Sebagai makhluk kekal, setiap manusia menghadapi risiko kekekalan dalam hidupnya yang singkat. Oleh sebab itu manusia yang tidak mempertimbangkanhal ini adalah manusia yang bodoh, tidak berakal. Kesukaran-kesukaran hidup yang terjadi dalam hidup kita sebenarnya hendak mengajak kita untuk berpaling kepada Tuhan dan mencari apa yang bernilai abadi.
Planet yang kita huni ini bukanlah dunia yang menjanjikan. Kebakaran hutan, menipisnya lapisan ozon, gejala-gejala alam yang aneh dan menakutkan, makin berkurangnya sumber kekayaan alam, krisis-krisis hidup manusia (ekonomi, moral, politik, keamanan yang berkaitan dengan ancaman nuklir dan senjata perang pemusnah lain), dan berbagai ancaman terhadap kelangsungan hidup manusia seperti berbagai penyakit yang muncul tanpa ada terapinya, ancaman asteroid yang bisa menabrak bumi, dan sebagainya.
Berbahagialah mereka yang dapat membaca tanda zaman ini dan berpaling kepada Tuhan dan mencari-Nya. Jika kita termasuk pencari Tuhan, kita tergolong dalam kelompok yang sempat tertolong. Banyak kelompok yang tidak sempat tertolong lagi, sebab pandangan hidup mereka tertuju kepada dunia ini semata-mata.
Mereka tidak percaya bahwa Tuhan Yesus akan datang sesegera mungkin. Mereka berpikir bahwa Tuhan Yesus datang barangkali 100 tahun lagi atau lebih. Sebagaimana seseorang dapat mengenali cuaca dengan tanda-tanda yang ada, demikian pula seorang anak Tuhan harus dapat menemukan tanda-tanda zaman untuk mengerti saat-saat penting dunia.
Tuhan akan sengaja menunjukkan tanda-tanda tersebut semakin jelas, supaya anak-anak-Nya dapat bersiap-siap. Dengan mengenali saat-saat penting tersebut, kita dapat mengambil tindakan-tindakan yang perlu (Mat. 24:45–51). Tanda-tanda zaman yang kita dapat baca ini akan menggerakkan kita melakukan tindakan yang penting.
Kalau ternyata planet yang kita huni ini tidak menjanjikan kehidupan yang sejahtera, bahkan makin hari makin mencemaskan, maka kita didorong untuk mencari kehidupan di dunia lain yang menjanjikan suatu kehidupan yang indah dan bernilai kekal. Kehidupan seperti ini tidak dapat kita jumpai dalam agama dan ajaran mana pun, kecuali apa yang diajarkan Tuhan Yesus (Yoh. 15:1–4).
Itu sebabnya Tuhan Yesus berkali-kali menasihati agar kita mencari dan mengutamakan harta surgawi yang memiliki nilai kekal (Mat. 6:19–21). Paulus pun demikian (Kol. 3:1–4). Yang harus kita lakukan adalah mempersiapkan diri untuk menyambut kedatangan Tuhan dalam kehidupan pribadi kita, agar kita diperkenankan bertemu dengan Tuhan di awan-awan permai (1Tes. 4:17).
Photo credit : "Sink Hole At Guatemala" www.zimbio.com
(TRUTH)
No comments:
Post a Comment