F O K U S

Nabi Daud Tentang Siapakah Kristus

Ia Adalah Seorang Nabi Dan Ia Telah   Melihat Ke Depan Dan Telah Berbicara Tentang Kebangkitan Mesias Oleh: Blogger Martin Simamora ...

Showing posts with label Corpus Delicti Yesus. Show all posts
Showing posts with label Corpus Delicti Yesus. Show all posts

0 Tinjauan:Pengajaran Pdt.Erastus Sabdono Tentang Corpus Delicti (24/40)



Oleh: Martin Simamora

Sepuluh Bagian Ketiga
Anugerah Allah Tidak Pernah Diberikan Berdasarkan Pembuktian Corpus Delicti dan Tak Pernah Terjadi Kebersalahan Iblis pun Harus Dibuktikan Allah Berdasarkan Corpus Delicti

(Lebih dulu di “Bible Alone”-Jumat, 19 Agustus 2016- telah diedit dan dikoreksi)


Bacalah lebih dulu: “bagian 23 
 

Corpus Delicti Sebuah Ajaran Yang Menista Kuasa Keselamatan Yesus Yang Menaklukan Pemerintahan Iblis  
Mengapa penentangan pada sabda Kristus  dapat berakhir pada sebuah  perlawanan pada Kristus secara frontal atau lebih dari sekedar menista Yesus? Itu karena siapakah Kristus menurut kitab suci dan para nabi yang kita kenal  terdapat dalam perjanjian lama yang dijelaskan oleh Yesus dan para rasul Kristus, dan kala penentangan terhadap sabda Yesus menjadi sebuah perlawanan yang beruwujud merombak pokok-pokok kebenaran keselamatan dari Allah yang diucapkan Yesus maka sang pengajar tak lain tak bukan adalah seteru Kristus   dalam derajat yang begitu keras. Kita perlu menimbang secara ketat peringatan rasul Paulus yang begitu keras:

Galatia 1:6-10 Aku heran, bahwa kamu begitu lekas berbalik dari pada Dia, yang oleh kasih karunia Kristus telah memanggil kamu, dan mengikuti suatu injil lain, yang sebenarnya bukan Injil. Hanya ada orang yang mengacaukan kamu dan yang bermaksud untuk memutarbalikkan Injil Kristus. Tetapi sekalipun kami atau seorang malaikat dari sorga yang memberitakan kepada kamu suatu injil yang berbeda dengan Injil yang telah kami beritakan kepadamu, terkutuklah dia. Seperti yang telah kami katakan dahulu, sekarang kukatakan sekali lagi: jikalau ada orang yang memberitakan kepadamu suatu injil, yang berbeda dengan apa yang telah kamu terima, terkutuklah dia. Jadi bagaimana sekarang: adakah kucari kesukaan manusia atau kesukaan Allah? Adakah kucoba berkenan kepada manusia? Sekiranya aku masih mau mencoba berkenan kepada manusia, maka aku bukanlah hamba Kristus.


Bahkan Kristus di dalam Kitab Wahyu memberikan peringatan yang sangat keras terhadap para pengajar kebenaran palsu yang tak berakar pada diri Kristus dan sabda Kristus sendiri dalam kehidupan berjemaat:

Wahyu 2:1-2 Tuliskanlah kepada malaikat jemaat di Efesus: Inilah firman dari Dia, yang memegang ketujuh bintang itu di tangan kanan-Nya dan berjalan di antara ketujuh kaki dian emas itu. Aku tahu segala pekerjaanmu: baik jerih payahmu maupun ketekunanmu. Aku tahu, bahwa engkau tidak dapat sabar terhadap orang-orang jahat, bahwa engkau telah mencobai mereka yang menyebut dirinya rasul, tetapi yang sebenarnya tidak demikian, bahwa engkau telah mendapati mereka pendusta.


Wahyu 2:12,14 Dan tuliskanlah kepada malaikat jemaat di Pergamus: Inilah firman Dia, yang memakai pedang yang tajam dan bermata dua:… Tetapi Aku mempunyai beberapa keberatan terhadap engkau: di antaramu ada beberapa orang yang menganut ajaran Bileam, yang memberi nasihat kepada Balak untuk menyesatkan orang Israel, supaya mereka makan persembahan berhala dan berbuat zinah.


Wahyu 2:15 Demikian juga ada padamu orang-orang yang berpegang kepada ajaran pengikut Nikolaus.


Terhadap mereka para pengajar atau guru-guru jemaat palsu, Yesus menuntut sebuah pertobatan yang begitu keras:

0 Tinjauan:Pengajaran Pdt.Erastus Sabdono Tentang Corpus Delicti (23/40)



Oleh: Martin Simamora

Sepuluh Bagian Ketiga
Yesus Datang Untuk Menggembalakanmu Sehingga Tidak Seturut Dunia Ini, Bukan Untuk Menuntun Anda Menggenapi Agenda Allah Atasmu Terkait Peradilan Allah Terhadap Iblis

(Lebih dulu di “Bible Alone”-Rabu, 17 Agustus 2016- telah diedit dan dikoreksi)



Bacalah lebih dulu: “bagian 22

Apa yang terjadi sebenarnya di dalam penggembalaan Yesus atas para dombanya selama di dunia ini adalah tak berfungsinya kuasa dan tantanan iblis, sama sekali, untuk menggenapkan tujuan megah penggembalaannya atas anak-anak Allah, yaitu: kebinasaan  didalam iblis:

Iblislah yang menjadi bapamu dan kamu ingin melakukan keinginan-keinginan bapamu. Ia adalah pembunuh manusia sejak semula dan tidak hidup dalam kebenaran, sebab di dalam dia tidak ada kebenaran. Apabila ia berkata dusta, ia berkata atas kehendaknya sendiri, sebab ia adalah pendusta dan bapa segala dusta- Yohanes 8:44

Sementara di dunia ini iblis memang benar-benar dapat menimpakan sebuah bahaya yang aktual sekaligus penuh muslihat atau dusta yang membuat kinerja iblis terhadap manusia, sekali lagi… terhadap manusia, tetap membahayakan, sebab ia adalah pendusta dan bapa segala dusta. Kombinasi ia adalah pembunuh manusia sejak semula dan ia bapa segala dusta akan selalu membuat iblis dikenali  sebagai begitu membahayakan sekaligus membuat manusia tak berkuasa atas  kinerja iblis yang berbasiskan bahwa ia adalah bapa segala dusta dalam cara bagaimanapun, pada posisi apapun untuk membuat setiap manusia tak akan mampu sama sekali untuk mengenali kinerja iblis yang perwujudannya bisa sangat mengagumkan manusia bahkan dalam tatar moral dan keluhuran budi manusia. Membuat manusia sebagai senantiasa mangsa terhadap iblis di dunia  ini, bukan sebaliknya.


Ini membuat penggembalaan Yesus atas setiap domba-dombanya adalah kemutlakan dan membuat Yesus atas setiap manusia menjadi satu-satunya Juruselamat, mengingat dan memperhatikan siapakah ia terhadap iblis:

Yohanes 7:7 Dunia tidak dapat membenci kamu, tetapi ia membenci Aku, sebab Aku bersaksi tentang dia, bahwa pekerjaan-pekerjaannya jahat.

0 Tinjauan:Pengajaran Pdt.Erastus Sabdono Tentang Corpus Delicti (22/40)



Oleh: Martin Simamora

Sepuluh Bagian Ketiga
Yesus Datang Untuk Menggembalakanmu Sehingga Tidak Seturut Dunia Ini

(Lebih dulu di “Bible Alone”-Senin, 15 Agustus 2016- telah diedit dan dikoreksi)



Bacalah lebih dulu: “bagian21

Dunia “biarlah gandum dan lalang tumbuh bersama” dengan demikian adalah dunia yang keras dan menuntut perhatian penuh kepada Sang Gembala mereka dan apakah sabdanya di dunia bagi mereka. Dapat dipastikan satu-satunya kekuatan untuk bertahan dan bertumbuh atau memiliki kehidupan yang produktif hanya didapati dari kehidupan dalam penggembalaan. Sekarang tentu harus dipertanyakan, benarkah harus secara mutlak bergantung pada penggembalaan Kristus  dan apakah yang menjadi sumber bahayanya sehingga manusia dalam berjalan di dunia ini harus bergantung padanya? Terkait hal ini Yesus menunjukan realitas yang tak lain dan tak bukan adalah  kehidupan dunia “biarlah gandum dan lalang tumbuh bersama” yaitu:

Yohanes 10:9-11 Akulah pintu; barangsiapa masuk melalui Aku, ia akan selamat dan ia akan masuk dan keluar dan menemukan padang rumput. Pencuri datang hanya untuk mencuri dan membunuh dan membinasakan; Aku datang, supaya mereka mempunyai hidup, dan mempunyainya dalam segala kelimpahan. Akulah gembala yang baik. Gembala yang baik memberikan nyawanya bagi domba-dombanya;

Yohanes 10:12 sedangkan seorang upahan yang bukan gembala, dan yang bukan pemilik domba-domba itu sendiri, ketika melihat serigala datang, meninggalkan domba-domba itu lalu lari, sehingga serigala itu menerkam dan mencerai-beraikan domba-domba itu.

Teks-teks ini telah memberikan jawaban mendasar sebab Yesus menunjukan realitas dunia ini begitu keras dan membahayakan bagi semua manusia tanpa kecuali sebab berkait dengan siapakah penguasa dunia dan apakah tujuannya pada semua manusia: “Pencuri datang hanya untuk mencuri dan membunuh dan membinasakan.” Yesus sendiri menunjukan kemutlakan dirinya sebagai satu-satunya jalan untuk keluar dari kehidupan dunia semacam itu dengan berkata mengenai dirinya sendiri: “Akulah pintu; barangsiapa masuk melalui Aku, ia akan selamat dan ia akan masuk dan keluar dan menemukan padang rumput.” Kita harus memahami bahwa penggembalaan Yesus memang dapat dikatakan sebagai penggembalaan yang bersifat jasmaniah atau berdasarkan kehadirannya di bumi, memperhatikan konteksnya bahwa ia datang ke dalam dunia dan sekarang sedang tidak menyertai  orang-orang percaya kontemporer atau masa kini. Tetapi, harus dikatakan juga bahwa pernyataan “Akulah pintu” adalah jalan keselamatan satu-satunya terhadapan iblis dan pemerintahannya yang tak sama sekali hadir secara jasmaniah atau secara fisik, ini menunjukan bahwa pemerintahan atau penggembalaan Kristus bersifat jasmaniah dan sekaligus bersifat di sepanjang waktu mengingat kuasa penggembalaannya adalah melindungi para domba terhadap dia yang memerintahkan kegelapan untuk meliputi dunia di sepanjang waktu dunia ini. Sebagaimana Yesus telah menyatakannya sendiri: “Terang telah datang ke dalam dunia, tetapi manusia lebih menyukai kegelapan dari pada terang” (Yohanes 3:19). Pada puncaknya,  kedatangan Yesus sebagai gembala ke dalam dunia ini bukan sekedar untuk menyelamatkan saya dan anda tetapi untuk memberikan kehidupan-Nya kepada setiap yang menjadi gembalaannya: “Akulah gembala yang baik. Gembala yang baik memberikan nyawanya bagi domba-dombanya,” yang akan menjelaskan mengapa kehidupan saya dan anda bukanlah kehidupan menurutku dan menurut anda. 

0 Tinjauan:Pengajaran Pdt.Erastus Sabdono Tentang Corpus Delicti (21/40)

Oleh: Martin Simamora

Sepuluh Bagian Ketiga
Bukan Penggembalaan Menuju Karekater Mulia atau Menjadi Corpus Delicti, Tetapi  Menuju Kepada Terang-Nya Yang Ajaib

(Lebih dulu di “Bible Alone”-Sabtu, 13 Agustus 2016- telah diedit dan dikoreksi)


Bacalah lebih dulu: “bagian 20

Yesus Kristus, haruskah ia menjadi segala-galanya untuk Jawaban dan Kebenaran Bagi manusia di hadapan Allah?
Pertanyaan ini senantiasa menarik sejak semula dan hingga kini sebab pada setiap pengajarannya, dirinyalah yang dijunjung sebagai kebenaran bagi manusia, baik pada bagaimana seharusnya manusia berelasi dengan sesama dan bagaimana seharusnya manusia dapat berelasi dengan Allah, seperti hal-hal berikut ini:

Lukas 10:25-28 Pada suatu kali berdirilah seorang ahli Taurat untuk mencobai Yesus, katanya: "Guru, apa yang harus kuperbuat untuk memperoleh hidup yang kekal?" Jawab Yesus kepadanya: "Apa yang tertulis dalam hukum Taurat? Apa yang kaubaca di sana?" Jawab orang itu: "Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap kekuatanmu dan dengan segenap akal budimu, dan kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri." Kata Yesus kepadanya: "Jawabmu itu benar; perbuatlah demikian, maka engkau akan hidup."


Pada dialog ini sekalipun bisa dilihat adanya perbuatan-perbuatan berbasiskan karakter mulia tetapi bukan sama sekali penggembalaan agar orang yang dibimbing oleh Yesus dapat menjadi berkarakter mulia, tetapi sebuah penggembalaan pada bagaimana untuk memiliki hidup kekal berdasarkan kebenaran yang disabdakannya bukan berdasarkan pandangan manusia, sebagaimana terlihat dari  apa jawaban Yesus terhadap pertanyaan yang diajukan oleh ahli Taurat. Hal kedua yang menunjukan bahwa ini  bukan sama sekali penggembalaan menuju karakter mulia adalah: Yesus secara langsung bertanya kepada si penanya: apakah yang tertulis atau diperintahkan oleh hukum Taurat yang dijawab secara tepat. Jawaban itu merupakan instruksi hukum Taurat itu, ternyata,  sama sekali bukan instruksi bagaimana memiliki karakter mulia sehingga dapat membawa manusia kepada hidup kekal  tetapi sebuah instuksi agar manusia memiliki kasih atau mengasihi Allah secara  tak bercela sebagaimana dikehendaki Allah: “Kasihilah Tuhan, Allahmu dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap kekuatanmu dan dengan segenap akal budimu.” Instruksi ini bukan sama sekali untuk membangun moralitas tetapi bagaimana manusia itu harus memiliki kasih yang sedemikian mulia yang tak menyisakan sedikit saja ruang untuk mengasihi diri sendiri. Dan memang tak perlu sama sekali sebab kalau saja ada seorang terbukti dapat atau mampu menggenapinya maka bukan kehancuran diri atau kekacauan hidup yang terjadi padanya tetapi memiliki kehidupan bersama Allah atau memiliki hidup kekal, tanpa memerlukan kedatangan Yesus dan apalagi sampai perlu mati dikayu salib untuk menggenapi maksud Allah sebagaimana tertulis di dalam kitab suci (Lukas 24:25-27).

0 Tinjauan:Pengajaran Pdt.Erastus Sabdono Tentang Corpus Delicti (20/40)

Oleh: Martin Simamora

Sepuluh Bagian Kedua
Yesus Datang Untuk Memberikan Hidup Yang Berkuasa Atas Kuasa Iblis di Dunia ini, Bukan Untuk Meminta anda menjadi Corpus Delicti Demi Membantu Allah yang Bercela dihadapan Iblis

(Lebih dulu di “Bible Alone”-Rabu, 10 Agustus 2016- telah diedit dan dikoreksi)


Bacalah lebih dulu: “bagian 19

Relasi corpus delicti ala pendeta Dr. Erastus Sabdono pada Yesus Kristus memang tidak pernah terjadi oleh satu sebab tunggal saja: Yesus tak pernah mengalami problem legalistik terhadap iblis sebagaimana yang diajarkan-Nya baik dalam wujud perumpamaan-perumpamaan dan dalam wujud konfrontasi langsung  semacam ini: “Apakah sebabnya kamu tidak mengerti bahasa-Ku? Sebab kamu tidak dapat menangkap firman-Ku. Iblislah yang menjadi bapamu dan kamu ingin melakukan keinginan-keinginan bapamu “(Yoh 8:43:44)” lengkap dengan penghakiman-Nya atas iblis yang berbunyi: “Ia adalah pembunuh manusia sejak semula dan tidak hidup dalam kebenaran, sebab di dalam dia tidak ada kebenaran. Apabila ia berkata dusta, ia berkata atas kehendaknya sendiri, sebab ia adalah pendusta dan bapa segala dusta”(Yoh 8:44). Ia bahkan berkonfrontasi secara terbuka terhadap karya rejim atau pemerintahan iblis di dunia ini:

Lukas 11:14-20 Pada suatu kali Yesus mengusir dari seorang suatu setan yang membisukan. Ketika setan itu keluar, orang bisu itu dapat berkata-kata. Maka heranlah orang banyak. Tetapi ada di antara mereka yang berkata: "Ia mengusir setan dengan kuasa Beelzebul, penghulu setan." Ada pula yang meminta suatu tanda dari sorga kepada-Nya, untuk mencobai Dia. Tetapi Yesus mengetahui pikiran mereka lalu berkata: "Setiap kerajaan yang terpecah-pecah pasti binasa, dan setiap rumah tangga yang terpecah-pecah, pasti runtuh. Jikalau Iblis itu juga terbagi-bagi dan melawan dirinya sendiri, bagaimanakah kerajaannya dapat bertahan? Sebab kamu berkata, bahwa Aku mengusir setan dengan kuasa Beelzebul. Jadi jika Aku mengusir setan dengan kuasa Beelzebul, dengan kuasa apakah pengikut-pengikutmu mengusirnya? Sebab itu merekalah yang akan menjadi hakimmu. Tetapi jika Aku mengusir setan dengan kuasa Allah, maka sesungguhnya Kerajaan Allah sudah datang kepadamu.

Ketika pendeta Erastus Sabdono mengkonsepsi corpus delicti  berdasarkan Bapa mengutus Anak Tunggal-Nya ke dalam dunia untuk menanggung penghukuman dan dapat menjadi corpus delicti bagi anak-anak Allah yang dengan demikian menunjukan seharusnya anak-anak Allah dapat mentaati dan menghormati Bapa secara benar sebagaimana Yesus melakukannya, sehingga dengan demikian dapat membungkam iblis-karena Allah tak memiliki  bukti kejahatan iblis yang kokoh mendakwa dan mempidanakan secara absolut, maka Yesus menunjukan sebaliknya atau menunjukan tak ada sama sekali problem sebagaimana sangkaan pendeta Erastus, terbukti dengan pernyataan Yesus yang berbunyi: tetapi jika Aku mengusir setan dengan kuasa Allah, maka sesungguhnya Kerajaan Allah sudah datang kepadamu. Yesus dan kuasa Allah ternyata berdaulat dan berkuasa untuk membuktikan bahwa iblis adalah sumber kejahatan dan penjahat utama atas segala kejahatan tanpa dapat dielakan oleh iblis dalam cara bagaimanapun. Itu oleh Yesus dikatakan sebagai kedatangan Kerajaan Allah yang  berkuasa penuh untuk membuktikan kesalahan dan mengusir secara memalukan. Jika di dunia ini saja Yesus begitu bebas mempermalukan iblis dalam sebuah tindakan ekstrayudisial (dalam pandangan dunia) maka apalagi dalam sebuah pengadilan “formal” kelak.

0 Tinjauan:Pengajaran Pdt.Erastus Sabdono Tentang Corpus Delicti (19/40)

Oleh: Martin Simamora

Sepuluh Bagian Kedua
Yesus Datang Untuk Memberikan Hidup Yang Berkuasa Atas Kuasa Iblis di Dunia ini, Bukan Untuk Meminta anda menjadi Corpus Delicti Demi Membantu Allah yang Bercela dihadapan Iblis

(Lebih dulu di “Bible Alone”-Senin, 8 Agustus 2016- telah diedit dan dikoreksi)



Bacalah lebih dulu: “bagian 18

Yesus Sang Kristus sendiri memberikan serangkaian pengajaran paling prinsip pada apakah yang harus dilakukan oleh setiap anak-anak Allah di dunia “biarlah gandum dan lalang tumbuh bersama” hingga saat bagi-Nya tiba untuk memerintahkan para penuai-Nya bekerja mengumpulkan setiap kepunyaannya. Mari kita perhatikan serangkaian pengajarannya tersebut:

Matius 25:1-13  Pada waktu itu hal Kerajaan Sorga seumpama sepuluh gadis, yang mengambil pelitanya dan pergi menyongsong mempelai laki-laki. Lima di antaranya bodoh dan lima bijaksana. Gadis-gadis yang bodoh itu membawa pelitanya, tetapi tidak membawa minyak, sedangkan gadis-gadis yang bijaksana itu membawa pelitanya dan juga minyak dalam buli-buli mereka. Tetapi karena mempelai itu lama tidak datang-datang juga, mengantuklah mereka semua lalu tertidur. Waktu tengah malam terdengarlah suara orang berseru: Mempelai datang! Songsonglah dia! Gadis-gadis itupun bangun semuanya lalu membereskan pelita mereka. Gadis-gadis yang bodoh berkata kepada gadis-gadis yang bijaksana: Berikanlah kami sedikit dari minyakmu itu, sebab pelita kami hampir padam. Tetapi jawab gadis-gadis yang bijaksana itu: Tidak, nanti tidak cukup untuk kami dan untuk kamu. Lebih baik kamu pergi kepada penjual minyak dan beli di situ. Akan tetapi, waktu mereka sedang pergi untuk membelinya, datanglah mempelai itu dan mereka yang telah siap sedia masuk bersama-sama dengan dia ke ruang perjamuan kawin, lalu pintu ditutup. Tetapi ia menjawab: Aku berkata kepadamu, sesungguhnya aku tidak mengenal kamu.Kemudian datang juga gadis-gadis yang lain itu dan berkata: Tuan, tuan, bukakanlah kami pintu! Karena itu, berjaga-jagalah, sebab kamu tidak tahu akan hari maupun akan saatnya."

Menunggu hingga datangnya saat bagi setiap orang kepunyaan Kristus untuk menyambut kedatangan mempelai dan masuk  bersama-sama dengannya ke ruang perjamuan kawin, apa yang dimintakan oleh Yesus adalah:berjaga-jagalah! Bagaimana berjaga-berjaga yang dimaksudkan oleh Kristus, itu terkait bagaimana agar terangmu tetap bercahaya sebagaimana yang dikehendaki mempelai. Uniknya, satu-satunya dasar bagi 5 mempelai  untuk luput dari kebodohan atau luput dari kehidupan yang mengabaikan bagaimana ia hidup-apakah memperhatikan pelitanya tetap bercahaya, bukan berdasarkan kekuatan diri (bukankah mengantuk dan lalai memperhatikan cahaya tetap cemerlang??) tetapi berdasarkan “Aku mengenal dia.” Sang Mempelai mengenal mereka  sehingga mereka dapat memiliki kehidupan mengenal-Nya yang memandu mereka terhindar dari situasi mengerikan ini: “Gadis-gadis yang bodoh berkata kepada gadis-gadis yang bijaksana: Berikanlah kami sedikit dari minyakmu itu, sebab pelita kami hampir padam


Perhatikan. Semua yang menantikan Yesus memiliki kelemahan-kelemahan jiwa dan daging dalam menantikan saat kedatangan Yesus Sang Mempelai. Mereka semua dapat menjadi   begitu datar dalam pengharapan akan kedatangan Yesus kembali sebab begitu lama bahkan berpikir mengapa tak datang-datang juga? Namun sekalipun demikian apa yang dikehendaki oleh Yesus adalah: tetaplah berjaga-jaga dan tetaplah berpengharapan sekalipun jiwa dapat letih sehingga bisa berpikir mengapa tak datang-datang. Hanya yang mengenal Allah secara benar dapat mentaati dan tinggal di dalam firman Yesus ini. Lima yang bijaksana adalah mereka yang jelas-jelas tetap setia kepada firman Kristus dan tetap berpengharapan tinggi dalam keletihan menanti. Itu sebabnya mereka  tetap memiliki minyak yang berarti iman mereka tetap hidup menyala atau mereka tetap hidup di dalam  firman Kristus. Sementara yang bodoh jelas sekali terlihat sudah masa bodoh dan tak mempedulikan apakah pelita mereka tetap akan bersinar cemerlang ataukah sudah mau padam, jelas sebuah bentuk penghidupan  pengikut Kristus yang tak sejati sebab bahkan tak lagi percaya ia benar-benar akan datang. Di sini, sama sekali tak ada instruksi Yesus: berjuanglah menjadi corpus delicti yang akan berguna bagi Bapa untuk mendakwa iblis, tetapi: berjaga-jagalah sehingga saat Aku datang engkau dapat masuk bersama-sama dengan aku ke dalam jamuan perkawinanku sebab engkau sungguh-sungguh hidup dalam pengenalan akan Aku dan Aku mengenalmu. Tentu kita harus mengingat fundamental pengejaran Yesus ini berasal dari pengajaran Yesus sendiri: “Akulah gembala yang baik dan Aku mengenal domba-domba-Ku dan domba-domba-Ku mengenal Aku sama seperti Bapa mengenal Aku dan Aku mengenal Bapa, dan Aku memberikan nyawa-Ku bagi domba-domba-Ku. Ada lagi pada-Ku domba-domba lain, yang bukan dari kandang ini; domba-domba itu harus Kutuntun juga dan mereka akan mendengarkan suara-Ku dan mereka akan menjadi satu kawanan dengan satu gembala”- Yoh 10:14-16.

0 Tinjauan:Pengajaran Pdt.Erastus Sabdono Tentang Corpus Delicti (18/40)

Oleh: Martin Simamora

Sepuluh Bagian Kedua
Biarlah Gandum dan Lalang Tumbuh Bersama: Sebuah Kehidupan Dalam Kerajaan Allah di Dunia Ini Sementara Waktu Penuaian Menanti Saatnya

(Lebih dulu di “Bible Alone”-Sabtu, 6 Agustus 2016- telah diedit dan dikoreksi)




Bacalah lebih dulu: “bagian 17

Melakukan Kehendak Bapa Adalah Sebuah Kehidupan Baru Yang Datang Dari Kerajaan Allah Sementara Lalang Dibiarkan Tumbuh Menghimpitmu

Bahkan di dalam dunia yang dinyatakan Yesus dalam umpama: “biarkanlah gandum dan lalang tumbuh bersama.” Menimbang realitas yang begitu keras bagi kehidupan manusia maka memang kehidupan anak-anak Allah itu sendiri haruslah berdasarkan kehidupan yang dilahirkan oleh Allah sementara ia hidup di dalam dunia yang diperintah oleh kuasa kegelapan atau di dunia di mana lalang tetap dibiarkan tumbuh dan tidak boleh dicabut sampai pada saatnya Allah memerintahkan para penuainya untuk menuai gandum-gandum untuk disimpan di lumbung-Nya sementara lalang untuk dibinasakannya. Beginilah injil Yohanes menyatakannya:

Yohanes 1:12-13 Tetapi semua orang yang menerima-Nya diberi-Nya kuasa supaya menjadi anak-anak Allah, yaitu mereka yang percaya dalam nama-Nya; orang-orang yang diperanakkan bukan dari darah atau dari daging, bukan pula secara jasmani oleh keinginan seorang laki-laki, melainkan dari Allah.


Realitas ini hanya dapat terjadi sehubungan dengan kedatangan Anak Allah ke dalam dunia ini:

Firman itu telah menjadi manusia, dan diam di antara kita- Yohanes 1:14

Jadi menjadi anak-anak Allah tidak mungkin berdasarkan perjuangan daging ini. Tetapi mengapa demikian akan dinyatakan oleh Yesus bahwa menjadi anak-anak Allah sebuah pemerdekaan oleh Anak Allah dari pembapakan oleh iblis.


Dengan kata lain sentralitas Yohanes 1:12-13 terletak pada “Firman itu telah menjadi manusia” yang menjadi satu-satunya dasar keselamatan manusia dapat berlangsung. Jika tanpa pemberian kuasa menjadi anak-anak Allah yaitu orang-orang yang diperanakan dari Allah maka mustahil dapat datang dan menerima Yesus Kristus sebagai kebenaran dan keselamatan dari Allah, atau jika tak ada pemberian kuasa supaya menjadi anak-anak Allah, inilah yang akan terjadi:

Ia telah ada di dalam dunia dan dunia dijadikan oleh-Nya, tetapi dunia tidak mengenal-Nya. Ia datang kepada milik kepunyaan-Nya, tetapi orang-orang kepunyaan-Nya itu tidak menerima-Nya.- Yohanes 1:10-11

Atau tepat sebagaimana Yesus katakan sendiri:

0 Tinjauan:Pengajaran Pdt.Erastus Sabdono Tentang Corpus Delicti (17/40)

Oleh: Martin Simamora

Sepuluh Bagian Kedua
Biarlah Gandum dan Lalang Tumbuh Bersama: Sebuah Kehidupan Dalam Kerajaan Allah di Dunia Ini Sementara Waktu Penuaian Menanti Saatnya

(Lebih dulu di “Bible Alone”-Selasa, 2 Agustus 2016- telah diedit dan dikoreksi)



Bacalah lebih dulu: “bagian16

Sehingga memang kehidupan di dunia ini tetap sebuah realitas kegelapan dan terang yang begitu kontras, bukan sebuah kehidupan yang kian lama kian memudarkan kegelapan hingga melenyapkannya di dunia fana saat ini. Itu sebabnya kehidupan anak-anak Allah secara langsung berhadapan dan berada di tengah-tengah  situasi semacam itu dan berada secara tak terisolasikan dari kerja kuasa kegelapan di dunia ini, hanya saja dinamika kehidupannya adalah:

- Kamu adalah garam dunia
- Kamu adalah terang dunia

Dalam sebuah konteks yang telah dinyatakan Yesus sendiri: “biarlah gandum dan lalang tumbuh bersama.” Di dalam dunia semacam itu Kerajaan Allah hadir di dalamnya bukan sebagai sebuah kehidupan yang biasa-biasa dan apalagi beragendakan kehidupan pribadi setiap anak-anak Allah. Di dalam dunia yang semacam itu justru  nampak benderang sekali apakah tujuan setiap anak-anak Allah di dunia ini, yaitu bukan dalam hubungannya untuk menjadi corpus delicti atau barang bukti kejahatan iblis sehubungan Allah bercela di hadapan iblis dalam pengadaan barang bukti yang sangat sempurna tak bercela, namun: menjadi garam dunia dan menjadi terang dunia. Apakah tujuan Yesus Kristus memberikan instruksi semacam itu kepada setiap pengikut Kristus? Apakah agar anda dapat membungkam iblis? Apakah agar saya dapat memperoleh keselamatan? Apakah agar anda dan saya terbukti memang benar-benar anak Allah pada akhirnya sehingga pada akhirnya dapat dipertimbangkan oleh Bapa untuk diselamatkan? Jawabannya bukan itu semua tetapi sebuah jawaban yang menunjukan bahwa instruksi semacam itu dibangun atau diinstruksikan di atas dasar  kepemilikan relasi dengan Allah sebagai yang dikasihi  Bapa dan yang dimiliki Bapa. Coba perhatikan hal berikut ini:

Demikianlah hendaknya terangmu bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapamu yang di sorga."- Matius 5:16

Ini luar biasa sebab pada dasarnya selama di dunia yang demikian, setiap anak-anak Allah memiliki keistimewaan sementara harus berada di dalam bangunan-bangunan tanggungjawab di dalam kehidupan ini kepada Bapa! Dalam hal apakah? Dalam hal bagaimana setiap anak-anak Allah di dalam dunia yang sedemikian tersebut mampu menghadirkan perbuatan-perbuatan baik yang memiliki kuasa untuk menarik jiwa-jiwa untuk memuliakan Bapa. Tetapi bagaimanakah itu bisa terjadi dan seperti apakah terjadinya?

0 Tinjauan:Pengajaran Pdt.Erastus Sabdono Tentang Corpus Delicti (16/40)

Oleh: Martin Simamora

Sepuluh Bagian Kedua
Biarlah Gandum dan Lalang Tumbuh Bersama: Sebuah Kehidupan Dalam Kerajaan Allah di Dunia Ini Sementara Waktu Penuaian Menanti Saatnya

(Lebih dulu di “Bible Alone”-Senin, 1 Agustus 2016- telah diedit dan dikoreksi)




Bacalah lebih dulu: “bagian15

Apa Yang Dikehendaki Yesus Kristus adalah: “Biarlah Gandum dan Lalang Tumbuh Bersama Hingga Waktu Menuai “
Corpus Delicti Sebuah Pengajaran Kontra Terhadap Kebenaran Di Dalam Yesus”  


Ketika Yesus Kristus berkata: “Biarkanlah keduanya tumbuh bersama sampai waktu menuai “(Matius 13:30) maka itu adalah hal Kerajaan Sorga (ouranōn- langit [dalam tingkat-tingkatnya]) di mana Bapa bertakhta dan  memerintah segenap alam ciptaan sehingga bergerak sebagai hamba-hamba yang melayani titah dan sabda-Nya kepada segenap semesta.  Tak senantiasa bahkan teramat langka bagi manusia untuk dapat menyaksikan bagaimana Allah di Kerajaan Sorga bertitah, salah satu yang termanis, saya percaya, adalah ini: “lalu terdengarlah suara dari sorga yang mengatakan: "Inilah Anak-Ku yang Kukasihi, kepada-Nyalah Aku berkenan (Matius 3:17)." Apa yang harus dipahami terlebih dahulu adalah ini, kerajaan sorga di sini harus dipahami sebagai pemerintahan  Allah atas alam semesta yang mendekati atau memasuki kehidupan dunia yang  berada di dalam taklukan iblis. Tetapi ketika dikatakan iblis memerintah dunia ini sebagai taklukan atau perbudakannya, itu bukan hendak menyatakan bahwa Kerajaan Sorga tidak memiliki otoritas dan kuasa atas pemerintahan dunia ini! Mengapa harus dikatakan demikian, karena kedatangan Kristus beserta titah-Nya atau sabda-Nya secara keseluruhan adalah pemerintahan kerajaan sorga, sebab Allah berkata: “inilah Anak-Ku yang Kukasihi, kepada-Nyalah Aku berkenan.” Bukan hanya dikasihi tetapi adalah satu-satunya yang pikirannya adalah pikiran Allah, kehendaknya adalah kehendak Allah, perkataannya adalah perkataan Allah, dan perbuatannya adalah perbuatan Allah yang merupakan penggenapan dari keseluruhan pikiran, kehendak, perkataan dan perbuatan Allah itu sendiri. Kukasihi dan kepada-Nyalah Aku berkenan adalah totalitas kehadiran Allah di dunia sebagaimana Kristus hadir sebagai satu-satunya Pemerintah atas segenap alam semesta sebagaimana Allah adalah satu-satunya. Aku berkenan, juga menunjukan bahwa dalam pandangan kerajaan sorga ia  atau Yesus Kristus adalah pemerintah kerajaan sorga itu sendiri. Itu sebabnya ketika siapapun membaca: “Pada waktu itu tampillah Yohanes Pembaptis di padang gurun Yudea dan memberitakan: Bertobatlah, sebab Kerajaan Sorga sudah dekat!” (Matius 3:1-2) maka setiap kali membaca ‘Kerajaan Sorga” tidak akan pernah boleh dan tidak akan pernah ada ruang untuk meletakan Yesus sebagai komplementer tetapi mutlak adalah pemerintahan Allah yang sedang datang dan telah masuk ke dalam dunia. Itu sebabnya kala membahas “kerajaan sorga” secara semantik tanpa meletakan Yesus sebagai interpreter untuk memahami “kerajaan sorga” akan sangat menyesatkan. Tak terpisahkan diri Yesus dengan kedatangan kerajaan sorga, dan ini bukan sebuah pengkonsepsian tetapi tepat sebagaimana injil menyampaikannya berdasarkan nubuat purba yang memberitakan kedatangan kerajaan kekal ke dalam dunia ini:”Sesungguhnya dialah yang dimaksudkan nabi Yesaya ketika ia berkata: "Ada suara orang yang berseru-seru di padang gurun: Persiapkanlah jalan untuk Tuhan, luruskanlah jalan bagi-Nya (Matius 3:3)." Nubuat ini sedang membicarakan nabi Yohanes Pembaptis, tetapi penubuatan sosok yang kelak diketahui adalah Yohanes Pembaptis itu sendiri bukanlah kabar baik itu sendiri atau bukanlah kerajaan sorga yang datang itu sebab sesungguhnya Yohanes Pembaptis adalah pemberita kabar baik dalam sebuah seruan nyaring di padang gurun  bagi dunia mengenai datangnya Tuhan. Seruan itu berbunyi persiapkanlah jalan untuk Tuhan, luruskanlah jalan bagi-Nya. Itulah Yesus sebagaimana adanya saat ia sudah datang di dunia ini berdasarkan nubuat kuno nabi Yesaya dan suara dari langit yang berkata “inilah Anak-Ku yang Kukasihi,kepada-Nyalah Aku berkenan.” Jadi bagaimana memandang Yesus Kristus di dunia ini, haruslah sama dengan bagaimana Allah  bertitah dari langit kepada dunia mengenai Yesus yang telah ada dalam nubuat kuno nabi-nabi-Nya di era purba. Siapakah Yesus Kristus di dunia ini sepenuhnya berada didalam balutan nubuat-nubuat para nabi kudus Allah dan inilah sesungguhnya eksistensi Yesus secara total dan Yesus senantiasa mengingatkan para muridnya dan juga orang-orang Yahudi sejak semula dan setelah kebangkitannya:

0 Tinjauan:Pengajaran Pdt.Erastus Sabdono Tentang Corpus Delicti (15/40)

Oleh: Martin Simamora

Sepuluh Bagian Kedua
Yesus Kristus Dihadapan Iblis & Kuasa Pembebasan-Nya Atas Manusia

(Lebih dulu di “Bible Alone”-Sabtu,30Juli 2016- telah diedit dan dikoreksi)


Bacalah lebih dulu: “bagian 14

Pendeta Erastus Sabdono versus Injil, Dalam Ketakberdayaan Allah Atas Corpus Delicti & Iblis
Sementara pendeta Dr. Erastus telah menunjukan bahwa Allah memiliki problem terhadap iblis untuk membuktikan kesalahan iblis secara telak tanpa dapat berkelit, sebaliknya injil secara keseluruhan membantah pengajaran tersebut bahkan menunjukan  Yesus sebagai yang memiliki kuasa apapun terhadap iblis atas manusia, sebab sama sekali tak ada problem corpus delicti ala pendeta Erastus. Pada injil bahkan kita melihat bagaimana Yesus memiliki hubungan dengan para murid-Nya secara langsung dengan iblis dan pemerintahannya yang bukan saja berupa  pengajaran atau sabda, bukan sekedar Yesus saja yang berurusan dengan iblis tetapi bagaimana Yesus  memberikan otoritas kepada para murid-Nya sehingga berkuasa untuk menaklukannya:

Markus 3:14-19 Ia menetapkan dua belas orang untuk menyertai Dia dan untuk diutus-Nya memberitakan Injil dan diberi-Nya kuasa untuk mengusir setan. Kedua belas orang yang ditetapkan-Nya itu ialah: Simon, yang diberi-Nya nama Petrus, Yakobus anak Zebedeus, dan Yohanes saudara Yakobus, yang keduanya diberi-Nya nama Boanerges, yang berarti anak-anak guruh, selanjutnya Andreas, Filipus, Bartolomeus, Matius, Tomas, Yakobus anak Alfeus, Tadeus, Simon orang Zelot, dan Yudas Iskariot, yang mengkhianati Dia.

Pada teks injil ini apa yang menjadi relasi Yesus terhadap orang-orang yang mau menjadi murid-muridnya bukan sebagaimana yang diajarkan oleh pendeta Erastus:

Manusia harus dihukum,tetapi Allah ingin mengampuni manusia. Oleh sebab itu harus ada yang memikul atau menanggung dosa manusia tersebut. Itulah sebabnya Bapa mengutus Putera-Nya yang tunggal, Tuhan Yesus untuk menggantikan tempat manusia yang harus dihukum tersebut. Ini dilakukan-Nya untuk memenuhi atau menjawab keadilan Allah. Sekaligus oleh ketaatan-Nya ia bisa menjadi CORPUS DELICTI yang mebuktikan bahwa seharusnya anak-anak Allah dapat taat dan menghormati-Nya dengan benar. Iblispun terbukti dan pantas dihukum[halaman 37- “Aturan Main,” Majalah Truth edisi 26]  

Relasi antara Yesus dengan para murid bukan dalam konteks “corpus delicti” sehubungan dengan problem Allah terhadap iblis bahwa hingga saat ini tak ada bukti apapun yang membuktikan kesalahan iblis sehingga dapat pantas dihukum dalam cara apapun juga.


Relasi Yesus terhadap para murid-nya terkait iblis secara langsung adalah:

Para murid Yesus memiliki kuasa untuk mengusir setan

0 Tinjauan:Pengajaran Pdt.Erastus Sabdono Tentang Corpus Delicti (14/40)

Oleh: Martin Simamora

Sepuluh Bagian Kedua
Umat Manusia Dalam Pandangan Allah Yang Mengustus Yesus

(Lebih dulu di “Bible Alone”-Rabu,27 Juli 2016- telah diedit dan dikoreksi)



Bacalah lebih dulu: “bagian 11” dan” bagian 13”  

B.Realitas Kedua Manusia: Berdosa Dan Apakah kemudian Allah mengalami perubahan baik dalam kekudusan-Nya dan pandangan-Nya terhadap manusia, dosa dan iblis sehingga Sang Firman ketika datang Ke Dunia Dalam Rupa Manusia Hanya Menanggung Penghukuman Dan Berupaya Menjadi Corpus Delicti


Apakah manusia  memang berdosa secara tak tertolongkan untuk ditanggulangi olehnya sendiri dan apakah manusia menjadi berdosa karena memiliki  gagasan-gagasan dosa dan kejahatan yang datang dari luar dirinya yang berjuang keras untuk menjajah manusia sehingga, kemudian, baru dapat membujuknya berbuat dosa, ataukah datang dari dalam dirinya sendiri sebagai hal yang tak dapat dipisahkan dari eksistensi setiap manusia?


Pertanyaan beruntun semacam tadi menjadi begitu penting untuk ditanyakan sebab pendeta Dr. Erastus Sabdono ketika membingkaikan manusia dalam konsepsi corpus delicti alanya (saya menggunakan “ala” atau “versi” pendeta Erastus, sebab ia mengaplikasikan corpus delicti yang sama sekali tak menunjukan atau membuktikan kejahatan iblis selain membuktikan apakah seorang anak Allah/orang beriman memang dapat menjadi corpus delicti –kembali, ala pendeta Erastus- sebagaimana Yesus, yang pada pandangan pendeta Erastus, menjadi corpus delicti atau menjadi substansi kejahatan iblis adalah dapat menjadi taat dan menghormati Allah secara benar hingga pada kesudahannya atau mati) yang dapat membungkam iblis dalam pengadilan Allah. Dengan kata lain, manusia-manusia membantu ketakberdayaan Allah terhadap kecanggihan kejahatan iblis terkait barang bukti.


Jika manusia memiliki natur yang begitu mulia untuk melawan iblis di pengadilan Allah, maka seharusnya ketakmuliaan  manusia harus berasal dari luar diri manusia itu sendiri. Dengan kata lain internal manusia adalah  tidak memiliki kenajisan walau barangkali belum sama sekali mencapai kesucian. Tentu saja untuk menjadi barang bukti yang sanggup mendakwa iblis hingga menjadi terpidana berkekuatan hukum, para anak-anak Allah itu juga harus manusia-manusia yang harus lebih kuat kemampuannya untuk mempidanakan iblis daripada Allah yang tak berhasil menyajikan barang bukti untuk mendakwa iblis hingga menjadi terpidana yang dapat seketika itu juga dibinasakan.


Apakah Yesus Kristus, setidak-tidaknya menyatakan bahwa manusia itu berdosa sama sekali dan senantiasa dibawah penghakimannya sebagaimana Allah pada era sebelum Ia Sang Firman menjadi manusia dan tinggal diantara manusia (Yohanes 1:14)? Mari kita perhatikan ucapan-ucapan Yesus berikut ini:

0 Tinjauan:Pengajaran Pdt.Erastus Sabdono Tentang Corpus Delicti (13/40)

Oleh: Martin Simamora

Sepuluh Bagian Kedua
Umat Manusia Dalam Pandangan Allah Yang Mengustus Yesus

(Lebih dulu di “Bible Alone”-Selasa,26 Juli 2016- telah diedit dan dikoreksi)



Bacalah lebih dulu: “bagian 12” 

Allah dari tempat-Nya yang mahatinggi  telah memandang bahwa manusia itu telah berdosa dan telah berada di bawah penghakiman-Nya, sehingga begitu menarik untuk diketahui apakah, kemudian, Allah memiliki pemandangan  yang berbeda ketika pada era kedatangan Yesus Kristus kita membaca sabda semacam ini yang sekilas begitu berbeda nuansa dan “Allah”nya (begitukah??):

Yohanes 3:16-17 Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal. Sebab Allah mengutus Anak-Nya ke dalam dunia bukan untuk menghakimi dunia, melainkan untuk menyelamatkannya oleh Dia.


Begitu besar kasih Allah akan dunia ini?Inikah Allah yang sama itu yang pada era sebelum Yesus datang begitu lantang menyatakan dirinya Sang hakim dan penghakimannya satu-satunya yang benar dan mutlak?


Kita harus memahami bahwa Allah  adalah Sang Hakim juga secara bersamaan adalah Allah yang menghendaki kehidupan bukan kebinasaan berdasarkan kasih yang begitu kokoh tegak dalam dan berdasarkan pengikatan janji diri-Nya dan tindakan dirinya untuk menggenapkannya kepada manusia  yang dikehendakinya sementara Ia sendiri adalah Sang Hakim. Misal pada episode-episode berikut ini:
Anchor of Life Fellowship , Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah, itu bukan hasil pekerjaanmu: jangan ada orang yang memegahkan diri - Efesus 2:8-9