F O K U S

Nabi Daud Tentang Siapakah Kristus

Ia Adalah Seorang Nabi Dan Ia Telah   Melihat Ke Depan Dan Telah Berbicara Tentang Kebangkitan Mesias Oleh: Blogger Martin Simamora ...

0 Mencintai Dia Yang Sangat Mencintaimu:

Oleh: Martin Simamora


Dicintai-Nya, Tak Ada Bunga Terakhir
(Refleksi)

(Kredit: “tak ada bunga terakhir” terinspirasi oleh lagu karya Bebi Romeo berjudul “bunga terakhir”)

Siapakah yang dapat membayangkan bahwa Allah sungguh dapat begitu dicintai dan dikangeni hingga mau mati rasanya? Tentulah ini bukanlah puisiku, bukanlah pengalaman romantisku  dengan siapapun yang  begitu spesial dihatiku…J. Tidak, tidak sama sekali, sebab Yesuslah yang menyatakan ini, dan perhatikan seksama, ini tak main-main sebab bahkan anda tak akan pernah membayangkan atau bahkan mempercakapkan cinta atau kasih-dikasihi atau mengasihi dalam rangkaian  melati putih kata-kata yang tak hanya indah tetapi menghujam hingga ke kedalaman jiwa manusia, dan mempermalukan kemuliaan cinta para manusia yang mulia:

Lukas 10:25-28  Pada suatu kali berdirilah seorang ahli Taurat untuk mencobai Yesus, katanya: "Guru, apa yang harus kuperbuat untuk memperoleh hidup yang kekal?" Jawab Yesus kepadanya: "Apa yang tertulis dalam hukum Taurat? Apa yang kaubaca di sana?" Jawab orang itu: "Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap kekuatanmu dan dengan segenap akal budimu, dan kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri." Kata Yesus kepadanya: "Jawabmu itu benar; perbuatlah demikian, maka engkau akan hidup."

Ini tentang cinta, dan kala Allah sedang membicarakan cinta dan menyatakan kemesraan, keromantisannya, kehangatannya dan gelora cinta-Nya untuk dicintaimu, dikasihimu, dikangenimu…siapakah yang kuat, siapakah yang sanggup! Siapakah yang sanggup mencintai tanpa sebuah kekecewaan yang dapat mematahkan, meremukan dan menguapkan, sekalipun dikecewakan-sekalipun dihina? Bukankah dikecewakan Tuhan adalah kosa kata yang kian lazim untuk disenandungkan? Ah.. biarlah kita sekali-kali tak lagi menuturkannya.



Siapakah yang ingin dicintai sebegitu mesranya? Sebegitu penuh cemburu sebab tak menginginkan terbagi sedikit saja? Dia! Dia  Sang Penulis Agung hukum Taurat! Dialah yang meminta dirinya untuk dikasihi dengan segenap hati, segenap jiwa, segenap kekuatan dan dengan sekuat akal budimu… dan juga akal budiku. Ini tak bicara tentang cinta dimensional atau perspektival. Bukan sama sekali sebab ini mengenai SEGENAP DIRIMU dan SAYA. Tak terbedakan, tak berkamar, tak bersekat, tak  bergradasi, dan tak satu titik kepupusan yang bagaimanapun….. sebab Ia meminta  kepada saya dan anda untuk mencintai Dirinya dengan SEGENAP DIRIKU!  Bukan cinta yang dapat memupus  yang sedang dibicarakannya!


Apa yang harus saya, anda, dan siapapun juga anda, ini bukanlah  belaka lirik-lirik cinta belaka. Hendaklah  jiwa kita bangkit, berjalan dan mendatangi-Nya, kala Ia berkata kepadamu: “Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap kekuatanmu dan dengan segenap akal budimu, dan kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri.” Sedemikian cinta-sedemikian mesra-sedemikian tak terpisahkan walau sedetik saja!



Bukan Untuk Menjadi Kenangan, Tetapi Abadi Bersama
Yesus kala menyingkapkan realitas Allah yang begitu mendambakan sebuah percintaan yang bukan saja penuh mesra tetapi dari detik ke detik dalam setiap kehidupanmu adalah kehidupan yang mencintainya. Detik demi detik!


Dapatkah anda membayangkan sebuah percintaan yang seperti ini: “Kasihilah dengan segenap hatimu, segenap jiwamu, segenap kekuatanmu, segenap akal budimu?” Tidak, dan tidak mungkin!


Itu sebabnya Bapa terlebih dahulu membuktikannya atau mempertunjukan maksud kekalnya,bahwa Ia memang sungguh mencintai manusia-manusia yang dikehendakinya untuk mencintainya dalam cara yang sedemikian.


Perhatikanlah ini:

▓Yohanes 3:16 Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal.


▓Yohanes 14:3 Dan apabila Aku telah pergi ke situ dan telah menyediakan tempat bagimu, Aku akan datang kembali dan membawa kamu ke tempat-Ku, supaya di tempat di mana Aku berada, kamupun berada.


▓Yohanes 6:56 Barangsiapa makan daging-Ku dan minum darah-Ku, ia tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia.


Tak ada satupun definisi yang dapat anda, saya, dan siapapun juga anda buat, mengenai cinta yang SEGENAP sebagaiman dikehendaki Allah, tanpa terlebih dahulu Ia memberikannya kepadamu sehingga ada berada didalam percintaan yang tak terpisahkan:

■Supaya di tempat di mana Aku berada, kamupun berada
■Ia tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia
■Ia mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya tidak binasa


Segenap hati, segenap jiwa, segenap kekuatanmu dan segenap akal budimu, sebab demikian jugalah Dia! Allah mengasihi manusia dengan segenap akal budi-Nya (Ia memiliki rencana dalam kekekalan yang begitu sempurna, dengan segenap kekuatan-Nya, dengan segenap hati-Nya.  Mari kita melihat ini di dalam  rencana Allah melalui nabi Yesaya [ Yesus berkata bahwa semua nabi menuliskan mengenai dirinya: Lukas 24:24-27,44-47; Yohanes 5:39-40,46)

▓Yesaya 53:1-12 “Siapakah yang percaya kepada berita yang kami dengar, dan kepada siapakah tangan kekuasaan TUHAN dinyatakan? Sebagai taruk ia tumbuh di hadapan TUHAN dan sebagai tunas dari tanah kering. Ia tidak tampan dan semaraknyapun tidak ada sehingga kita memandang dia, dan rupapun tidak, sehingga kita menginginkannya. Ia dihina dan dihindari orang, seorang yang penuh kesengsaraan dan yang biasa menderita kesakitan; ia sangat dihina, sehingga orang menutup mukanya terhadap dia dan bagi kitapun dia tidak masuk hitungan. Tetapi sesungguhnya, penyakit kitalah yang ditanggungnya, dan kesengsaraan kita yang dipikulnya, padahal kita mengira dia kena tulah, dipukul dan ditindas Allah. Tetapi dia tertikam oleh karena pemberontakan kita, dia diremukkan oleh karena kejahatan kita; ganjaran yang mendatangkan keselamatan bagi kita ditimpakan kepadanya, dan oleh bilur-bilurnya kita menjadi sembuh. Kita sekalian sesat seperti domba, masing-masing kita mengambil jalannya sendiri, tetapi TUHAN telah menimpakan kepadanya kejahatan kita sekalian. Dia dianiaya, tetapi dia membiarkan diri ditindas dan tidak membuka mulutnya seperti anak domba yang dibawa ke pembantaian; seperti induk domba yang kelu di depan orang-orang yang menggunting bulunya, ia tidak membuka mulutnya. Sesudah penahanan dan penghukuman ia terambil, dan tentang nasibnya siapakah yang memikirkannya? Sungguh, ia terputus dari negeri orang-orang hidup, dan karena pemberontakan umat-Ku ia kena tulah. Orang menempatkan kuburnya di antara orang-orang fasik, dan dalam matinya ia ada di antara penjahat-penjahat, sekalipun ia tidak berbuat kekerasan dan tipu tidak ada dalam mulutnya. Tetapi TUHAN berkehendak meremukkan dia dengan kesakitan. Apabila ia menyerahkan dirinya sebagai korban penebus salah, ia akan melihat keturunannya, umurnya akan lanjut, dan kehendak TUHAN akan terlaksana olehnya. Sesudah kesusahan jiwanya ia akan melihat terang dan menjadi puas; dan hamba-Ku itu, sebagai orang yang benar, akan membenarkan banyak orang oleh hikmatnya, dan kejahatan mereka dia pikul. Sebab itu Aku akan membagikan kepadanya orang-orang besar sebagai rampasan, dan ia akan memperoleh orang-orang kuat sebagai jarahan, yaitu sebagai ganti karena ia telah menyerahkan nyawanya ke dalam maut dan karena ia terhitung di antara pemberontak-pemberontak, sekalipun ia menanggung dosa banyak orang dan berdoa untuk pemberontak-pemberontak.”


Namun, kala Ia ingin dicintai sedemikian megahnya, sedemikian agungnya, itu akan menghanguskan cinta diri sendiri! Anda hangus didalam percintaan semacam ini oleh sebab Kristus ada didalammu membawa dirimu masuk ke dalam dirinya, sebagai sebuah pewujudan pikiran dan kehendak Allah untuk mengasihimu dan saya dengan cintanya teragung: “Seperti Bapa telah mengasihi Aku, demikianlah juga Aku telah mengasihi kamu; tinggallah di dalam kasih-Ku itu- Yohanes 15:9.” Di dalam saya dan anda mengalami kasih atau cinta Kristus, tak ada sebuah peristiwa “bunga terakhir” yang begitu menyedihkan sehingga salah satu akan mengalami  hubungan kasih mesra itu sebagai kenangan indah yang memilukan, sebagaimana diungkapkan oleh Bebi Romeo yang dinyanyikan kembali oleh Afgan:



Mengapa  Allah harus menyatakan kasih yang besar itu didalam kehidupan Anak-Nya yang Tunggal, Yesus Kristus? Sebab, yang sedang dibicarakan oleh Allah adalah cinta-Nya, ini bukan kisah mengenai manusia yang sedikit saja mampu mencintai Allah sebagaimana dikehendaki Allah! Tak pernah ada surat cinta manusia kepada Allah yang begitu agung sebagaimana  yang terungkap didalam hukum Taurat itu.


Ahli Taurat ingin mengalami kekekalan cinta dengan Allah (“apa yang harus kuperbuat untuk memperoleh hidup yang kekal?"- Lukas 10:25), tetapi apa daya, mereka tak  memiliki kebenaran didalam cinta yang dikehendaki Allah, selain hanya tahu namun tak berdaya… sama sekali. Yesus tak bisa dimanipulasi, tak bisa diperdaya, tidak bisa dibuayai sebab Ia memiliki cinta abadi yang kekal: “seperti Bapa mengasihi Aku” dan penuh kuasa untuk mewujudkannya: “Aku datang  bukan untuk melakukan kehendak-Ku tetapi melakukan kehendak Dia yang mengutus Aku (bacalah Yohanes 6:38).”


Bukannya melakukan cinta atau kasih yang dikehendaki Allahnya, malah sibuk berkonsepsi, sibuk berteori dan alpa dalam ketaktahuan-ketakberdayaan berupaya memuliakan diri sendiri sebagai  begitu hebatnya untuk mencintai: “Tetapi untuk membenarkan dirinya orang itu berkata kepada Yesus: "Dan siapakah sesamaku manusia?"- Lukas 10:29.” Bahkan dalam mengasihi atau mencintai itu, manusia  bahkan tak kuasa untuk meletakan kekudusan sebagai dasar kesetiaan di dalam sebuah hubungan kasih, sebagaimana dilukiskan dalam sebuah lagu berikut ini:



Manusia-manusia dapat mencintai dan menghianati cinta itu dalam sebuah kesekaligusan atas nama cinta. Manusia tanpa kasih dari Allah yang menghidupkannya, hanya akan menjadi sandera cinta yang begitu cemar oleh hasrat-hasrat dunia yang gelap ini.


Yesus tak menemukan jawabannya dalam  dunia manusia secara faktual, apa yang bisa ditunjukan oleh Yesus untuk menjawabnya, hanya berdasarkan sebuah perumpamaan, tanda perihal ini sebuah kemustahilan untuk dapat dilakukan oleh manusia, mencintai dalam sebuah KESEGENAPAN YANG DIMAUI ALLAH. Anda akan menemukan perihal ini pada Lukas 10:30-37. Tak ada yang pernah melakukannya, tak hanya dahulu bahkan jiwa cinta yang setotal ini-yang meniadakan keegoannya hingga  membuatnya mencintai orang lain secara dahsyat adalah mencintaiku sendiri… yang mencintai diriku sendiri dalam seorang manusia itu melakukan hal semacam ini:


Tetapi untuk membenarkan dirinya orang itu berkata kepada Yesus: "Dan siapakah sesamaku manusia?" Ia pergi kepadanya lalu membalut luka-lukanya, sesudah ia menyiraminya dengan minyak dan anggur. Kemudian ia menaikkan orang itu ke atas keledai tunggangannya sendiri lalu membawanya ke tempat penginapan dan merawatnya. Keesokan harinya ia menyerahkan dua dinar kepada pemilik penginapan itu, katanya: Rawatlah dia dan jika kaubelanjakan lebih dari ini, aku akan menggantinya, waktu aku kembali- Lukas 10:33-35” ▓


Siapakah manusia yang menyelamatkan dan setelah itu bukan saja tidak meninggalkan tetapi merawat senantisa penuh perhatian-penuh kegairahan bagi kesembuhanmu…dan bukan  hanya itu…namun Ia akan datang kembali bagi seorang yang tak dikenalinya namun telah dipilihnya untuk ditolong, diselamatkan dari kesekaratan dan kematian pengharapan? Yesus Kristus!

Tak akan pernah mampu mencintai-Nya/mengasihi sebagaimana yang dikehendaki Bapa, namun pun demikian, kehendak-Nya agar saya dan anda mencintai-Nya selaras dengan kemauan-Nya tak bisa sama sekali dianggap sepi:

▓Yohanes 14:15 Jikalau kamu mengasihi Aku, kamu akan menuruti segala perintah-Ku.


▓Yohanes 14:23 Jawab Yesus: "Jika seorang mengasihi Aku, ia akan menuruti firman-Ku


▓Yohanes 14:24 Barangsiapa tidak mengasihi Aku, ia tidak menuruti firman-Ku; dan firman yang kamu dengar itu bukanlah dari pada-Ku, melainkan dari Bapa yang mengutus Aku.


Jika tak satupun manusia sanggup melakukannya, lalu apakah dasar Yesus menuntut demikian? Apakah kekuatan manusia untuk melakukannya? Jawabnya: Allah yang memberikan kehidupan cinta-Nya sehingga anda mampu membangun dirimu untuk belajar mencintai Bapa sebagaimana yang telah diteladankan oleh Yesus sendiri. Allahlah sumber kekuatan bagi manusia sehingga dapat mencintai Allah atau dapat memenuhi atau melakukan “mengasihi Aku, ia akan menuruti firman-Ku”:

▓Yohanes 14:16-17 Aku akan minta kepada Bapa, dan Ia akan memberikan kepadamu seorang Penolong yang lain, supaya Ia menyertai kamu selama-lamanya, yaitu Roh Kebenaran. Dunia tidak dapat menerima Dia, sebab dunia tidak melihat Dia dan tidak mengenal Dia. Tetapi kamu mengenal Dia, sebab Ia menyertai kamu dan akan diam di dalam kamu.


Ia  menyertaimu dan saya bukan seperti anjing penuntun bagi orang-orang buta, di luarmu. Ia menyertaimu dan saya dengan tinggal diam di dalam kamu-tinggal diam bukan tinggal dan keluar – masuk berulang kali, sebab ia tinggal diam berdasarkan kasih Allah yang begitu besar di dalam Yesus: “Adalah lebih berguna bagi kamu, jika Aku pergi. Sebab jikalau Aku tidak pergi, Penghibur itu tidak akan datang kepadamu, tetapi jikalau Aku pergi, Aku akan mengutus Dia kepadamu- Yoh 16:7.” Ia tinggal diam di dalammu dan saya sehingga Ia dapat mencelikan kebutaan saya dan anda akan kebutaan mencintai Allah dengan segenap keberadaan kita  selaras kehendak Bapa di dalam Yesus yang tak pernah meninggalkan kita sedikit saja, walau saya dan anda untuk saat ini tak dapat menatapnya secara langsung.


Sehingga dapat dipahami, jika rasul Yohanes saat memerintahkan orang-orang Kristen untuk mencintai atau mengasihi Allah dalam cara yang tak main-main menuliskan ini:

▓1Yohanes 4:7-8 Saudara-saudaraku yang kekasih, marilah kita saling mengasihi, sebab kasih itu berasal dari Allah; dan setiap orang yang mengasihi, lahir dari Allah dan mengenal Allah. Barangsiapa tidak mengasihi, ia tidak mengenal Allah, sebab Allah adalah kasih. Dalam hal inilah kasih Allah dinyatakan di tengah-tengah kita, yaitu bahwa Allah telah mengutus Anak-Nya yang tunggal ke dalam dunia, supaya kita hidup oleh-Nya.


▓1Yohanes 4:8 Inilah kasih itu: Bukan kita yang telah mengasihi Allah, tetapi Allah yang telah mengasihi kita dan yang telah mengutus Anak-Nya sebagai pendamaian bagi dosa-dosa kita.

Sekarang, jika anda sungguh-sungguh orang  yang mengalami kehidupan Yesus yang bersemayam di dalamu- jika sungguh saya dan anda memiliki Roh Kudus yang tinggal diam didalam saya dan anda, maka tak kan dibiarkanya saya dan anda buta atau tak berdaya didalam mencintai-Nya begitu hangat begitu total didalam kemanusiaanku-kemanusiaanmu.


Dicintainya diri kita ini, agar kita agar sanggup mencintai-Nya; dipeluk-Nya kita  begitu kuat hingga mustahil terlepaskan, agar saya dan anda memiliki keyakinan yang kokoh didalam diri ini bahwa saya dan anda dicintai-Nya. Cintanya berkobar didalammu dan saya  untuk terus-menerus membakar segenap kelemahan-kelemahan daging- segala penghalang, segala dusta cinta. Agar, mencintainya dalam ketulusan… dalam kekudusan, sebagaimana Sang Roh Kudus yang bersemayam di dalamku dan anda adalah kudus pada hakikat-Nya sehingga didalam mencintai-Nya terlahirkan perbuatan-perbuatan yang menyemburatkan kekudusan-Nya kepada dunia. Ini adalah cinta yang meluruskan segala bentuk kebengkokan dan membongkarkan segala fenomena dosa yang tersembunyi begitu dalamnya di kedalam jiwa saya dan anda. Cinta-Nya merangkulmu hingga tak ada yang tersisa bagi dirimu sendiri, sebab Ia menghendaki mencintaimu “sebagaimana Bapa mengasihi Yesus!”  Itulah kasih dari Allah, cinta-Nya. Bukan cinta biasa dan bukan menurutmu.


1Korintus 13:4-7 Kasih itu sabar; kasih itu murah hati; ia tidak cemburu. Ia tidak memegahkan diri dan tidak sombong. Ia tidak melakukan yang tidak sopan dan tidak mencari keuntungan diri sendiri. Ia tidak pemarah dan tidak menyimpan kesalahan orang lain. Ia tidak bersukacita karena ketidakadilan, tetapi karena kebenaran. Ia menutupi segala sesuatu, percaya segala sesuatu, mengharapkan segala sesuatu, sabar menanggung segala sesuatu.

Roma 13:10 Kasih tidak berbuat jahat terhadap sesama manusia, karena itu kasih adalah kegenapan hukum Taurat.




Segala Kemuliaan Hanya Bagi Tuhan

kredit  gambar ilustrasi: wallpaperhd.in

No comments:

Post a Comment

Anchor of Life Fellowship , Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah, itu bukan hasil pekerjaanmu: jangan ada orang yang memegahkan diri - Efesus 2:8-9