F O K U S

Nabi Daud Tentang Siapakah Kristus

Ia Adalah Seorang Nabi Dan Ia Telah   Melihat Ke Depan Dan Telah Berbicara Tentang Kebangkitan Mesias Oleh: Blogger Martin Simamora ...

Showing posts with label Bukan Corpus Delicti. Show all posts
Showing posts with label Bukan Corpus Delicti. Show all posts

0 Bagi Manusia Hal Itu Tidak Mungkin


Apa Yang Harus Kuperbuat Untuk Memperoleh
Hidup Kekal?
Oleh: Martin Simamora

A.Percakapan Maha Penting Di Muka Bumi
Apakah yang mungkin akan ditanyakan seseorang kepada Yesus jika ia memiliki kesempatan untuk menemukannya? Seharusnya itu adalah hal yang maha penting dan itu akan merefleksikan apa yang sangat bernilai bagi  hidupnya. Saya ingin mengajak pembaca sekalian untuk membaca sebuah bagian dalam injil yang memotretkan bagi kita sebuah percakapan maha penting tersebut, perhatikanlah dan bacalah:

Pada waktu Yesus berangkat untuk meneruskan perjalanan-Nya, datanglah seorang berlari-lari mendapatkan Dia dan sambil bertelut di hadapan-Nya ia bertanya: "Guru yang baik, apa yang harus kuperbuat untuk memperoleh hidup yang kekal?" (Markus 10:17)

Orang ini nampaknya mengetahui bahwa Yesus tak jauh dari posisinya saat itu dan jelas bahwa ia memiliki pengetahuan yang memadai untuk memastikan bahwa Yesus Kristus adalah orang yang begitu istimewa untuk dijadikan nara sumber maha penting terkait sebuah hal maha penting bagi hidupnya yang menjadi pengejaran yang tersuci bagi jiwanya. Ia, karena itu, tak hanya berlari-lari untuk mencegat perjalanan Yesus. Bukan bermaksud untuk tak sopan dan apalagi untuk mencobai Yesus, sebab baginya Yesus adalah seorang yang lebih dari sekedar terhormat sebagaimana diperlihatkan oleh bahasa tubuh dan lidahnya:…dan sambil bertelut di hadapan-Nya ia bertanya; “Guru yang baik….  Ia mengejar Yesus dengan sebuah penghormatan teragung yang mungkin dilakukan baginya dan hampir dapat dipastikan inilah satu-satunya penghormatan teragung yang pernah diberikannya kepada seorang Rabbi. Pasti tidak akan pernah dilakukannya kepada yang lain. Mengapa dikatakan hampir dapat dipastikan inilah satu-satunya…, karena pengejaran yang demikian membawa muatan dalam jiwanya yang menjadi hal maha penting dan menggelisahkan jiwanya…terkait kepastian yang hendak dibangun berdasarkan dirinya sendiri: “apa yang harus kuperbuat untuk memperoleh hidup yang kekal?"

0 Yesus Tahu


Ia Datang Dari Allah dan Kembali Kepada Allah
Oleh: Martin Simamora
 
Kredit: wafin.com
A.Yesus Kristus & Pembasuhan Kaki yang Melucuti Kegelapan Tersembunyi : Bisikan Iblis Ditelinga Yudas Iskariot
Memahami Yesus adalah hal yang paling krusial bagi manusia sekitarnya sebagai sebuah kealamian tanpa sebuah perintah untuk dikejar. Mereka-reka siapakah ia menjadi sebuah konten percakapan dan pergumulan banyak manusia, mulai dari konten politis hingga konten divinitas…bahkan siapakah ia manusia? Judul kepala yang saya pilih diatas: Yesus tahu, merupakan keping sangat penting dalam injil Yohanes pada peristiwa pembasuhan kaki murid-murid-Nya.  Apakah yang Ia ketahui? Kabar baik atau buruk? Sebaik dan seburuk apakah…dan apakah yang akan dilakukan Sang Kristus akan menjadi salah satu indikator penting mengenai Yesus Kristus.

Mari kita melihat sebuah catatan yang mencengangkan mengenai Yesus Kristus:
bahwa saat-Nya sudah tiba untuk beralih dari dunia ini kepada Bapa. Sama seperti Ia senantiasa mengasihi murid-murid-Nya demikianlah sekarang Ia mengasihi mereka sampai kepada kesudahannya. (Yohanes 13:1)

catatan injil mengenainya yang berbunyi sudah tiba untuk beralih dari dunia ini kepada Bapa bukan soal informasi divinitas tetapi sebuah realita keagungan diri Kristus yang berkolerasi secara sangat ketat dengan bumi yang membusungkan dadanya menentang dirinya secara sangat personal.  Di bumi ini ia begitu mengasihi murid-murid-Nya dan akan dilakukannya sampai kesudahannya. Menarik bukan sorotan satu ini, sebab peristiwa pembasuhan kaki murid-muridnya ini sedang memperhadapkan kuasa kasih Allah yang begitu besar kepada dunia ini dengan sebuah kuasa permusuhan dunia yang begitu besar kepada Allah. Ini hanya mungkin terwujud ketika Allah yang mengutus Firman menjelma menjadi manusia dengan sebuah konten kasih Allah yang begitu besar dan dunia tak dapat mencegah dan menggagalkannya. Ia mengasihi sampai kepada kesudahannya, sementara bagi banyak manusia begitu abstrak dan subyektif, namun Allah mendefinisikannya secara mutlak sehingga mampu melucuti maksud tergelap di dunia ini. Mari kita perhatikan peristiwa ini:

Mereka sedang makan bersama, dan Iblis telah membisikkan rencana dalam hati Yudas Iskariot, anak Simon, untuk mengkhianati Dia (Yohanes 13:2)

0 Tetapi Yang Mahatinggi Tidak Diam


Dalam Dunia yang Berbuat Apapun  Kesukaannya & Menurut Kebenaran-Kebenarannya

Oleh: Martin Simamora
 
Kredit: Spiegel online- Perang Dunia Kedua
A. IA Tidak Diam
Kerap merupakan kejanggalan dan kegilaan bagi manusia untuk memandang realita dunia yang harus dihadapi Allah. Apakah IA tahu, peduli dan lebih jauh lagi…apakah IA benar-benar berdaulat dan berkuasa penuh atas kejadian atau peristiwa dan sejarah yang belum,sedang, akan terjadi…sehingga dapat dikatakan setiap peristiwa sejarah berada dalam kedaulatannya? Sementara itu, saya dan anda serta kita semua memiliki perspektif yang begitu miskin akan kehidupan Allah itu sendiri….sebab kita lebih kaya dalam keberlimpahan akan pengalaman-pengalaman hidup di dunia ini, membentuk jiwa dan pikiran ini sehingga sangat memahami kuasa-kuasa manusia dan pengaruh-pengaruhnya atas kehidupan ini. Apakah ia tirani, demokrat, sosialis, seorang baron? Kita masing-masing begitu fasih dalam memahami kekuatan kuasa-kuasa dunia ini sehingga menjadi kealamian bagi masing-masing kita untuk memiliki indrawi yang sangat kuat untuk mengakui kuasa-kuasa mereka, itulah sebabnya perilaku sosial kita dalam keseharian memancarkannya.

Dalam era Yesus, konflik dan bentrokannya sangat vulgar hingga mengucurkan darah kematian berwadahkan pemberontakan terhadap kasih Allah yang begitu besar. Yesus Kristus adalah lebih besar dari kuasa-kuasa apapun di dunia ini oleh sebab pertama-tama Yesus tidak datang untuk mengatasi semata kuasa-kuasa yang terlihat oleh mata, namun juga kuasa-kuasa yang tak terlihat dunia ini…mulai dari yang minor hingga yang mayor. Saya ingin mengajak anda untuk melihat beberapa eksemplar luar biasa bagaimana bentrokan-bentrokan berikut ini sungguh-sungguh mencengangkan setiap manusia yang melihat dan mengalaminya secara langsung:

Matius 8:28-29  Setibanya di seberang, yaitu di daerah orang Gadara, datanglah dari pekuburan dua orang yang kerasukan setan menemui Yesus. Mereka sangat berbahaya, sehingga tidak seorangpun yang berani melalui jalan itu.        
Dan mereka itupun berteriak, katanya: "Apa urusan-Mu dengan kami, hai Anak Allah? Adakah Engkau ke mari untuk menyiksa kami sebelum waktunya?"

0 Keburaman Manusia & Kemuliaan Tuhan


Mazmur 100: Pujian yang Mengaburkan  Manusia
Oleh:Martin Simamora

A.Sejak Semula Setiap Diri Manusia Tidak Memiliki Kegemilangan Diri yang Dapat Dipersembahkan
Mazmur 100 terlihat begitu biasa dan tidak memiliki impresi yang gemilang bagi kemanusiaan kita, sebab jika anda teliti memperhatikan mazmur ini, sama sekali tidak menyingkapkan bahwa  manusia memiliki potensi untuk berdiri sebagai sosok yang mungkin memiliki kegemilangan untuk bertahan dihadapan kemuliaan hadirat-Nya, Satu-satunya fokus adalah TUHAN, dunia harus memandang hanya kepada-Nya:

Bersorak-soraklah bagi TUHAN, hai seluruh bumi! (Mazmur 100:1)

Seluruh bumi. Ini tidak main-main dalam menunjukan realitas dunia bahwa tidak ada satupun dan seorangpun yang berasal dari bumi ini dapat memiliki setitik kegemilangan yang bagaimanapun dihadapan Tuhan. Semua kegemilangan pasti datang dari Dia tak kecuali para nabi: “Setelah pada zaman dahulu Allah berulang kali dan dalam pelbagai cara berbicara kepada nenek moyang kita dengan perantaraan nabi-nabi” (Ibrani 1:2).

Mengapa seluruh bumi harus bersorak-sorak bagi TUHAN? Jawabannya terletak pada pengenalan akan Dia yang sangat intim, personal, begitu divinitas atau ilahi sehingga memberikan iluminasi yang gemilang bagi setiap manusia untuk mengetahui siapakah diri ini sesungguhnya di hadapan-Nya…jika ini yang terjadi maka apa yang lebih agung lagi akan dialami: Ketahuilah, bahwa Tuhanlah Allah; Dialah yang menjadikan kita (Mazmur 100:3). Bagian ini adalah hal yang teragung…jika saja manusia mampu sedikit saja mendekati-Nya. Sayangnya Dia yang bertakhta dan memandang seluruh bumi hanya menemukan ini:

"Tidak ada Allah." (Mazmur 14:1)

0 Apakah Tujuan Hidup Manusia Kristen?


Sebab Kamu Telah Dibeli dan Harganya Telah Lunas Dibayar
Oleh: Martin Simamora

A.Memahami Kehidupan Didalam Tuhan
Jika ditanyakan kepadaku dan anda, seperti apakah wujud otentik kehidupan didalam Tuhan itu? Pertanyaan ini harus dimengerti sebagai bukan sebuah retorika dan apalagi semacam gagasan atau pemikiran filosofis belaka yang tak lahir dari realitas…maksud saya bukan realitas saya dan anda tetapi apakah yang Tuhan adakan, sebab bicara kehidupan didalam Tuhan harus diakui bahwa memang Tuhan ada dan sedang mengadakan kehidupan bagi saya dan anda.

Rasul Paulus ketika membicarakan ini dalam suratnya 1 Korintus 6: 20 menunjukan bahwa kehidupan didalam Tuhan dan memahami natur dan konsekuensinya adalah sangat penting. Coba perhatikan ini:

1 Korintus 6:17 Tetapi siapa yang mengikatkan dirinya pada Tuhan, menjadi satu roh dengan Dia.

1Korintus 6:19 Atau tidak tahukah kamu, bahwa tubuhmu adalah bait Roh Kudus yang diam di dalam kamu, Roh Kudus yang kamu peroleh dari Allah

Inilah natur diri seorang percaya! Bahwa seorang yang beriman kepada Yesus bukan saja percaya atau beriman secara kognitif tetapi Tuhan membawa roh seorang percaya itu masuk kedalam persekutuan dengan dirinya. Itu sebabnya saya dan anda sebagai seorang percaya memiliki sebuah natur ilahi yang berdampak bukan saja bagimu tetapi bagi sekelilingmu, yaitu natur diri ini: bahwa dirimu adalah bait Roh Kudus. Perhatikan bahwa ketika dikatakan bahwa dirimu adalah bait Tuhan, ini bukan berarti bahwa Tuhan tidak senantiasa hadir sebagaimana halnya dengan bait sebagai bangunan fisik dalam indtroduksi diri Allah kepada umat manusia via bangsa Yahudi, tidak demikian sebab rasul Paulus menyatakan bahwa Roh Kudus itu diam di dalam kamu…lebih dipertajam lagi bahwa saya dan anda memiliki Roh Kudus sebagai sebuah pemberian Tuhan.

0 Percakapan Maha Penting Di Hari-Hari Paling Mendebarkan


Bahwa Harus Digenapi Semua yang Ada Tertulis Tentang Aku dalam Kitab Taurat Musa dan Kitab Nabi-Nabi dan Kitab Mazmur
Oleh:Martin Simamora


A.Hal Terpelik Untuk Diterima Sebagai Kebenaran
Jikalau anda berpandangan bahwa Yohanes 1:1 adalah semacam filsafat Yunani yang merasuki kredo mula-mula yang berkembang dalam perkembangan iman para murid setelah: kematian, kebangkitan, kenaikan dan pentakosta Yerusalem sebagai amanat  Sang Mesias, maka siapapun dia harus memperhatikan hal terpelik untuk diterima sebagai kebenaran. Bagi para murid utamanya yang 12 itu, bahkan kepelikan memahami Kristus merupakan keniscayaan. Perkataan Yesus semacam ini: Ia berkata kepada mereka: "Inilah perkataan-Ku, yang telah Kukatakan kepadamu ketika Aku masih bersama-sama dengan kamu, yakni bahwa harus digenapi semua yang ada tertulis tentang Aku dalam kitab Taurat Musa dan kitab nabi-nabi dan kitab Mazmur" (Lukas 24:44) memiliki akar percakapan yang begitu dalam dan tak mungkin ditemukan kebenarannya secara begitu saja, bahkan oleh para ahli kita suci yang mulia dan terhormat dalam sebuah mahkamah agama yang agung.

Akar “harus digenapi semua yang ada tertulis tentang Aku dalam Kitab Taurat Musa dan kitab Nabi-Nabi dan kitab Mazmur” telah menimbulkan kepelikan yang tak mungkin ditanggulangi oleh manusia dalam cara apapun, sebab pernyataan demikian secara begitu mendasar bukan saja mendudukan  posisi Yesus Sang Mesias  menjadi sangat istimewa terhadap Kitab Suci tetapi membuat Kitab Suci itu sendiri memiliki kebenaran, kemuliaan dan kekudusan dari Allah hanya jika kitab tersebut menuliskan mengenai diri mesias tersebut. Kitab suci bukanlah berisi, dengan demikian, semacam kumpulan hikmat tinggi bagi manusia, kumpulan pedoman moralitas kemuliaan manusia, serangkaian alternatif hidup berkenan dihadapan Allah yang dapat dan harus dijalankan manusia dengan penuh dedikasi, ketekunan dan kesetiaan hingga kesudahannya di dunia ini. Bahkan, pada puncaknya, Kitab Suci memang bukan tulisan yang dipandu oleh himat manusia dalam cara semulia apapun, sebab  bahkan kitab Musa tidak pernah sama sekali hendak memandu manusia untuk menuju kepada keakhlakan manusia yang sepatutnya mulia dan seharusnya dicapai manusia sehingga ia dapat terpuji dihadapan Allah dan dihadapan manusia.

Dan tentu saja itu sangat mengejutkan jiwa manusia dan menggusarkan semangat spiritualitas untuk mengejar keberkenanan Allah terhadap dirinya. Coba perhatikan pernyataan Yesus  yang ini:

Kamu menyelidiki Kitab-kitab Suci, sebab kamu menyangka bahwa oleh-Nya kamu mempunyai hidup yang kekal, tetapi walaupun Kitab-kitab Suci itu memberi kesaksian tentang Aku, namun kamu tidak mau datang kepada-Ku untuk memperoleh hidup itu. (Yohanes 5:39-40)

0 Nabi Yesaya Sendiri Berkata


"Tuhan, siapakah yang percaya kepada pemberitaan kami?"
Oleh: Martin Simamora


Kabar Baik yang Menggemparkan Dunia
Problem utama kabar baik tidak terletak pada Tuhan tetapi pada manusia. Kecenderungan manusia untuk tak percaya kepada kabar baik, oleh Yesus sendiri, sebetulnya dinyatakan sebagai bukan sebuah kecenderungan belaka jiwa, atau kognitif, karena problem akal sehat. Perhatikan ini: “Terang telah datang ke dalam dunia, tetapi manusia lebih menyukai kegelapan dari pada terang”, akal sehat seharusnya akan menakar ini sebagai sebuah kejanggalan yang begitu akbar untuk terjadi dalam peradaban manusia. Bagaimana mungkin “manusia lebih menyukai kegelapan dari pada terang? Sementara itu, nabi Yesaya pada ratusan tahun lebih dulu, bahkan meratapi realita ini dalam sebuah ratap kepada Allah:

Siapakah yang percaya kepada berita yang kami dengar, dan kepada siapakah tangan kekuasaan TUHAN dinyatakan?- Yesaya 53:1

Rasul Paulus dalam Surat Roma meletakan nubuat purba ini dalam pemberitaan injil yang digalangnya di belahan dunia Eropa kala itu, sekaligus menunjukan bahwa problem manusia dari generasi ke generasi sejak era purba hingga era modern tetaplah sama kala berhadapan dengan kabar baik dari Allah  yang berakar dari problem manusia yang tak mungkin dipecahkannya sendiri: “manusia lebih menyukai kegelapan dari pada terang.”

Kabar baik apakah itu? Kabar baik yang bersentral hanya pada satu-satunya Kristus yang datang dari Allah ke dalam dunia. Ini adalah lebih  agung daripada kontradiksi apapun yang dapat diharapkan oleh dunia.  Rasul Paulus menunjukannya seperti ini:

Roma 10:4 Sebab Kristus adalah kegenapan hukum Taurat, sehingga kebenaran diperoleh tiap-tiap orang yang percaya
Anchor of Life Fellowship , Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah, itu bukan hasil pekerjaanmu: jangan ada orang yang memegahkan diri - Efesus 2:8-9