F O K U S

Nabi Daud Tentang Siapakah Kristus

Ia Adalah Seorang Nabi Dan Ia Telah   Melihat Ke Depan Dan Telah Berbicara Tentang Kebangkitan Mesias Oleh: Blogger Martin Simamora ...

0 Bukan Seperti yang Dikira Relung Jiwa

Oleh: Martin Simamora

Kehendakku Atas  Segala Sesuatu
Di Dunia ini, Tak Pernah Sama Sekali Bersimpuh  Pada Diriku

Tak ada yang begitu membahagiakan seorang manusia kala apapun kehendaknya terpenuhi dan menghampiri dirinya penuh pemuasan hasrat diri. Tetapi bagaimana Alkitab bertutur mengenai segala kehendak diri di dunia ini? Adakah alkitab membicarakannya? Jawabannya ada dan Sang Mesias memberikannya secara vulgar sekaligus menciutkan  gelora jiwa untuk memeluknya erat-erat. Perhatikanlah ini:

Segala sesuatu yang kamu kehendaki supaya orang perbuat kepadamu, perbuatlah demikian juga kepada mereka. Itulah isi seluruh hukum Taurat dan kitab para nabi.- Matius 7:12

Pada umumnya secara cepat ayat ini dilabelkan sebagai sebuah hukum kasualitas atau hukum sebab akibat atau hukum tabur tuai sebab menerakan sebuah timbal balik semacam ini: “segala sesuatu yang kamu kehendaki supaya orang perbuat kepadamu, perbuatlah demikian juga.” Tetapi ini bukan sama sekali!


Bahkan bukan “adakadabra” atau “law of attraction.” Ya… jika saja Yesus tidak memenjarakannya kedalam apapun yang disebutnya hanya dia yang dapat menggenapinya maka  “yang kamu kehendaki…supaya orang perbuat kepadamu” memang benar-benar menjadi mantra yang luar biasa. Hal kedua, yang begitu penting di sini, Sang Mesias tidak sama sekali sedang memuaskan keinginan   manusia yang seperti apapun juga baiknya (tentu pasti baik karena diharapkan dilakukan orang lain padanya) sebab “segala sesuatu yang kamu kehendaki” haruslah secara absolut menyatakan, menghidupi dan menggenapi: “itulah isi seluruh hukum Taurat dan kitab para nabi.” Bagaimana mungkin “segala sesuatu yang kamu kehendaki supaya orang perbuat kepadamu, perbuatlah demikian juga” harus dan mutlak perwujudan isi seluruh hukum Taurat? 


Jika begitu masihkah dapat dikatakan segala sesuatu yang kamu kehendaki adalah kehendakmu sendiri? 

0 Acara Natal ISCS 6 Januari 2017 (3 Bagian)

"Natal Sebagai Momen Merajut Kebhinekaan dalam Keprihatinan Nasional"
Dipersembahkan oleh

Institute for Syriac Culture Studies
Video I


Video II

0 Mengenali Tujuan Hidup Bagi Sesama & Tuhan

Oleh: Martin Simamora

Bercita-Citalah Setinggi Awan di Langit Untuk Melahirkan Karya-Karya Terbaik Bagi Sesama Manusia & Bagi Tuhan

Apakah tujuan hidupmu sebagai seorang yang telah ditebus oleh Kristus  dalam kasih karunia Allah dari belenggu maut dan perhambaan kuasa kehendak dosa?

Jadi bagaimana? Apakah kita akan berbuat dosa, karena kita tidak berada di bawah hukum Taurat, tetapi di bawah kasih karunia? Sekali-kali tidak! Apakah kamu tidak tahu, bahwa apabila kamu menyerahkan dirimu kepada seseorang sebagai hamba untuk mentaatinya, kamu adalah hamba orang itu, yang harus kamu taati, baik dalam dosa yang memimpin kamu kepada kematian, maupun dalam ketaatan yang memimpin kamu kepada kebenaran?- Roma 6:15-16

Kehidupan di dunia ini, sementara kejahatan dapat merajalela, ternyata lebih besar dan lebih agung daripada yang anda sangkakan atau yang mungkin untuk anda pikiran? Bahkan lebih besar daripada apa yang dapat anda persembahkan berdasarkan kekuatan anda sendiri, itu oleh karena Kristus! Ketika rasul Paulus menuliskan “Jadi bagaimana? Apakah kita  akan berbuat dosa, karena kita tidak berada di bawah hukum Taurat,….? Ini, “jadi bagaimana” adalah sebuah pertanyaan yang memiliki kedalaman dan keluasan gabungan 7 samudera di dunia ini, bahwa di dalam kasih karunia anda memiliki produktivitas-produktivitas yang begitu kaya yang masih perlu digali-perlu dieksploitasi didalam diri ini sebagai orang-orang yang hidup dalam kasih karunia untuk dihasilkan dan diwujudkan kepada sesama manusia dan kepada Tuhan. Ya… kepada sesama manusia, seharusnya, orang-orang kasih karunia adalah manusia-manusia unggulan. Rasul Paulus membahasakannya dalam sebuah kesakralan yang melampaui keluhuran moralitas yang dapat diraih manusia dengan menuliskan “karena kita tidak berada di bawah hukum Taurat.” Ada sebuah kualitas kehidupan orang-orang kasih karunia yang begitu unggul yang keunggulannya tidak lagi dapat dibicarakan dalam tatar “berada di bawah hukum Taurat” oleh sebab manusia-manusia kasih karunia adalah manusia yang hidup berdasarkan kehidupan berhambakan hidup, bukan berhambakan dosa.

Tujuan hidup didalam  kasih karunia bukan lagi berkubangan pada hal-hal yang tak membawa kemajuan dan pertumbuhan hidup sebab pada faktanya hidup di dalam kasih karunia berhambakan pada ketaatan yang memimpin kamu kepada kebenaran, sampai menutup mata ini di dunia ini.

0 Kehidupan Domba-Domba Kristus Dalam Perjalanan Di Dunia



Oleh: Martin Simamora

 Menuju Destinasi yang Telah Ditetapkan Sang Gembala Agung
 
Kredit: GTD
Kemanakah destinasi perjalanan setiap orang percaya didalam Kristus?  Apakah kita dapat bertahan di dalam kebenaran dan hidup dalam kesetiaan kepada Kristus, sementara masih di dunia ini dan dunia ini bukanlah dunia yang semakin bersahabat dengan keimanan kita di dalam Kristus? 

Destinasi setiap pengikut Kristus tak lepas dari apakah yang menjadi tujuan dan yang dilakukan Sang Kristus dalam kedatangannya ke dalam dunia:

Yohanes 9:39 Kata Yesus: "Aku datang ke dalam dunia untuk menghakimi, supaya barangsiapa yang tidak melihat, dapat melihat, dan supaya barangsiapa yang dapat melihat, menjadi buta."

Yohanes 3:16  Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal.

Untuk sebuah alasan yang sangat jernih, kedatangannya tidak membawa penghakiman kebinasaan seketika selain kehendak untuk menyelamatkan dalam kasih-Nya yang begitu besar, sementara dosa tak mungkin diabaikan dalam pembalasan-Nya:

Yohanes 3:17 Sebab Allah mengutus Anak-Nya ke dalam dunia bukan untuk menghakimi dunia, melainkan untuk menyelamatkannya oleh Dia.


Tidak menghakimi tetapi jelas dunia membutuhkan penyelamatan-Nya, sehingga ini jauh lebih besar daripada dan bukan sama sekali tidak dihakimi sehingga manusia terbebaskan dari segenap konsekuensi jika tidak tunduk pada sabdanya ini. Dengan kata lain, sementara Ia sendiri tak menghakimi, dunia ini tetap berada dalam status terhakimi-dan ini tepat sebagaimana Yesus bersabda:

0 Karena Segala Sesuatu Diliputi oleh Kegelapan



Oleh: Martin Simamora

Kala  Konflik dan Darah Begitu Perkasa Melukiskan 
Sejarah  Manusia

Sementara kehidupan itu sendiri tak pernah didambakan sebagai sebuah belantara kebencian apalagi konflik dan darah, tetapi hati manusia begitu percaya dengan operasionalisasi kuasa dan kekerasan sebagai solusi-solusi hidup. Ini bukan pada konsepsi atau gagasan tetapi pada natur jiwa manusia sebagaimana Alkitab menyatakannya:

“Ketika dilihat TUHAN, bahwa kejahatan manusia besar di bumi dan bahwa segala kecenderungan hatinya selalu membuahkan kejahatan semata-mata”- Kejadian 6:5

semata-mata” di sini menunjukan natur jiwa manusia yang menggembalakan seluruh gerak hidup manusia, bukan hendak menunjukan bahwa tangan manusia detik demi detik hanya menikamkan belati di tangannya ke manusia lainnya. Kita harus memperhatikan bahwa "semata-mata" ditautkan dengan apa yang disebut sebagai kecenderungan hati. Apa yang hati manusia paling cintai dan idolakan di dalam pilihan-pilihan hidupnya, bahwa kitab suci  menyatakan bahwa yang dimiliki hati manusia adalah kecenderungan yang membuahkan kejahatan. 

Jikapun hati nuraninya menegurkan kecenderungan yang jahat itu, sekalipun berbuah kemenangan kebaikan, tetapi itu lahir dari hati yang  berkutub baik dan jahat dalam sebuah "ko eksis yang tentram" dan tak bisa disucikan sama sekali oleh kekuatan dan kehendak manusia agar tak berkutub dua seperti itu.

Itulah sebabnya saat Yesus Sang Mesias datang ke dalam dunia ini, realitas kemanusiaan yang ironis kembali digemakan. Suara purba di Kejadian 6:5 digemakan secara sempurna  oleh Sang Mesias:

Karena dari hati timbul segala pikiran jahat, pembunuhan, perzinahan, percabulan, pencurian, sumpah palsu dan hujat”- Matius 15:19

Realitas ini universal, tak kecuali pada orang-orang paling dekat dengan kitab suci dan rumah ibadah, membuat, kemudian, agama sebagai hal yang tak kalah menjijikan dengan kejahatan. Dan Yesus tak segan-segan masuk ke tempat suci dengan cambuk bukan dengan kata-kata berlapis religiusitas sebab sudah terlalu nista  tempat itu untuk dikatakan suci, bahkan hanya cambuk saja yang dapat menyucikannya:

0 Sekalipun Dunia Hanya Mencintai Untuk Membuangku Tetapi Aku Percaya Kepada Cinta Tuhanku Bagiku



Oleh: Martin Simamora

Memiliki Cinta Tuhan Yang Mencintai Dari Generasi Ke Generasi Bahkan Memberikan Kehidupan  yang Tak Mungkin Dimiliki

(Ketika Cinta Tuhan Tak Bertara Sedikitpun dengan Apapun yang Dapat Dilakukan Jiwaku)


Seberapa dalam cinta dan seberapa kuatkah  yang diperlukan untuk mencintai sepenuhnya dan seabadinya? Takkah itu begitu aneh ketika mencintai dan cinta adalah pekerjaan  dan perjuangan otot dan stamina jiwa, bukankan jiwa ini sendiri memerlukan cinta? Aku tak tahu apakah memang adalah cinta jika cinta berpaut dengan berkekuatan otot dan jiwa berstamina untuk terus mencintai sementara jiwa itu sendiri belum pernah mengenal dicintai semulia-mulianya? Apakah asupan dan suplemen pengganti cinta sehingga tanpa pernah jiwa ini dikecup dan dipeluk cinta mulia Tuhan dapat menjadi berstamina dan bergizi? Aku bertanya-tanya jika saja ada cinta virtual menggawangi jiwa untuk mengejar cinta yang dari Tuhan?

Begitu sukar, sejujurnya, untuk membicarakan memeluk, mendekap dan mengecup cinta jika cinta adalah pekerjaan  jiwa yang tak pernah memiliki cinta. Ah… betapa mengerikannya  delusi jiwa manusia yang tak pernah dikecup oleh cinta Tuhan namun membusungkan dadanya  dan berkata “aku mengejar dan memperjuangkan cinta Tuhan setiap waktunya!”

Cinta dan mencintai bukan definisi jiwa manusia dan bukan formulasi pikiran dan usaha yang dibangun dari hari ke hari. Sebab mencintai memang adalah kebutuhan jiwa yang tak dapat diasup sendiri oleh siapapun manusia. Manusia begitu gampang untuk merasa sendiri, terkucil, terbuang, terhina, memerlukan kekuatan otot untuk dihormati bahkan dicintai, bahkan membangun konsepsi Allah dan kasih karunia menurut kontemplasi jiwa dan pikiran yang tumpul akan cinta dan kesetiaan dalam kemurnian kudusnya cinta Allah.

0 Peristiwa-Peristiwa Politik Dunia Senantiasa Dalam Tangan Tuhan:

Oleh: Martin Simamora


Ketika Penghakiman Tuhan Atas Sebuah Bangsa atau Negara Beserta Penduduknya Lebih Berat Daripada Sodom & Gomora


Pada faktanya, Alkitab menunjukan bahwa aspek kehidupan politik beserta dinamikanya sejak semula telah sepenuhnya  berada didalam kendali kedaulatan Allah atas damai, stabilitas, isnstabilitas, lahirnya dan lenyapnya sebuah bangsa dan atau negara, konflik, perang,  langgeng tidaknya sebuah rejim pemerintahan hingga  berbagai peristiwa politik yang akan senantiasa mewarnai bumi ini. Salah satu pernyataan politis atau bersifat politik bagi manusia adalah ini:

Seperti dahulu pada waktu Allah menunggangbalikkan Sodom dan Gomora serta kota-kota tetangganya, demikianlah firman TUHAN, demikianlah tidak akan ada orang lagi yang diam di sana dan seorang anak manusiapun tidak akan tinggal lagi di dalamnya.” (Yeremia 50:40)


“Lihatlah, suatu bangsa akan datang dari utara, suatu suku bangsa yang besar, dan banyak raja, akan bergerak maju dari ujung bumi. Mereka memakai panah dan tombak; mereka bengis, tidak kenal belas kasihan. Suara mereka gemuruh seperti laut, mereka mengendarai kuda, berlengkap seperti orang maju berperang, menyerang engkau, hai puteri Babel! Raja Babel telah mendengar kabar tentang mereka, tangannya sudah menjadi lemah lesu, kesesakan telah menyergap dia, ia kesakitan seperti perempuan yang melahirkan. Sesungguhnya, seperti singa yang bangkit keluar dari hutan belukar sungai Yordan mendatangi padang rumput tempat kawanan domba, demikianlah Aku akan membuat mereka lari dengan tiba-tiba dari negeri itu dan mengangkat di atasnya dia yang Kupilih. Sebab siapakah yang seperti Aku? Siapakah yang berani mendakwa Aku? Siapakah gerangan gembala yang tahan menghadapi Aku? Sebab itu dengarlah putusan yang telah diambil TUHAN terhadap Babel dan rancangan-rancangan yang telah dibuat-Nya terhadap negeri orang-orang Kasdim: Bahwa sesungguhnya, yang paling lemahpun di antara kawanan domba akan diseret. Bahwa sesungguhnya, padang rumput mereka sendiri akan merasa ngeri terhadap mereka. Bumi akan goncang karena kabar: Babel sudah direbut; ratap mereka akan terdengar di antara bangsa-bangsa!" (Yeremia 50:40-46)

Teks ini menunjukan bukan saja Allah sedang menghukum bagaikan atau sebagaimana dahulu atas Sodom dan Gomora, tetapi mengenai lenyapnya eksistensi sebuah territorial negara atau teritorial kota atau kebangsaan, sepenuhnya peristiwa-peristiwa yang berada di tangan Allah atau bukan sama sekali peristiwa yang berjalan begitu saja berdasarkan undian-undian perilaku manusia dalam instrumen-instrumen relasi antarnergara dengan segala instrumen yang dimiliki oleh sebuah negara atau kota  beserta warganya.

Pada kasus Sodom dan Gomora sendiri yang menjadi rujukan Yeremia, disingkapkan bahwa  Allah yang menunggangbalikan kedua kota itu, sementara fenomena yang terlihat oleh manusia, sama sekali tak akan menautkannya dengan Tuhan di mata bangsa-bangsa lain, tetapi peristiwa alam semacam ini:
Anchor of Life Fellowship , Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah, itu bukan hasil pekerjaanmu: jangan ada orang yang memegahkan diri - Efesus 2:8-9