Baca: Matius 13:8–9, 23
Hasil yang keempat dari benih yang ditabur adalah benih yang jatuh di tanah yang baik, lalu bertumbuh dan berbuah. Berarti dalam perumpamaan ini, yang salah bukan benihnya tetapi tanahnya. Benih ialah Injil Kerajaan Surga yang murni, bukan Injil palsu; meskipun demikian, jika benih ini ditaburkan kepada orang yang berbeda, masih juga akan membuahkan hasil yang berbeda. Namun kalau kemudian buah hanya tumbuh dari jenis tanah yang keempat, jangan diartikan bahwa dari semua orang yang mendengar Injil, hanya 25 persen yang percaya dan diselamatkan. Ini sama sekali bukan arti dari perumpamaan itu.
Yang Tuhan Yesus ingin tegaskan adalah, banyak orang yang mendengar Injil Kerajaan Surga yang murni pun tidak juga dapat bertumbuh. Itu karena hati mereka bukan merupakan tanah yang siap menerima Firman Tuhan. Dan memang kenyataannya hati sebagian besar manusia memang bukan tanah yang baik.
Tanah yang baik ialah orang yang mendengar firman dan mengerti. Yang dimaksud “mendengar” di sini (ἀκούω, akuō) ialah “mendengarkan dengan penuh perhatian”. Maksudnya tidak sekadar datang ke gereja pada hari Minggu dan mendengarkan khotbah dengan sepintas lalu; tetapi “mendengar” ialah rajin mencari dan mendengarkan pelayanan Firman Tuhan yang murni. Ini sudah merupakan kesukaannya dan dipandangnya sebagai kebutuhan, bukan kewajiban.
Kata “mengerti” dalam ay. 23 aslinya ditulis συνίημι (sünyēmi), yang berarti “merangkai fakta-fakta menjadi pengetahuan yang rapi dan utuh”. Sama seperti merangkai kepingan-kepingan jigsaw puzzle menjadi satu gambar yang utuh. Berarti “mengerti” adalah kegiatan aktif untuk memikirkan firman-firman yang didengarnya, dan berusaha memahami hubungan yang sebagaimana mestinya. Kemudian ia menyimpan firman itu dalam hatinya dan melakukannya. Jadi mengerti bukan hanya pengertian akali semata, melainkan suatu aktivitas mendalami firman dan menghayatinya, sehingga seseorang dapat menjadi pelaku firman.
Di tanah yang baik, buah dapat bertumbuh dengan pelipatgandaan yang luar biasa. Alkitab mengajarkan bahwa buah ialah: jiwa-jiwa yang dimenangkan (Rm. 1:13); kekudusan (Rm. 6:22); berbagai kebaikan dan kebenaran yang disebut buah Roh (Gal. 5:22-23); serta pekerjaan baik (Kol. 1:10). Maka agar kita bisa berbuah banyak, marilah kita belajar untuk menjadikan hati kita tanah yang baik. Bersedialah untuk mendengarkan Firman yang murni dengan rendah hati dan berusaha menggalinya hingga mengerti dengan sabar sampai kita menutup mata.
(TRUTH)
No comments:
Post a Comment