Akhirnya pengungsi bencana meletusnya gunung Merapi yang sebelumnya bertempat di Gereja Ganjuran, desa Sumbermulyo, Kecamatan Bambanglipuro, Bantul, Yogyakarta, pindah tempat ke Bangsal Rumah Dinas Bupati Bantul.
Pemindahan ini bukan tanpa sebab, seperti Jawaban.com muat dalam headline Senin (09/11) bertajuk “Ramai Dibicarakan, FJI Sebut Pengungsi Merapi di Gereja Kafir,” sekelompok ormas yang menamakan diri Forum Jihad Indonesia (FJI) berkonvoi dengan motor menuntut kepada pengungsi yang non-Kristen agar pindah tempat, bahkan menurut Alissa Wahid (via twitter) mereka meneriaki pengungsi di gereja Ganjuran sebagai kafir.
Pada Selasa (9/11) sore, Gubernur DIY Sri Sultan HB X beserta sang istri GKR Hemas mendatangi Gereja Ganjuran yang letaknya 40 km dari puncak Merapi, dan memimpin mediasi antara perwakilan pengungsi dengan perwakilan yang diduga merupakan salah satu ormas tersebut.
Seperti dikutip Detiknews, Raja Kraton Yogyakarta tersebut meminta agar hal ini dapat dipahami secara bijaksana oleh kedua belah pihak untuk memahami sensitifnya keadaan. Tidak ada penjelasan lebih lanjut lagi dari salah satu pendiri Nasional Demokrat ini dan menyerahkan masalah kepada Kapolres Bantul AKPB Joas Feriko Panjaitan dalam pertemuan tertutup. "Sak niki niku ingkang penting mboten pindah nopo mboten, nanging aman nopo mboten (sekarang itu yang penting bukan pindah atau tidak namun aman atau tidak)," ujar Sultan kepada perwakilan pengungsi.
Akhirnya diputuskan malam itu para pengungsi yang sempat diteriaki “kafir” berjumlah 98 orang tersebut dipindahkan ke Bangsal Rumah Dinas Bupati Bantul. "Yang jelas di rumah dinas kan tempat umum," tukas Panjaitan usai menjadi mediator dalam pertemuan tersebut.
Peristiwa diatas menjadi pelajaran berharga bagi kita semua agar bisa menempatkan diri melihat situasi, dan kondisi untuk mengambil keputusan terbaik yang memberi ketentraman terhadap semua pihak. Tindakan kongkret membantu korban bencana alam lebih dibutuhkan ketimbang memaksakan kehendak atas tafsiran kepentingan tangan tak terlihat yang dapat merusak toleransi umat beragama.
No comments:
Post a Comment