Oleh : Prof. D.A. Carson
[Bagian 1] "...Yesus kala itu sedang melakukan sesuatu lebih daripada sekedar mengklasifikasikan apakah yang paling penting. Salah satu dari tema-tema besar pelayanan Yesus adalah: kasih, yang telah dipahami dan dipraktekan secara benar, secara aktual telah menggenapi hukum Perjanjian Lama… sebuah era baru telah terbit, dan eschaton (hari akhir) ... secara sangat mencengangkan telah dilantik. … Perintah pertama untuk mengasihi Tuhan. Kata-kata yang berasal dari Kitab Suci dimana Yesus mengutip dari Ulangan 6:4-5… “Dengarlah, hai orang Israel: TUHAN itu Allah kita, TUHAN itu esa! (Markus 12:29)
… Anti intelektualisme masih mendiami sebuah petak evangelikalisme yang luas, dan terkadang pemikiran serius diolok-olok dan diabaikan oleh mereka yang lebih menyukai sentimen dan emosi… Mereka juga menyerukan daya tarik-daya tarik profetik kepada orang-orang Kristen muda… untuk kehidupan pikiran…
Tetapi kita tidak boleh mengabaikan sebuah bahaya sebaliknya, bahaya arogansi intelektual… perintah pertama dari Yesus ini bukanlah sebuah perintah untuk berpikir tapi sebuah perintah untuk mengasihi, bahkan kala perintah untuk mengasihi mencakup modifikasi-modifikasi : “dengan segenap hatimu….dengan segenap pikiranmu.”
Tiga hal selanjutnya harus dikemukakan mengenai tiga cara berbeda Alkitab mengutarakan kasih Tuhan.
Pertama, adalah lebih baik untuk mengatakan catatan-catatan dari daftar ini sebagai lima cara berbeda yang dimiliki Alkitab dalam mengutarakan kasih Tuhan daripada sebagai lima cara berbeda “kasih” Tuhan. Mengatakan “kasih-kasih” Tuhan yang berbeda memberikan impresi bahwa Tuhan memiliki sejumlah “kasih-kasih” yang terkotak-kotak yang Tuhan pilih gunakan atau pilih tidak gunakan untuk target-target yang berbeda atau pada kesempatan-kesempatan yang berbeda. Tidak ada bukti baik mengenai hal ini bahwa itulah apa yang dimaksudkan oleh teks-teks biblikal.
Pertama, adalah lebih baik untuk mengatakan catatan-catatan dari daftar ini sebagai lima cara berbeda yang dimiliki Alkitab dalam mengutarakan kasih Tuhan daripada sebagai lima cara berbeda “kasih” Tuhan. Mengatakan “kasih-kasih” Tuhan yang berbeda memberikan impresi bahwa Tuhan memiliki sejumlah “kasih-kasih” yang terkotak-kotak yang Tuhan pilih gunakan atau pilih tidak gunakan untuk target-target yang berbeda atau pada kesempatan-kesempatan yang berbeda. Tidak ada bukti baik mengenai hal ini bahwa itulah apa yang dimaksudkan oleh teks-teks biblikal.