2 Korintus 5:19-21
(19) Sebab Allah mendamaikan dunia dengan diri-Nya oleh Kristus dengan tidak memperhitungkan pelanggaran mereka. Ia telah mempercayakan berita pendamaian itu kepada kami.(20) Jadi kami ini adalah utusan-utusan Kristus, seakan-akan Allah menasihati kamu dengan perantaraan kami; dalam nama Kristus kami meminta kepadamu: berilah dirimu didamaikan dengan Allah.(21) Dia yang tidak mengenal dosa telah dibuat-Nya menjadi dosa karena kita, supaya dalam Dia kita dibenarkan oleh Allah.
Dibenarkan Tuhan adalah manusia diberikan keselamatan yang datang dari Tuhan, dibenarkan melalui darah Kristus, yang jadi korban menggantikan kita, kita sekarang mengalami pengudusan melalui Roh Tuhan, semuanya; kebenaran, pembenaran, dan kekudusan, kita terima melalui Yesus. Kita tidak memiliki kesemua itu karena keterpisahan kita dari Tuhan.
Dia satu-satunya yang sempurna tanpa dosa, telah memberikan dirinya sebagai pengganti secara sukarela bagi musuh-musuhnya, telah diperlakukan seolah-olah dia telah bersalah akibat dosa-dosa kita; menerima murka dan penghukuman akibat dosa-dosa kita. Kita yang bersalah dan yang layak dihukum, telah diperlakukan, dipandang sebagai yang tak berdosa; seolah-olah tidak pernah berdosa. Jadi ekspresi penggantian menghasilkan keselamatan bagi semua manusia yang percaya. Iman kita memulihkan hubungan kita dengan Tuhan.
Karena Kristus tidak berdosa dalam arti sesungguhnya, kita juga tidak menjadi benar dalam arti yang sesungguhnya-- menjadi utuh dalam proses sampai kita dimuliakan dan disempurnakan didalam Dia. Umat manusia yang jatuh sejak Adam "diperlakukan sebagai yang benar" oleh Tuhan karena jasa Kristus, tetapi suatu hari kelak kita akan dibenarkan sebagai manusia baru didalam Kristus, waktu kita dibangkitkan dan menjadi kekal tanpa dosa dalam tubuh kita. Kemudian kita akan memerintah dan berkuasa dibawah pemerintahan Kristus.
Roma 8:10-11
(10) Karena dengan hati orang percaya dan dibenarkan, dan dengan mulut orang mengaku dan diselamatkan.(11) Karena Kitab Suci berkata: "Barangsiapa yang percaya kepada Dia, tidak akan dipermalukan."
Dalam kalimat "dibenarkan Tuhan", menunjukan kepada fakta bahwa ini adalah rencana Tuhan dalam membuat manusia menjadi benar, pertama dengan membenarkan/menjustifikasi kita. Dia telah dibuat menjadi berdosa; kita dibuat menjadi benar; dia diperlakukan seolah-olah dia adalah seorang pendosa, (namun dia tetap tanpa dosa dan murni) kita diperlakukan seolah-olah benar, (namun kita jahat dan penuh dosa).
Roma 3:25-26
(25) Kristus Yesus telah ditentukan Allah menjadi jalan pendamaian karena iman, dalam darah-Nya. Hal ini dibuat-Nya untuk menunjukkan keadilan-Nya, karena Ia telah membiarkan dosa-dosa yang telah terjadi dahulu pada masa kesabaran-Nya.(26) Maksud-Nya ialah untuk menunjukkan keadilan-Nya pada masa ini, supaya nyata, bahwa Ia benar dan juga membenarkan orang yang percaya kepada Yesus.
Paulus menjelaskan lebih lanjut didalam Roma 4:5 "Tetapi kalau ada orang yang tidak bekerja, namun percaya kepada Dia yang membenarkan orang durhaka, imannya diperhitungkan menjadi kebenaran".
Kita telah dibenarkan dalam pandangan Tuhan oleh karena Kristus, kita memiliki sebuah kebenaran yang diperhitungkan kepada kita oleh Tuhan. Suatu saat itu akan menjadi milik kita melalui sebuah transformasi menyeluruh dari manusia fana menjadi manusia kekal, dari manusia berdosa menjadi manusia tanpa dosa. Menunggu tibanya saat itu " Sebab oleh Roh, dan karena iman, kita menantikan kebenaran yang kita harapkan" (Galatia 5:5).
Inilah yang dibicarakan Paulus dalam Roma 8:17-19
(17) Dan jika kita adalah anak, maka kita juga adalah ahli waris, maksudnya orang-orang yang berhak menerima janji-janji Allah, yang akan menerimanya bersama-sama dengan Kristus, yaitu jika kita menderita bersama-sama dengan Dia, supaya kita juga dipermuliakan bersama-sama dengan Dia.(18) Sebab aku yakin, bahwa penderitaan zaman sekarang ini tidak dapat dibandingkan dengan kemuliaan yang akan dinyatakan kepada kita.(19) Sebab dengan sangat rindu seluruh makhluk menantikan saat anak-anak Allah dinyatakan.
Martin Simamora | .letusreason.org
No comments:
Post a Comment