Oleh: Martin Simamora
Ajarkanlah Kami Berdoa Ya
Kristusku Dalam Menuntut Keadilan Dalam Pengupahan Dan Hidup Layak Di
Negeri Sendiri
Tetapi kembali, apakah
yang menjadi isi doamu? Tentu hanya anda yang tahu. Jika Yesus Sang
Mesias yang berdoa dalam situasi yang serba penuh ketakadilan, penindasan dan
berbagai kesukaran hidup, apakah yang menjadi isi doa sang Mesias tersebut?
Maukah anda mendengarkan apakah bunyi doa Sang Mesias itu?
Maukah anda mendengarkan apakah bunyi doa Sang Mesias itu?
Hidup Dalam Penjajahan
& Penindasan : Hidup Sukar Mengejar Kenikmataan Materi, Gaji Tak Naik
Sementara Hutang Melejit Ngebut
Ya... begitulah kira-kira jantung percakapan saya selama
paling tidak 2 tahun saya berkesempatan mengajar dimana mayoritas anak didiku
adalah buruh di kawasan industri. Saya sangat memahami posisi mereka dan saya
sangat mengerti betapa kerasnya mereka
menuntut hak-hak gaji yang lebih baik dan penghapusan sistem kontrak dan alih
daya atau outsourcing yang kian menjadi opsi utama dunia indsutri di negeri
ini. Tetapi saya tidak akan mengulas hal ini
sebagai pokok terpentingnya, tetapi bagaimana Tuhan pernah mengajarkan doa pada umatnya sementara kehidupan mereka lebih
tragis daripada keadaan buruh kita saat ini. Tentu saja ini adalah perspektif kebenaran di dalam Kristus yang
mengikat setiap orang Kristen dan memerintah atas bola dunia ini atas segala
zaman terhadap semua manusia, siapapun juga dia.
Mari kita melihat sejenak situasi yang lebih buruk daripada
negeri kita dan kita sebagai buruh, tepatnya di tanah Yudea di era Yesus Sang
Mesias melalui sejumlah catatan Alkitab:
Sesudah Yesus dilahirkan di Betlehem
di tanah Yudea pada zaman raja
Herodes, datanglah orang-orang majus dari Timur ke Yerusalem- Matius
2:1
Siapakah raja Herodes atau dikenal sebagai Herod The Great/ Herod
The Magnus dalam Matius 2:1 tersebut? Ia
adalah Raja Yudea yang ditunjuk atau
diangkat oleh imperium Roma yang bukan hanya menguasai negeri Yudea tetapi juga
tempat ibadat Yahudi (baca: “Herod King Of Judea” Encyclopedia Britanica)
yang secara frontal diperbandingkan oleh
Yesus terhadap dirinya: “Jawab Yesus kepada mereka: "Rombak Bait Allah
ini, dan dalam tiga hari Aku akan mendirikannya kembali." Lalu kata orang Yahudi kepada-Nya:
"Empat puluh enam tahun orang mendirikan Bait Allah ini dan Engkau dapat
membangunnya dalam tiga hari?" (Yohanes 2:19-20).
Dan situasi semacam ini menantikan momentum perlawanan yang tidak hanya merupakan penantian belaka
politik pembebasan atau kemerdekaaan tetapi telah dinantikan sebagai hal
politis yang divinitas. Dan ini menjadi sebuah persilangan tajam antara Yesus
yang sempat dianggap sebagai Mesias Pembebas mereka dari penjajahan tirani,
seperti dalam dua dialog yang sangat tajam berikut ini:
Sekarang berlangsung penghakiman atas
dunia ini: sekarang juga penguasa dunia ini akan dilemparkan ke luar; dan Aku,
apabila Aku ditinggikan dari bumi, Aku akan menarik semua orang datang
kepada-Ku." Ini dikatakan-Nya untuk menyatakan bagaimana caranya Ia akan
mati. Lalu jawab orang banyak itu: "Kami telah mendengar dari hukum Taurat,
bahwa Mesias tetap hidup selama-lamanya; bagaimana mungkin
Engkau mengatakan, bahwa Anak Manusia harus ditinggikan? Siapakah Anak Manusia
itu?"- Yohanes 12:31-34
Jawab mereka: "Apa yang terjadi
dengan Yesus orang Nazaret. Dia adalah seorang nabi, yang berkuasa dalam
pekerjaan dan perkataan di hadapan Allah dan di depan seluruh bangsa kami. Tetapi
imam-imam kepala dan pemimpin-pemimpin kami telah menyerahkan Dia untuk dihukum
mati dan mereka telah menyalibkan-Nya. Padahal kami dahulu mengharapkan,
bahwa Dialah yang datang untuk membebaskan bangsa Israel.
Tetapi sementara itu telah lewat tiga hari, sejak semuanya itu terjadi.- Lukas
24:19-21
Begitulah tekanan yang melanda rakyat terjajah dan hidup
didalam penjajahan bukan saja politik tetapi tentu saja ekonomi, paling tidak
mereka tetap harus membayar pajak kepada penguasa penjajah. Jadi tak heran,
orang seperti Zakheus sangat dibenci karena menjadi perpanjangan tangan tirani
yang menghisap kehidupan ekonomi rakyat terjajah:
Yesus masuk ke kota Yerikho dan
berjalan terus melintasi kota itu. Di situ ada seorang bernama Zakheus, kepala
pemungut cukai, dan ia seorang yang kaya. Ia berusaha untuk melihat orang
apakah Yesus itu, tetapi ia tidak berhasil karena orang banyak, sebab badannya
pendek. Maka berlarilah ia mendahului orang banyak, lalu memanjat pohon ara
untuk melihat Yesus, yang akan lewat di situ. Ketika Yesus sampai ke tempat
itu, Ia melihat ke atas dan berkata: "Zakheus, segeralah turun, sebab hari
ini Aku harus menumpang di rumahmu." Lalu Zakheus segera turun dan menerima Yesus dengan sukacita.
Tetapi semua orang yang melihat hal itu bersungut-sungut, katanya: "Ia menumpang di rumah orang berdosa."
Tetapi Zakheus berdiri dan berkata kepada Tuhan: "Tuhan, setengah dari
milikku akan kuberikan kepada orang miskin dan sekiranya ada sesuatu yang kuperas
dari seseorang akan kukembalikan empat kali lipat."-Lukas 19:1-8
Sekarang kita melihat sebuah potret yang cukup baik untuk
mengetahui seberapa besar pengharapan orang-orang Yahudi terhadap seorang
Mesias yang lama dinantikan, dan apalagi oleh para murid-Nya sendiri
setidak-tidaknya ada hal-hal yang menjanjikan dari Sang Mesias bagi mereka
didalam doa yang diajarkannya. Tetapi mari kita mendengarkan apakah yang
diajarkan oleh Yesus dalam situasi yang sangat tak adil dan terjajah atas
umat-Nya sendiri? Beginilah Yesus
mengajarkan apa yang harus didoakan dalam situasi sedemikian:
Jawab Yesus kepada mereka:
"Apabila kamu berdoa, katakanlah:
Bapa, dikuduskanlah nama-Mu; datanglah Kerajaan-Mu.
Berikanlah kami setiap hari makanan kami yang secukupnya dan ampunilah kami akan dosa kami, sebab kamipun mengampuni setiap orang yang bersalah kepada kami; dan janganlah membawa kami ke dalam pencobaan."- Lukas 11:11-4
Bapa, dikuduskanlah nama-Mu; datanglah Kerajaan-Mu.
Berikanlah kami setiap hari makanan kami yang secukupnya dan ampunilah kami akan dosa kami, sebab kamipun mengampuni setiap orang yang bersalah kepada kami; dan janganlah membawa kami ke dalam pencobaan."- Lukas 11:11-4
Ini adalah doa yang mengejutkan dan akan membingungkan
siapapun juga, karena sementara Yesus mengajarkan doa “datanglah Kerajaan-Mu”
itu tak ada sama sekali kaitannya untuk membebaskan umat-Nya dari penjajahan
Roma! Tetapi mendoakan agar diampuni sebagaimana mengampuni setiap orang yang
bersalah kepada mereka, dan tentu saja itu termasuk mengampuni Zakheus dan
penjajah Roma itu sendiri. Siapakah yang sanggup berdoa dalam sebuah ketulusan
sementara mata masih melihat Zakheus berkeliaran bahkan duduk makan bersama
Yesus?!
Jangan salah
mengerti! Saya harus
memberikan sebuah peringatan, bahwa sementara Yesus berdiam diri atas
ketakadilan yang melanda dan dirasakan umat-Nya, ia sendiri tak berdiam atas
dosa yang bekerja atas umat-Nya. Kita melihat
ini pada jamuan makan yang pasti sangat mewah sebab Zakheus sangat kaya. Pada
jamuan makan mewah di rumah seorang yang sangat kaya, dosa menjadi sebuah
pembicaraan khusus dan dakwaan Sang Mesias atas Zakheus mendorong sebuaah
pertobatan yang akan terlampau sukar
untuk dilakukan oleh orang-orang super kaya yang memiliki akses untuk dapat
memberikan keadilan atau memberikaan kesengsaraan hidup pada rakyat kecil. Mari
kita lihat sejenak catatan istimewa ini:
“Tetapi Zakheus berdiri dan berkata
kepada Tuhan: "Tuhan, setengah dari milikku akan kuberikan kepada orang
miskin dan sekiranya ada sesuatu yang kuperas dari seseorang akan
kukembalikan empat kali lipat."
Kita tak tahu, apa yang menjadi diskusi sebenarnya dalam
jamuan makan mewah di rumah seorang kaya karena memeras. Masihkah anda sebagai
seorang pendeta berani menegur jemaat anda yang kebetulan kaya raya dan
memiliki akses dan kontribusi atas
ketidakadilan dan kesengsaraan rakyat? Atau lebih baik tidak usah, daripada
tidak lagi disokong secara finansial? Cukup doakan saja secara diam-diam saja?
Saya sangat memahami ini sebab saya sudah mengalaminya dan saya bisa memahami
jika kemiskinan akibat menegur dosa jemaat yang kebetulan penguasaha sungguh
menakutkan hamba-hamba Tuhan tersebut. Saya berdoa agar anda berani dan tak
usah takut miskin dan bahkan mati dalam kemiskinan, sekalipun.
Yesus, bagi siapapun, terlihat diam atas ketakadilan, tetapi
tidak pernah ia diam atas dosa. Dalam sejumlah sikapnya, Sang Mesias mengecam
kota-kota yang penuh dengan kejahatan, atau kejahatan yang membungkam keadilan
dan membungkam pemerintahan yang berpihak pada rakyat kecil. Mari kita lihat sikap Yesus terhadap kota-kota yang tidak mau bertobat:
Lalu Yesus mulai mengecam kota-kota
yang tidak bertobat, sekalipun di situ Ia paling banyak melakukan
mujizat-mujizat-Nya: Celakalah engkau Khorazim! Celakalah engkau Betsaida!
Karena jika di Tirus dan di Sidon terjadi mujizat-mujizat yang telah terjadi di
tengah-tengah kamu, sudah lama mereka bertobat dan berkabung. Tetapi Aku
berkata kepadamu: Pada hari penghakiman, tanggungan Tirus dan Sidon akan lebih
ringan dari pada tanggunganmu. Dan engkau Kapernaum, apakah engkau akan
dinaikkan sampai ke langit? Tidak, engkau akan diturunkan sampai ke dunia orang
mati! Karena jika di Sodom terjadi mujizat-mujizat yang telah terjadi di
tengah-tengah kamu, kota itu tentu masih berdiri sampai hari ini. Tetapi Aku
berkata kepadamu: Pada hari penghakiman, tanggungan negeri Sodom akan lebih
ringan dari pada tanggunganmu."- Matius 11:20-24
Semenatara Yesus diam atau lebih tepatnya tak memimpin sebuah
pergerakan yang berotot atau berpedang/bersenjata agar umatnya bebas dari
penjajahan ekonomi dan jasmani, Yesus tak berdiam atas dosa-demi dosa! Datanglah Kerajaan-Mu yang menjadi keprimeran doa yang diajarkan
Yesus telah menjadi alasan yang sangat jelas dan menguatkan kita, bahwa Kerajaan-Nya yang akan menjadi hakim
diantara bangsa-bangsa, di antara negara-negara dan di antara kota-kota dimana ketakadilan dielukan, dihargai,
dilindungi sementara keadilaan dan
keberpihakan kepada kebenaran dan kesejahteraan umum dilawan, dikecam dan
dilindas dengan penuh kebanggaan.
Dimanakah
anda berdiri? Apakah
anda menjadi bagian kegelapan sebuah kota, bangsa dan negara yang membiakan
kejahatan dan ketakadilan, sementara anda mengaku Kristen dan bahkan mengajar
di atas mimbar demi mimbar? Awasilah dirimu dan jagalah langkahmu karena Kerajaan Bapa tidak berdiam diri terhadap dosa
dan pasti melakukan perhitungan demi perhitungan.
Apakah
dengan demikian tidak boleh orang-orang Kristen melakukan demonstrasi atas
ketakadilan? Jawabnya
boleh
dan harus. Tetapi awasilah dirimu agar protesmu tidak menciptakan
tirani-tirani hitam baru yang mengancam dan merusak atau menciptakan kekacauan
demi kekacauan! Tuhan atas dirimu bukanlah perut dan nafsu untuk memiliki
gaji 6 juta hingga 8 juta sebagai angka
yang memang benar akan membuat hidup menjadi lebih baik dan lebih sejahtera,
apakah iya? Jika Tuhanmu adalah perut dan nafsu maka itu omong kosong belaka!
Sebagai buruh Kristen, jika anda ikut di
dalam reli protes yang besar, sebentar lagi, saya minta anda untuk mencamkan
instruksi Yesus bagi anda selama melakukan
protes-protes untuk hidup yang lebih baik itu, yaitu:
Kamu adalah garam dunia. Jika garam
itu menjadi tawar, dengan apakah ia diasinkan? Tidak ada lagi gunanya selain
dibuang dan diinjak orang. Kamu adalah terang dunia. Kota yang terletak di atas
gunung tidak mungkin tersembunyi. Lagipula orang tidak menyalakan pelita lalu
meletakkannya di bawah gantang, melainkan di atas kaki dian sehingga menerangi
semua orang di dalam rumah itu. Demikianlah hendaknya terangmu bercahaya di
depan orang, supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapamu
yang di sorga."- Matius 5:13-16
Jadi, perjuangkanlah hakmu tetapi di saat yang sama jadilah
garam dan terang dunia; serukanlah keadilaan dan keberpihakan kepada kaum buruh
tetapi di saat yang sama jadilah garam dan terang dunia; lawanlah penindasan
dan berteriaklah atas penipuan dalam dunia kerjamu tetapi di saat yang sama
jadilah terang dunia!
Janganlah menjadi hakim sekaligus eksekutor yang bahkan
melawan dan menista pemerintahan resmi dengan kekerasan dan caci maki. Jika
mulutmu berdoa kepada Tuhan dan jika mulutmu menuntut keadilan, maka
pastikanlah mulutmu tidak menumpahkan kekacauan dan pertumpahan darah dan
apalagi sampai memprovokasi aparatur negara yang menjaga ketertiban dan
keteraturan sosial dan hukum. Anda semua bukan Tuhan dan kita semua bahkan adalah orang-orang berdosa
yang seharusnyalah sadar bahwa dunia ini bukanlah mata air abadi untuk keadilan
dan kebenaran. Jadi perjuangkanlah dirimu sebagai orang-orang Kristen yang
telah ditebus Kristus. Jika anda adalah seorang Kristen!
Kita harus senantiasa ingat bahwa Yesus dalam menegakan
kebenaran, ia sendiri sangat setia kepada hukum sekalipun ia
sendiri harus tertindas:
Janganlah kamu menyangka, bahwa Aku
datang untuk meniadakan hukum Taurat
atau kitab para nabi. Aku datang
bukan untuk meniadakannya, melainkan untuk
menggenapinya. Karena Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya selama belum
lenyap langit dan bumi ini, satu iota atau satu titikpun tidak akan ditiadakan
dari hukum Taurat, sebelum semuanya terjadi.- Matius 5:17-18
Ia bahkan mengajarkan untuk memberitakan kasih kepada
ketidakadilan dan manipulasi tenagamu secara semena-mena:
Dan siapapun yang memaksa engkau berjalan sejauh satu mil, berjalanlah bersama dia sejauh
dua mil.- Matius 5:41
Sekali lagi, ini tak
sama sekali menganjur berdiam atas ketakadilan! Tetapi ini menunjukan bahwa Kristus tahu sekali akan
ketakadilan dan kebusukan di dunia ini dan ia memastikan semua ini di dalam
perhitungan Bapa, bukan oleh kita!
Perhatikan sabda Yesus berikut ini:
Tetapi Aku berkata
kepadamu: Kasihilah musuhmu dan berdoalah bagi mereka yang menganiaya kamu. Karena
dengan demikianlah kamu menjadi anak-anak Bapamu
yang di sorga, yang menerbitkan matahari bagi orang yang jahat dan orang
yang baik dan menurunkan hujan bagi orang yang benar dan orang
yang tidak benar.
Jangan pernah berpikir, sementara kita semua masih di dunia
fana yang bernatur penuh ketakdilan dan kepalsuan, lalu Yesus tak peduli atas hak-hak setiap manusi hari demi hari. Ia tidak diam! Setiap kali Ia
menerbitkan matahari maka mata-Nya memandang kepada anak-anak manusia baik yang
mendatangkan kejahatan atas manusia-manusia lainnya atau yang mendatangkan
kebaikan atas manusia-manusia lainnya. Jangan kuatir sobatku, Ia tahu dan Ia
jauh lebih peduli darimu. Sobatku, ini bukan game-mu sebaab anda bukan
penguasa berotoritas atas dunia dengan segala keinginannya. Siapakah kamu
dengan keberadaanmu untuk melawan sistem yang tak adil itu? Hanya Bapa yang berkuasa
untuk masuk ke dalam game semacam ini. Jadi kalau sudah
tahu, lakukanlah protesmu sebagai
anak-anak Bapa yang di sorga! Percayalah, sampai hari ini, ia melakukan
perhitungan atas setiap anak-anak manusia untuk mendatangkan konsekuensi-konsekuensi
atas ketakadilan dan atas keadilan sementara di dunia ini!
Soli Deo Gloria
No comments:
Post a Comment