Oleh : Prof.Dr. Gary R. Habermas
Tetapi bahkan ketika aku tidak dapat memahami semuanya, atau ketika Tuhan ... begitu diamnya, aku juga tahu bahwa aku masih harus mempercayainya. Mengapa? Karena aku telah mengetahui lebih jauh tentang Tuhan dan Ayub tidak. Dia bahkan tidak memiliki Kitab suci, ini satu hal penting. Saya juga menderita, walaupun, dijamin, tidak pada skala yang telah dialami oleh Ayub. Walau demikian, aku telah bergulat dengan sejumlah kebingungan-kebingungan: Akankah Debbie diambil dari kami? Mengapa dia harus menderita seperti ini? Tuhan tidaklah membisu Dia telah mengungkapkan kepadaku mengenai penyakit kankernya tinggal menghitung waktu saja.
Ilustrasi: seorang anak SYRIA berjalan diantara kota yang kini jadi puing Credit: miror.co.uk |
Kerap kali selama masa sakit Debbie, selagi dia
terbaring di tempat tidur kami di
lantai atas, saya merenungkan kasus Ayub, orang percaya dalam Perjanjian Lama
yang telah bergulat dengan sebuah
penderitaan berdosis keras. Ini adalah sebuah perenungan berulang-ulang dalam kehidupanku. Sama sekali bukan berarti bahwa saya
telah berpikir menderita sehebat
yang telah diderita Ayub. Hanya saja bahwa saya telah kerap menulis dan
menguliahkan orang terkenal ini yang namanya hampir sinonim dengan rasa sakit, terus terang saja, saya ingin tahu
jika pelajaran-pelajaran yang telah saya pelajari dalam cara yang bagaimanapun dapat diterapkan pada
situasiku.