F O K U S

Nabi Daud Tentang Siapakah Kristus

Ia Adalah Seorang Nabi Dan Ia Telah   Melihat Ke Depan Dan Telah Berbicara Tentang Kebangkitan Mesias Oleh: Blogger Martin Simamora ...

Showing posts with label John Frame. Show all posts
Showing posts with label John Frame. Show all posts

0 Lecture Outline (3) : DOCTRINE OF THE WORD OF GOD



By: Dr. John Frame

DOCTRINE OF THE WORD OF GOD
Lecture Outline (3)

These are Dr. Frame's systematic theology lecture outlines for the doctrine of the Word of God. Though only in outline format, they are highly detailed and hopefully useful to all.




Previous : Lecture Outline (2) “ I.TheConcept Of The Word Of God

II. The Functions of the Word in and for Creation

In I, above, we have been talking about God's speech as such, whether uttered purely in reference to himself (ad intra, necessary speech) or having some reference to the creation (ad extra, free speech). Now we focus particularly on the latter category and ask about the various works which God's word performs in creation ant for creation. The three creation-functions will correspond roughly to the triad "meaning, power, self-expression" which we considered under I. Since the word is the powerful, meaningful self-expression of God, and since God is related to creation as Lord (cf. Introductory lectures), the word functions in and for creation as the self-expression of God's lordship. The threefold function outlined below, therefore, parallels the "lordship attributes."

A. The Word as God’s Decree
As Lord, God controls all things, and controls them by his speech. As we have seen (I, C, 2, c ), all of God s actions are performed by his word, his speech. His "decretive will," therefore, by which he controls the whole course of nature and history , is a function of his word. Everything happens because God has ordered it to happen by his word (Eph. 1: 11 ).

0 Lecture Outline (2) : DOCTRINE OF THE WORD OF GOD



By: Dr. John Frame

DOCTRINE OF THE WORD OF GOD
Lecture Outline (2)

These are Dr. Frame's systematic theology lecture outlines for the doctrine of the Word of God. Though only in outline format, they are highly detailed and hopefully useful to all.


 
Previous : Lecture Outline (1) “Introduction

I.The Concept of the Word of God: The Word is God's powerful, meaningful, self-expression.


A. Powerful: Ps. 33:3-6, 46:6, 148:5-8, 29:3-9; Rom. 1: 16; cr. VIII below.
1.The power of the word is the omnipotence of God himself, Isa. 55: 11, Gen. 18: 14 (Luke 1:37). It is therefore never void, never weak.
2.To study the word (in seminary or anywhere else) is to encounter something explosive, something that inevitably changes you--either for the better or the worse. (Isa. 6:9-10, NT parallels).

0 Lecture Outline (1) : DOCTRINE OF THE WORD OF GOD



By: Dr. John Frame

DOCTRINE OF THE WORD OF GOD
Lecture Outline (1)

These are Dr. Frame's systematic theology lecture outlines for the doctrine of the Word of God. Though only in outline format, they are highly detailed and hopefully useful to all.
 
 
Introduction
I.The Comprehensiveness of God’s covenant Lordship.
A. Centrality of Lordship in Scripture: "Lord," (Yahweh. Adonai, Kurios) is the basic    covenant name of God, Ex. 3:13-15,6:1-8; cf. John 8:59, Rom. 14:9.

  1. Use in confessions of faith: Deut. 6:4ff; cf. Rom. 10:9, I Cor. 12:3, Phil. 2:11. 
  2. God performs his might acts "that they might know that I am the Lord," Ex. 14: 18, I Kings 8:43, Ps. 9: 10, etc. 
  3. "I am Lord, I am he," Isa. 41:4,43:10-13, etc.



B.Lordship is a covenantal concept.

  1. "Covenant": relation between the Lord and a people whom he has sovereignly consecrated to himself. He rules over them by the sanctions of his law and fulfills in and through them the purposes of his grace. 
  2. Lordship is a relation. Where you have a Lord, you have servants, i.e. a people over whom the Lord rules. "Lord" names God as head of the covenant relationship. The centrality of lordship implies the centrality of covenant, and vice versa.

0 APOLOGETIKA PRESUPPOSISIONAL : SEBUAH PENGANTAR (2)



Oleh: Dr. John Frame

APOLOGETIKA PRESUPPOSISIONAL : SEBUAH PENGANTAR
Bagian 2 dari 2 : Kejatuhan dan Penebusan; dan  Intisari dan Kesimpulan



Sebaiknya membaca bagian 1 terlebih dahulu


A. Dosa, Anugerah, dan Pengetahuan
Alkitab mengajarkan bahwa kita bukan hanya mahluk- mahluk ciptaan Tuhan, tetapi juga orang-orang berdosa (Roma 3:23). Dosa telah mendistorsi semua  bidang kehidupan manusia (Kejadian 6:5; Roma 3:10-18); karena itu dosa memberi dampak pada pengetahuan kita akan Tuhan dalam cara-cara yang penting. Kita telah mendiskusikan perbedaan tajam antara hidup oleh Firman Tuhan dan hidup oleh semata hikmat manusia. Kitab suci mengajarkan  bahwa banyak orang, sedihnya, menjadikan hal terakhir  sebagai pilihan, karena dosa di dalam diri mereka.


Paulus dalam Roma 1 mengajarkan bahwa Tuhan telah secara jelas menyingkap dirinya pada semua  manusia melalui sarana-sarana dunia  yang telah diciptakan. Pewahyuan ini mencakup natur ilahi Tuhan (ayat 20), murkanya terhadap dosa (ayat 18), ketentuan-ketentuan moral-Nya (ayat 32). Pewahyuan yang jernih itu membuat setiap orang tanpa ampun bagi dosa-dosa mereka (ayat 20). Memang, karena pewahyuan itu, bahkan mereka yang tanpa kitab suci dapat dikatakan “mengenal” Tuhan (ayat 21). Tetapi manusia yang berdosa itu “tidak merasa perlu untuk mengakui Allah” (ayat 28). Mereka “menindas kebenaran dengan kelaliman” (ayat 18). Mereka “telah mengganti” kemuliaan Tuhan dengan berhala-hala” (ayat 23), kebenaran diganti dengan dusta (ayat 25). Hati mereka telah digelapkan (ayat 21). Hasil dari  ini adalah degradasi atau penurunan moral, bentuk-bentuk terburuk perilaku dosa (ayat 24-32).


Ini adalah kondisi pada semua manusia yang terpisah dari anugerah Tuhan. 

0 APOLOGETIKA PRESUPPOSISIONAL : SEBUAH PENGANTAR



Oleh: Dr. John Frame

APOLOGETIKA PRESUPPOSISIONAL : SEBUAH PENGANTAR
Bagian 1 dari 2 : Pengantar dan Penciptaan


Bacalah : bagian utama dari Bagian 1


C.Problem-Problem
1.Psikologi Mengasumsikan Firman Tuhan Adalah Kebenaran sejak awalnya ( Presupposing)

Saya mengakui adalah sukar untuk menginterpretasi atau memahami piskologi iman semacam ini. Bagaimana bisa orang menjadi percaya pada sebuah Kata dari Tuhan yang berkontradiksi dengan semua sarana-sarana normal pengetahuan mereka? Bagimana bisa dahulu Abraham mengenali suara yang memanggil dirinya untuk mengorbankan puteranya (Kejadian 22:1-18; bandingkan dengan Ibrani 11:17-19; Yakobus 2:21-24) memang benar adalah suara Tuhan? Apa yang telah dikatakan suara itu padanya untuk dilakukan merupakan  hal bertentangan dengan naluri-naluri pada seorang ayah, pertimbangan-pertimbangan etika normal, dan malahan. Kelihatannya, bertentangan dengan Kata-Kata lain Tuhan (Kejadian 9:6). Tetapi dia telah mematuhi suara tersebut dan telah diberkati. Lebih dekat dengan pengalaman kita sendiri: bagaimana bisa orang menjadi percaya kepada Yesus walaupun mereka tidak pernah, seperti Tomas, melihat tanda-tanda  Yesus dan keajaiban-keajaiban ( Yohanes 20:29)?

Saya tidak dapat menjelaskan psikologi di sini untuk kepuasan bagi setiap banyak orang. Dalam kasus ini sebagaimana dalam kasus-kasus lainnya (karena kita berjalan oleh iman, bukan oleh melihat!) kita tak terhindarkan harus menerima fakta bahkan tanpa sebuah penjelasan fakta. Untuk alasan  tertentu yang tak selalu dipahami, Tuhan  mengupayakan agar Firman-Nya mencapai kita, sekalipun terdapat halangan-halangan yang bersifat logika dan psikologi. Tanpa menjelaskan bagaimana  hal itu bekerja, Kitab suci menggambarkan dalam berbagai cara sebuah “faktor supernatural” dalam komunikasi  ilahi-manusia :

0 APOLOGETIKA PRESUPPOSISIONAL : SEBUAH PENGANTAR



Oleh: Dr. John Frame

APOLOGETIKA PRESUPPOSISIONAL : SEBUAH PENGANTAR
Bagian 1 dari 2 : Pengantar dan Penciptaan



Dalam mempertahankan atau mempertanggungjawabkan atau menjawab pertanyaan atau tudingan atau serangan  yang diajukan  terhadap seorang Kristen dan dibidikan pada iman Kristen kita, pertanyaan paling penting bagi kita adalalah “Jenis jawaban atau pertanggungjawaban yang seperti apakah yang paling memuliakan Tuhan kita (bandingkan dengan 1 Korintus 10:21)?” Tuhan melarang, dalam upaya memberikan jawaban atau pertanggungjawaban iman Kristen dihadapan orang-orang lain, sama sekali untuk  mengkompromikan firman dalam melakukannya.

Apa yang disebut sebagai mashab apologetika-apologetika presupposisional [1]peduli dengan semua hal di atas tersebut, menjawab pertanyaan ini. Tentu saja, ada pertanyaan-pertanyaan lain dalam apologetika yang, walau kurang  memiliki nilai penting ultimat, juga layak menerima jawaban-jawaban. Para Presupposisionalis juga mendiksusikan hal-hal ini. Namun, menimbang keterbatasan ruang, dan agar berlaku adil pada inti sari presupposisionalisme, saya harus memfokuskan perhatian kita pada pertanyaan yang paling penting dan kemudian sejauh ruang mengizinkan, akan mengaitkan beberapa isu dengan upaya menjawab atau mempertanggungjawabkan iman Kristen pada orang-orang lain yang mempertanyakannya.

Diantara semua sumber-sumber pewahyuan ilahi (termasuk alam, sejarah, umat manusia dalam citra Tuhan), Kitab suci memainkan sebuah peran sentral. Benar sekali, walau poinnya tak dapat diargumentasikan dalam detail di sini, pandanganku  adalah, bahwa kitab suci merupakam otoritas terpuncak, firman Tuhan tidak dapat menjadi salah, dituliskan secara ilahi/divinitas, konstitusi tertulis gereja Yesus Kristus [2]. Firman Tuhan atau kitab suci dengan demikian otoritas paling mendasar bagi seluruh kehidupan manusia termasuk apologetika. Sebagai otoritas terpuncak, Firman Tuhan itu sendiri, menyediakan justifikasi-justifikasi terdasar bagi semua penjelasan atau jawaban [3]  tanpa Firman Tuhan itu sendiri menjadi  tunduk pada justifikasi-justifikasi itu sendiri.

0 Hai Kamu, Orang Kristen! Akankah Menjadi Agen Belas Kasihan Tuhan atau Agen Kejahatan Dunia?



Oleh: Dr. John Frame


Hai Kamu, Orang Kristen! Akankah Menjadi Agen Belas Kasihan Tuhan atau Agen Kejahatan Dunia?



Sekilas pandang terlihat  janggal bahwa sebuah konferensi tentang pelayanan-pelayanan belas kasihan harus mencakup pembicaraan aborsi, tetapi dipikir-pikir kemudian, itu merupakan kombinasi yang luar biasa  tepat. Belas kasihan dalam kitab suci diarahkan utamanya pada mereka seperti para janda dan anak-anak yatim piatu yang tak dapat menolong diri mereka sendiri, yang tidak memiliki kekuatan efektif dalam masyarakat untuk membela urusan mereka sendiri. Siapa, kemudian, yang  merupakan obyek-obyek yang  lebih  pantas daripada bayi-bayi yang masih berada di dalam kandungan? Bayi-bayi ini tidak berdosa (berdosa didalam Adam, tetapi secara legal  tanpa kesalahan) yang secara literal memang tak berdaya, yang tidak dapat  berbicara atau bertindak  membela dirinya sendiri. Namun banyak dari bayi-bayi dalam kandungan ini mengalami serangan ganas pada hari ini oleh kekuatan-kekuatan masyarakat dominan: diajarkan dalam sistem pendidikan, media, pemerintah termasuk pengadilan-pengadilan yang seharusnya dapat dituntut untuk adil. Bahkan  pemikiran paling etis dalam masyarakat moderen pun melawan bayi-bayi yang belum dilahirkan ini.

Dan bagian yang paling mengerikan  pada perihal ini adalah, bahwa anak-anak ini mengalami serangan dari para ibu kandungnya sendiri. Ibu adalah garis pertahanan terakhir si anak. Jika ibu meninggalkan anaknya, siapa yang akan menolong? Siapa yang sungguh-sungguh menolong? Mazmur 27:10 memberikan jawaban: “Sekalipun ayahku dan ibuku meninggalkan aku, namun TUHAN menyambut aku.” Yesaya mengatakan dalam horor mengenai kemungkinan bahwa seorang ibu mungkin melupakan anaknya. Tetapi melalui Yesaya, Tuhan berkata, “Dapatkah seorang perempuan melupakan bayinya, sehingga ia tidak menyayangi anak dari kandungannya? Sekalipun dia melupakannya, Aku tidak akan melupakan engkau.” Tuhan adalah penolong bagi orang miskin, suami bagi para janda, Ayah bagi yang tak berayah. Dia peduli pada mereka yang  tidak dipedulikan dunia. Dan Tuhan memanggil umatnya menjadi agen-agen-Nya: ”belajarlah berbuat baik; usahakanlah keadilan, kendalikanlah orang kejam; belalah hak anak-anak yatim, perjuangkanlah perkara janda-janda!” (Yesaya 1:17). Bayi yang masih di dalam kandungan ibu mewakili kemanusiaan dalam wujudnya  yang paling tak berdaya. Dalam ancaman serangan yang tak berbelas kasihan. Mereka  memiliki, dengan demikian,  sebuah klaim unik pada belas kasihan umat Tuhan.

0 Bertumbuh Dalam Kasih Karunia dan Pengenalan



Oleh: Dr. John Frame

Bertumbuh Dalam Kasih Karunia dan Pengenalan



Tetapi bertumbuhlah dalam kasih karunia dan dalam pengenalan akan Tuhan dan Juruselamat kita, Yesus Kristus. Bagi-Nya kemuliaan, sekarang dan sampai selama-lamanya.- 2 Petrus 3:18



Khotbah ini datang dari hati dalam sebuah cara yang spesial, karena, setelah banyak pembicaraan dengan Tuhan dan menelisik firmannya, itulah yang  saya pikir apa yang paling perlu untuk didengarkan, pada hari ini. Ini tidak harus menjadi area kebutuhan  kita  yang terbesar, tetapi ini memang ada diantara subyek-subyek yang saya pikir, saya dapat  menggumulinya dan memberikan manfaat, inilah yang terlihat paling keras  berteriak meminta perhatian kita.

Subyek itulah yang disumarikan dalam ayat terakhir dari teks kita ini: “Tetapi bertumbuhlah dalam kasih karunia dan dalam pengenalan akan Tuhan dan Juru selamat kita, Yesus Kristus. Bagi-Nya kemuliaan, sekarang dan sampai selama-lamanya” (2 Petrus 3:18).

Orang Kristen bertumbuh, itulah subyeknya; itulah kebutuhan kita. Bayi-bayi manis dan menggemaskan dalam banyak hal. Tetapi jika seseorang tetap seorang bayi selama 10 tahun, 20 tahun, sesuatu yang sangat salah sedang terjadi. Kita akan mendapatkan bahwa di dalam “bayi” itu sesuatu yang sangat menyedihkan, sesuatu yang sangat abnormal.

0 Galatia 3:15-29, Sebuah Dialog Tradisi, Taurat Vs Anugerah



Oleh: Dr. John Frame

Galatia 3:15-29, Sebuah Dialog Tradisi, Taurat Vs Anugerah


Galatia 3:15-17 Saudara-saudara, baiklah kupergunakan suatu contoh dari hidup sehari-hari. Suatu wasiat yang telah disahkan, sekalipun ia dari manusia, tidak dapat dibatalkan atau ditambahi oleh seorangpun. Adapun kepada Abraham diucapkan segala janji itu dan kepada keturunannya. Tidak dikatakan "kepada keturunan-keturunannya" seolah-olah dimaksud banyak orang, tetapi hanya satu orang: "dan kepada keturunanmu", yaitu Kristus. Maksudku ialah: Janji yang sebelumnya telah disahkan Allah, tidak dapat dibatalkan oleh hukum Taurat, yang baru terbit empat ratus tiga puluh tahun kemudian, sehingga janji itu hilang kekuatannya.

Ada banyak pengajaran baik dalam teks ini, tetapi memang sulit untuk mengkomunikasikannya kepada orang lain. Sebagaimana dilakukan para teolog, kami secara luar biasa tergoda untuk masuk ke dalam banyak bahasa teknis. Tetapi  biarkan saya  untuk  sedikit menjauh dari hal semacam itu  dengan menggunakan sarana sebuah  konstruksi imajinatif, jika anda bersedia untuk mengikuti saya.

Katakanlah bahwa anda seorang Yunani yang hidup di abad pertama (saya akan memanggilmu Jason), dan anda  mendengar seorang pengkhotbah bernama Paulus sedang membicarakan seorang lain bernama Yesus. Yesus ini, ujarnya, telah melakukan  mujizat-mujizat, telah mati sebagai seorang korban penebus dosa, dan telah bangkit kembali. Dan Paulus berkata bahwa jika kamu percaya pada Yesus, Tuhan akan mengampuni seluruh dosa-dosamu, setiap dari mereka. Sesuatu mencengkram  hatimu, dan anda berlari kepada Paulus:

0 Alkitab Pada Problem Kejahatan



Oleh: Dr. John Frame


Alkitab Pada Problem Kejahatan


Roma 3:1-8 (1) Jika demikian, apakah kelebihan orang Yahudi dan apakah gunanya sunat?(2) Banyak sekali, dan di dalam segala hal. Pertama-tama: sebab kepada merekalah dipercayakan firman Allah.(3) Jadi bagaimana, jika di antara mereka ada yang tidak setia, dapatkah ketidaksetiaan itu membatalkan kesetiaan Allah?(4) Sekali-kali tidak! Sebaliknya: Allah adalah benar, dan semua manusia pembohong, seperti ada tertulis: "Supaya Engkau ternyata benar dalam segala firman-Mu, dan menang, jika Engkau dihakimi."(5) Tetapi jika ketidakbenaran kita menunjukkan kebenaran Allah, apakah yang akan kita katakan? Tidak adilkah Allah--aku berkata sebagai manusia--jika Ia menampakkan murka-Nya?(6) Sekali-kali tidak! Andaikata demikian, bagaimanakah Allah dapat menghakimi dunia?(7) Tetapi jika kebenaran Allah oleh dustaku semakin melimpah bagi kemuliaan-Nya, mengapa aku masih dihakimi lagi sebagai orang berdosa?(8) Bukankah tidak benar fitnahan orang yang mengatakan, bahwa kita berkata: "Marilah kita berbuat yang jahat, supaya yang baik timbul dari padanya." Orang semacam itu sudah selayaknya mendapat hukuman.
Harus juga membaca: Roma 3:21-26, Roma 5:1-5, Roma 8:28-39

Bagi banyak orang dewasa ini dan di sepanjang sejarah, problem kejahatan telah digambarkan sebagai keberatan paling serius  pada iman Kristen. Beberapa filsuf yang sangat brilian telah berpendapat bahwa problem ini secara konklusif/tak terbantahkan menyanggah keyakinan dalam Tuhan Kristen. Namun tak hanya para profesor dan filsuf—orang awam, juga, kerap merasa ini problem yang mendalam. Anda tidak perlu menjadi seorang  filsuf yang canggih untuk meragukan realita Tuhan ketika seorang yang dikasihi sedang  mengalami penderitaan yang mengerikan. Pada saat-saat semacam ini “problem kejahatan” bukanlah semacam argumen yang perlu dipelajari sebab hal itu  pada dasarnya sebuah teriakan hati, “Bagaimana bisa  Tuhan yang kasih mengizinkan hal ini?”
Anchor of Life Fellowship , Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah, itu bukan hasil pekerjaanmu: jangan ada orang yang memegahkan diri - Efesus 2:8-9