Dengan kuasa penghulu setan Ia mengusir setan. (Matius 9:34)" Jelas bahwa orang-orang Farisi sebagai salah satu representatif terhormat dan otoratif untuk menguji dan menentukan siapakah dan bagaimanakah kuasa yang bekerja pada Yesus harus diukurkan, telah melihat tanpa dapat dibantah bahwa kinerja-kinerja kuasa Yesus telah menembus langit yang hanya Allah saja dapat menjangkaunya. 

0 Aku Menyertai Senantiasa Sampai Akhir Zaman


Kepada-Ku Telah Diberikan Segala Kuasa di Sorga dan di Bumi
Oleh:Martin Simamora


A.Kristus Bukan Sekedar Bangkit Dari Kematian
Bagi semua orang Yesus yang telah mati dan dikuburkan bukan saja masa lalu tetapi seorang manusia yang sangat lemah dan tak seberkuasa yang dikatakan dan disangkakan orang. Latar belakang pernyataan Yesus: Kepada-Ku telah diberikan segala kuasa di sorga dan di bumi, bukan sebuah pernyataan deklaratif bahwa ia pada akhirnya memiliki sebuah kuasa yang sebelumnya tak dimiliki. Tidak demikian. Yesus sendiri secara demonstratif telah menunjukan bahwa Ia memang memiliki segala kuasa di sorga dan di bumi. Coba perhatikan sejumlah hal berikut ini:

Jawab Yesus kepada mereka: "Rombak Bait Allah ini, dan dalam tiga hari Aku akan mendirikannya kembali." Lalu kata orang Yahudi kepada-Nya: "Empat puluh enam tahun orang mendirikan Bait Allah ini dan Engkau dapat membangunnya dalam tiga hari?" (Yoh 2:19-20)

Yohanes 8:28-29 Setibanya di seberang, yaitu di daerah orang Gadara, datanglah dari pekuburan dua orang yang kerasukan setan menemui Yesus. Mereka sangat berbahaya, sehingga tidak seorangpun yang berani melalui jalan itu. Dan mereka itupun berteriak, katanya: "Apa urusan-Mu dengan kami, hai Anak Allah? Adakah Engkau ke mari untuk menyiksa kami sebelum waktunya?"

Yohanes 11:39-45 Kata Yesus: "Angkat batu itu!" Marta, saudara orang yang meninggal itu, berkata kepada-Nya: "Tuhan, ia sudah berbau, sebab sudah empat hari ia mati." Jawab Yesus: "Bukankah sudah Kukatakan kepadamu: Jikalau engkau percaya engkau akan melihat kemuliaan Allah?" Maka mereka mengangkat batu itu. Lalu Yesus menengadah ke atas dan berkata: "Bapa, Aku mengucap syukur kepada-Mu, karena Engkau telah mendengarkan Aku. Aku tahu, bahwa Engkau selalu mendengarkan Aku, tetapi oleh karena orang banyak yang berdiri di sini mengelilingi Aku, Aku mengatakannya, supaya mereka percaya, bahwa Engkaulah yang telah mengutus Aku." Dan sesudah berkata demikian, berserulah Ia dengan suara keras: "Lazarus, marilah ke luar!" Orang yang telah mati itu datang ke luar, kaki dan tangannya masih terikat dengan kain kapan dan mukanya tertutup dengan kain peluh. Kata Yesus kepada mereka: "Bukalah kain-kain itu dan biarkan ia pergi." Banyak di antara orang-orang Yahudi yang datang melawat Maria dan yang menyaksikan sendiri apa yang telah dibuat Yesus, percaya kepada-Nya.

Cuplikan-cuplikan diatas telah secara demonstratif menunjukan bahwa Yesus memiliki apa yang disebut segala kuasa di sorga dan di bumi, dalam Ia sebagai manusia…kuasa yang mengerjakan segala sesuatu yang hanya merupakan properti kepunyaan Allah saja yang tak mungkin berbagi dengan siapapun dalam satu relasi yang bersifat hirarkial kuasa, jika demikian maka Yesus sedang merujukan pada semacam politeisme. Dia tidak sama sekali merujukan baik politeisme atau bahkan lebih spesifik lagi keilahian-keilahian hirarkial.

0 Bagaimana Mungkin Hal Itu Terjadi?


Yang Diperbuat Yesus Agar Keselamatan Bagi Manusia Terpelihara Dalam Pemerintahan Kerajaan-Nya
Oleh: Martin Simamora


A.Kemuliaan yang Kumiliki
Salah satu kejanggalan terbesar dari begitu banyak yang bisa didaftarkan adalah saat Kristus membicarakan kemuliaan dirinya. Pertama-tama, ketaklazimannya mencuat bukan saja begitu menjulang tetapi menciptakan kontradiksi-kontradiksi yang tak mungkin untuk dikandung oleh seorang manusia sebagai kemanusiaan sejati yang sekaligus memiliki kedivinitasan yang sehakekat dengan Bapa. Injil Yohanes, misalnya kita ambil sejumlah cuplikan, memberikan catatan penting bagaimana Kristus menyingkapkan kemuliaan dirinya, mari kita perhatikan berikut ini:

Oleh sebab itu, ya Bapa, permuliakanlah Aku pada-Mu sendiri dengan kemuliaan yang Kumiliki di hadirat-Mu sebelum dunia ada (Yohanes 17:5)

Pada hari itu kamu akan berdoa dalam nama-Ku. Dan tidak Aku katakan kepadamu, bahwa Aku meminta bagimu kepada Bapa, sebab Bapa sendiri mengasihi kamu, karena kamu telah mengasihi Aku dan percaya, bahwa Aku datang dari Allah. Aku datang dari Bapa dan Aku datang ke dalam dunia; Aku meninggalkan dunia pula dan pergi kepada Bapa." (Yohanes 16:26-28)

         
Lalu Ia berkata kepada mereka: "Kamu berasal dari bawah, Aku dari atas; kamu dari dunia ini, Aku bukan dari dunia ini. Karena itu tadi Aku berkata kepadamu, bahwa kamu akan mati dalam dosamu; sebab jikalau kamu tidak percaya, bahwa Akulah Dia, kamu akan mati dalam dosamu." (Yohanes 8:23-24)

         
Dan bagaimanakah, jikalau kamu melihat Anak Manusia naik ke tempat di mana Ia sebelumnya berada? (Yohanes 6:62)

Kemuliaan Yesus bukan semacam refleksi dari kemuliaan Dia yang lebih tinggi daripada Yesus Sang Kristus untuk diteruskannya—yang sedang dibicarakannya—tetapi kemuliaan dirinya sendiri yang berada dalam kekekalan sejak kekekalan dalam satu penekanan yang begitu sukar untuk dipahami: kemuliaan yang Kumiliki di hadirat-Mu
Anchor of Life Fellowship , Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah, itu bukan hasil pekerjaanmu: jangan ada orang yang memegahkan diri - Efesus 2:8-9