F O K U S

Nabi Daud Tentang Siapakah Kristus

Ia Adalah Seorang Nabi Dan Ia Telah   Melihat Ke Depan Dan Telah Berbicara Tentang Kebangkitan Mesias Oleh: Blogger Martin Simamora ...

0 Kristus Yang Dikenal Penghujatnya Saat Penyaliban & Kematiannya

 Hai Engkau Yang Mau Merubuhkan Bait Suci & Mau Membangunnya Kembali Dalam Tiga Hari

Oleh: Blogger Martin Simamora

A.Bukan Sekedar Menghina Kemanusiaan Namun Kuasa Ilahi Yang Bersemayam Penuh Dalamnya Dan Sedang Bekerja Menggenapi Maksud-Nya


Sangat mencengangkan bahwa momen-momen penghinaan terhadap Yesus bukan sebuah penghinaan yang mudah untuk dilakukan terhadap Yesus yang mengklaim seorang yang berkuasa atas dunia kematian baik dalam wujud eksistensi kematian yang siapapun tak mungkin memahami , dan eksistensi kuasa yang mengatasi eksistensi dunia orang mati. Untuk saya atau manusia manapun mengatakan “eksistensi” terhadap dua hal itu saja sudah merupakan kepongahan, namun tidak demikian jika saya atau anda memandang Yesus sebagai positif dalam keberimanan padanya. Tentu saja ini telah menjadi isu paling monumental yang sedang tegak menjulang tinggi pada momentum penghinaan yang begitu ekstensif dan juga intensif.

 

Imperium Romawi, penguasa timur tengah saat itu bahkan dalam momen penghinaan semacam itu secara cerdas membangun sebuah propaganda yang tidak hanya provokatif tetapi sedang mempertontonkan kekuatan hegemonik adi kuasa dunia imperium Romawi  terhadap seorang yang berkata memiliki kuasa untuk merubuhkan Bait Suci dan mau membangunnya kembali dalam tiga hari dengan melabelkan diri Yesus : Inilah Yesus Raja orang Yahudi (Matius 27:37). Sebuah klaim kekuatan yang tak satupun kuasa dunia untuk mengagaskannya adalah sebuah lelucon.

 

Dengan postur raja dan kerajaan yang dipertontokan secara demikian hinanya dalam panggung yang dikreasikan sedemikian rupa oleh imperium Romawi yang berkolaborasi dengan imam-imam kepala bersama-sama ahli-ahli Taurat dan tua-tua, Yesus seketika menjadi pusat olok-olokan tersempurna yang pernah digagaskan dan diwujudkan oleh manusia. Ingatan-ingatan manusia terhadap perkataan-perkataan Yesus dalam ajaran-ajaran yang berpusat pada dirinya sendiri, seketika dilemparkan balik kepada Yesus dalam nada dan jiwa yang menghina dan penuh hasrat provokatif:

0 Bukan Nasihat Biasa, Nasihat Bagi Dunia Yang Mencari Juruselamat

 

Nasihat sang Raja Kepada Anaknya:  kenallah Allahnya Ayahmu dan Beribadahlah Kepada-Nya

Oleh: Blogger Martin Simamora

 


A.Ketika Sebuah Nasihat Datang Dari Allah Yang Memperkenalkan Diri-Nya, Kuatkanlah Dirimu!

Apakah yang akan keluar dari mulut seorang raja besar dan agung kala ia berpidato dihadapan para pembesar, dihadapan para kepala pasukannya yang legendaris dihadapan para pahlawan-pahlawan kerajaannya? Apakah  yang akan diucapkan seorang raja yang keagungan dan kedigjayaannya bahkan digambarkan dalam catatan begitu khusus menggambarkan bahwa kerajaan ini adalah salah satu kekuatan militer yang perkasa:

1 Tawarikh 28:1 

Daud mengumpulkan di Yerusalem segala pembesar Israel, yakni para kepala suku, para pemimpin rombongan orang-orang yang melayani raja, para kepala pasukan seribu dan kepala pasukan seratus, serta para kepala harta benda dan ternak kepunyaan raja dan anak-anaknya; bersama-sama mereka juga para pegawai istana dan para perwira dan semua pahlawan yang gagah perkasa.

 

Apakah sepatutnya dikeluarkan oleh sang raja yang begitu dikenal sebagai seorang yang memiliki dan memimpin sebuah bala tentara yang bahkan dalam satu cara yang unik sekaligus bernuansa negatif pun dikemukakan oleh Allah kepada sang raja (1 Taw 28:3). Alkitab menyatakan bahwa raja ini-raja Daud adalah seorang pahlawan sejati dihadapan bangsanya sendiri:

 

1Tawarik 11:6- Daud telah berkata: "Siapa lebih dahulu memukul kalah orang Yebus, ia akan menjadi kepala dan pemimpin." Lalu Yoab, anak Zeruya, yang menyerang lebih dahulu, maka ia menjadi kepala.Lalu Daud menetap di kubu pertahanan itu, sebab itu orang menamainya: Kota Daud.  Ia memperkuat kota itu sekelilingnya, mulai dari Milo, bahkan sekelilingnya seluruhnya, sedang Yoab membangun kembali selebihnya dari kota itu.Lalu makin lama makin besarlah kuasa Daud, sebab TUHAN semesta alam menyertainya.

0 Catatan Kecil Diujung 2020

  Dunia Dalam Pandemi + Setelah Pandemi = Berprosesnya Tatanan Dunia Baru

Dirangkum oleh Blogger Martin Simamora dari sejumlah sumber

 

Joseph Stalin, second left, Harry Truman, center, and Winston Churchill at Potsdam on July 17, 1945.
Source: AFP via Getty Images
Pada Juli 1945, pada kesudahan Perang Dunia II, para pemimpin dari Amerika Serikat, Inggris dan Uni Soviet berkumpul di Istana kerajaan Prussian di Postdam di luar ibu kota Jerman yang ditaklukan untuk membentangkan tatanan dunia baru. Benih-benih yang ditabur bagi terbentuknya apa yang kemudian dikenal sebagai Perang Dingin.

 

Peta geopolitik dunia, kini kembali dipetakan ulang, kali ini adalah sebagai akibat coronavirus, yang oleh Kanselir Jerman, Angela Merkel telah digambarkan sebagai tantangan terbesar era  setelah perang.

 

Hampir keseluruhan perjalanan tahun 2020 ini, didominasi oleh pandemi, berbagai pemerintahan dunia diperhadapkan dengan krisis kesehatan, krisis ekonomi dan krisis legitimasi institusi, pada keseluruhan waktu ini rivalitas geopolitik meningkat sangat tajam. Bagaimana pergeseran-pergeseran tektonik ini mengkristalisasi pada sepanjang tahun ini dan pada bulan-bulan kedepan pada tahun 2021 mendatang, akan merupakan perjalanan panjang untuk menentukan sebuah era baru yaitu era setelah virus.

0 Yesus Juru Selamat Manusia (Bukan juruselamat yang pernah Lupa Ingatan)


Memandang Kristus Dalam Ketakmengertian Humanis Sekalipun Ia Tinggal Diantara Manusia

Oleh:Blogger Martin Simamora


A.Ia Lahir Kedalam Dunia Sebagai Anak yang Memiliki Kesatuan Kekal Dengan Bapa

Dan Yesus makin bertambah besar dan bertambah hikmat-Nya dan besar-Nya, dan makin dikasihi oleh Allah dan manusia- Lukas 2:52, catatan injil Lukas yang sederhana dan begitu manusiawi ini menampakan sisi kemanusiaan Yesus begitu bersahaja dan biasa-biasa saja. Namun sebetulnya ini adalah fundemental sebab disinilah akar dari semua perjalanan hidup Yesus sebagaimana yang Bapa Kehendaki dalam Ia menjadi manusia. Dalam Ia menjadi manusia adalah sebuah keberadaan yang begitu sukar dipahami oleh manusia sebab dalam Ia menjadi manusia, tak pernah sekalipun Ia kehilangan siapakah Ia pada pra kedatangan atau kelahirannya sebagai manusia. Terkait hal ini, ayah dan bundanya mendapatkan kesukaran untuk memahami perilaku anaknya ini yang tak selaras dengan usianya. Perhatikan ini:

 

Lukas 2:41-46Tiap-tiap tahun orang tua Yesus pergi ke Yerusalem pada hari raya Paskah.Ketika Yesus telah berumur dua belas tahun pergilah mereka ke Yerusalem seperti yang lazim pada hari raya itu. Sehabis hari-hari perayaan itu, ketika mereka berjalan pulang, tinggallah Yesus di Yerusalem tanpa diketahui orang tua-Nya.Karena mereka menyangka bahwa Ia ada di antara orang-orang seperjalanan mereka, berjalanlah mereka sehari perjalanan jauhnya, lalu mencari Dia di antara kaum keluarga dan kenalan mereka.Karena mereka tidak menemukan Dia, kembalilah mereka ke Yerusalem sambil terus mencari Dia.Sesudah tiga hari mereka menemukan Dia dalam Bait Allah; Ia sedang duduk di tengah-tengah alim ulama, sambil mendengarkan mereka dan mengajukan pertanyaan-pertanyaan kepada mereka.

 

Dalam pengalaman mendidik anaknya, adalah wajar sebagaimana umumnya orang tua jika seorang anak memiliki kenakalannya tersendiri dan nampaknya ini yang muncul pada benak orang tua Yesus: mereka menyangka bahwa Ia ada di antara orang-orang seperjalanan mereka, berjalanlah mereka sehari perjalanan jauhnya, lalu mencari Dia di antara kaum keluarga dan kenalan mereka. Sangka orang tuanya, Yesus mungkin pergi bermain-main.. mungkin di rumah sanak saudara. Tetapi apapun usaha pencarian meletihkan sejauh sehari perjalanan, menjadi sia-sia belaka! Berbekal belaka Yesus adalah anak yang mungkin sedang nakal-nakalnya, mencarinya kemanapun dengan anggapan bahwa Yesus adalah seorang anak manusia belaka dalam usia kanak kanak demikian hasilnya adalah menemukan Yesus baru berhasil dilakukan setelah 3 hari pada sebuah tempat dan aktivitas yang menakjubkan: Ia sedang duduk di tengah-tengah alim ulama, sambil mendengarkan mereka dan mengajukan pertanyaan-pertanyaan kepada mereka.

 

Alim ulama duduk berdialog dan bertanya jawab dengan seorang anak berusia 12 tahun jelas-jelas bukan sebuah peristiwa yang mudah untuk terjadi. Dari segi usia, pengetahuan-pendidikan, pengalaman dan ketokohan, jelas Yesus mustahil mengejarnya dalam usia demikian. Tetapi jelas kewibawaan tertentu pastilah memancar dari seorang anak berusia 12 tahun tersebut.

1 Katakanlah Kepada Kami Dengan Kuasa Manakah Engkau Melakukan Hal-Hal Itu?

 

Apakah Ia Datang Dari Sorga: Sang Kristus & Kuasanya

Oleh: Blogger Martin Simamora


Apakah yang paling menarik perhatian para imam-imam, ahli-ahli Taurat dan tua-tua Yahudi terhadap diri Yesus Kristus? Apakah moralitasnya, karakternya dan kesuciannya? Pada faktanya tidak, bahkan kalau kita mengamati pada injil, secara umum hampir begitu sukar kita menemukan dialog-dialog atau pengajaran-pengajaran Yesus baik bersifat hanya bagi para murid dan atau bagi masyarakat umum yang berisikan materi ajar yang bersifat bagaimana memiliki hidup yang suci berdasarkan pembangunan hidup taat terhadap kebenaran-kebenaran kitab suci. Apa yang ditemukan justru mengenai siapakah dirinya, kuasanya, tujuan kedatangannya dan bagaimana ia dan kuasanya adalah hal yang tak terpisahkan sebab merupakan sabda ilahi dalam wujud yang akan menyingkapkan jati diri dan kemuliaan diri Sang Mesias. Jadi memang pada akhirnya, oleh sebab kesentralan diri Yesus juga turut menampilkan kuasa dirinya sebagai bagian tak terpisahkan dari eksistensinya, maka pertanyaan perihal ini memang harus dikemukakan oleh orang-orang yang paling berotoritas:

 

Lukas 20:1-2 Pada suatu hari ketika Yesus mengajar orang banyak di Bait Allah dan memberitakan Injil, datanglah imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat serta tua-tua ke situ, dan mereka berkata kepada Yesus: "Katakanlah kepada kami dengan kuasa manakah Engkau melakukan hal-hal itu, dan siapa yang memberikan kuasa itu kepada-Mu!"

Sementara Yesus mengajar orang banyak di Bait Allah, pertanyaan yang dikemukakan mengenai dengan kuasa manakah? Nampak jelas bahwa kehidupan Yesus begitu diamati dan begitu diukur dan hasilnya mengejutkan mereka sebab manusia satu ini begitu kental dan begitu mudah dalam memperagakan kuasa-kuasa yang tak terpahami dan terselami bahkan Bait Allah tak dapat menolaknya untuk ia dapat mengajar orang banyak.

0 Ialah Elia Yang Akan Datang


Yohanes Pembaptis  Dalam Penjelasan Yesus Kristus Setelah Transfigurasi Sang Mesias

Oleh: Blogger Martin Simamora

 

A.Elia Harus Datang Lebih Dahulu: Ketika Penyingkap Kebenaran Harus Dipenggal

Era yang paling dinanti-nantikan oleh bangsa Yahudi adalah genapnya janji kehadiran Mesias. Yohanes Pembaptis adalah nabi tersisa bagi bangsa ini pada masa kegersangan rohani yang berakar pada kematian rohani yang tak dapat diduga kedalaman dan kedahsyatannya oleh manusia. Bahkan itu bagi Yohanes Pembaptis sendiri saat ia harus mengalami penderitaannya, pun membutuhkan kepastian apakah Mesias yang telah ditunjuknya sebagai dialah, adalah benar dan tak keliru. Kita harus memahami bagaimana Yohanes Pembaptis memberitakan Mesias yang dinantikan itu, perhatikan seruan nyaringnya:

Aku membaptis kamu dengan air sebagai tanda pertobatan, tetapi Ia yang datang kemudian dari padaku lebih berkuasa dari padaku dan aku tidak layak melepaskan kasut-Nya. Ia akan membaptiskan kamu dengan Roh Kudus dan dengan api- Matius 3:11

 

Alat penampi sudah ditangan-Nya. Ia akan membersihkan tempat pengirikan-Nya dan mengumpulkan gandum-Nya ke dalam lumbung, tetapi debu jerami itu akan dibakar-Nya dalam api yang tidak terpadamkan."- Matius 3:12

Pada kesehariannya, realisasi penerimaan kebenaran ini tidaklah mengalami sambutan yang aklamasi, sebaliknya rejeksi yang mengerikan dan menyingkapkan sebuah kegelapan yang begitu pekat dan keras,

 

Satu-satunya yang berkuasa dan berhak menunjukan bahwa Mesias telah datang memang adalah Yohanes Pembaptis sendiri:

           

Maka datanglah Yesus dari Galilea ke Yordan kepada Yohanes untuk dibaptis olehnya. Tetapi Yohanes mencegah Dia, katanya: "Akulah yang perlu dibaptis oleh-Mu, dan Engkau yang datang kepadaku?" Lalu Yesus menjawab, kata-Nya kepadanya: "Biarlah hal itu terjadi, karena demikianlah sepatutnya kita menggenapkan seluruh kehendak Allah." Dan Yohanespun menuruti-Nya.- Matius 3:13-15

Sementara Yohanes Pembaptis mengenali siapakah Yesus itu, pun demikian Sang Kristus mengenali siapakah Yohanes Pembaptis dalam misi divinitas yang dibawanya bagi dunia ini. Perhatikan penjelasan Yesus berikut ini:

0 Gembala yang Baik: Jika Satu Tersesat, Ia Mencari

  Pemikiran & Tindakan Kristus  Mengenai Keselamatan Manusia: Ia Meletakannya Di Atas Bahunya Dengan Gembira


Oleh: Blogger Martin Simamora

A.Ketersesatan yang Tak Lazim, Penyelamatan yang Tak Terpahami

Orang-orang Farisi dan ahli-ahli Taurat memiliki pandangan yang sangat  ketat terhadap ketentuan layak atau tidak layaknya seseorang untuk diselamatkan, atau untuk setidak-tidaknya berpotensi untuk diselamatkan. Dan pertama-tama, bagi mereka, Yesus memiliki problem sangat serius dan besar sebab Kristus tidak membangun jarak agar kesucian diri tidak terkontaminasi:

 

Lukas 15:1-2 Para pemungut cukai dan orang-orang berdosa biasanya datang kepada Yesus untuk mendengarkan Dia. Maka bersungut-sungutlah orang-orang Farisi dan ahli-ahli Taurat, katanya: "Ia menerima orang-orang berdosa dan makan bersama-sama dengan mereka."

 

Tindakan Yesus yang menerima dan makan bersama-sama dengan orang-orang berdosa telah menjadi batu sandungan yang begitu raksasa bagi orang-orang farisi sehingga tidak mungkin ditemukan sebuah dalil  bagi terciptanya semacam rekonsiliasi pada perilaku dan pandangan teologis Yesus yang hidup secara demikian.

 

Situasi tak terjembatani ini begitu besar sehingga jika semata-mata diserahkan kepada kebijakan manusia, tidak akan ditemukan satu kebenaran yang bermartabat ilahi sehingga kesucian tidak terkompromikan. Itulah sebabnya Yesus datang dengan sebuah penjelasan yang akan menunjukan bahwa pekerjaan yang sedang dilakukan oleh Yesus bukan sama sekali soal “menerima dan makan bersama-sama dengan pemungut cukai dan orang-orang berdosa,” bukan itu sama sekali.

 

Orang-orang Farisi dan ahli-ahli Taurat tidak dapat melihat problem dosa yang begitu gelap dan diluar kuasa manusia yang paling taat sekalipun untuk dapat ditanganinya, itu sebabnya Yesus datang dengan sebuah penjelasan yang pertama-tama menunjukan betapa gelap dan betapa ini adalah soal yang berada diluar kuasa manusia yang paling taat sekalipun kepada kebenaran kitab suci. Yesus tidak menjawab dengan sebuah  penjelasan etika  yang mendasari tindakannya yang demikian problematik bagi para Farisi dan ahli Taurat, namun Kristus menyingkapkan problem raksasa yang sedang menindas dan memperbudak Israel:

0 Mengapa Kamu Mendengarkan Dia?

Sang Kristus Dan Pernyataannya yang  Begitu Sukar Bagi Manusia : Akulah Gembala Yang Baik

Oleh: Blogger Martin Simamora


Bacalah lebih dulu: Bukan Hanya Gembala Tetapi Adalah Pintu

A. Ia kerasukan setan dan gila

Kala Yesus mengajar kebenaran yang bersumber dari kitab suci maka tidak akan pernah belaka sebuah proses mengajar dalam proses interaksi yang kognitif dan  spiritualitas belaka dalam sebuah tujuan untuk membangun pondasi-pondasi pengertian yang diharapkan dapat menghubungkan setiap pendengarnya pada kebenaran sehingga terbentuk sebuah spiritualitas atau bertumbuhnya sebuah kehidupan rohani tertentu. Pada Yesus, apa yang terjadi adalah jauh lebih besar daripada hal tersebut sebagaimana disaksikan oleh penulis injil Matius yang memberikan catatan penting sebagai berikut: “sebab Ia mengajar mereka sebagai orang yang berkuasa, tidak seperti ahli-ahli Taurat mereka” (Mat 7:29). Komparasi yang memperbandingkan Yesus secara ekstrim semacam ini nampak jelas tak terhindarkan dan dibangun diatas dasar pengalaman yang bersifat “current events” sehingga merupakan kesaharian Yesus yang sungguh menjadi tak sebanding terhadap ahli-ahli Taurat. Jadi  harus dikatakan bukan belaka propaganda yang diciptakan oleh kalangan murid-murid Kristus. Dalam catatan injil Yohanes,bahkan, kita melihat seorang Tokoh Agama Yahudi terkemuka,Nikodemus, secara diam-diam dalam jam-jam yang tak wajar melakukan kunjungan sangat penting kepada Yesus: "Rabi, kami tahu, bahwa Engkau datang sebagai guru yang diutus Allah; sebab tidak ada seorangpun yang dapat mengadakan tanda-tanda yang Engkau adakan itu, jika Allah tidak menyertainya." (Yohanes 3:1). Dalam hal ini, kita dapat melihat apakah wujud otentik pada “ia mengajar sebagai orang yang berkuasa,tidak seperti ahli-ahli Taurat” melalui pernyataan Nikodemus yaitu bahwa pengajaran Kristus dalam kesehariannya adalah seorang pengajar yang disertai Allah. Catatan pentingnya, Nikodemus memberikan konteks pada ”Allah menyertainya” sebagai unik dan hanya terjadi pada Yesus ketika dibingkainya dengan “tidak seorangpun yang dapat mengadakan tanda-tanda”. Jadi memang tanda-tanda yang dilakukan oleh Yesus adalah tanda-tanda yang diverifikasi sebagai datang dari Allah, bukan diluar Allah. Mengapa hanya terjadi pada Yesus Kristus, ini adalah hal yang tak kunjung dapat dipahami oleh Nikodemus (bandingkan dan pelajari Yohanes 3:9-13 dimana Kristus menyingkapkan dirinya lebih besar daripada apa yang dapat dipahami Nikodemus sebagai “Allah menyertainya”, sebab Kristus menunjukan dirinya sebagai pribadi yang memiliki kesatuan dengan Bapa dalam Ia turun kedalam dunia ini: Tidak ada seorangpun yang telah naik ke sorga, selain dari pada Dia yang telah turun dari sorga, yaitu Anak Manusia-Yoh 3:13)).

Kristus yang telah tampil dalam sebuah kehadiran yang tak terlepaskan dari kesatuannya dengan Bapa di sorga pada akhirnya menimbulkan konsekuensi-konsekuensi yang sangat berat. Pada artikel ini, kita kembali melihat bagaimana Kristus menunjukan kebesaran dan keagungan kasih Allah yang besar melalui sebuah perumpamaan “Gembala yang baik”, dalam sebuah konsistensi yang divinitas pada diri Yesus pada setiap kali ia mengajar, maka “Gembala yang baik” di sini, ini bukan sama sekali gembala yang baik sebagaimana yang paling mulia yang dapat diukurkan, jadi ini tepat sebagaimana yang terjadi dengan “jika Allah tidak menyertainya.” Itu sebabnya pada saat Yesus menunjukan siapakah dirinya sebagai gembala yang baik, responnya adalah sangat negatif atau gelap: Ia kerasukan setan dan gila; mengapa kamu mendengarkan Dia? (Yohanes 10:20).

0 Bukan Hanya Gembala Tetapi Adalah Pintu


Yesus Berkata Aku Adalah Gembala dan Pintu: Dunia Tak Mungkin Menyentuh Kristus, Maka Dunia Juga Tak Dapat Merampas Domba-Domba-Nya

Oleh: Blogger Martin Simamora

A.Gembala Yang Baik, Pintu Yang Berdaulat

Apa yang mencengangkan kala Yesus mengajukan perumpamaan  Gembala yang baik adalah bagaimana Sang Kristus mengintroduksi diri  Gembala dalam format relasi yang sangat sukar untuk dipahami. Mari perhatikan dulu pernyataan Yesus berikut ini:

 

-Akulah pintu ke domba-domba itu, Yohanes 10:7

-Akulah gembala yang baik, Yohanes 10:11

Karakteristik domba yang lemah sehingga memerlukan seorang gembala yang bertugas menjaga dan menggembalakan kehidupan sehari-harinya menjadi sebuah karakteristik fundamental sehingga Kristus dalam perumpamaan tersebut menunjuk pada dirinya sendiri sebagai bukan saja gembala tetapi juga  pintu untuk menuju pada domba-domba, dengan kata lain para domba hidup dalam dirinya. Bahkan sekalipun ada yang mencoba atau berupaya masuk kedalam kumpulan domba-domba-Nya dengan cara tidak melalui satu-satunya pintu yaitu dirinya maka sebetulnya hanya akan menjadikannya pada kondisi yang berlawanan dengan ini:

 

barangsiapa masuk melalui Aku, ia akan selamat-Yohanes 10:9

 

Untuk melihat kemegahan diri Sang Gembala ini, kita wajib mengarahkan pandangan kita pada pernyataan Kristus berikut ini:

           

"Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya siapa yang masuk ke dalam kandang domba dengan tidak melalui pintu, tetapi dengan memanjat tembok, ia adalah seorang pencuri dan seorang perampok-Yohanes 10:1

 

Teks ini sedang menunjuk kepada siapakah Gembala sejati itu sesungguhnya? Terpenting, secara pasti Gembala tersebut haruslah seorang  yang bukan saja dikenal tetapi yang dikehendaki Sang Empunya domba-domba tersebut sebagaimana diindikasikan dalam “sesungguhnya siapa yang masuk ke dalam kandang domba tidak melalui pintu, tetapi…. Ia adalah pencuri dengan seorang perampok”. Kristus mengindikasikan dirinya adalah satu-satunya Gembala yang masuk ke dalam kandang domba melalui pintu tersebut dalam ungkapan yang menakjubkan berikut ini:

Aku datang, supaya mereka mempunyai hidup, dan mempunyainya dalam segala kelimpahan-Yohanes 10:10

0 Berkat Bagi Yakub, Penipu Diberkati?

 

Apakah Perjanjian Allah Didasarkan Pada Sebuah Berkat Curian?

Oleh  Dr. Eli Lizorkin-Eyzenberg

Israel Bible Weekly

(diterjemahkan dan diedit oleh: Blogger Martin Simamora)

 


Mayoritas pembaca Alkitab mengalami kesukaran pelik terhadap tokoh Alkitab bernama Yakub ketika mempertimbangkan hidupnya. Pertanyaan mendasar yang akan mereka pertanyakan adalah:”Bagaimana bisa seorang pencuri, seorang penipu, dan seorang pengecut dapat disematkan sebagai bapa umat Allah, Israel?

Ishak yang buta dan sudah lanjut usia itu memiliki dua berkat yang tersedia dalam kepemilikannya untuk diberikan kepada putera-puteranya. Satu adalah berkat yang telah dipersiapkan bagi anak sulungnya, Esau dan satu lagi adalah berkat Abraham yang telah dipersiapkan bagi Yakub. Berkat pertama adalah sebuah berkat yang umum yaitu kemakmuran dan kuasa, namun berkat kedua secara ketat bertemali dengan sebuah berkat khusus bagi Abraham:

Kejadian 28:3-4 Moga-moga Allah Yang Mahakuasa memberkati engkau, membuat engkau beranak cucu dan membuat engkau menjadi banyak, sehingga engkau menjadi sekumpulan bangsa-bangsa. Moga-moga Ia memberikan kepadamu berkat yang untuk Abraham, kepadamu serta kepada keturunanmu, sehingga engkau memiliki negeri ini yang kaudiami sebagai orang asing, yang telah diberikan Allah kepada Abraham."

(catatan editor: perhatikan ayat 5: Demikianlah Ishak melepas Yakub)

1 Hai Kristus, Hukum Manakah Yang Paling Utama?

 Pada Waktu Itu Orang Akan Melihat Anak Manusia Datang Dalam Awan-Awan Dengan Segala Kekuasaan dan Kemuliaan-Nya

Oleh: Blogger Martin Simamora

A.Pertanyaan Teologis Teragung Bagi Sang Kristus

Yesus Sang Kristus dalam proses interaksinya dengan berbagai individu, kelompok masyarakat dan kalangan para pemimpin agama tak terelakan akan memberkaskan dalam benak dan jiwa mereka terkait siapakah sebenarnya Yesus. Pertanyaan ini bukan sekedar asal-usul, kuasa, spiritualitas dan kemurnian atau ketakbercelaannya, sebab secara natural Kristus dalam kemanusiaannya tak terelakan melahirkan semacam ekspektasi mesianik yang “terlampau” divinitas sehingga menimbulkan kekuatiran semacam penduaan Tuhan. Mari kita pertama-tama memperhatikan sebuah pertanyaan teologis yang teragung bagi Sang Kristus, dikatakan teragung karena keagungan pertanyaan itu sendiri adalah eksistensi Sang Mesias itu sendiri sementara para penanyanya dapat dipastikan tidak dapat sama sekali menerima kebenaran hukum yang paling utama ini. Perhatikan ini:

 

Markus 12:28 Lalu seorang ahli Taurat, yang mendengar Yesus dan orang-orang Saduki bersoal jawab dan tahu, bahwa Yesus memberi jawab yang tepat kepada orang-orang itu, datang kepada-Nya dan bertanya: "Hukum manakah yang paling utama?"

 

Markus 12:29 Jawab Yesus: "Hukum yang terutama ialah: Dengarlah, hai orang Israel, Tuhan Allah kita, Tuhan itu esa.

Ini adalah jantung spiritualitas dan pondasi iman bangsa Israel dalam mengenal Dia Yang Maha Tinggi. Ini bukan kredo ciptaan bangsa ini sebab pada dasarnya mereka tidak mengenal Dia oleh karena mencari tahu siapakah pencipta mereka sesungguhnya.

 

Sementara Yesus menjawab pertanyaan ahli Taurat tersebut secara jitu dan tak meleset sama sekali. Ahli Taurat tersebut sebenarnya sedang mendekati Yesus dalam sebuah paradigma yang menunjukan bahwa ia mengenal kebenaran tetapi tidak mengenal siapakah Yesus Kristus:

Markus 12:32 Lalu kata ahli Taurat itu kepada Yesus: "Tepat sekali, Guru, benar kata-Mu itu, bahwa Dia esa, dan bahwa tidak ada yang lain kecuali Dia.

0 Bidat-Bidat Favorit Kita

Kebingungan Doktrinal Dalam Jemaat, Problem Laten Namun Nyata Membahayakan Kesehatan Rohani


Oleh: Blogger Martin Simamora

 


A.Pengantar Penulis

Artikel singkat ini sepenuhnya bersumber atau atau mengacu dari sebuah artikel yang dimuat di Christianity Today sebagai gagasan penulisan, menarik untuk dimuat karena di Indonesia problem kehidupan rohani umat Kristen sebetulnya identik dengan apa yang dimunculkan dalam survei  yang dikemukakan dalam CT, dengan kata lain andaikata survei yang sama dilakukan di Indonesia maka problem sesungguhnya akan terangkat ke permukaan secara terang benderang.Oleh karena itu, sementara bisa jadi kehidupan bergereja di Indonesia dapat dikatakan bergairah namun juga mengalami krisis doktrin-doktrin utama kekristenan yang dapat diindikasikan dengan munculnya ajaran menyimpang yang menjelaskan Tritunggal seperti Tritunggal bagaikan amuba, Yesus adalah salah satu dari 3 Anak Allah (Lucifer, Adam, Yesus), Yesus adalah manusia ciptaan, Yesus adalah sekaligus Bapa, Anak dan Roh Kudus, pernikahan di sorga, pengajaran corpus delicti terkait Allah tidak memiliki bukti yang kokoh untuk mengadili iblis hingga saat ini, dan seterusnya. Jika kita mengacu pada apa yang mencuat di permukaan sebagaimana pada kasus-kasus yang masih hangat pada sebuah sinode gereja GBI yang melakukan semacam penertiban pengajaran-pengajaran Kristen yang menyimpang dari pondasi-pondasi utama dengan memeriksa secara tebuka para pendeta yang sebelumnya berada didalam naungan sinonde ini mulai dari kala itu pendeta Erastus Sabdono hingga yang terkini saat sinode gereja tersebut melakukan verifikasi pengajaran pendeta Gilbert Lumoindong yang sempat disinyalir menyimpang dan telah dinyatakan tidak ditemukan penyimpangan, maka sebetulnya cukup berdasar untuk memperhatikan bahwa gereja-gereja di Indonesia mengalami krisis doktrin yang perlu diperhatikan secara serius dan harus menjadi porsi yang sangat khusus bagi gereja secara keseluruhan. Kala sinode GBI berani terbuka maka seharusnya demikian juga dengan gereja-gereja lainnya, sebab problem-problem semacam ini mustahil hanya ada dalam sinode GBI. Sebaliknya sinode satu ini layak diberikan pujian dan sepatutnya diajukan sebagai patron bagaimana sebuah sinode seharusnya menjaga jemaat dari pengajaran-pengajaran yang disinyalir menyimpang. Terkait dengan artikel CT, diharapkan apa yang disampaikan CT dapat menjadi sebuah inspirasi bagi gereja untuk memperhatikan doktrinnya, apakah yang diajarkan dan apakah yang diimani oleh jemaatnya sehingga penggembalaan jemaat tidak bertentangan dengan penggembalaan Kristus atas gereja sebagai kepala dari tubuh  Kristus.

1 Kristus Sang Pengajar

Hakim Yang Mulia Bersabda Bagi Semua

Blogger Martin Simamora

A.Ketika Kristus Menduduki Kursi Musa Sebagai Hakim Yang Mulia

Kala Yesus Sang Kristus telah menjadi begitu populer dan telah sukses membangun sebuah kemuliaan yang menjamah jiwa setiap pendengarnya baik itu menciptakan nuansa hitam atau abu-abu atau putih bagi setiap individu, pada momen itu jugalah Sang Kristus telah masuk kedalam takhta kemuliaan bukan saja sebagai Sang Guru tetapi Ia Sang Sabda- Mesias yang bersabda.Secara gradual tak terhindarkan baginya bahwa ia bukan Guru dalam apa yang selama ini dapat mereka pahami. Secara hitam atau setidak-tidaknya abu-abu, terhadap Sang Kristus dapat terlontar pertanyaan-pertanyan penguji semacam ini:

Markus 10:2 Maka datanglah orang-orang Farisi, dan untuk mencobai Yesus mereka bertanya kepada-Nya: "Apakah seorang suami diperbolehkan menceraikan isterinya?"

Kita harus memperhatikan bahwa konteks pertanyaan ini sungguh-sungguh dimaksudkan untuk menguji apakah kedivinitasan Kristus yang akan muncul dari mata air pertanyaan ini. Jika pertanyaan ini membutuhkan semacam kematangan atau kebijakan seseorang yang telah teruji dan terpuji bukan saja pada kehidupan pernikahan dan pembinaan keluarganya sendiri selama puluhan tahun usia pernikahan di mata publik, tentulah Yesus Sang Kristus akan berkualifikasi untuk menjadi setidaknya rujukan terhadap problem pada institusi keluarga. Yesus Sang Kristus tidaklah demikian, sehingga memang pertanyaan ini memang dapat menjadi problem pelik tersendiri bagi Sang Kristus. Namun Kristus membawa masuk sebuah otoritas yang unik untuk dihadirkannya dihadapan orang-orang Farisi yaitu nabi Musa. Perhatikan ini: "Apa perintah Musa kepada kamu?" (Markus 10:3). Tanggapan Kristus pada hari itu sebagaimana lazimnya ia mengajar telah berubah menjadi penghakiman oleh sabda-Nya terhadap bangsa ini, perhatikan ini:

Markus 10:4-5  Jawab mereka: "Musa memberi izin untuk menceraikannya dengan membuat surat cerai."Lalu kata Yesus kepada mereka: "Justru karena ketegaran hatimulah maka Musa menuliskan perintah ini untuk kamu.

Siapakah yang berharap pertanyaan penuh siasat ini berujung pada penghakiman, penghakiman oleh Musa yang menunjukan dua hal sekaligus: pertama, bahwa dosa telah merusak kekudusan dan kemuliaan lembaga pernikahan dan kedua, bahwa itu menunjukan manusia gagal untuk menggenapi secara tak bercela: sebab pada awal dunia, Allah menjadikan mereka laki-laki dan perempuan, sebab itu laki-laki akan meninggalkan ayahnya dan ibunya dan bersatu dengan isterinya, sehingga keduanya itu menjadi satu daging. Demikianlah mereka bukan lagi dua, melainkan satu. Karena itu, apa yang telah dipersatukan Allah, tidak boleh diceraikan manusia." (Markus 10:6-9).

0 Aku Datang Untuk Menggenapinya


Sesungguhnya Selama Belum Lenyap Langit Dan Bumi Ini, Satu Iota Atau Satu Titikpun Tidak Akan Ditiadakan Dari hukum Taurat, Sebelum Semuanya Terjadi

Oleh: Blogger Martin Simamora
A.Kristus dan Kitab Suci

Relasi Kristus terhadap Kitab suci merupakan sebuah format yang tak terbayangkan bekerja pada seorang manusia, jika dipikirkan sebagai format relasi ketaatan terhadap kitab suci maka nampak jelas relasi itu akan menunjukan bahwa dimensinya hanya diri Yesus Kristus yang mampu menghidupi dalam sebuah format yang benar-benar divinitas. Dalam catatan injil Matius, Sang Kristus menyingkapkan format relasi ini sebagai berikut:
Matius 5:17-18 "Janganlah kamu menyangka, bahwa Aku datang untuk meniadakan hukum Taurat atau kitab para nabi. Aku datang bukan untuk meniadakannya, melainkan untuk menggenapinya. Karena Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya selama belum lenyap langit dan bumi ini, satu iota atau satu titikpun tidak akan ditiadakan dari hukum Taurat, sebelum semuanya terjadi.

Spektrum penggenapannya melampaui eksistensi atau lebih tepat disebut sebagai sebuah eksistensi yang begitu absolut menentukan kesudahan serta kefinalan  dunia dan kefinalan kitab suci sebagaimana diungkapkan dalam pernyataan ini: sesungguhnya selama belum lenyap langit dan bumi ini, satu iota atau satu titikpun tidak akan ditiadakan dari hukum Taurat, sebelum semuanya terjad yang sangat manunggal dengan diri Yesus Kristus serta tujuannya di dunia ini. Ia dan  firman tertulis (kitab suci) memiliki relasi bersifat kekal dalam hal eksistensi-Nya. Kemanusiaan Kristus sedang membicarakan natur Keilahiannya yang mahamulia sebagaimana Bapa ketika ia sendiri berkata Aku datang untuk menggenapi hukum Taurat dan kitab para nabi dalam konteks melampaui segala abad hingga segala abad itu mengalami kesudahannya di tangannya sendiri sebagaimana ia mendefinisikannya sebagai berikut: selama belum lenyap langit dan bumi ini, satu iota atau satu titikpun tidak akan ditiadakan dari hukum Taurat, sebelum semuanya terjadi. Masalah dunia adalah: bagaimana memahami “sebelum semuanya  terjadi” dalam sebuah platform waktu, tempat dan peristiwa. Semakro dan atau semikro apakah isi dari sebelum semuanya terjadi akan dapat menjadi kepelikan sendiri bagi manusia untuk memahaminya.

0 Nabi Daud Tentang Siapakah Kristus

Ia Adalah Seorang Nabi Dan Ia Telah  Melihat Ke Depan Dan Telah Berbicara Tentang Kebangkitan Mesias

Oleh: Blogger Martin Simamora


Siapakah Kristus yang seharusnya diberitakan? Ini adalah pertanyaan yang akan diduga banyak orang akan dapat dijawab berdasarkan perspektif berbagai orang di eranya berdasarkan pengalaman dengannya. Dan jika berdasarkan demikian, maka perspektif para rasul adalah sumber penjelasan yang paling otentik. Namun pemberitaan para rasul Kristus tidaklah bersumber pengalaman subyektifitasnya sebab sumber otentik penjelasan siapakah Mesias bahkan Mesias yang telah disalibkan, mati, bangkit dari antara orang mati dan telah naik ke sorga adalah kitab suci (perjanjian lama) yang bahkan penulisnya tidak pernah berjumpa dan tidak mungkin melihatnya. Rasul-rasul Kristus pada dan setelah peristiwa pentakosta akan senantiasa menjelaskan siapakah Kristus dalam bingkai kesaksian firman Tuhan dan bukan dalam bingkai pengalaman  yang bersifat subyketif dan memang sangat istimewa antara mereka terhadap Kristus. Mari kita memperhatikan hal istimewa ini:
Kisah Para Rasul 2:29-31 Saudara-saudara, aku boleh berkata-kata dengan terus terang kepadamu tentang Daud, bapa bangsa kita. Ia telah mati dan dikubur, dan kuburannya masih ada pada kita sampai hari ini.Tetapi ia adalah seorang nabi dan ia tahu, bahwa Allah telah berjanji kepadanya dengan mengangkat sumpah, bahwa Ia akan mendudukkan seorang dari keturunan Daud sendiri di atas takhtanya. Karena itu ia telah melihat ke depan dan telah berbicara tentang kebangkitan Mesias, ketika ia mengatakan, bahwa Dia tidak ditinggalkan di dalam dunia orang mati, dan bahwa daging-Nya tidak mengalami kebinasaan

Ini menjadi sebuah mercu suar yang divinitas, tanpa ini semua akan tersesat dalam mengenali dan apalagi menjelaskan siapakah Mesias dan mengapa Ia harus mati namun daging-Nya tidak mengalami kebinasaan (tidak dikuasai maut sehingga tetap dalam perbudakan kematian). Pada payung besar dan divinitas ini sajalah kesaksian para rasul akan menjadi benar dan berkuasa untuk menyatakan siapakah Kristus: Yesus inilah yang dibangkitkan Allah, dan tentang hal itu kami semua adalah saksi. (Kisah Para Rasul 2:23).

Relasi Daud  terhadap Mesias bukan sekedar dalam relasi profetis yang bersifat Pre-Destinasi bahwa Mesias  harus seorang keturunan Daud dan bahwa Mesias telah ditetapkan lebih dulu sebelum Mesias itu sendiri ada di bumi harus mati namun dagingnya tidak mengalami kebinasaan. Juga bukan  semata relasinya adalah Mesias yang harus keturunan Daud itu adalah pasti akan bertakhta di takhta Daud tetapi relasi Daud ini mengalami penggenapan pada saat Sang Mesias sendiri menjelaskan relasi dirinya terhadap Raja Daud:

0 Seperti Ada Tertulis: Problem Ketakberdayaan Manusia


"Allah Membuat Mereka Tidur Nyenyak, Memberikan Mata Untuk Tidak Melihat dan Telinga Untuk Tidak Mendengar, Sampai Kepada Hari Sekarang Ini"

(Pertanyaan Akbar, Jawaban Teragung)

Oleh: Blogger Martin Simamora


Siapapun yang membaca Roma 11:6 akan menghadapi sebuah tempat perhentian yang begitu besar, luas dengan konstruksi yang teramat kompleks sehingga sesungguhnya siapapun yang memasuki area Roma 11:6 akan tak mungkin begitu saja mencerna pertanyaan dan apalagi jawabannya secara renyah. Mari kita membacanya:

Maka aku bertanya: Adakah Allah mungkin telah menolak umat-Nya? Sekali-kali tidak! Karena aku sendiripun orang Israel, dari keturunan Abraham, dari suku Benyamin.- Roma 11:1

Adakah Allah mungkin telah menolak umat-Nya? Ini adalah pertanyaan yang begitu personal dan dapat dipastikan ini adalah pertanyaan yang teramat serius yang akan hidup dalam segala zaman! Rasul Paulus menjawabnya secara tegas, lugas dan definitif. Apa yang semakin menarik adalah, bahwa kemudian rasul ini menautkan pertanyaan dan jawaban atas pertanyaan tersebut dengan dirinya, seperti ini: Karena aku sendiripun orang Israel, dari keturunan Abraham, dari suku Benyamin. Tentu menjadi penting untuk mengetahui mengenai siapakah rasul Paulus,mari kita melhat sejenak  profil dan curriculum vitae-nya:

Kisah Para Rasul 8:3 Tetapi Saulus berusaha membinasakan jemaat itu dan ia memasuki rumah demi rumah dan menyeret laki-laki dan perempuan ke luar dan menyerahkan mereka untuk dimasukkan ke dalam penjara.


Kisah Para Rasul 9:1-2 Sementara itu berkobar-kobar hati Saulus untuk mengancam dan membunuh murid-murid Tuhan. Ia menghadap Imam Besar, dan meminta surat kuasa dari padanya untuk dibawa kepada majelis-majelis Yahudi di Damsyik, supaya, jika ia menemukan laki-laki atau perempuan yang mengikuti Jalan Tuhan, ia menangkap mereka dan membawa mereka ke Yerusalem.

0 Seruan Nabi Terakhir Perjanjian Lama: Dia Penyelamatmu


Lihatlah Anak Domba Allah, Yang Menghapus Dosa Dunia: Adakah Yang Mau Memandangnya & Menerimanya?
Oleh: Blogger Martin Simamora


Seruan nabi terakhir perjanjian lama yang sekaligus satu-satunya nabi terakhir yang menubuatkan momen-momen terdekat tampilnya mesias dalam sebuah garis waktu penggenapan nubuat nabi-nabi mengenai  mesias yang harus menderita, merupakan teriakan yang menyalakan sebuah terang yang menelanjangi natur manusia  yaitu ketidakberdayaan manusia untuk menanggulangi dosa sebagaimana Allah menghendaki, sekaligus menunjukan kerusakan total manusia yang mendefinisikan bahwa keselamatan manusia berkait erat dengan penyelesaian problem yaitu konsekuensi dosa yang tak dapat dan tak mungkin diatasi tuntas oleh manusia. Teriak seru nabi terakhir perjanjian lama- Yohanes Pembaptis : lihatlah Anak domba Allah, yang menghapus dosa dunia (Yohanes 1:29), oleh karena itu, tidak dapat semata dipandang sebagai sebuah proses penggenapan firman Allah yang telah disampaikan oleh para nabi, tetapi juga adalah penyingkapan divinitas bahwa tak satupun manusia dapat menyelamatkan dirinya sendiri olehnya sendiri. Kita harus tahu bahwa kepada bangsa Yahudi sendiri, rasul Petrus dan rasul Yohanes setelah Pentakosta menunjukan bahwa ini adalah sentral pemberitaan injil:

Kisah Para Rasul 3:13-14 Allah Abraham, Ishak dan Yakub, Allah nenek moyang kita telah memuliakan Hamba-Nya, yaitu Yesus yang kamu serahkan dan tolak di depan Pilatus, walaupun Pilatus berpendapat, bahwa Ia harus dilepaskan. Tetapi kamu telah menolak Yang Kudus dan Benar, serta menghendaki seorang pembunuh sebagai hadiahmu.

0 Aku, Manusia Celaka, Rasul Paulus


Siapakah Yang Akan Melepaskan Aku Dari Tubuh Maut Ini?
Oleh: Blogger Martin Simamora


Sebagaimana Sang Kristus yang menyatakan dosa adalah maut yang membelenggu setiap manusia sehingga memerlukan perbuatan Tuhan untuk menyelamatkan (Sebagaimana Kristus nyatakan dalam Yohanes 3:16; 5:14;bandingkan dengan Matius 10:28) sebab memang manusia sama sekali tak berdaya, rasul Paulus dalam Epistel Roma menunjukan hal yang sama namun dengan sebuah pendekatan yang secara tajam menunjukan bagaimana manusia mengalami keadaan sama sekali tak berdaya, dan bagaimana dosa adalah sebuah kemelesetan yang membawa manusia menuju maut secara total tanpa satu cara pun manusia dapat menata ulang rute kehidupannya agar berbalik dari kemelesetannya menuju kembali kepada kejituan tujuan hidup oleh karya dan upaya diri sendiri. Rasul Paulus kepada dirinya sendiri secara nyaring dan terang benderang menunjukan situasi semua manusia dengan satu ekspresi yang sangat kuat dan gelap yaitu: Aku, manusia celaka! (Yohanes 7:24). Pada bagian ini dalam suratnya tersebut, sang rasul memberikan gambaran yang mampu menunjukan betapa kuatnya kuasa dosa membelenggu manusia dalam sebuah tatanan yang bahkan kekuatannya berada diluar jangkauan manusia untuk dapat mengakhirinya, bahkan tindakan manusia untuk memilih berhenti untuk berbuat dosa dan menarik diri dari keterlibatan dunia bahkan tak dapat menggugurkan kekuatan kuasa dosa mengikat seorang manusia. Mari perhatikan pernyataan rasul Paulus berikut ini:

Apakah kamu tidak tahu, saudara-saudara, --sebab aku berbicara kepada mereka yang mengetahui hukum--bahwa hukum berkuasa atas seseorang selama orang itu hidup? Sebab seorang isteri terikat oleh hukum kepada suaminya selama suaminya itu hidup. Akan tetapi apabila suaminya itu mati, bebaslah ia dari hukum yang mengikatnya kepada suaminya itu. Jadi selama suaminya hidup ia dianggap berzinah, kalau ia menjadi isteri laki-laki lain; tetapi jika suaminya telah mati, ia bebas dari hukum, sehingga ia bukanlah berzinah, kalau ia menjadi isteri laki-laki lain. Sebab itu, saudara-saudaraku, kamu juga telah mati bagi hukum Taurat oleh tubuh Kristus, supaya kamu menjadi milik orang lain, yaitu milik Dia, yang telah dibangkitkan dari antara orang mati, agar kita berbuah bagi Allah. (Roma 7:1-4)
Anchor of Life Fellowship , Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah, itu bukan hasil pekerjaanmu: jangan ada orang yang memegahkan diri - Efesus 2:8-9