F O K U S

Nabi Daud Tentang Siapakah Kristus

Ia Adalah Seorang Nabi Dan Ia Telah   Melihat Ke Depan Dan Telah Berbicara Tentang Kebangkitan Mesias Oleh: Blogger Martin Simamora ...

0 Kisah-Kisah Perjalanan Yesus Menurut Injil (4)



Oleh: Martin Simamora

Ke Danau Genesaret Memanggil Petrus: "Bertolaklah ke tempat yang dalam dan tebarkanlah jalamu untuk 
menangkap ikan."


Yesus Bersama Seorang Nelayan Bertolak Ke Tempat yang Dalam Untuk Menangkap Ikan
Injil Lukas memberikan catatan yang sangat penting terkait apakah yang menjadi tujuan Yesus di bumi ini melalui rangkaian perjalanan-perjalanan yang dilakukannya:
Tetapi Ia berkata kepada mereka: "Juga di kota-kota lain Aku harus memberitakan Injil Kerajaan Allah sebab untuk itulah Aku diutus."- Lukas 4:43

Lalu bagaimanakah hal tersebut akan diwujudkannya? Bagaimana  memberitakan Injil Kerajaan Allah akan diwujudkannya. Salah satu strategi yang dilakukannya sebagaimana yang menjadi kehendaknya akan kita temukan dalam perjalanannya yang membawanya tiba di pantai danau Genesaret:

Lukas 5:1-4Pada suatu kali Yesus berdiri di pantai danau Genesaret, sedang orang banyak mengerumuni Dia hendak mendengarkan firman Allah. Ia melihat dua perahu di tepi pantai. Nelayan-nelayannya telah turun dan sedang membasuh jalanya. Ia naik ke dalam salah satu perahu itu, yaitu perahu Simon, dan menyuruh dia supaya menolakkan perahunya sedikit jauh dari pantai. Lalu Ia duduk dan mengajar orang banyak dari atas perahu. Setelah selesai berbicara, Ia berkata kepada Simon: "Bertolaklah ke tempat yang dalam dan tebarkanlah jalamu untuk menangkap ikan."

Sementara orang banyak tak henti-hentinya mengikuti Yesus Kristus untuk mendengarkan firman Allah yang diberitakan dengan pengajaran yang penuh kuasa. Yesus yang telah mempresentasikan dirinya sebagai penggenap nubuat nabi Yesaya (Lukas 4:17-21) dan telah mendemonstrasikan bahwa ia adalah penggenap dengan menaklukan berbagai penyakit dan pemerintahan setan atas banyak manusia (Lukas 4:40-41) telah menjadikan dirinya sendiri sebagai sentral tunggal kebenaran sebagaimana kebenaran kitab suci. kali ini mereka menyaksikan Yesus bersama dengan seorang nelayan untuk menangkap ikan.

0 Mari Menjadi Orang Kristen yang Mengenal Politik (1)



Oleh: Martin Simamora

Apakah Politik & Mengapa Penting Bagi Kita?

Sebuah Pengantar yang Sangat Penting Bagi Kita Semua

Pada 17 Desember 2010, seorang pemuda di Tunisia bernama Mohamed Bouazizi membakar dirinya sendiri. Tindakannya tersebut merupakan protesnya terhadap penyitaan buah-buahan dan sayur-mayur dagangannya yang biasa dijajakannya di kaki lima, salah satu dari banyak bentuk pelecehan dan frutrasi yang telah dialami Bouazizi oleh aparatur Negara Tunisia. Pada malam itu kerusuhan-kerusuhan dan rentetan protes merebak disaentero ibukota Tunisia dalam amarah memuncak melihat ada seorang yang tersudutkan sehingga harus mengambil tindakan seperti itu. Protes kemudian berkembang sangat cepat menjadi sebuah  gerakan yang jauh lebih signifikan, berubah menjadi protes-protes anti pemerintah dan tidak lagi secara khusus berfokus pada apa yang dialami Bouazizi. Pada 13 Januari 2011, Mohsen Bouterfif, dalam  sebuah tindakan yang terlihat sangat menyerupai, menghidupkan api pada dirinya sendiri di sebuah kota kecil di provinsi Tebessa yang berbatasan langsung dengan Aljazair. Ia sedang memprotes ketakmampuannya untuk mendapatkan pekerjaan dan perumahan. Pada minggu sebelumnya, empat orang lainnya di Aljazair telah juga berupaya membakar dirinya sendiri dalam waktu bersamaan ketika negeri tersebut juga telah dilanda sejumlah kerusuhan dan ketegangan sipil di sejumlah tempat terpisah. Hanya dalam waktu empat hari kemudian, seorang pria Mesir membakar dirinya sendiri di luar gedung parlemen, kembali dalam protes menentang kondisi-kondisi ekonomi yang dialaminya dan frustrasinya terhadap kelambanan respon pemerintah terhadap masalah-masalahnya. Dalam 10 hari, protes-protes anti pemerintah dalam skala besar telah merebak di Kairo. Sebelum  berakhirnya bulan tersebut, Muammar Gadaffi di Libya telah secara terbuka menyatakan kegusarannya pada bangkitnya peristiwa-peristiwa yang melanda negara-negara tetangga di Afrika Utara.

0 Kisah-Kisah Perjalanan Yesus Menurut Injil (3)




Oleh: Martin Simamora



Dari Galilea Ke Kota-Kota Lain
Memberitakan Tahun Rahmat Tuhan : Menaklukan Pemerintahan Iblis yang Memperbudak Manusia Dalam Kuasa Maut


Ditolak Di Nazareth,Disambut Di Kapernaum
Yesus dan pengajarannya telah menimbulkan penolakan dan penerimaan dalam ia mengadakan atau melakukan pekerjaan-pekerjaan Allah di dalam dan melalui dirinya. Pada kisah perjalanan ini, kita akan melihat kontrasnya yang begitu tajam:

Nazareth
Kapernaum
►Di Rumah Ibadat
Lukas 4:20-27 Kemudian Ia menutup kitab itu, memberikannya kembali kepada pejabat, lalu duduk; dan mata semua orang dalam rumah ibadat itu tertuju kepada-Nya. Lalu Ia memulai mengajar mereka, kata-Nya: "Pada hari ini genaplah nas ini sewaktu kamu mendengarnya." Dan semua orang itu membenarkan Dia dan mereka heran akan kata-kata yang indah yang diucapkan-Nya, lalu kata mereka: "Bukankah Ia ini anak Yusuf?" Maka berkatalah Ia kepada mereka: "Tentu kamu akan mengatakan pepatah ini kepada-Ku: Hai tabib, sembuhkanlah diri-Mu sendiri. Perbuatlah di sini juga, di tempat asal-Mu ini, segala yang kami dengar yang telah terjadi di Kapernaum!" Dan kata-Nya lagi: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya tidak ada nabi yang dihargai di tempat asalnya. Dan Aku berkata kepadamu, dan kata-Ku ini benar: Pada zaman Elia terdapat banyak perempuan janda di Israel ketika langit tertutup selama tiga tahun dan enam bulan dan ketika bahaya kelaparan yang hebat menimpa seluruh negeri. Tetapi Elia diutus bukan kepada salah seorang dari mereka, melainkan kepada seorang perempuan janda di Sarfat, di tanah Sidon. Dan pada zaman nabi Elisa banyak orang kusta di Israel dan tidak ada seorangpun dari mereka yang ditahirkan, selain dari pada Naaman, orang Siria itu."
►Di Rumah Ibadat
Lukas 4:31-35 Kemudian Yesus pergi ke Kapernaum, sebuah kota di Galilea, lalu mengajar di situ pada hari-hari Sabat. Mereka takjub mendengar pengajaran-Nya, sebab perkataan-Nya penuh kuasa. Di dalam rumah ibadat itu ada seorang yang kerasukan setan dan ia berteriak dengan suara keras: Hai Engkau, Yesus orang Nazaret, apa urusan-Mu dengan kami? Engkau datang hendak membinasakan kami? Aku tahu siapa Engkau: Yang Kudus dari Allah. Tetapi Yesus menghardiknya, kata-Nya: "Diam, keluarlah dari padanya!" Dan setan itupun menghempaskan orang itu ke tengah-tengah orang banyak, lalu keluar dari padanya dan sama sekali tidak menyakitinya.

►Di Rumah Simon Petrus
Lukas 4:40-41 Ketika matahari terbenam, semua orang membawa kepada-Nya orang-orang sakitnya, yang menderita bermacam-macam penyakit. Iapun meletakkan tangan-Nya atas mereka masing-masing dan menyembuhkan mereka. Dari banyak orang keluar juga setan-setan sambil berteriak: "Engkau adalah Anak Allah." Lalu Ia dengan keras melarang mereka dan tidak memperbolehkan mereka berbicara, karena mereka tahu bahwa Ia adalah Mesias.
Penolakan
Mendengar itu sangat marahlah semua orang yang di rumah ibadat itu. Mereka bangun, lalu menghalau Yesus ke luar kota dan membawa Dia ke tebing gunung, tempat kota itu terletak, untuk melemparkan Dia dari tebing itu.-Lukas 4:28-29
Penerimaan
Dan semua orang takjub, lalu berkata seorang kepada yang lain, katanya: "Alangkah hebatnya perkataan ini! Sebab dengan penuh wibawa dan kuasa Ia memberi perintah kepada roh-roh jahat dan merekapun keluar." Dan tersebarlah berita tentang Dia ke mana-mana di daerah itu.-Lukas 4:36-37

Ketika hari siang, Yesus berangkat dan pergi ke suatu tempat yang sunyi. Tetapi orang banyak mencari Dia, lalu menemukan-Nya dan berusaha menahan Dia supaya jangan meninggalkan mereka.-Lukas 4:42

Apa yang sangat penting untuk menjadi perhatian kita, sementara injil mencatat perjalanan Yesus mengalami sekaligus penolakan dan penerimaan yang sangat tajam pada respon masyarakat dalam memandang Yesus, injil mencatat terjadinya perjumpaan keras  dengan kekuatan-kekuatan spiritual yang memusuhi Yesus.

0 FORUM OF CHRISTIAN LEADERS

By: Emőke Tapolyai

Power Questions in Leadership


The question of power is one of the greatest challenges of leadership. What does it mean to be up in a high position? What does it mean to lead from there? How do position and power influence our character? Why is leadership so challenging and how can we prepare for it? This talk focuses on understanding these questions and on the character of the leader that is pleasing to God.

0 Kisah-Kisah Perjalanan Yesus Menurut Injil (2)


Oleh: Martin Simamora

Dari Nazareth Ke Sungai Yordan Untuk Menggenapi Kehendak Allah: Dialah Itu!


Perjalanan dan Penantian yang Akbar Di Muka Bumi
Tiga injil memberikan kesaksian perjalanan Yesus yang sangat unik ini:

Matius 3:13
Markus 1:9
Luke 3:21
Maka datanglah Yesus dari Galilea ke Yordan kepada Yohanes untuk dibaptis olehnya.
Pada waktu itu datanglah Yesus dari Nazaret di tanah Galilea, dan Ia dibaptis di sungai Yordan oleh Yohanes.
Ketika seluruh orang banyak itu telah dibaptis dan ketika Yesus juga dibaptis dan sedang berdoa, terbukalah langit

Setidaknya ada dua hal sangat mendasar mengapa perjalanan ini menjadi sangat unik. Pertama, pada sisi Yesus, ia melakukan perjalanan ini atas kehendaknya sendiri berdasarkan satu-satunya tujuan yang sudah secara pasti harus digenapi yaitu menggenapi kehendak Allah; kedua, pada sisi Yohanes Pembaptis, ia secara pasti tahu bahwa akan anda seseorang yang sedang melakukan perjalanan menuju dirinya untuk melakukan sesuatu yang sama sekali ia tidak mengenalnya dan ia belum pernah membicarakannya. Karena itulah perjalanan Yesus darri Nazareth di tanah Galilea menuju sungai Yordan merupakan perjalanan Yesus terunik terkait penggenapan kehendak Allah. Mari kita memperhatikan tabel berikut ini:

Kesaksian tentang Yesus oleh


Yohanes Pembaptis
Yesus Kristus
Aku membaptis kamu dengan air sebagai tanda pertobatan, tetapi Ia yang datang kemudian dari padaku lebih berkuasa dari padaku dan aku tidak layak melepaskan kasut-Nya. Ia akan membaptiskan kamu dengan Roh Kudus dan dengan api- Matius 3:11
Lalu Yesus menjawab, kata-Nya kepadanya: "Biarlah hal itu terjadi, karena demikianlah sepatutnya kita menggenapkan seluruh kehendak Allah." Dan Yohanespun menuruti-Nya.- Matius 3:15

Yesus belum pernah mendengarkan khotbah Yohanes Pembaptis  yang dikumandangkannya di gurun mengenai seorang yang dinantikannya tanpa mengetahui siapakah dia dan bagaimanakah rupanya.

Matius 3:1-2 Pada waktu itu tampillah Yohanes Pembaptis di padang gurun Yudea dan memberitakan: Bertobatlah, sebab Kerajaan Sorga sudah dekat!

0 An Introduction to Christian Apologetics – 3


By: Dr.Paul Coulter


The Dynamic of Apologetic Dialogue

Apologetics may happen at many different levels, from the highly formal and intellectual (e.g. debates with leading atheist thinkers, presentations in universities and parliaments) to the highly informal and less strictly intellectual. Much of what follows in this section presumes the more informal interactions that every believer should expect to engage in through the normal process of life as described in 1 Peter 3. Apologist Michael Ramsden has warned that [12]:
 
The temptation with apologetics is to offer set answers to set questions. It can be useful to have a structure in mind when dealing with certain issues. However, it is better to have an understanding of how we can effectively engage with people at a conversational level… Apologetics can become mechanistic. Although the truth of the Gospel remains constant, we mustn’t think that by repeating things we have said to other people in the past, we will automatically get the same response.

The aim of this section is to reflect on the dynamics of a conversation with a nonbeliever.Based on 1 Peter 3:1316  and on personal experience we can consider the constituent parts of this interaction:

A context
The context in which an apologetic interchange takes place is vital to the dynamic of the conversation. This works at a number of levels:

0 Apologetic Issues in the Old Testament, Part 3


Distinguished Professor of Old Testament

The Canaanite Thinker? Statue from 3800 years ago uncovered in Yehud: The Amorites seem to have been among the forefathers of all Canaanites. Eyecon, IAA- haaretz.com

Turning in a different direction, I want to consider the question of genocide against the Canaanites as portrayed in Deuteronomy and Joshua. Perhaps more than any other issue that troubles those interested in the God of the Bible, the role played by God in warfare, and especially warfare against the Canaanites, causes concern. There are many texts that could be cited in regard to this issue. However, Deuteronomy 20 and Joshua 1–11 are among the most frequently cited.

Deuteronomy 20:16-18 commands the complete destruction of every “city” in the land that God has given to Israel. This complete destruction, or devotion to the ban (Hebrew herem), is known in neighboring nations as well. However, in Deuteronomy this destruction is confined to the cities in Canaan. The term translated “city” is ‘ir . This term does not necessarily refer to a major urban center, as we tend to think of a city today. In the Bible this term can describe a village (Bethlehem [1 Samuel 20:6]), tent encampments ( Judges 10:4) and a citadel (2 Samuel 12:26) or a for- tress such as Zion in Jerusalem (2 Samuel 5:7, 9).21 In fact, it seems often to identify a military context. Archaeologically, this conforms to many sites in the Late Bronze Age (e.g., Tell Balatah or Shechem) and in the Iron Age (e.g., Arad) where these walled fortresses were not habitations for the average persons to live. The masses lived in hamlets and other places nearby these forts. The forts themselves contained the palace, royal storehouses for the taxes “in kind,” temples, some homes for the leadership and perhaps barracks for the troops. These “cities” were not the home of non-elites or of noncombatants. Rather, they represented the leadership, the military and those most involved with the oppression and rulership of the land. Thus the command in Deuteronomy 20 concerns complete destruction of those armies and forts that represent a religious faith and ideology that directly opposes that of Israel and God. In this sense it is indeed true to assert that God and Israel are holy and that they are called to de- stroy those who would oppose this God and his covenant people by leading them astray through their military might and ideology of force.
Anchor of Life Fellowship , Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah, itu bukan hasil pekerjaanmu: jangan ada orang yang memegahkan diri - Efesus 2:8-9