MENJAWAB SAKSI YEHUWA:
ALLAH ADA DENGAN SENDIRINYA
ALLAH ADA DENGAN SENDIRINYA
(2)
Oleh: Pdt. Budi Asali, M.Div.
Saksi Yehuwa
"Tidak satu pun dari bangsa-bangsa kafir penyembah berhala telah membetuk suatu ilah sebelum Yehuwa, karena tidak ada ilah apapun sebelum Yehuwa. Demikian pula di masa depan, mereka tidak akan membetuk ilah yang nyata dan hidup yang dapat bernubuat. (Yes 46:9,10). Namun ini tidak berarti bahwa Yehuwa tidak pernah membentuk suatu pribadi yang layak disebut suatu allah". 'Bertukar Pikiran Mengenai Ayat-ayat Alkitab', hal 401.
Tanggapan Budi Asali:
Kebanyakan penafsir menganggap bahwa manuscript yang keempatlah yang benar, dengan alasan:
A Ini didukung oleh manuscript yang paling kuno. Makin kuno suatu manuscript, makin dekat manuscript itu dengan autograph / naskah aslinya, sehingga makin dipercaya. Makin baru suatu manuscript, makin jauh manuscript itu dari naskah aslinya sehingga makin tidak dipcrcaya.
Catatan: autograph adalah naskah asli, yang ditulis langsung oleh para penulis Kitab Suci, dan ini saja yang dianggap sebagai infallible dan inerrant (sama sekali tidak ada salahnya). Tetapi autograph ini sudah tidak ada lagi / musnah. Yang ada hanyalah salinan-salinan atau manuscript-manuscript, yang sudah mengandung kesalahan.
B Ini merupakan "bacaan yang lebih sukar" (more difficult reading).
Memang kalau ada perbedaan manuscript, biasanya bacaan yang lebih sukar / "lebih tidak masuk akal" yang diterima, berdasarkan suatu anggapan bahwa penyalin manuscript itu lebih mungkin untuk mengubah dari "yang tidak masuk akal" menjadi "yang masuk akal", daripada mengubah dari "yang masuk akal" menjadi "yang tidak masuk akal". Dengan kata lain, penyalin manuscript itu mungkin sekali mempermudah bacaan, tetapi tidak mungkin mempersukar bacaan.
Dalam peristiwa ini, kalau yang benar adalah yang nomor 1, maka tidak mungkin ada penyalin yang mengubahnya menjadi nomor 2 atau nomor 3, dan lebih-lebih tidak mungkin ada penyalin yang mengubah menjadi yang nomor 4, yang "begitu tidak masuk akal". Demikian juga kalau yang benar adalah nomor 2 atau nomor 3. Sebaliknya, kalau nomor 4 yang benar, mungkin sekali penyalin menganggap bacaan itu tidak masuk akal, dan ia menganggapnya sebagai pasti salah, sehingga ia mengubahnya menjadi nomor 1 atau nomor 2 atau nomor 3.*
Saksi-saksi Yehuwa sendiri menterjemahkan berdasarkan manuscript golongan 4 ini:
Yoh 1:18 (NWT) "the only begotten god" (= satu-satunya allah yang diperanakkan).
Yoh 1:18 (TDB) satu-satunya allah yang diperanakkan.
Jadi, sekalipun terjemahan dari NWT / TDB ini berbeda dengan terjemahan kita, tetapi sebetulnya terjemahan NWT / TDB ini berasal dari manuscript yang paling benar. Tetapi mereka salah dalam satu hal, yaitu bahwa mereka menggunakan kata "god" / "allah" dan bukannya "God" / "Allah".
Dan Saksi-saksi Yehuwa menganggap bahwa Yesus disebut demikian "karena keunikan kedudukannya sehubungan dengan Yehuwa" -- Bertukar Pikiran Mengenai Ayat-ayat Alkitab, hal. 431.
Ini sama sekali tidak masuk akal. Mengapa kalau kedudukan-Nya unik, lalu harus disebut sebagai "satu-satunya Allah yang diperanakkan"? Itu sama sekali tidak hubungannya dengan keunikan!
Saya sendiri beranggapan bahwa pada waktu Yesus disebut dengan istilah "only begotten God" (= satu-satunya Allah yang diperanakkan), maka: secara implicit ini menunjukkan bahwa ada kejamakan dalam diri Allah (karena ada Allah yang diperanakkan, dan ada yang tidak) sehingga juga bisa digunakan sebagai dasar dari Allah Tritunggal.
Ini menunjukkan bahwa Yesus betul-betul diperanakkan oleh Bapa. Karena itu ayat ini juga menjadi dasar dari doktrin the eternal generation of the Son, yang mengajarkan bahwa Anak diperanakkan secara kekal oleh Bapa.
Ini menunjukkan bahwa Yesus adalah Allah, Bapa dan Roh Kudus adalah Allah, tetapi Mereka tidak pernah diperanakkan; Yesus adalah Allah dan Ia diperanakkan. Jadi Ia adalah satu-satunya Allah yang diperanakkan.
A.H. Strong "In John 1:18, MONOGENES THEOS 'the only begotten God' - must be regarded as the correct reading, and as a plain ascription of absolute Deity to Christ" (= Dalam Yoh 1:18, MONOGENES THEOS - 'satu-satunya Allah yang diperanakkan' - harus dianggap sebagai bacaan yang benar, dan merupakan suatu pernyataan yang jelas yang memberikan keilahian yang mutlak kepada Kristus) - 'Systematic Theology', hal 306.
2. Definisi doktrin ini: "The eternal generation" merupakan suatu tindakan kekal dari Bapa, di mana Bapa secara kekal / terus menerus memperanakkan Anak.
Itu bukanlah suatu tindakan yang terjadi hanya pada satu saat di masa lampau, tetapi merupakan suatu tindakan yang, sekalipun sudah selesai dilakukan, tetapi tetap dilakukan terus-menerus, dari minus tak terhingga sampai plus tak terhingga. Tidak ada saat di mana Bapa tidak melakukan tindakan itu.
Catatan: yang diperanakkan secara kekal itu adalah pribadi Allah Anak, bukan hakekat-Nya, karena Ia sehakekat dengan Bapa.
Definisi ini penting, karena kalau dikatakan Bapa memperanakkan Anak pada satu saat di masa yang lampau, maka gambarnya adalah seperti ini:
Dengan demikian:
a. Ada perubahan dalam diri Allah (dari 1 pribadi menjadi 2 pribadi).
Catatan: jangan menganggap gambar-gambar di atas sebagai gambar-gambar dari Bapa dan Anak. Saya tidak menggambarkan Allah, karena hal itu dilarang oleh Kitab Suci. Dengan gambar itu saya hanya ingin menunjukkan bahwa ada perubahan dari satu pribadi menjadi dua pribadi.
b. Bapa lebih kekal dari Anak / Yesus.
Memang ada yang menangkis serangan ini dengan berkata bahwa pada minus tak terhingga itu belum ada waktu, sehingga tidak ada "sebelum" atau "sesudah". Itu benar tetapi secara logika kita masih dapat memikirkan hal itu.
Bandingkan Roma 8:29 "Sebab semua orang yang dipilih-Nya dari semula, mereka juga ditentukan-Nya dari semula untuk menjadi serupa dengan gambaran Anak-Nya, supaya Ia, Anak-Nya itu, menjadi yang sulung di antara banyak saudara."
Baik "pemilihan" maupun "penentuan" terjadi dari semula (minis tak terhingga), tetapi ayat itu menunjukkan bahwa "pemilihan" mendahului "penentuan".
Sekrang mari kita kembali pada doktrin yang benar dari "The Eternal Generation of the Son" ini.
Herman Bavinck: "It is not to be regarded as having been completed once for all in the past, but it is an act eternal and immutable, eternally finished, yet continuing forevermore. As it is natural for the sun to give light and for the fountain to pour forth water, so it is natural for the Father to generate the Son" (= Ini tidak boleh dianggap sebagai sudah terjadi sekali untuk selama-lamanya di masa yang lalu, tetapi ini merupakan suatu tindakan yang kekal dan tidak berubah, diselesaikan secara kekal, tetapi terus berlangsung selama-lamanya. Sebagaimana merupakan sesuatu yang alamiah bagi matahari untuk memberikan sinarnya dan bagi suatu sumber untuk mengeluarkan air, demikian juga adalah sesuatu yang alamiah bagi Bapa untuk memperanakkan Anak) -- The Doctrine of God, hal. 309.
Illustrasi / analogi yang dipakai Bavinck di sini adalah sangat penting. Tindakan Bapa memperanakkan Anak merupakan suatu tindakan yang sudah selesai, tetapi terus berlangsung secara kekal.
* Penjelasan Pdt Budi Asali pada bagian ini adalah sambungan dari edisi sebelumnya, yaitu tentang 4 golongan manuscript.
Sumber:
Tabloid GLORIA, edisi 381, Minggu II Desember 2007, hal. 27
Tabloid GLORIA adalah tabloid mingguan interdenominasi, terbit dari Surabaya, member of Jawa Pos Group.
Tabloid GLORIA, edisi 381, Minggu II Desember 2007, hal. 27
Tabloid GLORIA adalah tabloid mingguan interdenominasi, terbit dari Surabaya, member of Jawa Pos Group.
e-mail us at golgotha_ministry@yahoo.com
No comments:
Post a Comment