F O K U S

Nabi Daud Tentang Siapakah Kristus

Ia Adalah Seorang Nabi Dan Ia Telah   Melihat Ke Depan Dan Telah Berbicara Tentang Kebangkitan Mesias Oleh: Blogger Martin Simamora ...

0 Kristologi : Yesus Kristus


oleh : Greg Herrick, Ph.D

Mosaic of Jesus Christ in church of
Hagia Sofia,
Istanbul, Turkey



Istilah “Kristologi” (berasal dari bahasa Yunani “Christos”  bermakna “yang diurapi” atau “Kristus”) merujuk kepada studi tentang Kristus.  Kristologi kerap meliputi  topik-topik seperti  pra eksistensi dan kekekalan Kristus, nubuat-nubuat Perjanjian Lama mengenai Kristus, kemanusiaan Kristus, ketuhanan dan inkarnasi, juga hal-hal terkait pencobaan-pencobaan dan ketidakberdosaan, kematiannya, kebangkitan, kenaikan dan peninggian, kedatangan kembali, tiga jabatan, dan hakikat Yesus.

Pra eksistensi Kristus

Ada beberapa teks dalam Perjanjian Baru yang dalam sejumlah cara berbicara tentang pra eksistensi Kristus. Yohanes berkata “firman” menjadi manusia yang menyiratkan bahwa dia telah ada sebelum inkarnasinya (Yohanes 1:1,14). Yesus sendiri mengungkapkan pra eksitensinya didalam sejumlah teks. Yesus berkata bahwa dia  memiliki kemuliaan dengan  Bapa sebelum dunia ada (Yohanes 17:5) dan dia  telah datang/berasal dari Bapa (Yohanes 5:43; 6:38), Ayat-ayat ini menunjukan pra eksistensinya. Paulus juga merujuk Kristus sebagai Adam terakhir, menyiratkan prakesistensinya karena orang Yahudi kerap menganggap Adam dan Musa merupakan praeksisten. Demikian juga ketika Yesus berkata bahwa Yesus dahulu “kaya” tetapi kemudian menjadi “miskin,” bahwa dia  sebelumnya “didalam wujud Tuhan,” tetapi telah “merendahkan dirinya sendiri,” bahwa dia telah ada “sebelum segala sesuatunya” (Kolose 1:17). Kedua referensi ini merujuk kepada perendahan pada inkarnasi dan oleh karena itu menunjukan bahwa Kristus telah ada sebelum kedatangannya ke dunia (Lihat  1 Korintus 15:45; dan Filipi 2:6).

0 Kasih Tanpa Batas-Batas (Matius 5:38-48) - Bagian 7 Selesai


realtruth.org

Bacalah terlebih dahulu Enam  bagian sebelumnya, bagian satu baca di sini ,bagian dua baca di sini  ,bagian  tiga di sini  , bagian  empat di sini,  bagian lima di sini dan bagian enam di sini

Oleh :  Rev. Dr. Keith Krell

Anda berangkali membaca Matius 5:48 dan bertanya-tanya, “Akankah saya pernah dapat melakukannya?” Jika demikian, anda sedang menanyakan pertanyaan yang keliru. Saya tidak tahu apakah saya  dapat  terjun kedalam peperangan. Saya menyaksikan  tayangan-tayangan  di televisi—peperangan, keberanian, dan pengorbanan-pengorbanan, para korban—dan saya bertanya-tanya andaikan saya mengalaminya.  Akan tetapi keputusan utama dan terberat  bukan apakah saya dapat terjun  berperang dengan sebuah AK-47, tetapi apakah saya pertama-tama dapat bergabung atau masuk ke kesatuan  militer. Jika saya sampai dititik dimana saya merasa dipanggil untuk masuk kedalam militer dan saya menandatangani sejumlah dokumen, maka pada titik ini saya sudah memutuskan bahwa saya bersedia  untuk terjun berperang. Jawaban “ya’ untuk pertanyaan pertama, “Dapatkan saya mengabdi di militer?” Secara otomatis jawaban untuk yang kedua, “Dapatkah saya terjun ke medan perang?”

Tuntutan-tuntutan pada Khotbah di Bukit juga bekerja dalam cara yang sama. Ketika anda mengamati  persyaratan-persyaratannya, anda dapat dipastikan  akan bertanya, ”Dapatkah  sebenarnya aku melakukannya?” Tetapi ini adalah pertanyaan keliru  untuk dijadikan fokus. 
Anchor of Life Fellowship , Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah, itu bukan hasil pekerjaanmu: jangan ada orang yang memegahkan diri - Efesus 2:8-9