Saya tergelitik untuk berkomentar terhadap pernyataan Bapak Henney Sumali di Tabloid Gloria edisi 380 – Minggu I Desember 2007, halaman 6 yang berjudul “Bedah Buku dan Talk Show: Injil Menurut Dawn Brown”.
Henney Sumali:
Formulasi barat yang menjelaskan tentang Tritunggal tidak cocok dipakai di Timur khususnya di Indonesia.
Sonny Prayitno:
Saya geli membaca pernyataan Bpk Henney Sumali tentang konsep Tritunggal adalah dipandang sebagai formulasi barat sehingga tidak cocok dipakai di Timur. Kalau tidak cocok, berarti Gereja Barat telah memformulasikan sendiri rumusan Tritunggal yang keluar dari konteks Kitab Suci. Memang istilah Tritunggal tidak secara eksplisit dalam Alkitab, namun di Perjanjian Lama, lebih-lebih di Perjanjian Baru, dijumpai banyak ayat-ayat yang menyatakan ketritunggalan Allah. Konsep Allah Tritunggal bagi Gereja Barat adalah: Allah Bapa, Allah Anak (Putra) dan Allah Roh Kudus. Ketiganya berPribadi dalam Satu hakekat. Apakah Gereja Barat dalam menetapkan formulasi tentang Allah Tritunggal ini tanpa menggali Kitab Suci? Tentu akan naif sekali kalau Gereja Barat dalam menetapkan formula Tritunggal tanpa terlebih dulu menggali Kitab Suci. Sebaliknya, kalau kita setuju bahwa Gereja Barat menggali Kitab Suci dalam menetapkan formulasi Allah Tritunggal, maka tidak ada alasan apapun untuk mengatakan bahwa formulasi Allah Tritunggal hanya cocok untuk Gereja Barat dan tidak cocok untuk Gereja Timur. Alkitab adalah Firman Allah, Allah Sang Pewahyu itu juga yang menciptakan manusia baik di Barat maupun Timur.
Tentang Alkitab adalah Firman Allah juga diakui oleh Bpk Henney Sumali:
Sejarah membuktikan bahwa Alkitab adalah Firman Allah yang tetap terjaga nilai originalnya, karena Tuhan sendirilah yang telah menjaga kemurnian dari kitab-kitab-Nya sehingga jangan sampai ada seorangpun yang memalsukannya.
Sebagai orang Injili, saya percaya tanpa keraguan sedikit pun bahwa Alkitab adalah Firman Allah dan saya sangat surprise membaca pernyataan Bpk Henney Sumali yang adalah dosen pakar dalam Kristen Orthodox Syria (gelar ini saya kutip dari Gloria juga) yang menyatakan bahwa Alkitab adalah Firman Allah. Di manakah konsistensi ajaran Gereja Orthodox Syria: bukankah Gereja Orthodox Syria percaya bahwa Firman Allah tidak menjadi Alkitab, tetapi Firman Allah menjadi Yesus (Yoh 1:1). Dengan demikian maka konsekuensinya Alkitab bukan Firman Allah, tetapi hanya catatan Sang Firman. Bpk Henney Sumali bersikap bunglon dalam inkonsistensi pengajaran Firman Allah.
Henney Sumali:
“…Pembahasan theologis Kristen di Barat maupun di universitas Al-Azar Cairo, Mesir seringkali masih didominasi cara berpikir secara Hellenis…”
Sonny Prayitno:
Ini adalah tuduhan dari Bpk Henney Sumali terhadap Gereja Barat. Sebelum saya melanjutkan pembahasan, saya ingin sekali berkomentar terhadap istilah yang digunakan: Mengapa Bpk Henney Sumali menggunakan istilah-istilah asing tanpa diberitahukan / dijelaskan artinya? Apakah pendengar dan pembaca sudah dianggap mengerti dengan berbagai istilah termasuk “Hellenis” sehingga tidak perlu ada penjelasan? Atau ingin menunjukkan bahwa Bpk Henney Sumali kelihatan lebih pintar dengan memakai istilah-istilah tanpa penjelasan?
Apa yang dimaksud dengan Hellenis?
Menurut International Standard Bible Encyclopaedia (ISBE):
HELLENISM
(hel'-en-iz'-m), (hel'-en-ist): Hellenism is the name we give to the manifold achievements of the Greeks in social and political institutions, in the various arts, in science and philosophy, in morals and religion.
Karena konteks pernyataan di atas adalah masih dalam konteks Allah Tritunggal, maka itu adalah tuduhan kalau dikatakan bahwa formulasi Tritunggal dipengaruhi cara berpikir Yunani.
Henney Sumali:
“Suatu ketika Almarhum Nurchollis Madjid yang dipanggil akrab dengan Cak Nur bertanya Kristen Orthodox Syria, ajaran Allah Tritunggal itu penjelasan yang sebenarnya itu bagaimana? Lalu saya menjawab, yang satu adalah wujud Allah yang lain adalah sifat-sifat Allah. Dari penjelasan yang sederhana itu Cak Nur akhirnya mengetahui dan memahami apa maksud sebenarnya dari ajaran Tritunggal” kisah Henney.
Kristen Timur-Tengah menjelaskan Allah Tritunggal dalam bahasa ilmu kalami yang mempunyai kecocokan dengan bahasa theologis orang Islam di Timur-Tengah.
Sonny Prayitno:
Saya sangat senang sekali dengan pernyataan Bpk Henney Sumali ini. Pernyataan ini sekaligus membuka kedok Tritunggal ala Gereja Orthodox Syria Indonesia. Di sini Bpk Henney Sumali membangun pengajaran sendiri yang satu adalah wujud Allah yang lain adalah sifat-sifat Allah. Tritunggal macam apa ini…??? Ternyata walaupun sama-sama menggunakan istilah Tritunggal, ternyata Tritunggal versi Gereja Orthodox Syria berbeda jauh sekali dengan pengertian Tritunggal Gereja Barat.
Mari kita bandingkan dengan Pengakuan Iman Athanasius (296-373). Dalam konsili di Nicea (325), Athanasius merupakan lawan yang mematahkan argumentasi Arius. Itulah sebabnya jikalau kita amati isi pengakuan iman Athanasius, kita menjumpai kesimpulan mendasar tentang doktrin Tritunggal:
Barangsiapa hendak diselamatkan, maka ia harus memiliki iman yang am; Yaitu iman yang jikakalau tidak dijaga kemurniaannya, pastilah orang tersebut binasa. Dan iman yang am itu adalah ini: bahwa kita menyembah Allah yang Esa di dalam Ketigaan, dan Ketigaan di dalam Keesaan; Tanpa percampuran pribadi maupun pemisahan substansi. Karena hanya ada satu pribadi Bapa, satu Anak, dan satu Roh Kudus. ….Juga Bapa adalah Allah, Anak adalah Allah, dan Roh Kudus adalah Allah; Namun bukan tiga Allah, melainkan Allah yang Esa. Bapa adalah Tuhan, Anak adalah Tuhan, dan Roh Kudus adalah Tuhan; Namun bukan tiga Tuhan, melainkan Tuhan yang esa. Karena itu sebagaimana kita diwajibkan untuk mengakui ketiga Pribadi pada diri-Nya sendiri sebagai Allah dan Tuhan; Demikian pula kita dilarang untuk mengatakan bahwa ada tiga Allah atau tiga Tuhan. ... Sebab itu di dalam segala sesuatu, seperti yang telah dikatakan sebelumnya, Keesaan dalam ketigaan dan Ketigaan dalam Keesaan harus disembah. 28. Karena itu setiap orang yang mau diselamatkan harus mempercayai Tritunggal. … Inilah iman yang am; tanpa orang memiliki iman ini dengan setia, ia tidak akan dapat diselamatkan.
Coba perhatikan ada kalimat-kalimat yang diulang-ulang dalam pengakuan iman Athanasius ini Karena itu setiap orang yang mau diselamatkan harus mempercayai Tritunggal. …… Inilah iman yang am; tanpa orang memiliki iman ini dengan setia, ia tidak akan dapat diselamatkan.
Catatan: walaupun saya mengutip pengakuan iman Athanasius, maka tidak berarti rumusan Tritunggal ini adalah hasil rekayasa Athanasius. Athanasius dalam hikmat Allah menemukan rahasia Tritunggal yang terkandung dalam Alkitab, bahwa Allah yang benar adalah Allah Tritunggal: Allah Bapa, Anak dan Roh Kudus; tiga pribadi satu hakekat.
Kalau konsep Tritunggal “yang satu adalah wujud Allah yang lain adalah sifat-sifat Allah.” bisa mempunyai kecocokan dengan bahasa theologis orang Islam di Timur-Tengah, maka kecocokan itu adalah kecocokan yang dicocok-cocokkan.
Henney Sumali:
Orang Kristen Barat bukannya bodoh sehingga pengajarannya sukar untuk diterima oleh orang-orang Islam di Indonesia, tetapi hanya karena Kristen Barat menggunakan formula yang kurang cocok untuk mengajarkan Allah Tritunggal. Di barat terdapat suatu pengajaran Analaitik-tical Theologi, yang secara tegas memberikan pemisahan antara Bapa, Yesus Kristus dan Roh Kudus.
Ada theology Proper yang membahas Allah Bapa pada akhir kesimpulannya menyatakan Bapa adalah Allah. Selain itu ada ajaran Kristologi yang membahas tentang Yesus Kristus, pada kesimpulannya menyatakan bahwa Yesus adalah Allah dan juga ajaran Pneumathologi yang membahas tentang Roh Kudus, yang pada kesimpulannya menyatakan bahwa Roh Kudus adalah Allah. Selanjutnya dibahasakan dalam istilah Allah Bapa, Allah Putra, dan Allah Roh Kudus.
Kalau di Barat dijelaskan seperti ini, orang Barat bisa mengerti dan memahami hakekat dari Allah. Tetapi formulasi seperti ini belum tentu dapat dipahami dengan baik oleh orang di Indonesia. Sehingga wajar saja kalau orang di sini tidak memahami dengan benar akan berpikir ada 3 Allah.
Sonny Prayitno:
Pengajaran Analaitik-tical Theologi, yang secara tegas memberikan pemisahan antara Bapa, Yesus Kristus dan Roh Kudus adalah ajaran dari Alkitab. Bapa bukan Anak dan bukan Roh Kudus, Anak (Putra) bukan Bapa dan Bukan Roh Kudus, Roh Kudus bukan Bapa dan bukan Anak (Putra). Kenapa begitu pusing mencari persamaan, kalau pada dasarnya memang berbeda? Formulasi Gereja Barat tentang Tritunggal digali dari Kitab Suci dan Kitab Suci mengajarkan adanya Pribadi-pribadi Allah dalam satu hakekat. Kalau belum tentu bisa dipahami dengan baik oleh orang di Indonesia, itu adalah tugas pemimpin – pemimpin Gereja untuk mengajar umat-Nya sesuai dengan Kitab Suci. Kalau muncul pikiran ada 3 Allah itu karena Allah telah dipenjara oleh rumusan matematika.
Henney Sumali:
Seperti dalam salah satu ayat di Kejadian yaitu: Marilah Kita menciptakan manusia menurut rupa dan telada[n] Kita.
Kita hanya merupakan eufemisme untuk kata ganti Tuhan, di mana secara hakekat Tuhan itu satu atau Esa. Secara filologis kata ganti kita memakai kata kerja orang tunggal, bukan kata kerja orang jamak.
Seperti di dalam bahasa Indonesia, di surat-surat yang lama di akhir penulisan surat, biasanya terdapat kata hormat kami. Kata kami sebenarnya dipakai sebagai kata ganti orang yang membuat surat denga[n] tujuan untuk penghalusan kata.
Sonny Prayitno:
Ini adalah argumentasi dan anologi yang sangat konyol yang keluar dari mulut seorang dosen pakar, bahwa penggunaan kata kami (juga dalam konteks ‘kita’ di kejadian 1:26) bertujuan untuk penghalusan kata (eufemisme).
Mari kita lihat beberapa terjemahan Alkitab tentang Kejadian 1:26:
TERJEMAHAN BARU (TB) -LAI
Berfirmanlah Allah: "Baiklah Kita menjadikan manusia menurut gambar dan rupa Kita, supaya mereka berkuasa atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas ternak dan atas seluruh bumi dan atas segala binatang melata yang merayap di bumi."
BAHASA INDONESIA SEHARI-HARI (BIS) - LAI
Kemudian Allah berkata, "Sekarang Kita akan membuat manusia yang akan menjadi seperti Kita dan menyerupai Kita. Mereka akan berkuasa atas ikan-ikan, burung-burung, dan segala binatang lain, baik jinak maupun liar, baik besar maupun kecil."
NEW INTERNATIONAL VERSION (NIV)
26 Then God said, "Let us make man in our image, in our likeness, and let them rule over the fish of the sea and the birds of the air, over the livestock, over all the earth, and over all the creatures that move along the ground."
KING JAMES VERSION (KJV)
26 And God said, Let us make man in our image, after our likeness: and let them have dominion over the fish of the sea, and over the fowl of the air, and over the cattle, and over all the earth, and over every creeping thing that creepeth upon the earth.
New King James Version (NKJV)
26 Then God said,"Let Us make man in Our image, according to Our likeness; let them have dominion over the fish of the sea, over the birds of the air, and over the cattle, over all* the earth and over every creeping thing that creeps on the earth." 27 So God created man in His own image; in the image of God He created him; male and female He created them. 28 Then God blessed them, and God said to them,"Be fruitful and multiply; fill the earth and subdue it; have dominion over the fish of the sea, over the birds of the air, and over every living thing that moves on the earth."
REVISED STANDARD VERSION (RSV)
26 Then God said, "Let us make man in our image, after our likeness; and let them have dominion over the fish of the sea, and over the birds of the air, and over the cattle, and over all the earth, and over every creeping thing that creeps upon the earth." 2
NEW REVISED STANDARD VERSION (NRSV)
26 Then God said, "Let us make humankind in our image, according to our likeness; and let them have dominion over the fish of the sea, and over the birds of the air, and over the cattle, and over all the wild animals of the earth, and over every creeping thing that creeps upon the earth."
Dalam terjemahan-terjemahan Alkitab bahasa Indonesia dan Inggris di atas sangat jelas bahwa semua memakai kata kita, us, our. Terjemahan-terjemahan Alkitab Bahasa Inggris pun memakai kata us, our. Apa iya, para penterjemah Barat berpola pikir seperti pak dosen, di mana sarjana-sarjana Alkitab Barat tersebut perlu menggunakan kata us , our untuk menghaluskan kata seperti pola pikir orang Indonesia?
Adam Clarke dalam buku Commentary menulis demikian:
Genesis 1:26
The text tells us he was the work of °ELOHIYM, the Divine Plurality, marked here more distinctly by the plural pronouns US and OUR; and to show that he was the masterpiece of God's creation, all the persons in the Godhead are represented as united in counsel and effort to produce this astonishing creature.
(from Adam Clarke's Commentary)
Jadi tidak keliru bila LAI menterjemahkan Kita, karena dalam bahasa aslinya menggunakan bentuk plural dengan pronoun US dan OUR yang menunjukkan adanya kejamakan dalam diri Allah. Saya menyebut kejamakan di sini jangan diartikan Allah itu jamak, tetapi adanya kejamakan dalam diri Allah.
Dosen Henney Sumali mempermasalahkan kitab Kejadian yang menggunakan kalimat eufemisme Kita, sebagai kata ganti TUHAN. Mari kita lihat di Kitab Kejadian dan Hosea, di mana secara implisit menunjukkan seolah-olah ada 2 Tuhan:
Kemudian TUHAN menurunkan hujan belerang dan api atas Sodom dan Gomora, berasal dari TUHAN, dari langit (Kej 19:24)
Tetapi Aku akan menyayangi kaum Yehuda dan menyelamatkan mereka demi TUHAN, Allah mereka. Aku akan menyelamatkan mereka bukan dengan panah atau pedang, dengan alat perang atau dengan kuda dan orang-orang berkuda." (Hosea 1:7 , TB – LAI)
Dari dua ayat di atas, jelas bahwa meskipun tidak terdapat kata “Kita”, namun menunjukkan adanya kejamakan dalam diri Allah.
Sekarang kita menunju ke Perjanjian Baru dengan menggunakan bahasa Yunani. Adanya kejamakan dalam diri Allah juga secara eksplisit ditunjukkan oleh Yesus dalam Injil Yohanes berikut ini:
Jawab Yesus: "Jika seorang mengasihi Aku, ia akan menuruti firman-Ku dan Bapa-Ku akan mengasihi dia dan Kami akan datang kepadanya dan diam bersama-sama dengan dia. (Yoh 14:23 )
Kata yang digunakan di sini adalah “Kami”. Lagi-lagi menunjukkan adanya kejamakan dalam diri Allah.
Jadi Dosen Henney Sumali telah menciptakan “teologi ala Timur” tanpa dasar dan omong kosong kalau dikatakan bahwa penggunakan kata Kita dalam Kejadian 1:26 untuk menghaluskan kata.
Salam,
Sonny Prayitno.
e-mail us at golgotha_ministry@yahoo.com
Shalom bapak, ibu saudara/i di manapun berada. Apakah Sudah ada yang pernah mendengar tentang Shema Yisrael? Ini adalah kalimat pengakuan iman orang Yahudi yang biasa diucapkan pada setiap ibadah mereka baik itu di rumah ibadat atau sinagoga maupun di rumah. Yesus juga menggunakan Shema untuk menjawab pertanyaan dari seorang ahli Taurat mengenai hukum yang utama. Kita dapat baca di Ulangan 6 ayat 4 dan pernah juga dikutip oleh Yesus di dalam Injil Markus 12 : 29. Dengan mengucapkan Shema, orang Yahudi mengakui bahwa YHWH ( Adonai ) Elohim itu esa dan berdaulat dalam kehidupan mereka. Berikut teks Shema Yisrael tersebut dalam huruf Ibrani ( dibaca dari kanan ke kiri seperti huruf Arab ) beserta cara mengucapkannya ( tanpa bermaksud untuk mengabaikan atau menyangkal adanya Bapa, Roh Kudus dan Firman Elohim yaitu Yeshua haMashiakh/ ישוע המשיח, yang lebih dikenal oleh umat Kristiani di Indonesia sebagai Yesus Kristus ) berikut ini
ReplyDeleteTeks Ibrani Ulangan 6 ayat 4 : ” שְׁמַ֖ע ( Shema ) יִשְׂרָאֵ֑ל ( Yisrael ) יְהוָ֥ה ( YHWH [ Adonai ] ) אֱלֹהֵ֖ינוּ ( Eloheinu ) יְהוָ֥ה ( YHWH [ Adonai ] ) אֶחָֽד ( ekhad )
”
Lalu berdasarkan halakha/ tradisi, diucapkan juga berkat: ” ברוך שם כבוד מלכותו, לעולם ועד ” ( " barukh Shem kevod malkuto, le’olam va’ed " ) yang artinya diberkatilah nama yang mulia kerajaanNya untuk selama-lamanya " ). Apakah ada yang mempunyai pendapat lain?.
🕎✡️👁️📜🕍🤴🏻👑🗝️🛡️🗡️🏹⚖️☁️☀️⚡🌧️🌈🌒🌌🔥💧🌊🌬️🏞️🗺️🏡⛵⚓👨👩👧👦❤️🛐🤲🏻🖖🏻🌱🌾🍇🍎🍏🌹🐏🐑🐐🐂🐎🦌🐪🐫🦁🦅🕊️🐟🐍🇮🇱₪⛪