Oleh : Martin Simamora
Apakah Orang Baik Masuk Surga, Meskipun Bukan Seorang Yang Diselamatkan oleh Yesus?
The good old days: British soldiers in Lucknow, India, 1857. Britain ruled India from 1857 - when it took over from the British East India Company - to 1947. Credit : CanadianContent |
Bacalah lebih dulu bagian 3
Sekalipun Yesus Kristus sendiri
mengatakan demikian, namun menjawab “tidak”
atas pertanyaan “Apakah orang baik masuk surga, meskipun bukan seorang
yang diselamatkan oleh Yesus? Akan
terdengar sangat sempit, sangat tidak menghargai nilai kebaikan yang dimiliki
seseorang, dan kejam apalagi menyangkut seorang tokoh dengan ketokohan yang dihargai
dunia misalnya. Namun mengacu pada pernyataan Yesus dalam Yohanes 5:24,
jelas bahwa persoalan masuk surga atau
tidak, dapat dipastikan mustahil diupayakan oleh manusia termasuk perbuatan
baik dan kebaikannya. Ini mengacu pada: MENDENGAR PERKATAAN YESUS DAN PERCAYA PADA BAPA YANG MENGUTUS YESUS, dan satu hal yang
membuat PASTI bahwa manusia MUSTAHIL untuk dapat masuk ke surga tanpa memiliki sebuah relasi
yang khusus (beriman kepada-Nya) adalah
fakta yang AKAN DAN PASTI terjadi jika seseorang menjadi beriman pada Yesus,
yaitu : SUDAH PINDAH
DARI MAUT KEDALAM HIDUP .
Pindah dari maut ke hidup adalah mustahil terjadi melalui
perbuatan baik atau kebaikan anda, namun tidak mustahil bagi Yesus untuk
mengakibatkannya. Inilah kunci pemahaman yang
harus saya dan anda dan siapapun miliki,
atau dengan kata lain saya dan anda harus paham terlebih dahulu bahwa saya dan anda mati secara rohani walau anda itu
baik, hebat, cerdas, tokoh keadilan,
teladan kebaikan. Matinya anda (akibat dosa) membuat semua itu sia-sia dihadapan Tuhan,
tidak bernilai apapun!
Pernyataan Yesus ini secara tegas dan
gamblang hendak menyatakan bahwa manusia
tanpa Yesus dan karya penyelamatan yang dikerjakan-Nya adalah mustahil untuk memiliki akses ke surga,
mustahil untuk keluar dari maut dan memiliki hidup. Bahkan Yesus
menegaskan status pindahnya anda dari maut
kedalam hidup bukan sebagai yang AKAN
terjadi, tetapi SUDAH!
Apakah pernyataan Yesus ini masih bernilai kuat dan memiliki
kredibilitas yang tidak dapat diganggu gugat sehingga orang Kristen HARUS
TUNDUK TOTAL? Mari kita tinjau bersama dalam sebuah perspektif yang
dikemukakan oleh Yesus Kristus sebagaimana Alkitab saksikan.
PERKATAAN &
PERBUATAN YESUS BERASAL DARI BAPA
Walaupun kebanyakan orang Kristen mengakui bahwa Yesus adalah Juru selamatnya dan Tuhan, bahwa Yesus adalah Juru Selamat yang telah menebus-Nya, dan
menyadari dirinya atau orang Kristen itu
lahir ribuan tahun setelah Yesus
meninggalkan dunia ini-naik ke surga.
Namun dalam prakteknya penghargaan terhadap Yesus Kristus dan apa yang telah Dia lakukan dapat dikatakan
tidak konsisten, jika terlampau keras untuk dikatakan adalah basa-basi atau
omong kosong belaka.
Terdapat orang Kristen yang tak sanggup menjunjung perkataan
teramat berani dan pada sejumlah pihak dinilai angkuh (?), bahkan berani
mengajarkan : orang dapat selamat, dapat menjadi warga sorga (ini berarti lepas
dari hukuman kekal, tidak turut dihukum, memiliki hidup) tanpa perlu sama
sekali dia beriman kepada Kristus, asalkan dia baik, asalkan dia memiliki
kebaikan-kebaikan yang unggul, dan kadang diimbuhkan “bahkan orang Kristen
sendiri belum tentu dapat sebaik, sekualitas, atau seunggul orang non Kristen.” Sebuah cara pandang yang
berlawanan dengan Yesus. Membuat Yesus terlihat amat picik, sempit dan kuno.
Apakah kebenaran yang
Yesus ungkapkan bernilai sedemikian
kekal dan yang terutama, terjamin KEBENARANNYA? Atau dengan kata lain, apakah
kebenaran yang diungkapkan Yesus bukan
firman Allah atau ya adalah firman Allah?
Alkitab menyatakan bahwa mendengarkan kebenaran yang
diperkatakan oleh Yesus adalah sama
dengan mendengarkan firman Allah. Dengan
kata lain kebenaran yang diungkapkan oleh
Yesus adalah Firman Allah sendiri! Bagaimana bisa?
Berikut ini adalah
beberapa poin krusial dan strategis yang perlu dicermati dan dipahami oleh
setiap orang yang mengaku Kristen sebelum secara berani memorak-morandakan
perkataan Yesus pada Yohanes 5:24 (dan semua perkataannya yang sejenis)
yang terlihat sempit, picik dan kuno
itu.
Jika pertanyaannya adalah : apakah ketika Yesus mengucapkan perkataan dalam Yohanes 5:24 (bahkan semua kebenaran yang diucapkan dan dilakukan yang tercatat dalam Alkitab) memiliki nilai yang setara dengan firman Allah, atau apakah ada kata dan tindakan Yesus yang dapat diragukan sebagai sesuatu yang memiliki kemungkinan bertentang dengan maksud Bapa?
Maka ini dapat dijawab secara tuntas bahkan oleh Alkitab bahkan mencakup TINDAKAN dan PERKATAAN Yesus sendiri , dan berikut ini adalah jawaban atau penjelasan Alkitab:
1. Apa yang telah
dilakukan
Yesus berdasarkan apa yang telah dilihatnya pada Bapa.
- Yohanes 5:19 “Maka Yesus menjawab mereka, kata-Nya: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya Anak tidak dapat mengerjakan sesuatu dari diri-Nya sendiri, jikalau tidak Ia melihat Bapa mengerjakannya; sebab apa yang dikerjakan Bapa, itu juga yang dikerjakan Anak.
- Yohanes 10 :32 “Kata Yesus kepada mereka: "Banyak pekerjaan baik yang berasal dari Bapa-Ku yang Kuperlihatkan kepadamu.”
2. Apa yang telah dikatakan
Yesus berdasarkan apa yang telah didengarkan dari atau
telah diperintahkan Bapa
- Yohanes 12:49-50 (49) Sebab Aku berkata-kata bukan dari diri-Ku sendiri, tetapi Bapa, yang mengutus Aku, Dialah yang memerintahkan Aku untuk mengatakan apa yang harus Aku katakan dan Aku sampaikan. (50) Dan Aku tahu, bahwa perintah-Nya itu adalah hidup yang kekal. Jadi apa yang Aku katakan, Aku menyampaikannya sebagaimana yang difirmankan oleh Bapa kepada-Ku."
Tetapi,
jikapun anda masih meragukan relasi antara Yesus Kristus dengan Bapa sebagai
sebuah hubungan yang tidak kokoh dan meragukan sehingga perkataan Yesus Kristus
tidak dapat diklaim juga sebagai apa
yang Bapa setujui, maka perhatikanlah
fakta-fakta ilahi ini:
1.Yesus didalam Bapa dan Bapa didalam Yesus
Yohanes 10:38
“…supaya kamu boleh mengetahui dan mengerti, bahwa Bapa di dalam Aku dan Aku di dalam Bapa."Yohanes 14:11“…Percayalah kepada-Ku, bahwa Aku di dalam Bapa dan Bapa di dalam Aku.”
2. Yesus dan Bapa Saling Mengenal
Satu sama Lain
Yohanes 10:15sama seperti Bapa mengenal Aku dan Aku mengenal Bapa
3. Yesus dan Bapa adalah Satu
Yohanes 10: 30“Aku dan Bapa adalah satu."
Perlu diperhatikan bahwa pada saat Yesus mengatakan bahwa dirinya dan Bapa adalah satu merupakan sebuah pernyataan yang teramat sulit dimengerti sebagai kebenaran, malahan dianggap sebagai penghujatan dan menimbulkan kemarahan yang sangat emosional dan berujung pada aksi kekerasan : “Yesus dilempari dengan batu” (Baca Yohanes 10:31)
Pernyataan Yesus bahwa Dia dan Bapa satu, bahwa apa yang
dia katakan dan ucapkan berasal dari
Bapa, telah menimbulkan : tudingan bahwa Yesus
menghujat yang disertai kemarahan dan tindak kekerasan terhadap Yesus:
Yohanes 10:31-32
“Sekali lagi orang-orang Yahudi mengambil batu untuk melempari Yesus. Kata Yesus kepada mereka: "Banyak pekerjaan baik yang berasal dari Bapa-Ku yang Kuperlihatkan kepadamu; pekerjaan manakah di antaranya yang menyebabkan kamu mau melempari Aku?"Yohanes 10:33Jawab orang-orang Yahudi itu: "Bukan karena suatu pekerjaan baik maka kami mau melempari Engkau, melainkan karena Engkau menghujat Allah dan karena Engkau, sekalipun hanya seorang manusia saja, menyamakan diri-Mu dengan Allah."Yohanes 10:36masihkah kamu berkata kepada Dia yang dikuduskan oleh Bapa dan yang telah diutus-Nya ke dalam dunia: Engkau menghujat Allah! Karena Aku telah berkata: Aku Anak Allah?
Yesus Kristus bahkan memberikan indikasi
mengenai siapa dia sebenarnya melalui perbuatan dan perkataannya, perhatikan
perkataan Yesus berikut ini dalam Injil Yohanes:
Yohanes 10: 37Jikalau Aku tidak melakukan pekerjaan-pekerjaan Bapa-Ku, janganlah percaya kepada-Ku,Yohanes 10:38tetapi jikalau Aku melakukannya dan kamu tidak mau percaya kepada-Ku, percayalah akan pekerjaan-pekerjaan itu,
tujuannya agar mereka
mengetahui dan mengerti bahwa Bapa didalam Yesus dan Yesus didalam Bapa,
demikian pungkas Yesus masih dalam ayat 38 ini.
Dan sekali lagi, setelah
melempari dengan batu, kini mereka berupaya menangkap Yesus akibat
perkataan Yesus yang demikian berani dan lancang di mata mereka :
Yohanes 10:39“Sekali lagi mereka mencoba menangkap Dia, tetapi Ia luput dari tangan mereka. “
Nah, dari penyajian ayat-ayat yang menunjukan siapakah
Yesus Kristus maka kita dapat memahami bahwa Yesus menekankan hubungannya dengan Bapa yang dalam
pandangan orang-orang Yahudi terlampau tinggi, terlampau agung, terlampau
berani untuk seorang manusia menglaim kedekatan yang tidak terbayangkan itu.
Konsekuensi
logis dari perkataan-perkataan Yesus [yang memicu kecaman bahwa Yesus melakukan penghujatan,
menimbulkan amarah besar sehingga Yesus dilempari batu] adalah bahwa semua perbuatan dan
tindakannya adalah selaras, seharmoni
atau tidak ada sama sekali tidak ada
kemungkinan sekecil apapun dari
perbuatan dan perkataan Yesus dapat salah, dapat keliru, dapat melampaui
otoritasnya dalam pandangan Bapa! Bapa
menyetujui setiap perbuatan dan
perkataan Yesus.
Sehingga kalau anda mengajukan keberatan, sanggahan , bahkan menuding perkataan Yesus pada Yohanes 5:24 sebagai sempit, tidak pantas, picik, berlebihan sama saja dengan menudingkannya kepada Bapa! Beranikah anda mengatakan kepada Bapa bahwa apa yang dikatakan Yesus dalam Yohanes 5:24 adalah sempit, tidak pantas, keliru? Beranikah anda mereduksi kebenaran yang dibawa oleh Yesus, sementara Yesus mengaskan apa yang Dia katakana bersumber dari Bapa? Beranikah anda melempari Yesus dengan batu-batu?
Tetapi apakah selesai sampai disini? Kebanyakan pengagum perbuatan baik dapat membuat seseorang masuk ke surga, dapat menjadi waga sorga sehingga dalam hal ini konsekuensi logisnya adalah : walau anda tidak percaya kepada Yesus Kristus, anda memiliki hidup kekal, tidak turut dihukum, dapat pindah dari dalam maut kepada hidup TANPA PERLU PERCAYA PADA YESUS, seperti yang diutarakan Yesus dalam Yohanes 5:24
Maka pertanyaan krusial yang bernilai untuk saya
angkat adalah : Mengapa Perbuatan Baik menjadi
demikian Sentral sehingga kemilaunya
dapat memburamkan KEABSOLUTAN YESUS sebagai
JURU SELAMAT dan MEMBURAMKAN PERKATAAN YESUS DALAM YOHANES 5:24 yang menjadi jangkar artikel ini.
PESONA PERBUATAN BAIK Vs FAKTA MANUSIA YANG MATI DALAM PANDANGAN YESUS DALAM YOHANES
5:24
Semua orang, percaya bahwa orang mati tidak dapat berbuat
apapun. Tidak ada mayat yang dapat berbicara, berjalan atau berbuat baik. Mayat
menyebarkan bau busuk, manusia yang mati harus segera dikuburkan dan lazimnya manusia akan memperlakukan orang
mati dengan menguburkannya secara patut.
Namun anehnya, ada orang-orang Kristen yang berpikir bahwa “mayat” atau manusia yang dinyatakan Yesus sebagai mati dalam Yohanes 5:24, pun dapat berbuat baik, dapat memiliki kebaikan TANPA MEMERLUKAN TINDAKAN YESUS MEMINDAHKANNYA DARI DALAM MAUT KE HIDUP. Orang-orang Kristen semacam ini percaya bahwa dalam maut, orang-orang dapat berbuat baik, tidak masalah, toh kita masih dapat berpikir, kita masih dapat membedakan mana yang baik dan benar, saya bahkan dapat memiliki kualitas kebaikan yang mungkin melampaui orang-orang Kristen unggulan sekalipun. Dalam hal ini, sayapun mengakui memang semua manusia yang tidak diselamatkan Yesus, tetap memiliki kemampuan rasional, memiliki pertimbangan pada pikiran dan nuraninya.
Bagi saya pribadi, ada 2 kemungkinan mengapa ada orang-orang Kristen yang demikian beraninya tidak menggubris pernyataan Yesus dalam Yohanes 5:24;
- Mereka
menilai bahwa pernyataan Yesus dalam Yohanes 5:24 adalah sempit, sehingga memercayainya secara
mutlak akan membuat kekristenan sebagai agama yang sempit, keyakinan yang
picik, angkuh, arogan dan sombong. Mereka percaya Yesus arogan dalam Yohanes
5:24. Tentu tak ada yang mengakui ini sekalipun pandangan yang menentang Yesus
pastilah manusia arogan!
-
Mereka menilai bahwa Kekristenan yang berjangkar pada semata Yesus Kristus dan karya penebusannya akan menjadikan Kekristenan adalah agama yang tanpa tanggung jawab. Membuat kekristenan atau orang-orang Kristen adalah manusia-manusia yang tidak mengupayakan sebuah kualitas kehidupan orang percaya yang unggul. Mereka menjadi berleha-leha sebab sudah selamat, dan apalagi yang mau diupayakan, berdosa tinggal minta ampun, gampang kan? Dan dengan demikian mereka menilai bahwa kekristenan yang menyingkirkan kebaikan atau perbuatan baik sebagai tak bernilai diluar Kristus pada dasarnya berlawanan dengan Kristus yang menuntut orang percaya untuk menjadi benar perilakunya bagi Kristus. Mereka memandang, jika Yohanes 5:24 diaplikasikan secara eksklusif maka kekristenan adalah agama yang bebas berbuat dosa sebab dengan gampangnya minta ampun.
Saya tidak akan mengulas poin satu, sebab saya menilai
jawabannya telah tersedia pada bagian-bagian sebelumnya. Saya akan membidik poin dua dengan menyajikan
sebuah perspektif yang menunjukan bahwa kala orang-orang Kristen
mengukurkan atau menyandarkan bagaimana
kekristenan itu seharusnya berdasarkan perilaku orang-orang Kristen adalah
sebuah upaya yang tidak hanya konyol,
tetapi membungkam Kristus dalam sebuah
cara yang amat lancang! Beranikah saudara membungkam Kristus? Apakah anda punya Kuasa dan otoritas untuk membungkam Kristus
sementara Kristus saat dibumi mengatakan bahwa Yesus ada didalam Bapa dan Bapa
didalam Yesus? Saya berharap
anda menjawabnya dengan berhati-hati sekali.
Menimbang Orang-Orang
Yang Diselamatkan Kristus Vs Yang
tidak diselamatkan, dengan Timbangan Perbuatan Baik
Tak dipungkiri bahwa dalam deret pelaku korupsi di Indonesia, bilangan orang Kristen perlahan namun pasti menanjak. Komisi Pemberantasan Korupsi telah membuktikan bahwa perilaku orang Kristen yang ternyata brengsek pun mulai menanjak. Tentu saja ini skala yang elit dalam dunia kejahatan. Pun dalam lini kriminal jalanan kita dapat menemukan Paulus, Markus, Elizabeth ( semuanya nama fiktif untuk kepentingan figurasi semata) pun bisa jadi adalah orang-orang hebat dalam dunia kejahatan.
Berangkali, contoh-contoh semacam ini terlampau keras.
Baiklah, mari kita masuk kedalam dunia kerja. Dalam dunia kerja, sangat mungkin
kita temukan pekerja-pekerja Kristen
bukanlah orang-orang berunjuk kinerja yang unggul,
atau lebih buruk lagi bisa jadi mereka
adalah pemalas, berdedikasi rendah, pencuri atau penggelap uang perusahaan.
Sebaliknya mereka yang bukan Kristen adalah manusia-manusia pekerja unggulan,
jempolan, dan tidak hanya dalam performa kerja, bahkan dalam karakter dapat saja mereka mengungguli orang Kristen sebab
mereka tidak mencuri atau menggelapkan uang perusahaan atau menyalahgunakan
fasilitas perusahaan.
Dan saya atau siapapun juga dapat menyajikan lebih banyak
lagi situasi-situasi yang menyudutkan Kekristenan dalam cara seperti ini. Dalam
hal ini penulis tidak membantah, bahkan menyatakan memang dalam banyak hal,
demikianlah realitanya!
Oh... belum lagi
skandal-skandal gereja yang memalukan.
Skandal seks yang melibatkan pendeta, pengurus atau pengerja gereja, skandal
keuangan dalam gereja, dan berbagai
macam perlilaku busuk yang dapat anda
temukan, tuduhkan, buktikan berserakan, ya berserakan sebab terlampau mudah
untuk ditemukan ada di gereja.
Semua ini adalah fakta! Tetapi apakah ini adalah fakta yang
harus sedemikian kemilaunya sehingga menguburkan kebenaran yang diungkapkan
Yesus dalam Yohanes 5:24? Sebelum kita mencoba menjelejahinya, mari kita lihat
dulu sebuah kasus unik yang menggambarkan fakta-fakta negatif atau bahkan busuk pada orang-orang yang mengaku
Kristen, mengaku telah diselamatkan, mengaku memiliki jaminan ke surga karena apa yang telah dilakukan Yesus baginya.
Mohandas Karamchand Gandhi , seorang tokoh terkemuka dan
pejuang kemerdekaan nasionalisme India yang kala itu dijajah oleh pemerintah Inggris, pun memberikan sebuah
komentar yang hingga kini masih menggema
terkait kebrengsekan orang-orang Kristen ( tentu ini dapat diduga dipicu
oleh penjajah Inggris yang mana dikenal sebagai negara Kristen ) dengan
mengatakan : "I like your Christ, I do not like your
Christians. Your Christians are so unlike your Christ."
“Saya suka Kristusmu,
Saya tidak suka orang-orang Kristenmu. Orang-Orang Kristenmu sangat tidak seperti Kristusmu.”
Saya tidak bermaksud untuk melakukan sebuah ulasan
mendalam atas perkataan Gandhi tersebut, tetapi saya mencoba memotret pesan
besar dibalik pernyataan ini.
Pertama “Saya suka Kristusmu.” Gandhi
dikenal dengan perjuangan tanpa kekerasan dalam semua aspek dalam melawan
penjajah Inggris (dianggap representasi Kristen) melalui “non violence civil disobedience”
atau “pembangkangan sipil tanpa
kekerasan.”
Kalau saya melakukan perbandingan
yang sangat sederhana ini dengan pembangkangan terhadap pemerintah penjajah, maka Gandhi semestinya membenci,
bahkan sangat amat membenci Yesus dan tidak akan lagi sanggup mengatakan “Saya suka Kristusmu”.
Saya hanya akan mengambil sebuah
contoh yang konteksnya persis sama antara Yesus dan Gandi.
Secara sederhana baik Yesus dan Gandhi adalah tokoh harapan masyarakatnya. Yesus adalah tokoh yang diharapkan menjadi pembebas Israel yang sedang dijajah imperium Roma. Sementara Gandi adalah tokoh harapan pembebas India yang sedang dijajah Imperium Inggris.
Saya dalam hal ini mengajukan: Kasus Pajak. Salah satu
wujud gerakan “pembangkangan sipil non
kekerasan” yang diusung oleh Gandhi adalah tidak membayar Pajak
Tanah
dan pada tahun 1930, Gandi memimpin sebuah gerakan penentangan Pajak
Garam yang diberlakukan penjajah Inggris melalui sebuah gerakan masa yang besar ,melakukan long march
sejauh 400 Km yang dikenal sebagai Dandi Salt March (jika anda ingin
mengetahui latar belakang dan apakah pajak garam ini, bacalah di sini ). Gandhi menggalang gerakan politik dengan menggunakan
pengaruhnya yang besar untuk menggalang perlawanan terhadap pemungutan pajak
oleh penjajah.
Bagaimana dengan Yesus? Dimana pada saat dia
ada di bumi, Israel dalam penjajahan imperium Romawi, dan juga memungut pajak. Apakah Yesus menggalang gerakan politik dengan menggunakan
pengaruhnya yang besar (bahkan saya percaya pengaruh Yesus dengan
demonstrasi mujizat-mujizatnya lebih
hebat sebab saat itu orang Yahudi
sudah lama menantikan Mesias yang
akan memulihkan kerajaan Daud) untuk
menentang pungutan pajak penguasa Roma terhadap bangsanya sendiri, Yahudi?
[terkait dengan kekuasaan Roma ini, Alkitab pun menunjukan indikasi-indikasinya. Anda dapat menemukannya dalam ; Kisah Para Rasul 23:11, 2 Timotius 4:22, Kisah Para Rasul 18:2, Kolose 4:18, Efesus 6:24, Filemon 1:25, Kisah Para Rasul 2:10, Kisah Para Rasul 19:21, Kisah Para Rasul 28:16, Roma 1:7, Galatia 6:18, Filipi 4:23, Kisah Para Rasul 28:14, Roma 1:15,2 Timotius 1:17]
[terkait dengan kekuasaan Roma ini, Alkitab pun menunjukan indikasi-indikasinya. Anda dapat menemukannya dalam ; Kisah Para Rasul 23:11, 2 Timotius 4:22, Kisah Para Rasul 18:2, Kolose 4:18, Efesus 6:24, Filemon 1:25, Kisah Para Rasul 2:10, Kisah Para Rasul 19:21, Kisah Para Rasul 28:16, Roma 1:7, Galatia 6:18, Filipi 4:23, Kisah Para Rasul 28:14, Roma 1:15,2 Timotius 1:17]
Jawabnya : Tidak, bahkan tidak sama sekali, dan tidak ada niatan sama sekali. Lebih konyolnya lagi, berangkali jika mengacu pada pandangan Gandhi dalam konteks yang sama ini,” apa yang Yesus lakukan dan perintahkan terkait pungutan pajak oleh penjajah atas kaumnya yang terjajah sungguh amat sinting dan menusuk relung hati. Yesus duduk makan bersama dengan antek-antek Roma yang memunguti pajak (bacalah : Markus 1:40 - 2:17, Lukas 5:27-32) , bahkan Yesus perintahkan BAYARLAH!
Mari kita lihat Yesus:
Markus 12:14
(14) Orang-orang itu datang dan berkata kepada-Nya: "Guru, kami tahu, Engkau adalah seorang yang jujur, dan Engkau tidak takut kepada siapapun juga, sebab Engkau tidak mencari muka, melainkan dengan jujur mengajar jalan Allah dengan segala kejujuran. Apakah diperbolehkan membayar pajak kepada Kaisar atau tidak? Haruskah kami bayar atau tidak?" (15) Tetapi Yesus mengetahui kemunafikan mereka, lalu berkata kepada mereka: "Mengapa kamu mencobai Aku? Bawalah ke mari suatu dinar supaya Kulihat!" (16) Lalu mereka bawa. Maka Ia bertanya kepada mereka: "Gambar dan tulisan siapakah ini?" Jawab mereka: "Gambar dan tulisan Kaisar." (17) Lalu kata Yesus kepada mereka: "Berikanlah kepada Kaisar apa yang wajib kamu berikan kepada Kaisar dan kepada Allah apa yang wajib kamu berikan kepada Allah!" Mereka sangat heran mendengar Dia.
Matius 22:17,19(17) Katakanlah kepada kami pendapat-Mu: Apakah diperbolehkan membayar pajak kepada Kaisar atau tidak?"… (19) Tunjukkanlah kepada-Ku mata uang untuk pajak itu." Mereka membawa suatu dinar kepada-Nya. (20) Maka Ia bertanya kepada mereka: "Gambar dan tulisan siapakah ini?"(21) Jawab mereka: "Gambar dan tulisan Kaisar." Lalu kata Yesus kepada mereka: "Berikanlah kepada Kaisar apa yang wajib kamu berikan kepada Kaisar dan kepada Allah apa yang wajib kamu berikan kepada Allah." (22) Mendengar itu heranlah mereka dan meninggalkan Yesus lalu pergi.
Kalau
Gandhi menggalang masa dan melakukan
gerakan politik melawan penjajah Inggris, termasuk dalam melawan pungutan pajak oleh penjajah.
Maka Yesus sebaliknya, memerintahkan pada orang Yahudi,kaumnya sendiri, untuk
membayar pajak kepada Kaisar penguasa Roma ( jika anda tertarik untuk mengetahui
penjajahan Roma bacalah di sini)
Saya dapat dengan yakin mengatakan bahwa Gandhi tidak benar-benar mengenal
Yesus yang Alkitab saksikan. Saya yakin
ketika dia mengatakan “Saya suka
Kristusmu,” dia sedang menyukai Yesus berdasarkan konsepnya sendiri, bukan menurut
Alkitab. Dan kalau anda mempelajari Injil, maka kita tahu sekali Yesus tidak
pernah melakukan oposisi terhadap penjajah kaum bangsanya sendiri,
bahkan ketika Dia naik ke surga, Israel tetap dalam
penjajahan imperium Roma.
Kedua, “Saya tidak suka
orang-orang Kristenmu.” Orang-orang Kristen yang dilihat oleh Gandhi
adalah penjajah bangsanya, paling tidak. Dan kekristenan yang direpresentasikan
penjajah Inggris MELALUI PERILAKU tentu saja amat buruk. Misal dan pasti
memungut pajak yang sangat berat atas rakyatnya. Kita sudah lihat bahwa Yesus
tidak melawan penjajahnya. Yesus meminta
bangsanya untuk membayar pajak kepada penjajah Roma.
Tetapi jika berbincang mengenai PERILAKU ORANG KRISTEN,
apakah Gandhi tidak akan tercengang dengan PERILAKU YESUS yang satu ini:
- Yesus dalam Lukas 11:37-54, mengecam orang-orang farisi dalam cara yang amat kasar. PERILAKU YESUS ADALAH PERILAKU KASAR BAHKAN UNTUK STANDAR ETIKA MODEREN DI MASA KINI. Yesus mengecamnya sebagai : BODOH (ayat 40), dan Yesus mengucapkan 6x CELAKA kepada mereka!
Dalam Kasus yang sama, Matius
memberikan deskripsi yang lebih tajam, Matius 23:1-36 . Matius mencatat Yesus mengucapkan : Celaka (8x), orang munafik
(ay 13,14,15,23,25,27,29), pemimpin buta
(ayat 16,24)orang-orang
bodoh (ay 17), orang-orang buta (ay 17,19,26), ular-ular
(ay33), keturunan
ular beludak (ay 33.)
Yesus tidak melontarkan kata-kata kasar
itu satu-dua kali. Misal dia menuding
munafik setidaknya 8 kali menurut
Matius, Celaka sebanyak 8 kali, bahkan perkataan yang menghina seperti : pemimpin buta sebanyak 2 kali,
orang buta sebanyak 3 kali, dan tentu
saja ini yang amat menyakitkan bagi orang-orang farisi yang sangat dihormati posisinya, Yesus menuding mereka :
ular-ular, keturunan ular beludak!
Masihkah Gandhi akan mengatakan “Saya suka Kristusmu?.
Tentu
saja saya tidak hendak mengatakan bahwa
ini adalah basis pembenaran bagi orang
Kristen untuk memiliki perkataan yang
semacam ini. Seperti saya sajikan
sebelumnya bahwa apapun yang Yesus lakukan dan katakan adalah
Berasal dari BAPA! Tidak ada hal
yang terkait KEBENARAN termasuk KEBENARAN YANG MEMAHITKAN INI adalah sebuah
kesalahan, sebab Yesus katakan bahwa Dia ada didalam Bapa dan Bapa ada
didalam Dia!
Jadi dengan perspektif yang disajikan Alkitab kita tahu posisi Yesus dalam seluruh pelayanannya di bumi.
Nah kalau Gandhi tahu akan hal ini, maka
memang wajar bagi Gandhi untuk mengatakan “saya tidak suka dengan orang-orang
Kristenmu,” sebab dalam banyak hal,
orang-orang yang mengaku Kristen telah jatuh
dalam perilaku hidup berkubang dosa dan dalam hampir
setiap aspek hidupnya. Namun untuk
menjadikan hal ini sebagai TITIK PEMBENARAN bagi Gandhi untuk
menghalanginya menjadi seorang Kristen
adalah keliru besar, sebab TIDAK BENAR perilaku orang yang disebut atau mengaku KRISTEN adalah REFLEKSI SEJATI Pengajaran YESUS atau IMAN KRISTEN.
Tetapi saya dapat memahami bahwa perilaku
buruk orang yang mengaku Kristen dapat menjadi batu sandungan. Namun juga KELIRU
menyimpulkan bahwa dikarenakan ada orang-orang bukan Kristen yang berperilaku
jauh lebih baik bahkan unggul, maka mereka lebih dari layak masuk ke surga,
menimbang orang-orang Kristen yang tidak seunggul mereka karakternya, sehingga dikatakan
dapat masuk surga.
Jika ini cara pandangnya, maka ini tidak hanya MEMBUNGKAM YESUS tetapi juga MENJADI INJIL BARU yang dapat berbunyi : DILUAR KRISTUS ANDA DAPAT SELAMAT ASALKAN KEHIDUPAN ANDA DIPENUHI DENGAN SEBUAH GAYA HIDUP YANG BAIK- MEMILIKI BUAH BERBUAT BAIK.
Jika ini cara pandangnya, maka ini tidak hanya MEMBUNGKAM YESUS tetapi juga MENJADI INJIL BARU yang dapat berbunyi : DILUAR KRISTUS ANDA DAPAT SELAMAT ASALKAN KEHIDUPAN ANDA DIPENUHI DENGAN SEBUAH GAYA HIDUP YANG BAIK- MEMILIKI BUAH BERBUAT BAIK.
Pandangan ini mengabaikan atau membungkam perkataan Yesus dalam Yohanes 5:24 : bahwa manusia harus percaya kepada Yesus agar memiliki hidup kekal, tidak turut dihukum, dan dipindahkan dari MAUT kepada HIDUP.
Seperti telah saya sajikan
sebelumnya, Alkitab menyatakan bahwa Yesus saja yang mampu MEMINDAHKAN ANDA
DARI MAUT KEPADA HIDUP. Perbuatan baik anda tidak punya kuasa untuk itu. Anda
tidak mungkin diperkenan Bapa tanpa YESUS!. Sudah dikatakan oleh Bapa bahwa
hanya melalui ANAK, orang tidak turut
dihukum :
Yohanes 3:16-18Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal. Sebab Allah mengutus Anak-Nya ke dalam dunia bukan untuk menghakimi dunia, melainkan untuk menyelamatkannya oleh Dia. Barangsiapa percaya kepada-Nya, ia tidak akan dihukum; barangsiapa tidak percaya, ia telah berada di bawah hukuman, sebab ia tidak percaya dalam nama Anak Tunggal Allah.
Perhatikan! Dalam Yohanes 3:16-18, Yesus adalah DETERMINATOR ATAU PENENTU ABSOLUT , dan ini yang menarik :
“…Barangsiapa percaya kepada-Nya, ia tidak akan dihukum; barangsiapa tidak percaya, ia telah berada di bawah hukuman, sebab ia tidak percaya dalam nama Anak Tunggal Allah, “
pada Yohanes 3:18
telah mengindikasikan telah , telah berada di bawah hukuman.
Hal ini sebuah keadaan yang sama pada Yohanes 5:24 :
“Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa mendengar perkataan-Ku dan percaya kepada Dia yang mengutus Aku, ia mempunyai hidup yang kekal dan tidak turut dihukum, sebab ia sudah pindah dari dalam maut ke dalam hidup.”
Keadaan sudah
dipindahkan dari dalam maut ke dalam hidup
merupakan kontras sebaliknya bagi
telah berada di bawah
hukuman.
Orang-orang Kristen yang berpandangan
bahwa tanpa Yesus orang dapat selamat ,
asalkan orang itu memiliki kualitas hidup yang
unggul dalam karakter, yaitu perbuatannya baik, memiliki kebaikan,
memiliki keteladanan yang baik. Ini
seolah, dalam benak orang-orang Kristen kelompok ini, bahwa kehidupan orang
Kristen itu adalah kehidupan yang
abstrak atau seolah kehidupan orang Kristen itu tidak membawa perubahan,
seolah Yesus Kristus tidak peduli pada dosa atau dengan kata lain Yesus
memberikan pesan kepada murid-murid
bahwa kamu sudah bebas dari hukuman maka kamu bebas untuk lakukan apa saja
termasuk BERKUBANG DALAM dosa, sebab
kamu tidak lagi dituntut berbuat baik agar selamat.
Benarkah demikian? Jawab saya : TIDAK!
Mari kita periksa dalam Alkitab, apakah para rasul
memiliki impresi demikian dari perkataan Yesus dalam Yohanes 5:24 tadi. Melalui pertanyaan tunggal dibawah ini
saya mencoba menyajikan jawaban Alkitab terhadap perihal ini
Apakah orang Kristen ini karena dia SUDAH DIPINDAHKAN DARI MAUT KE HIDUP lantas bebas berbuat dosa- tidak memiliki tanggungjawab untuk membangun kehidupan berkualitas sebagai orang yang telah diselamatkan, menimbang perbuatan baik tidak ada pengaruh apapun untuk ke surga? Jawabnya : TIDAK!
Roma 5:20,21 – Roma 6:1-5(20) Tetapi hukum Taurat ditambahkan, supaya pelanggaran menjadi semakin banyak; dan di mana dosa bertambah banyak, di sana kasih karunia menjadi berlimpah-limpah, supaya, sama seperti dosa berkuasa dalam alam maut, demikian kasih karunia akan berkuasa oleh kebenaran untuk hidup yang kekal, oleh Yesus Kristus, Tuhan kita.(1) Jika demikian, apakah yang hendak kita katakan? Bolehkah kita bertekun dalam dosa, supaya semakin bertambah kasih karunia itu? (2) Sekali-kali tidak! Bukankah kita telah mati bagi dosa, bagaimanakah kita masih dapat hidup di dalamnya? (3) Atau tidak tahukah kamu, bahwa kita semua yang telah dibaptis dalam Kristus, telah dibaptis dalam kematian-Nya? (4) Dengan demikian kita telah dikuburkan bersama-sama dengan Dia oleh baptisan dalam kematian, supaya, sama seperti Kristus telah dibangkitkan dari antara orang mati oleh kemuliaan Bapa, demikian juga kita akan hidup dalam hidup yang baru.(5) Sebab jika kita telah menjadi satu dengan apa yang sama dengan kematian-Nya, kita juga akan menjadi satu dengan apa yang sama dengan kebangkitan-Nya.(6) Karena kita tahu, bahwa manusia lama kita telah turut disalibkan, supaya tubuh dosa kita hilang kuasanya, agar jangan kita menghambakan diri lagi kepada dosa.
Galatia 5:13Saudara-saudara, memang kamu telah dipanggil untuk merdeka. Tetapi janganlah kamu mempergunakan kemerdekaan itu sebagai kesempatan untuk kehidupan dalam dosa, melainkan layanilah seorang akan yang lain oleh kasih.
1 Petrus 2:16Hiduplah sebagai orang merdeka dan bukan seperti mereka yang menyalahgunakan kemerdekaan itu untuk menyelubungi kejahatan-kejahatan mereka, tetapi hiduplah sebagai hamba Allah.
1 Korintus 8:9Tetapi jagalah, supaya kebebasanmu ini jangan menjadi batu sandungan bagi mereka yang lemah.
1 Korintus 10:32Janganlah kamu menimbulkan syak dalam hati orang, baik orang Yahudi atau orang Yunani, maupun Jemaat Allah.
Roma 6:20Sebab waktu kamu hamba dosa, kamu bebas dari kebenaran.
1 Korintus 7:22Sebab seorang hamba yang dipanggil oleh Tuhan dalam pelayanan-Nya, adalah orang bebas, milik Tuhan. Demikian pula orang bebas yang dipanggil Kristus, adalah hamba-Nya.
Roma 8:21tetapi dalam pengharapan, karena makhluk itu sendiri juga akan dimerdekakan dari perbudakan kebinasaan dan masuk ke dalam kemerdekaan kemuliaan anak-anak Allah.
Galatia 5:16-25
(16) Maksudku ialah: hiduplah oleh Roh, maka kamu tidak akan menuruti keinginan daging. (17) Sebab keinginan daging berlawanan dengan keinginan Roh dan keinginan Roh berlawanan dengan keinginan daging--karena keduanya bertentangan--sehingga kamu setiap kali tidak melakukan apa yang kamu kehendaki. (18) Akan tetapi jikalau kamu memberi dirimu dipimpin oleh Roh, maka kamu tidak hidup di bawah hukum Taurat. (19) Perbuatan daging telah nyata, yaitu: percabulan, kecemaran, hawa nafsu, (20) penyembahan berhala, sihir, perseteruan, perselisihan, iri hati, amarah, kepentingan diri sendiri, percideraan, roh pemecah, (21) kedengkian, kemabukan, pesta pora dan sebagainya. Terhadap semuanya itu kuperingatkan kamu--seperti yang telah kubuat dahulu--bahwa barangsiapa melakukan hal-hal yang demikian, ia tidak akan mendapat bagian dalam Kerajaan Allah.(22) Tetapi buah Roh ialah: kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, (23) kelemahlembutan, penguasaan diri. Tidak ada hukum yang menentang hal-hal itu. (24) Barangsiapa menjadi milik Kristus Yesus, ia telah menyalibkan daging dengan segala hawa nafsu dan keinginannya.(25) Jikalau kita hidup oleh Roh, baiklah hidup kita juga dipimpin oleh Roh,
Hidup orang Kristen adalah hidup oleh ROH. Orang Kristen memberI dirinya dipimpin oleh ROH. Dalam diri orang Kristen yang hidup
dan dipimpin oleh Roh, maka dalam diri orang Kristen itu, ROH memroduksi
buah-Nya. Inilah tanda orang yang menjadi milik Kristus, yaitu bila ia hidup
oleh ROH dan dipimpin oleh ROH.
Jadi, orang Kristen dapat berbuat baik bukan supaya dia dapat ke surga, tetapi dia hidup demikian
sebab dia hidup oleh Roh, dipimpin oleh
Roh, sehingga orang Kristen itu mampu menghasilkan buah-buah yang baik,
terlihat dan dapat dirasakan oleh semua orang melalui perbuatan/pekerjaan yang baik.
Semua orang dapat mengatakan orang Kristen
oleh Roh adalah orang-orang yang memiliki perbuatan-perbuatan baik sebagai buah
hidup yang baru, oleh Roh.
Mengatakan bahwa orang-orang diluar Kristus juga
memiliki buah-buah hidup yang baik, memang akan terlihat benar dalam pandangan
duniawi. Yang membedakannya adalah orang-orang tanpa Kristus tidak hidup oleh Roh dan dipimpin oleh Roh, dan
bukan milik Kristus. Sehingga dapat
dipahami bahwa
Yohanes 5:24
tidak sama sekali menyatakan bahwa dengan telah BERPINDAHNYA ORANG KRISTEN DARI
MAUT KE HIDUP maka dia bebas dan tidak
bertanggungjawab akan bagaimana dia hidup bagaikan menyalahgunakan
anugerah. Mengatakan demikian justru adalah sebuah dusta dan bukan yang
diajarkan Alkitab. Sebaliknyalah yang terjadi “ SETELAH SESEORANG BERPINDAH
DARI MAUT KE HIDUP MAKA HIDUPNYA OLEH ROH DAN HIDUPNYA DIPIMPIN OLEH ROH, BUKAN HAWA NAFSU.
***
No comments:
Post a Comment