Oleh: Martin Manusia
Apakah Penghakiman-Nya Terhadap Manusia Ditentukan Oleh Relativitas Manusia?
Bacalah lebih
dulu “bagian 6.K”
Surat Roma dibuka
oleh rasul Paulus dengan: “Dari
Paulus, hamba Kristus Yesus, yang
dipanggil menjadi rasul dan dikuduskan untuk memberitakan Injil Allah”
menyatakan tugas pemberitaan yang
dilakukannya berasal dari Allah dalam sebuah penetapan untuk memberitakan Injil Allah. Bukan berasal dari
konsepsi kebenaran yang dibangun
berdasarkan kekontemporerannya atau kekinian atau eranya. Selanjutnya Paulus
menunjukan keabadian berita Injil Allah tersebut dalam lingkup kesejarahannya
tetapi sumber berita injil itu di atas atau tidak dikurung oleh kesejarahannya,
perhatikan ini: “Injil itu telah dijanjikan-Nya sebelumnya
dengan perantaraan nabi-nabi-Nya dalam kitab-kitab
suci, tentang Anak-Nya, yang menurut daging diperanakkan dari keturunan
Daud, dan menurut
Roh kekudusan dinyatakan oleh kebangkitan-Nya dari antara orang mati, bahwa Ia
adalah Anak Allah yang berkuasa, Yesus Kristus Tuhan kita”-
1:2-4, yang menunjukan bahwa para nabi
yang menuliskan tentang Anak-Nya yang akan datang masuk ke dalam dunia ini,
bukanlah kebenaran yang datang dari dalam diri manusia yaitu para nabi dan gagasan atau pemikirannya bukan dari para
nabi Yahudi itu tetapi dari Allah, sekalipun para nabi yang menuliskannya.
Bahwa dunia ini, perjalanannya dan kesudahannya telah dituliskan lebih dahulu
oleh Allah dengan Anak adalah penentu segala-galanya. Sebagaimana para nabi dan
penulisannya berada didalam kesejarahan namun bernilai abadi sebab datang dari
Allah sama sekali, maka karakteristik yang sama dijumpai pada diri Yesus, yang
oleh Paulus dituliskannya begini: “..tentang Anak-Nya, yang menurut daging
diperanakan dari keturunan Daud, dan menurut Roh kekudusan dinyatakan oleh
kebangkitan-Nya dari antara orang mati. Yesus Anak Allah bukan sama sekali
gagasan para nabi Yahudi dan bukan sama sekali gagasan yang lahir dari kitab
suci tetapi dari Allah yang menggunakan para nabi sebagai perantaraan untuk
menyatakan Dia yang telah dijanjikan sebelumnya yang tertuang di dalam kitab
suci [bandingkan ini dengan Ibrani 1:1-2]. Poin ini adalah dasar segala dasar bagi Paulus
untuk membangun seluruh pengajarannya yang terkandung di dalam Surat Roma.
Sehingga pemberitaan
Injil Allah dalam Surat Roma, isinya, bukan spiritualisme ala Paulus atau
kebenaran ala Paulus tetapi sebagaimana
para nabi perjanjian memiliki kebenaran, bukan ala dirinya tetapi berdasarkan
apa yang dinyatakan Allah pada mereka dan hidup dalam ketaatan pada sabda yang
mereka terima dan berdasarkan ketaatan, kebenaran itu (Ulangan 18:20) diberitakan
oleh para nabi Allah dan telah digenapi dalam
Kristus: “menurut daging
diperanakan dari keturunan Daud” dan “menurut Roh
kekudusan dinyatakan oleh
kebangkitan dari antara orang mati,”
yang bagian terakhir ini menunjukan bahwa Paulus di dalam kekontemporerannya
atau kekinian kehidupannya telah memberitakan kesengsaraan, penyaliban,
kematian dan kebangkitan Yesus sebagai sebuah kebenaran yang telah berlangsung
didalam sejarah namun juga memerintah di dalam keabadian yang menjangkau segala
zaman yang telah, kini, dan masih akan berlangsung menurut kehendak-Nya. Isi
pemberitaan semacam ini, tepat sebagaimana yang telah dikisahkan Sang Mesias
kepada 2 murid Yesus pada perjalanan menuju Emaus (Lukas
24:13-27).