TUHAN memandang ke bawah dari sorga kepada anak-anak manusia untuk melihat, apakah ada yang berakal budi dan yang mencari Allah.Mereka semua telah menyeleweng, semuanya telah bejat; tidak ada yang berbuat baik, seorangpun tidak. (Mazmur 14 :2-3)
Pertanyaan besar hari ini : siapakah yang bodoh?
Di sepanjang sejarah, selalu saja ada orang-orang yang menyangkal keberadaan Tuhan. Daud melalui Mazmur bahkan menulis tentang orang atheis ketika ia menyatakan :
Mazmur 14:1
Orang bebal berkata dalam hatinya: "Tidak ada Allah." Busuk dan jijik perbuatan mereka, tidak ada yang berbuat baik.
Daud memulai Mazmur ini dengan menyatakan bahwa orang atheis adalah orang-orang bodoh.
Senafas dengan Mazmur yang ditulis oleh Daud, saat Paulus menulis tentang orang-orang yang tak percaya dalam surat/epistel kepada orang-orang di Roma, ia menuliskan "Mereka berbuat seolah-olah mereka penuh hikmat, tetapi mereka telah menjadi bodoh" (Roma 1:22). Walaupun ada banyak orang yang mengklaim bijak dengan menyatakan Tuhan tidak ada, mereka sesungguhnya menjadi orang-orang bodoh dengan mengabaikan kebenaran Tuhan yang telah diperlihatkan kepada mereka.
Roma 1: 19
Karena apa yang dapat mereka ketahui tentang Allah nyata bagi mereka, sebab Allah telah menyatakannya kepada mereka.
Dalam ayat yang kita baca hari ini, Daud menggambarkan atheis sebagai "anak-anak manusia". Sebagai orang Kristen, Tuhan adalah Bapa surgawi kita dan kita adalah anak-anak-Nya. Akan tetapi, mereka yang menolak Tuhan akan condong mempercayai buah-buah pikiran manusia daripada mengakui otoritas Pencipta mereka. Mengapa seseorang menolak otoritas Tuhan demi manusia yang dapat salah?
Karena "anak-anak manusia", menempatkan percayanya ketangan otoritas yang salah, ini sesungguhnya hanyalah alasan saja sebab manusia yang pada dasarnya sangat berdosa akan membuat berbagai cerita untuk menghindari pengakuan akan kebenaran (misal evolusi adalah kisah asal muasal atheis). Daud telah mendeklarasikan "anak-anak manusia" tidak mencari Tuhan; faktanya, mereka menghindari Tuhan. Pemazmur selanjutnya mengungkapkan bahwa "Di sanalah mereka ditimpa kekejutan yang besar, sebab Allah menyertai angkatan yang benar" (Mazmur 14:5). Mengapa orang-orang atheis menjadi sangat ketakutan bila jika mereka sungguh yakin bila Tuhan tidak ada? Sedihnya, mereka memiliki sesuatu untuk ditakuti : hari penghakiman yang akan tiba kelak.
Hal paling mendasar dari semuanya, semua orang-orang yang tak percaya mengetahui kesalahan mereka (ini yang membuat mereka dalam ketakutan besar, namun mereka menolak untuk mengakui perbuatan-perbuatan mereka. Kita semua diciptakan dengan sebuah kesadaran akan adanya Tuhan (Roma 2:15), dimana para atheis dengan susah payah ingin mengabaikannya. Tentu saja jika kita mengungkapkan fakta ini kepada mereka, mereka serta merta akan menolak rasa bersalah ini dengan menyangkal keberadaan Tuhan. Banyak diantara mereka mengalami kekecewaan mendalam yang diarahkan kepada Tuhan dan orang-orang percaya yang menolak ketakpercayaan mereka akan Tuhan yang tidak ada.
Sebab dengan itu mereka menunjukkan, bahwa isi hukum Taurat ada tertulis di dalam hati mereka dan suara hati mereka turut bersaksi dan pikiran mereka saling menuduh atau saling membela. (Roma 2:15).
Sebagai orang-orang Kristen, kita juga dapat percaya kepada otoritas yang keliru. Memang kita tak hendak menolak Tuhan, kita sangat mungkin tak mau melepaskan sesuatu yang kita andalkan. Kita barangkali memiliki berbagai macam pembenaran dan alasan untuk membenarkan diri tetap memiliki sesuatu yang kita andalkan (selain Tuhan). Dengan bimbingan Roh Kudus, marilah kita mengupayakan agar Kristus menjadi yang terutama didalam setiap aspek kehidupan kita.
Ide besar hari ini : sekalipun kita adalah manusia yang sangat berdosa, kita harus percaya kepada otoritas Tuhan ketimbang berbagai opini manusia.
No comments:
Post a Comment