Tak ada titik lain dimana manusia membuat kesalahan-kesalahan yang lebih besar selain pada hubungan antara Taurat dan Injil. Beberapa pihak mengedepankan Taurat menggantikan Injil; sementara yang lainnya menempatkan Injil menggantikan Taurat, beberapa lagi memodifikasi Taurat dan Injil, dan tidak mengkhotbahkan baik Injil ataupun Taurat; dan yang lainnya lagi meniadakan Taurat sama sekali dalam khotbah di mimbar, dengan mengabarkan Injil. Ada banyak yang berpikir bahwa Taurat adalah Injil, dan mengajarkan jemaat untuk mengupayakan perbuatan-perbuatan baik: kejujuran, kebenaran, menjauhi minuman alkohol, murah hati agar memperoleh keselamatan, ungkap Charles Spurgeon .
Sebelumnya Bagian 1
Mereka telah melakukan kekeliruan. Sementara itu disisi lain, banyak yang mengajarkan bahwa Taurat adalah Injil (kabar baik), dimana didalamnya berisikan berbagai rangkaian perintah-perintah spesifik, dengan mematuhi Taurat diajarkan manusia berhak untuk diselamatkan, mereka keliru memahami kebenaran, dan tidak memahaminya. Kelompok tertentu memelihara Taurat dan mencampuradukan dengan Injil, sehingga mereka melakukan Taurat sebagai bagian anugerah Tuhan dimana manusia diselamatkan. Mereka yang melakukan hal ini tidak memahami kebenaran, dan adalah guru-guru palsu.
Taurat datang melalui Musa, anugerah datang melalui Kristus. Taurat sinonim dengan Musa, anugerah sinonim dengan Kristus. Hubungan kita dengan Kristus terjalin melalui kematian dan kebangkitannya dalam perjanjian baru. Taurat adalah buatan lama dari sebuah masa yang lain. Kita telah diciptakan sebagai ciptaan baru yang dipersiapkan bagi bumi dan langit yang baru. Tidak ada Taurat atau kepatuhan dalam perbuatan dapat membantu kita mempersiapkan diri, hanya anugerah saja yang memampukan kita. Kita mematuhi Tuhan katena kita mengasihinya dan kita tidak akan senang untuk mengecewakan yang kita kasihi. Masa-masa dimana kita tidak patuh terjadi karena kita mengasihi yang lain, bukan mengasihi Tuhan.
Tuhan mengizinkan Musa memandang tanah yang dijanjikan dari puncak gunung, kita dapat memandang janji-janjinya melalui iman dalam firman-firman Tuhan. Ketidakpatuhan Musa terhadap Taurat telah mendatangkan kematiannya, Musa hanya satu kali gagal menjalankan apa yang Tuhan kehendaki untuk dilakukan Musa dihadapan bangsa Israel dengan memecahkan loh batu dua kali dalam kemarahannya (Bilangan 20:7-12). Semua generasi Israel keluar dari Mesir, hanya 2 yang memiliki roh yang berbeda berhasil memasuki tanah perjanjian. Ciptaan lama tak dapat memasuki tanah yang dijanjikan Tuhan, hanya ciptaan baru saja. Mereka tak dapat memasuki tanah perjanjian dibawah Taurat (menjadi yang tidak mematuhi) sehingga setiap orang harus mati. Tetapi mereka memasukinya dalam iman.
Jika seseorang tetap memandang kepada Taurat sebagai pandu kehidupan, maka sukses sejati kehidupan Kristen tak akan pernah terjadi. Mempraktekannya menimbulkan resiko baik yang disadari atau tidak disadari, pemikiran bahwa mereka telah memiliki atau memelihara keselamatan dengan cara melakukan semua ketetapan dalam Taurat. Tetapi sesungguhnya hal itu memisahkan mereka dari Kristus, sebagaimana yang dikatakan Paulus :Kamu lepas dari Kristus, jikalau kamu mengharapkan kebenaran oleh hukum Taurat; kamu hidup di luar kasih karunia (Galatia 5:4).
Ketika Stefanus ditangkap dengan tuduhan melakukan hujat terhadap baik Musa dan Tuhan. Dimana ia memperkatakan penghakiman terhadap bait Tuhan (kota suci), ia tahu apa yang Kristus katakan mengenai pembangunan kembali bait suci dimasa mendatang. Mereka juga menuduh Stefanus terus-menerus menentang Taurat karena membicarakan anugerah. Mereka juga menyatakan mendengar Stefanus berkata bahwa Yesus akan mengubah berbagai kebiasaan yang diberikan Musa kepada mereka. Termasuk didalamnya Taurat dan hukum-hukum Musa.
Waktu Stefanus berkhotbah bahwa Taurat telah tiba pada kegenapannya dengan disalibkannya Messias. Dan Judaisme sebagaimana yang mereka kenal akan digantikan dengan Iman. Mereka baik yang mencintai Taurat dan yang tidak, akan selalu menganiaya mereka yang berpegang pada iman yang murni.
2 Korintus 3:6-9. Pada bagian ini Paulus berkata bahwa kita adalah "pelayan-pelayan dari suatu perjanjian baru, yang tidak terdiri dari hukum yang tertulis, tetapi dari Roh, sebab hukum yang tertulis mematikan, tetapi Roh menghidupkan." Inilah yang menyebabkan para pemelihara atau pemegang kebenaran berdasarkan Taurat mengecam mereka yang hidup didalam Perjanjian Baru karena dianggap hidup dalam perjanjian yang salah. Yang tertulis itu adalah Taurat dan itu hanya membuat kita bersalah, dan jika seseorang tidak bergantung sepenuhnya kepada anugerah maka mereka akan terus melakukan berbagai upaya (agar memiliki keselamatan ) melalui perintah-perintah yang telah diberikan kepada bangsa Israel.
Bersambung ke Bagian 3
Martin Simamora | Let Us Reason
No comments:
Post a Comment