Oleh : DR. R.C Sproul
Kita adalah manusia-manusia fana yang rapuh, dipenuhi dengan ketakutan-ketakutan yang seperti apapun juga. Kita memiliki ketidakamanan yang memang menjadi bagian tak terpisahkan sehingga seberapa banyakpun siulan dalam kegelapan tak mampu meredakan ketakutan kita. Kita mencari jaminan atau kepastian terkait hal-hal yang paling menakutkan.
Larangan tersebut telah disuarakan lebih sering daripada larangan lainnya oleh Yesus Kristus yang merupakan perintah, Jangan takut …” Dia telah mengatakan hal ini begitu seringnya kepada murid-murid-Nya dan orang-orang lain yang Dia jumpai sehingga larangan ini menjadi terdengar bagaikan sebuah ucapan salam. Dimana orang pada umumnya mengucapkan salam kepada orang lain dengan berkata “Hai” atau “Halo,” kata-kata pertama yang diucapkan Yesus paling sering adalah “Jangan takut.”
Mengapa? Berangkali kegemaran Yesus terhadap kata-kata ini timbul dari pemahaman akan ketakutan yang terselubung tipis, yang mencengkram semua orang yang datang mendekat kepada Tuhan yang hidup. Kita takut akan kuasa-Nya, kita takut akan murka-Nya, dan yang paling kita takuti adalah penolakan utama-Nya.
Kepastian yang paling kita perlukan adalah kepastian akan keselamatan. Walaupun kita benci untuk berpikir banyak mengenai hal ini atau merenungkannya secara mendalam, kita tahu secara intuitif andaikan malapetaka terburuk yang dapat menimpa kita adalah dikunjungi oleh murka hukuman final Tuhan. Ketidakamanan kita diperburuk oleh kepastian bahwa kita memang layak dimurkai.
Banyak yang percaya bahwa kepastian ini adalah tidak mungkin dan juga bahkan tidak bisa dicari. Mengklaim kepastian semacam ini dipandang sebagai topeng arogansi tertinggi, nadir kesombongan diri.
Namun, jika Tuhan mendeklarasikan bahwa adalah mungkin untuk memiliki kepastian penuh akan keselamatan dan bahkan perintah-perintah agar kita mencarinya, kemudian barulah menjadi sebuah arogansi tertinggi bagi orang yang menyangkal atau mengabaikan fakta tersebut.
Faktanya, Tuhan memang memerintahkan kita untuk memastikan pemilihan dan
panggilan kita pasti/teguh : ” Karena itu, saudara-saudaraku, berusahalah
sungguh-sungguh, supaya panggilan dan pilihanmu makin teguh. Sebab jikalau kamu
melakukannya, kamu tidak akan pernah tersandung.” ( 2 Petrus
1:10).
Perintah ini mengakui bahwa perintah ini
tidak melewatkan orang yang dibenarkan.
Ayat ini membicarakan sebuah masalah
yang krusial. Pertanyaan, “Apakah saya telah diselamatkan?” adalah salah
satu pertanyaan yang penting yang
dapat terpikir untuk ditanyakan
pada diriku sendiri. Saya harus tahu jawabannya; Saya sungguh harus tahu
jawabannya. Ini bukan sebuah hal remeh. Tanpa kepastian keselamatan, kehidupan
Kristen tidaklah stabil. Hal ini rentan terhadap kondisi kesulitan hidup yang melemahkan
suasana hati sehingga menjadi tak karuan
dan memberi ruang bagi serigala
kesesatan untuk berkemah didepan pintu. Kemajuan dalam
pengudusan memerlukan sebuah fondasi iman yang kokoh. Kepastian adalah semen
bagi fondasi tersebut. Tanpa
kepastian, fondasi itu hancur.
Bagaimana, kemudian, kita menerima kepastian?
Kitab suci mendeklarasikan bahwa Roh Kudus membawa kesaksian kepada roh kita
bahwa kita adalah anak-anak Tuhan. Kesaksian
batin dari Roh Kudus adalah penting karena kompleks. Kesaksian batin ini dapat
terkena distorsi-distorsi yang parah, menjadi dibingungkan dengan
subyektivitas dan delusi diri. Roh
memberikan kesaksian-Nya dengan Firman dan melalui Firman, tidak pernah
kesaksian batin itu bertentangan dengan
Firman atau tanpa Firman.
Karena adalah mungkin untuk memiliki kepastian keselamatan yang palsu maka lebih penting bahwa kita mencari kesaksian
Roh didalam dan melalui Firman. Kepastian palsu
biasanya lahir dari kesalahan pemahaman
akan keselamatan. Jika orang gagal untuk memahami perlunya
kondisi-kondisi keselamatan, kepastian
paling baik akan menjadi sebuah
tebak keberuntungan.
Karena itu, kami bersikukuh bahwa
doktrin yang benar adalah sebuah elemen yang krusial dalam mendapatkan sebuah
basis keselamatan yang sehat. Hal ini
bahkan menjadi sebuah kondisi
yang diperlukan, meskipun tidak berarti sebuah kondisi yang cukup. Tanpa
doktrin yang sehat kita akan memiliki sebuah pemahaman yang tidak memadai
tentang keselamatan. Akan tetapi,
memiliki sebuah pemahaman yang sehat
tentang keselamatan bukan jaminan kita memiliki keselamatan kami sangat
memahami hal ini.
Jika kita berpikir Alkitab mengajarkan keselamatan universal kita sampai pada
sebuah pemahaman salah tentang kepastian dengan alasan-alasan sebagai berikut :
Setiap orang diselamatkan. Saya adalah seseorang; karena itu, saya
diselamatkan.
Atau, jika kita berpikir keselamatan
diperoleh dengan perbuatan-perbuatan
baik kita sendiri dan kita kemudian terdelusi kedalam mempercayai bahwa kita
memiliki perbuatan-perbuatan baik, kita akan memiliki sebuah kepastian palsu
akan keselamatan.
Untuk memiliki kepastian yang sehat kita
harus memahami bahwa keselamatan kita terletak pada kepantasan yang dimiliki
Kristus saja, yang dicaplokan kepada kita ketika kita merangkul Dia dengan iman yang sejati. Jika
kita memahami hal itu,pertanyaan tersisa
adalah, “Apakah saya memiliki iman sejati yang diperlukan untuk
keselamatan?”
Kembali dua hal yang harus dimengerti dan dianalisa secara tepat. Pertama
adalah doktrinal. Kita harus memiliki sebuah pemahaman yang jelas mengenai apakah yang merupakan iman menyelamatkan yang sejati.
Jika kita beranggapan bahwa iman yang menyelamatkan sebagai sebuah iman yang
eksis dalam sebuah ruang hampa, tidak pernah melahirkan buah perbuatan-perbuatan kepatuhan, kita telah dibingungkan dengan iman yang menyelamatkan
dengan iman yang mati, yang tidak dapat menyelamatkan siapapun.
Persyaratan kedua melibatkan sebuah
analisa sadar diri akan kehidupan kita sendiri. Kita harus memeriksa diri kita sendiri untuk
melihat apakah buah regenerasi (dapat
didefinisikan sebagai semata-mata pekerjaan supernatural Allah Roh Kudus yang
terjadi secara diam-diam, mendadak, dan total yang mengubah natur manusia. Itu
adalah pekerjaan di bagian sebelah dalam diri manusia oleh karya Roh Kudus
secara bawah sadar/tidak disadari di dalam hati manusia – lebih jelas tentang
regenerasi baca di sini) terlihat dalam kehidupan kita. Apakah kita memiliki
sebuah kasih sayang yang nyata bagi Kristus yang biblikal? Hanya orang
yang telah diregenerasi memiliki kasih yang nyata bagi Yesus yang nyata. Selanjutnya kita harus
menyanyakan pertanyaan yang sulit, “ Apakah hidupku memanifestasikan buah
pengudusan?” Saya menguji imanku dengan
perbuatan-perbuatanku.
Saya menyebut ini pertanyaan ahir, pertanyaan sulit karena sejumlah alasan. Kita dapat kehilangan
kepastian jika kita berpikir kesempurnaan kepatuhan adalah ujiannya. Setiap
dosa yang kita lakukan setelah konversi
dapat menghujamkan keraguan pada
kepastian kita. Keraguan itu diperburuk oleh serangan dakwaan-dakwaan yang
dibuat oleh Setan terhadap kita. Setan senang mengguncangkan kepastian orang Kristen sejati.
Pada sisi lain, kita dapat mendelusikan
diri kita sendiri dengan memandang pada perbuatan-perbuatan kita sendiri dengan
sebuah pandangan yang mengagungkan kebaikan kita, melihat kebaikan dalam diri
kita kala tidak ada sama sekali. Disini kita digoncang teror
dihadapan peringatan yang diucapkan oleh Yesus :
“Pada hari terakhir banyak orang akan berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan, bukankah kami bernubuat demi nama-Mu, dan mengusir setan demi nama-Mu, dan mengadakan banyak mujizat demi nama-Mu juga? Pada waktu itulah Aku akan berterus terang kepada mereka dan berkata: Aku tidak pernah mengenal kamu! Enyahlah dari pada-Ku, kamu sekalian pembuat kejahatan!" (Matius 7:22-23)
Kepastian yang sesungguhnya terletak pada sebuah pemahaman yang sehat-utuh akan
keselamatan, sebuah pemahaman yang sehat terhadap justifikasi, sebuah pemahaman
yang sehat terhadap pengudusan, dan sebuah pemahaman yang sehat terhadap diri
kita sendiri. Dalam semua hal ini kita memiliki penghiburan dan pertolongan
dari Roh Kudus yang menerangi teks Kitab suci bagi kita, yang bekerja dalam
kita untuk menghasilkan buah pengudusan, dan yang memberi kesaksian kepada roh
kita bahwa kita adalah anak-anak Allah.
Ayat-Ayat untuk Pemahaman Lebih Lanjut :
2 Petrus 1:10
Efesus 2:4–5
1 Petrus 1:5
Fear Not –Ligonier Ministries | diterjemahkan dan diedit : Martin Simamora
No comments:
Post a Comment