KITAB Taurat (Musa)-- perintah-perintah yang ada didalam Perjanjian Lama berjumlah 613 perintah, termasuk didalamnya 10 perintah yang ditulis oleh Paulus :Roma 7:8 Tetapi dalam perintah itu dosa mendapat kesempatan untuk membangkitkan di dalam diriku rupa-rupa keinginan; sebab tanpa hukum Taurat dosa mati.
Roma 7:9 Dahulu aku hidup tanpa hukum Taurat. Akan tetapi sesudah datang perintah itu, dosa mulai hidup,Disini rasul Paulus menggunakan baik Hukum dan Perintah secara bergantian untuk perihal yang sama--dosa, dan kemudian menyimpulkannya dalam Roma 7:10 :"sebaliknya aku mati. Dan perintah yang seharusnya membawa kepada hidup, ternyata bagiku justru membawa kepada kematian".
Sebelumnya : Bagian 1
Kata perintah yang digunakan disini dalam bahasa aslinya adalah "entole" (Gerika), kata Hukum dalam bahasa aslinya adalah "nomos". Kedua kata ini digunakan diseluruh pembahasan rasul Paulus mengenai perintah dan hukum dalam Perjanjian Baru.
Roma 7:12-13 Jadi hukum Taurat adalah kudus, dan perintah itu juga adalah kudus, benar dan baik.Jika demikian, adakah yang baik itu menjadi kematian bagiku? Sekali-kali tidak! Tetapi supaya nyata, bahwa ia adalah dosa, maka dosa mempergunakan yang baik untuk mendatangkan kematian bagiku, supaya oleh perintah itu dosa lebih nyata lagi keadaannya sebagai dosa.
Paulus menyatakan perintah itu memperbesar dosanya, meningkatkannya sehingga hukum itu mengingatkan dosa dan oleh sebab itu ia (Paulus) mencari hidup, yang hanya dapat diperoleh dari Kristus.
Melanjutkan di surat yang sama, Paulus berbicara tentang perintah-perintah, Roma 13:9 :"Karena firman: jangan berzinah, jangan membunuh, jangan mencuri, jangan mengingini dan firman lain manapun juga, sudah tersimpul dalam firman ini, yaitu: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri"!
Setiap kali 10 Perintah Tuhan disebutkan kembali oleh para rasul dalam Perjanjian Baru (Mat 19:8-9; Roma 13:9 dan seterusnya), perintah Sabbath TIDAK PERNAH termasuk didalam daftar, karena itu bukan termasuk dalam Hukum Moral.
Setelah Paulus memaparkan hal ini untuk memperlihatkan kebersalahan manusia, ia merangkumkan bagaimana agar kita menjaga hukum. Ayat 10 pada Roma 10 :"Kasih tidak berbuat jahat terhadap sesama manusia, karena itu kasih adalah kegenapan hukum Taurat".
Paulus mengulangi kembali rangkumannya mengenai Hukum bagi gereja, Galatia 5:13-14 :"Saudara-saudara, memang kamu telah dipanggil untuk merdeka. Tetapi janganlah kamu mempergunakan kemerdekaan itu sebagai kesempatan untuk kehidupan dalam dosa, melainkan layanilah seorang akan yang lain oleh kasih.Sebab seluruh hukum Taurat tercakup dalam satu firman ini, yaitu: "Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri!"
Ini yang diharapkan Paulus dari umat Perjanjian Baru agar diikuti, roh dan maksud dari hukum itu. Seluruh hukum itu terangkum didalam "kasihilah sesamu manusia", yang berasal dari Hukum Musa (Imamat 19:18). Inilah pengajaran Yesus Kristus, dimana Ia menyatakan maksud sejati Hukum itu, terutama dalam khotbah Yesus di Bukit, Matius bab 5-7.
Yesus ditanyai (Matius 22:36-40) "Guru, hukum manakah yang terutama dalam hukum Taurat?"Jawab Yesus kepadanya: "Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu. Itulah hukum yang terutama dan yang pertama. Dan hukum yang kedua, yang sama dengan itu, ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri. Pada kedua hukum inilah tergantung seluruh hukum Taurat dan kitab para nabi."
Yesus tidak menyatakan hukum yang satu lebih tinggi daripada hukum yang lainnya, keduanya adalah sepasang, sama pentingnya, layaknya sepasang "penopang susunan buku". Markus 12:31 menyatakan demikian "Tidak ada hukum lain yang lebih utama dari pada kedua hukum ini."
Namun demikian kedua hukum ini TIDAK termasuk dalam 10 Perintah Tuhan yang selalu ditekankan sebagai wajib oleh kelompok pemegang Hukum Taurat. Apa yang hendak saya tunjukan disini bahwa Yesus telah menyatakan bahwa dua perintah ini yang TIDAK ada didalam 10 Perintah Tuhan tetapi adalah "perintah yang UTAMA dan Terbesar, demikian juga perintah yang kedua." Perintah yang Pertama terdapat di Ulangan 6:5 (Kasihilah TUHAN, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap kekuatanmu.) terdaftar dalam perintah-perintah, aturan-aturan tertulis dan penghakiman-penghakiman dan Perintah yang Kedua ada pada Imamat 19:18 (Janganlah engkau menuntut balas, dan janganlah menaruh dendam terhadap orang-orang sebangsamu, melainkan kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri; Akulah TUHAN.) yang bersandingan dengan hukum-hukum moral. Walau ini adalah Perintah yang Kedua, Yesus menyatakan SAMA dengan Perintah yang Pertama.
Oleh sebab itu, menurut Yesus Kristus 10 Perintah Tuhan TIDAK MENGANDUNG 2 Perintah Terbesar tetapi Hukum Musa memilikinya, dan para penganut hukum Taurat nampaknya tidak pernah menyebutkan dua hal ini. Dua Perintah ini diratifikasi (diberlakukan) dalam Hukum Kristus.
Ketika orang-orang non Yahudi memiliki keselamatan mereka menyelenggarakan konsili gereja yang pertama untuk membuat keputusan terkait penghindaran konflik-konflik yang saat itu mengemuka. Kisah Para Rasul 15:5 :"Tetapi beberapa orang dari golongan Farisi, yang telah menjadi percaya, datang dan berkata: "Orang-orang bukan Yahudi harus disunat dan diwajibkan untuk menuruti hukum Musa." Hukum Musa berisikan perintah-perintah yang diberikan MELALUI Musa, termasuk 10 Perintah Tuhan-Dekalog.
Kisah Para Rasul 15:24 :"Kami telah mendengar, bahwa ada beberapa orang di antara kami, yang tiada mendapat pesan dari kami, telah menggelisahkan dan menggoyangkan hatimu dengan ajaran mereka".Para rasul mengajarkan bahwa mereka tidak menginstruksikan gereja untuk tetap melaksanakan hukum dalam Perjanjian Lama. Hukum Musa.
Tetapi pada Kisah Para Rasul 15 :28 para rasul telah memutuskan "Sebab adalah keputusan Roh Kudus dan keputusan kami, supaya kepada kamu jangan ditanggungkan lebih banyak beban dari pada yang perlu ini:" Para rasul menyatakan hal ini menyikapi apa yang mereka dengar, kata-kata yang menggoyang jemaat, untuk tetap menjalankan hukum Taurat yang mereka pandang sebagai beban.
Pada 1 Yohanes 5:2-3 :"Inilah tandanya, bahwa kita mengasihi anak-anak Allah, yaitu apabila kita mengasihi Allah serta melakukan perintah-perintah-Nya". Ayat 3 :"Sebab inilah kasih kepada Allah, yaitu, bahwa kita menuruti perintah-perintah-Nya. Perintah-perintah-Nya itu tidak berat". Pengajaran " perintah-perintah-Nya tidak berat" terkait langsung dengan "TIDAK melanggengkan pelaksanan Hukum dalam Perjanjian Lama".
Mengapa para rasul tidak menginstruksikan orang-orang non Yahudi untuk juga menjalankan hukum dalam Perjanjian Lama,(termasuk didalamnya Sabbath)? KARENA apa yang DIAJARKAN OLEH YESUS KEPADA MEREKA "Sebab kuk yang Kupasang itu enak dan beban-Kupun ringan" (Matius 11:30). Anda tak akan bisa menyatakan hal ini (beban yang ringan) untuk hal melaksanaka hukum dalam Perjanjian Lama.
Galatia 4:4 menyatakan :"Tetapi setelah genap waktunya, maka Allah mengutus Anak-Nya, yang lahir dari seorang perempuan dan takluk kepada hukum Taurat". Yesus lahir dengan mematuhi hukum dalam Perjanjian Lama, sementara hukum itu sendiri telah mencapai titik puncaknya dan menjalankan semua hukum tersebut, Yesus tidak dapat melanggar hukum tersebut sekecil apapun, jika Yesus melanggarnya SETITIK SAJA maka YESUS TIDAK LAYAK menjadi MESIAS, Penanggung dosa manusia TANPA DOSA. Yesus adalah satu-satunya yang memenuhi seluruh hukum dalam Perjanjian Lama secara SEMPURNA, Dia satu-satunya manusia yang MENGGENAPI maksud Hukum tersebut.
Itu sebabnya sebagai orang-orang yang percaya kita tidak hidup dibawah Hukum. Paulus yang dahulunya pernah hidup dibawah Hukum Perjanjian Lama dan memperoleh anugerah menjelaskan dalam Galatia 3:23-25 demikian :"Sebelum iman itu datang kita berada di bawah pengawalan hukum Taurat, dan dikurung sampai iman itu telah dinyatakan.Jadi hukum Taurat adalah penuntun bagi kita sampai Kristus datang, supaya kita dibenarkan karena iman.Sekarang iman itu telah datang, karena itu kita tidak berada lagi di bawah pengawasan penuntun". Penuntun itu adalah Hukum Taurat-- tidak berada lagi dibawah penuntun berarti tidak ada lagi Perjanjian Lama? Yang menggantikan Hukum Taurat itu adalah Iman, sebuah kehidupan yang dipimpin oleh Roh Kudus,
Roma 8:2 :Roh, yang memberi hidup telah memerdekakan kamu dalam Kristus dari hukum dosa dan hukum maut. Hukum Musa adalah sistem dan perjanjian yang bersifat temporer. Tuhan tidak pernah bermaksud menjadikannya permanen. Perjanjian-perjanjian lainnya yang Tuhan buat dengan Israel adalah : Perjanjian Abrahamik,Perjanjian Davidik, dan Perjanjian-perjanjian Tanah, semua perjanjian ini dideklarasikan sebagai yang Kekal (Kejadian 17:7; 2 Samuel 23:5; dan Mazmur 105:8-11). Hukum Musa yang terdiri dari 613 perintah tidak pernah disebut bersifat abadi dalam Kitab Suci. Faktanya, nabi Yeremia menubuatkan bahwa Hukum Musa akan digantikan oleh sebuah "perjanjian baru," yang akan berlaku abadi (Yeremia 32 :40; Ibrani 13:20)
Yeremia 32 :40 Aku akan mengikat perjanjian kekal dengan mereka, bahwa Aku tidak akan membelakangi mereka, melainkan akan berbuat baik kepada mereka; Aku akan menaruh takut kepada-Ku ke dalam hati mereka, supaya mereka jangan menjauh dari pada-Ku.
Ibrani 13:20 Maka Allah damai sejahtera, yang oleh darah perjanjian yang kekal telah membawa kembali dari antara orang mati Gembala Agung segala domba, yaitu Yesus, Tuhan kita,Sesungguhnya, akan datang waktunya, demikianlah firman TUHAN, Aku akan mengadakan perjanjian baru dengan kaum Israel dan kaum Yehuda,bukan seperti perjanjian yang telah Kuadakan dengan nenek moyang mereka pada waktu Aku memegang tangan mereka untuk membawa mereka keluar dari tanah Mesir; perjanjian-Ku itu telah mereka ingkari, meskipun Aku menjadi tuan yang berkuasa atas mereka, demikianlah firman TUHAN.(Yeremia 31:31-32)
Ibrani 8:7-12 menyebutkan perjanjian baru yang dijanjikan Tuhan akan diadakan, yang akan membebaskan kita dari perjanjian lama. Penulis Ibrani mengutip Yeremia 31:31-34 dan menyatakan bahwa perjanjian baru tidak akan seperti yang sebelumnya yang dibuat Tuhan ketika membebaskan dan menuntun Israel keluar dengan tangan-Nya. Perjanjian lama yang dirujuk oleh penulis termasuk10 perintah ( 1Raja-Raja 8:9,21).
Alkitab tidak pernah membicarakan bagian-bagian dari Hukum Perjanjian Lama "dilanggengkan" kedalam Perjanjian Baru. Sebagaimana penulis Ibrani mengingatkan kita, dengan diberikannya Perjanjian Baru telah menjadikan Perjanjian yang Pertama usang (Ibrani 8:13 Ia berkata-kata tentang perjanjian yang baru, Ia menyatakan yang pertama sebagai perjanjian yang telah menjadi tua. Dan apa yang telah menjadi tua dan usang, telah dekat kepada kemusnahannya.). Namun apapun yang telah menjadi tua dan usang telah dekat kemusnahannya." Disini penulis Ibrani mengutip Yeremia 31:31-- (Sesungguhnya, akan datang waktunya, demikianlah firman TUHAN, Aku akan mengadakan perjanjian baru dengan kaum Israel dan kaum Yehuda,)-- yang berbicara mengenai Perjanjian Baru, memperlihatkan bahwa segera setalah yang Baru diberlakukan, perjanjian yang lama akan menjadi usang sepenuhnya bagi mereka yang percaya, perjanjian lama menjadi tidak berlaku. Perjanjian Lama tidak memiliki otoritas terhadap kehidupan orang-orang percaya, kita telah dibebaskan dari hukum perjanjian lama dan sekarang hidup dibawah Hukum Kristus.
2 Korintus 3:7 Pelayanan yang memimpin kepada kematian terukir dengan huruf pada loh-loh batu. Namun demikian kemuliaan Allah menyertainya waktu ia diberikan. Sebab sekalipun pudar juga, cahaya muka Musa begitu cemerlang, sehingga mata orang-orang Israel tidak tahan menatapnya. Jika pelayanan itu datang dengan kemuliaan yang demikian.
Pada 2 Korintus 3:7 Paulus berbicara tentang "pelayanan kematian yang terukir pada loh-loh batu." Apa yang terukir pada loh-loh batu itu telah dirampungkan oleh Kristus, sebagaimana yang diajarkan oleh penjaga/pemegang Hukum Taurat-- yang meyakini hanya 10 perintah yang tertulis pada loh-loh batu itu.
Rasul Paulus menyebutnya sebagai Pelayanan Kematian oleh Paulus yang dahulu pernah menjalani kehidupan dibawah hukum Taurat namun kemudian hidup didalam anugerah Kristus. Ini berpadanan dengan pernyataan sebelumnya :"Ialah membuat kami juga sanggup menjadi pelayan-pelayan dari suatu perjanjian baru, yang tidak terdiri dari hukum yang tertulis, tetapi dari Roh, sebab hukum yang tertulis mematikan, tetapi Roh menghidupkan" (2 Korintus 3:6).
Kehidupan atau kematian- perjanjian baru atau lama adalah sebuah pilihan yang harus kita buat untuk kita jalani. Paulus telah mengajar mereka yang membawa diri mereka kembali hidup dibawah hukum Perjanjian Lama, Galatia 2:20-21 :
namun aku hidup, tetapi bukan lagi aku sendiri yang hidup, melainkan Kristus yang hidup di dalam aku. Dan hidupku yang kuhidupi sekarang di dalam daging, adalah hidup oleh iman dalam Anak Allah yang telah mengasihi aku dan menyerahkan diri-Nya untuk aku. Aku tidak menolak kasih karunia Allah. Sebab sekiranya ada kebenaran oleh hukum Taurat, maka sia-sialah kematian Kristus.
Judul ini selesai
Martin Simamora | Let Us Reason
No comments:
Post a Comment