Oleh: Charles H Spurgeon
Kebencian Tanpa Sebab
“Mereka membenci Aku tanpa alasan.” – Yohanes 15:25
Bacalah lebih dulu bagian2
Beberapa orang membuat
kebencian-kebencian lainnya karena mereka angkuh. Saya mengenal
beberapa orang yang dapat saya sukai
sangat baik jika kekakuan semacam ini sudah tidak ada lagi pada diri mereka.
Saya dapat benar-benar bersimpati dengan mereka dan mengagumi mereka andaikan
mereka setidak-tidaknya tidak memandang
dirinya berharga untuk dihormati—tetapi mereka terlihat berjalan di dunia ini
dengan lagak yang angkuh! Mereka mungkin
tidak angkuh—sepertinya memang sangat tidak angkuh—tetapi, seperti pepatah tua
lama berkata, “ Ketika kita melihat ekor
seekor rubah terjulur keluar dari sebuah lubang, kita secara alami mengharap
rubah ada disana.” Dan entah bagaimana, pikiran manusia tidak dapat tahan dengan keangkuhan. Kita selalu menyepak keangkuhan keluar dari benak kita.
Tetapi tidak ada sama sekali hal keangkuhan dalam Juru selamat kita. Betapa Dia rendah hati! Mengapa Dia merendahkan diri-Nya pada apa saja! Dia mau
membasuh kaki murid-murid-Nya (Yohanes 13:5).
Dan ketika Dia berjalan diantara orang banyak, tidak ada
parade tentang Dia, seolah Dia hendak berkata pada mereka, “Lihatlah talenta-Ku, lihatlah
kuasa-Ku, lihatlah kedudukan-Ku, lihatlah martabat-Ku—jika perlu—Aku lebih besar daripada kamu.” Tidak, Dia justru duduk—ada
Matius, pemungut cukai, duduk disamping Dia ( baca
Matius 9:9-11)—dan Yesus tidak berpikir
bahwa Dia menjadi direndahkan oleh pemungut cukai, walau dia terburuk diantara
orang-orang berdosa. Dan ada seorang pelacur—Yesus berbicara dengan dia (Lukas 7:36-50).
Dia berbicara dengan orang
yang pernah dirasuk tujuh setan—Dia mengusir setan-setan itu dari dirinya (Markus 16:9). Dan yang lainnya lagi, dengan orang yang mengidap kusta dan Dia bahkan menyentuh
penderita kusta itu (baca Matius 8:1-4;
bandingkan dengan Imamat
5:3, 2 Raja-Raja 7:3; terhadap tindakan Yesus ini bacalah Matius 5:17-18 lalu bandingkan
dengan Imamat 13:3,8,10,13,17) untuk
memperlihatkan betapa rendah hatinya Dia dan bahwa tidak ada keangkuhan sama
sekali pada Dia.
Oh.. dapatkah kamu
melihat sang Juru selamat, Dia adalah teladan sempurna kerendahan hati! Tidak ada satupun bentuk-bentuk etiket dan kesantunanmu yang
mendekati Dia. Dia memiliki kesantunan sejati yang membuat kesantunan itu
sendiri menyenangkan bagi semua manusia karena kesantunannya baik dan kasih kepada semua. Tidak ada keangkuhan
dalam diri sang Juru selamat dan, konsekuensinya, tidak ada apapun yang
menggairahkan atau membangkitkan kemarahan orang-orang pada perihal ini. Oleh
karena itulah, mereka membenci Dia “ tanpa sebuah sebab.”
Ada orang-orang lain yang tidak terelakan dibenci karena mereka kasar dan pemberang dan marah.
Mereka terlihat seolah mereka terlahir
pada hari yang agaknya sedang badai gelap mengerikan dan seolah, dalam campuran tubuh mereka, tidak ada sedikitpun vinegar
(sejenis cuka untuk penyedap dan pengawet makanan) yang digunakan. Kamu tidak
dapat duduk lama dengan mereka tanpa merasa bahwa kamu harus menjaga lidahmu pada sebuah rantai yang sangat ketat.
Kamu tidak boleh bicara bebas, atau akan ada sebuah omelan,
karena mereka akan membuatmu seorang bersalah karena sebuah kata! Kamu mungkin
berkata, “Orang semacam ini, tidak diragukan lagi, seorang yang baik. Tapi sungguh, tempramennya,
saya tidak tahan dengan itu.” Dan
ketika seorang pria berdiri secara menonjol dihadapan publik, dengan sebuah
gaya yang sangat menjengkelkan, orang merasa cenderung untuk membencinya.
Tetapi tidak ada apapun akan
perihal ini pada Juru selamat kita. “Ketika Dia dikritisi/ditentang dalam cara semena-mena dan amarah, Dia tidak membalas” [misal
Lukas 4:30; Yohanes 5:1-16,19; Matius 12:1-14, Markus
2:23-3:6; Yohanes 8:1-11). Jika
orang meludahi wajahnya, Dia tidak berkata apapun pada pada mereka (Matius 26:67-68, bandingkan dengan Markus 14: 65, Lukas
22:63-65, Meludahi adalah bentuk
penghinaan luar biasa dalam kalangan Yahudi: Bilangan
12:14, ulangan 25:5-10- terkait ini anda dapat membaca “Pengejekan Terhadap Yesus” di sini].
Dan ketika mereka memukuli Dia (Matius 26:67), Dia tidak mengutuki mereka. Dia
duduk diam saja dan menanggung cemoohan mereka. Dia telah berjalan di dunia ini dengan penghinaan dan ketaksenonohan yang terus menerus ditumpahkan
pada Dia. Tetapi,” Dia tidak menjawab
sepatah kata” ( bacalah Matius 27:14-19).”
"Lalu mereka meludahi muka-Nya dan meninju-Nya; orang-orang lain memukul Dia, dan berkata: "Cobalah katakan kepada kami, hai Mesias, siapakah yang memukul Engkau?" Matius 26:67-68 - Kredit foto: MOCpages |
Dia tidak pernah marah atas hal semacam ini, Kamu tidak akan mendapatinya marah dalam hal semacam ini, dalam membaca kehidupan sang Juru selamat, bahwa Dia telah mengatakan satu kata marah, menyimpan kata-kata marah kudus itu yang telah Dia tuangkan, seperti minyak panas, keatas keangkuhan kepala Farisi (bacalah Matius 12:1-37)! Kemudian, memang benar, Dia marah, tetapi itu adalah marah yang kudus [ini terkait murka Allah terhadap dosa, dan murka terhadap dosa itu sedemikian hebat seperti digambarkan Matius 26:38, Lukas 22:44; bandingkan Mazmur 22:1 dengan Matius 27:46; terkait murka kudus ini bacalah juga Roma 3:24-26, 1 Yohanes 2:2, 1 Yohanes 4:10, Efesus 2L1-10, 1 Tesalonika 1:9-10, 1 Tesalonika 5:9; SIAPAKAH EKSEKUTOR MURKA KUDUS INI? JAWAB : YESUS Kristus- bacalah Matius 3:5-12- terutama ayat 12, memang tujuan utama kedatangan Yesus ke dunia ini bukan untuk mengeksekusi murka Allah, namun Yesus terkadang menyingkapkannya seperti di Yohanes 2:13-17 dan Matius 21:12-13- ditambahkan oleh editor Anchor]!
Dengan jiwa yang
sedemikian kasih, baik dan lembut, orang akan berpikiran bahwa
Dia akan menjalani seluruh dunia ini
semudah yang dapat dicapai.
Kebaikan jiwanya untuk membuat sebuah jalan yang lurus bagi
kaki-Nya. Tetapi meskipun demikian, mereka telah membenci Dia! Memang benar,
kita dapat berkata, “mereka telah
membenci Dia tanpa sebuah alasan.”
Bersambung ke Bagian 4
Hatred Without Cause | diterjemahkan dan
diedit oleh : Martin Simamora
No comments:
Post a Comment