Kelompok-kelompok masyarakat Homoseksual dan lesbian telah mendapatkan momentum berarti secara politik dan sosial di Amerika. Mereka kini dapat tampil dengan leluasa dengan identitas homoseksualnya, mereka tak lagi hanya beraktivitas di komunitas mereka yang tertutup, mereka kini mengetuk pintu rumah anda. Melalui televisi, radio, koran-koran, dan majalah-majalah, mereka mengkhotbahkan doktrin mereka bertajuk toleransi, kesetaraan, keadilan dan kasih. Mereka tidak ingin dipandang sebagai abnormal atau berbahaya. Mereka menghendaki penerimaan dan mereka ingin anda menyambut mereka dengan terbuka, tangan yang terbuka, memberikan persetujuan atas apa yang mereka lakukan.
Sebelumnya : Bagian 2
Di sejumlah negara bagian Amerika Serikat, beberapa undang-undang telah mulai diperkenalkan oleh para politikus yang pro atau berpihak kepada homoseksual untuk menjamin perilaku homoseksualitas adalah sebuah hak yang dilindungi oleh hukum. Termasuk didalam undang-undang tersebut adalah berbagai ketentuan yang berdampak terhadap para pegawai, penyewa, dan sekolah-sekolah. Gereja-gereja sangat mungkin akan diminta untuk mengalokasikan kuota bagi homoseksualitas, dan berbagai kursus-kursus "sensitivitas" akan didesak untuk dilakukan di berbagai tempat.
Bahkan ada legislasi yang dapat memaksa negara bagian untuk memberikan perlindungan untuk agenda homoseksualitas dari ancaman tuntutan hukum, sementara mereka yang non homosesksual harus mengeluarkan uang dari kantongnya sendiri. Apakah ini adil? Tentu saja tidak. Tetapi keadilan bukanlah isu utamanya. Isu utamanya adalah rekayasa sosial. Coba pikirkan, komunitas homoseksual menginginkan perlindungan hukum dalam hal berhubungan seks sejenis. Dan, jika hal ini tidak memadai, homoseksual menghendaki pandangan-pandangannya diajarkan di sekolah-sekolah, mempromosikannya melalui berbagai siaran, dan dikodifikasi dalam perpusatakaan.
Walau demikian gereja Kristen tidak berdiam terhadap situasi ini. Ketika gereja bersuara menentang imoralitas politik semacam ini, teriakan "pemisahan gereja dan negara" diteriakan sebagai "intoleransi agama". Namun ketika komunitas homoseksual berupaya menggunakan kekuatan politik untuk mencoba dan mengendalikan gereja dan melihat agendanya diajarkan di sekolah-sekolah, tak ada teriakan intoleransi terdengar dari halaman-halam utama media.
Mengapa? Karena hal ini secara politik tak benar bagi Kristen.
APA yang dikatakan Alkitab?
Alkitab sebagai firman Tuhan, menyatakan karakter moral Tuhan, dan ini yang membentuk moralitas Kristen. Alkitab menyatakan banyak hal mengenai homoseksual.
- Imamat 18 : 22 :Janganlah engkau tidur dengan laki-laki secara orang bersetubuh dengan perempuan, karena itu suatu kekejian.
- Imamat 20:13 : Bila seorang laki-laki tidur dengan laki-laki secara orang bersetubuh dengan perempuan, jadi keduanya melakukan suatu kekejian, pastilah mereka dihukum mati dan darah mereka tertimpa kepada mereka sendiri.
- I Korintus 6 :9-10 : Atau tidak tahukah kamu, bahwa orang-orang yang tidak adil tidak akan mendapat bagian dalam Kerajaan Allah? Janganlah sesat! Orang cabul, penyembah berhala, orang berzinah, banci, orang pemburit,pencuri, orang kikir, pemabuk, pemfitnah dan penipu tidak akan mendapat bagian dalam Kerajaan Allah.
- Roma 1:26-28 :Karena itu Allah menyerahkan mereka kepada hawa nafsu yang memalukan, sebab isteri-isteri mereka menggantikan persetubuhan yang wajar dengan yang tak wajar.Demikian juga suami-suami meninggalkan persetubuhan yang wajar dengan isteri mereka dan menyala-nyala dalam berahi mereka seorang terhadap yang lain, sehingga mereka melakukan kemesuman, laki-laki dengan laki-laki, dan karena itu mereka menerima dalam diri mereka balasan yang setimpal untuk kesesatan mereka.Dan karena mereka tidak merasa perlu untuk mengakui Allah, maka Allah menyerahkan mereka kepada pikiran-pikiran yang terkutuk, sehingga mereka melakukan apa yang tidak pantas:
Dengan pernyataan-pernyataan yang sangat jelas menentang homoseksualitas, sangat sulit melihat berbagai kelompok dapat berkata Alkitab menyokong homoseksualitas. Namun mereka berupaya mendefinisikan ulang: cinta, pernikahan, seks, homoseksualitas dan lain sebagainya, dengan tujuan menuntaskan tujuan mereka. Kebenarannya adalah Tuhan menciptakan laki-laki dan perempuan, bukan laki-laki dan laki-laki, atau wanita dengan wanita. Namun demikian Alkitab adalah buku yang hebat, dan karena itulah kaum homoseksual kerap berupaya, seperti kerap kita lihat dari ayat-ayat Alkitab diatas.
Dosa seksual ini dalam Alkitab adalah dosa yang memiliki penghukuman yang ditentukan langsung oleh Tuhan sendiri.
Tuhan menyerahkan mereka kepada nafsunya sendiri (Roma 1 :26-28). Artinya hati mereka menjadi keras oleh karena perbuatan dosa-dosa mereka. Sebagai akibatnya, mereka tidak dapat lagi melihat kesalahan perbuatan mereka. Tanpa sebuah kesadaraan akan keberdosaan mereka, tidak akan ada pertobatan. Tanpa pertobatan, tidak akan ada pengampunan. Tanpa pengampunan, tidak ada keselamatan.
Bolehkan homoseksual diijinkan menikah satu sama lain?
Dalam era dimana kepastian moralitas melorot menjadi ide-ide yang bersifat relativistik dalam masyarakat, sebagai sebuah kewajaran yang bersifat politik, menyatakan homoseksual tidak boleh menikah adalah hal yang tidak populer. Bolehkah seorang perempuan menikahi perempuan lainnya? Bolehkan seorang pria menikahi pria lainnya? Sepatutnyakah mereka diberikan perlindungan hukum dan hak-hak istimewa untuk menjalankan perilaku homoseksualitasnya? Tidak, mereka tidak boleh.
Alkitab tentu saja mengecam homoseksualitas. Juga tidak memerlukan logika yang hebat untuk menilai bahwa pernikahan homoseksualitas layak dikecam. Tetapi masyarakat kita tidak bergantung pada Alkitab dalam hal kebenaran moral. Sebaliknya masyarakat kita bergantung pada moral-moral humanistik dan relativistik dimana terbangun diatasnya struktur etika.
Homoseksualitas tidak bersifat alami. Coba perhatikan tubuh wanita dan pria. Mereka jelas dirancang untuk berpasangan. Desain alaminya terlihat jelas. Sangat tidak alami bagi pria untuk berpasangan dengan pria dan wanita dengan wanita. Ini bagaikan upaya memasangkan dua skrup dan lalu menyatakan, "Terbuktikan, ini alami bagi mereka untuk bersatu."
Kelompok homoseksual berpendapat bahwa homoseksualitas bersifat alami sebab juga terjadi didunia hewan. Tetapi pandangan semacam ini bermasalah. Memang benar bahwa perilaku homoseksual terjadi di dunia hewan, tetapi juga benar bahwa kita melihat hewan-hewan memakan buruannya dalam keadaan hidup dan bahkan anak mereka sendiri. Kita melihat ada kebrutalan, kekejaman dan kebiadaban ekstrim. Sekalipun demikian kita tidak membiarkan perilaku demikian terjadi didalam masyarakat kita. Para penentang keteraturan alam berpendapat jangan memilih dan menentukan situasi-situasi yang paling tepat dengan agenda-agenda mereka. Kelompok homoseksual seharusnya konsisten dan tidak memperbandingkan kita dengan hewan. Kita bukan binatang. Kita diciptakan dalam citra Tuhan.
Kemanakah ini akan berujung?
Perlindungan politik bagi sebuah praktek seksual sungguh tak masuk akal. Saya tidak percaya meluluskan undang-undang yang menyatakan homoseksual memiliki hak-hak istimewa untuk memiliki hubungan seks satu sama lain adalah keputusan tepat, lalu mendefinisi ulang pernikahan agar juga mengadopsi pandangan-pandangan mereka. Jika mereka dapat melakukan hal ini, lalu kemanakah ini akan berujung? Bagaimana dengan pedophilia dan hubungan seks manusia dengan binantang? Ini semua juga praktik-praktik seksual. Haruskah hal-hal ini juga dilindungi oleh hukum? Jika homoseksualiras dilindungi secara legal, mengapa juga tidak lainnya?
Bagaimana seharusnya respon orang Kristen terhadap homoseksual?
Seorang yang diketahui homoseksual tak lantas berarti kita tidak dapat mengasihinya atau berdoa baginya. Homoseksualitas adalah sebuah dosa dan seperti dosa-dosa lainnya hanya dapat diatasi dengan satu-satu jalan yang mungkin. Dosa itu harus diletakan pada salib dan bertobat.
Orang-orang Kristen harus berdoa bagi keselamatan homoseksual seperti halnya berdoa bagi orang lainnya yang terlibat dalam sebuah dosa. Mereka harus memperlakukan kelompok homoseksual dengan sikap hormat yang sama sebagaimana terhadap orang lainnya karena suka atau tidak, mereka diciptakan dalam citra Tuhan. Akan tetapi ini tidak berarti bahwa orang-orang Kristen harus menyetujui perbuatan dosa mereka. Masih ada lagi. Semua orang Kristen tidak boleh mengkompromikan kesaksian kekristenannya hanya supaya terlihat benar dalam opini politik yang dihasilkan ketakutan dan rasa bersalah.
Faktanya, ayat-ayat berikut ini harus selalu kita ingat ketika berhadapan dengan homoseksual
- Kolose 4 :5-6 Hiduplah dengan penuh hikmat terhadap orang-orang luar, pergunakanlah waktu yang ada.Hendaklah kata-katamu senantiasa penuh kasih, jangan hambar, sehingga kamu tahu, bagaimana kamu harus memberi jawab kepada setiap orang.
- 1 Timotius 1 : 5 Tujuan nasihat itu ialah kasih yang timbul dari hati yang suci, dari hati nurani yang murni dan dari iman yang tulus ikhlas.
Anda tidak memenangkan orang bagi Tuhan dengan cara mengecam dan memanggil nama-namanya. Itu sebabnya Tuhan berkata untuk berbicara dengan hikmat, anugerah dan kasih. Biarlah kasih Kristus mengalir melalui anda sehingga mereka yang homoseksual dapat melihat kasih sejati dan berbalik kepada Kristus dan bukannya menjauhi Kristus.
KEBERATAN-KEBERATAN SUDAH TERJAWAB
- JIKA ANDA INGIN MENGATAKAN BAHWA HOMOSEKSUALITAS SALAH BERDASARKAN HUKUM PERJANJIAN LAMA, MAKA SEHARUSNYA SEMUA HUKUM PADA IMAMAT DAN KELUARAN JUGA DITERAPKAN.
Perjanjian Lama dikelompokan kedalam 3 bagian: umat-masyarakat, keimamatan, dan moral. Hukum yang mengatur kehidupan masyarakat harus dipahami dalam konteks teokrasi. Walaupun bangsa Yahudi dalam Perjanjian Lama kerap dipimpin oleh Raja, namun tetap sebuah sistem pemerintahan teokrasi dengan kitab suci sebagai pedoman bangsa tersebut. Semua hukum dalam kategori ini tidak lagi berlaku saat ini karena kita tidak berada didalam pemerintahan teokrasi.Hukum keimamatan berkaitan dengan Keimamatan Lewi dan keimamatan Harun yang merupakan bayang-bayang Imam Agung sejati dan mendatang , Yesus yang telah menawarkan dirinya sendiri sebagai sebuah korban di kayu salib. Semenjak
Yesus menggenapi hukum-hukum keimamatan, maka hukum-hukum ini tidak lagi diikuti dan tidak dapat diterapkan saat ini.
Di sisi lain Hukum-hukum Moral, tetap berlaku karena hukum-hukum moral berlandaskan pada karakter Tuhan. Karena karakter kudus Tuhan tidak berubah, maka hukum moral juga tidak berubahm tetapi kita melihat sebuah pembangunan
kembali hukum moral. Ini sebabnya mengapa kita melihat pengecaman Perjanjian Baru pada homoseksualitas sebagai sebuah dosa, tetapi tidak dikaitkan dengan hukuman mati.
- HOMOSEKSUALITAS ADALAH DOSA BILA DILAKUKAN DILUAR CINTA, KOMITMEN DAN HUBUNGAN. TETAPI SEBUAH HUBUNGAN HOMOSEKSUALITAS YANG BERKOMITMEN DAPAT DITERIMA TUHAN. INI ADALAH ARGUMEN YANG KELIRU.
Homoseksualitas tidak pernah disebutkan dalam Alkitab sebagai perilaku yang dapat diterima, bilamana perilaku ini dijalankan oleh individu-individu yang memiliki hubungan saling mencintai satu sama lain. Homoseksualitas selalu dikecam. Tindakan-tindakan homoseksualitas bukanlah perilaku alamiah dan mereka melawan ketetapan ciptaan Tuhan. Sebagaimana dikemukakan pada permulaan artikel ini, pria dan wanita dirancang untuk saling bersesuaian---dalam banyak hal bukan satu hal saja. Inilah cara Tuhan menciptakan kita, dan dia menciptakan kita dalam cara demikian sehingga kita bisa menjalankan perintah Tuhan untuk memenuhi bumi dengan keturunan kita.
Homoseksualitas adalah sebuah penyimpangan ketetapan ciptaan Tuhan dan membuatnya mustahil untuk memenuhi perintah Tuhan yang diberikan kepada manusia.
Apakah ya atau tidak pasangan homoseksual berkomitmen satu sama lain tidak relevan dengan argumen yang menyatakan bahwa cinta dan perasaan tidak mengubah kebenaran-kebenaran moral. Jika pasangan homoseksual tidak menikah satu sama lain tetapi menikah dengan yang lainnya, melakukan perzinahan, tetapi mereka melakukannya atas dasar saling mencintai, dosa mereka tidak dapat diabaikan.
Jika homoseksualitas menjadi dapat diterima karena pasangan homoseksual saling mencintai dan berkomitmen satu sama lain, dengan logika ini kita dapat mengatakan bahwa pasangan sejenis ini atau bahkan berlainan jender yang saling mengasihi dan berkomitmen satu sama lain dalam sebuah hubungan maka secara otomatis menjadikan hubungan sejenis ini menjadi benar secara moral.
Permasalahan-permasalahannya adalah: Cinta digunakan sebagai pembenaran untuk melanggar Kitab Suci. Kedua, hal ini berarti hal-hal semacam ini seperti pedopilia dapat menjadi benar untuk diterima bila "pasangan" memiliki cinta dan berkomitmen satu sama lain dalam sebuah hubungan. Ketiga, subyektifitas pada apa artinya "cinta" dan ber-"komitmen" satu sama lain dapat digunakan untuk membenarkan hampir semua perilaku menyimpang.
- DI BAGIAN MANA DALAM ALKITAB HOMOSEKSUALITAS DISEBUTKAN, BUKAN BEGINI MENGAITKAN HOMOSEKSUALITAS DENGAN ABAD 21. INI BERARTI SESUATU YANG BERBEDA DENGAN ORANG-ORANG DI MASA ALKITAB DAN TAK ADA KAITANNYA DENGAN HOMOSEKSUALITAS DIMASA MODEREN KINI.
Empat firman Tuhan telah menolak ide ini. Mari kita cermati cara mereka mengatakan dan melihat jika ada kesalahmengertian. "Ayat pertama yang tercantum dalam Kitab Imamat menyatakan bahwa hal keji bagi seorang pria tidur dengan pria lainnya menggantikan dengan wanita. Sangat jelas hal ini merujuk kepada hubungan seksual, dan hal ini dikecam. Ayat kedua yang tercantum dalam kitab Imamat juga menyatakan hal yang sama. Ayat ketiga dalam 1 Korintus dengan jelas mengecam homoseksualitas dan akhirnya Surat Roma dengan jelas menggambarkan sebuah perilaku homoseksual sebaga tindakan tidak pantas.
Tidak ada kekeliruan mengenai hal ini, pandangan homoseksualitas dalam Perjanjian Lama dan juga dalam Perjanjian Baru adalah sangat negatif. Kitab Suci secara konsisten mengecamnya sebagai perbuatan dosa.
Apakah ya atau tidak, masyarakat pada abad ke-21 berpikir bahwa homoseksualitas dapat diterima atau tidak atau tidak terkait dengan dosa atau terkait dimata Tuhan. Tuhan ada, dan Ia adalah standar kebenaran. Apakah ada yang percaya atau tidak akan hal ini, atau yakin bahwa moralitas adalah sebuah sistem yang mengalir dan dan berubah-ubah sepanjang masam tidak ada kaitannya dengan Kebenaran. Tuhan telah mengecam homoseksualitas sebagai dosa dalam Alkitab. Homoseksualitas adalah dosa dan memerlukan pertobatan, sama seperti dosa-dosa lainnya, dan satu-satunya cara untuk menerima pengampunan adalah melalui korban Yesus Kristus.
- DOSA SODOM PADA DASARNYA ADALAH DOSA KETIDAKRAMAHAN
Ini adalah kesalahan umum yang dibuat para pendukung homoseksualitas. Problem dengan penjelasan semacam ini adalah:
dosa ketidakramahan tak berkaitan dengan tawaran anak perempuan Lot kepada orang-orang lelaki yang mengepung rumah, (tawaran lot kepada mereka) ini jelas perbuatan dosa (Kejadian 19:5-9), tetapi tawaran Lot tersebut ditolak oleh para pengepung- para pria Sodom yang berhasrat memiliki hubungan dengan 2 malaikat di rumah Lot. Kejadian 19: 5 menyatakan :Mereka berseru kepada Lot: "Di manakah orang-orang yang datang kepadamu malam ini? Bawalah mereka keluar kepada kami, supaya kami pakai mereka." Mereka kelompok orang-orang pria ini menghendaki hubungan seksual dengan dengan malaikat-malaikat yang kehadirannya dalam rupa pria. Sehingga masuk akalkah jika ada klaim bahwa Tuhan menghancurkan 2 kota karena mereka para penduduk tidak ramah menyambut para tamu?
Jika demikian masalahnya, lalu haruskah Tuhan menghancurkan setiap rumah tangga karena bersikap kasar kepada para tamu?
Kejadian 18:20
Sesudah itu berfirmanlah TUHAN: "Sesungguhnya banyak keluh kesah orang tentang Sodom dan Gomora dan sesungguhnya sangat berat dosanya.
Tidak ramah kepada orang lain tidak pernah dianggap sebagai sebuah dosa yang sangat berat, khususnya didalam Alkitab. Tetapi melawan ketentuan ciptaan Tuhan dengan melawan perintahnya untuk beranak cucu melalui perilaku homoseksulaitas adalah sebuah dosa yang teramat berat. Kenyataannya, kita tahu bahwa itu adalah dosa yang sangat berat karena didalam Surat Roma kita membaca bahwa penghukuman Tuhan terhadap homoseksual, Ia menyerahkan mereka kedalam nafsu jahat mereka dalam hati dan pikiran mereka. Ini adalah penghakiman yang serius oleh Tuhan kepada pendosa karena ini berarti pendosa tersebut tidak akan dapat disadarkan akan dosa-dosanya dan tidak akan bertobat. Tanpa pertobatan tidak ada keselamatan, dan tanpa keselamatan ada kutuk. Oleh karena itu, pandangan yang menyatakan bahwa Sodom dan Gomorah dihancurkan karena mereka tidak ramah sangat tidak berdasar.
Matt Slick- CARM | Martin Simamora
Bersambung ke Bagian 4
No comments:
Post a Comment