Oleh Martin Simamora
Yesus
Kristus:”lebih baik baginya jika sebuah batu kilangan diikatkan pada lehernya
lalu ia ditenggelamkan ke dalam laut”
Penyesat Dan
penyesatan Dalam Pandangan Yesus
Apakah
Yesus Kristus pernah mengajarkan secara khusus mengenai bahaya atau resiko yang
dipaparkan oleh penyesat beserta penyesatan ajaran dan kebenaran-Nya, sebagai
satu pokok yang mutlak diperhatikan oleh para murid-murid-Nya? Jawaban untuk
ini adalah ya. Tetapi jawaban ya ini, bukan sekedar sebuah jawaban
normatif dan datar, karena jawaban Yesus sangat
tegas dan tanpa ruang kompromi. Tidak akan anda dapatkan satu bentuk
kebersahajaan pada diri Yesus ketika menjumpai penyimpangan. Mari kita melihat terlebih dahulu melihat reaksi Yesus terhadap penyimpangan
baik dalam praktik kehidupan ibadah dan beriman serta ajaran-ajaran:
Yohanes
2:13-18Ketika hari raya Paskah orang Yahudi sudah dekat, Yesus berangkat ke
Yerusalem. Dalam Bait Suci didapati-Nya
pedagang-pedagang lembu, kambing domba dan merpati, dan penukar-penukar uang
duduk di situ. Ia membuat cambuk
dari tali lalu mengusir mereka semua dari Bait Suci dengan semua
kambing domba dan lembu mereka; uang penukar-penukar dihamburkan-Nya ke tanah
dan meja-meja mereka dibalikkan-Nya. Kepada pedagang-pedagang merpati Ia
berkata: "Ambil semuanya ini dari sini, jangan kamu membuat rumah Bapa-Ku
menjadi tempat berjualan." Maka teringatlah murid-murid-Nya, bahwa ada
tertulis: "Cinta untuk rumah-Mu menghanguskan Aku." Orang-orang
Yahudi menantang Yesus, katanya: "Tanda apakah dapat Engkau
tunjukkan kepada kami, bahwa Engkau berhak bertindak demikian?"
Teks
diatas menunjukan reaksi Yesus terhadap salah satu bentuk penyimpangan yang
kali ini tidak berkaitan secara langsung dengan doktrin atau ajaran, tetapi praktik-praktik
kehidupan beribadah (rohani) yang dihidupi oleh para pemimpin dan jemaat Tuhan. Sangat tegas dan tanpa ruang kompromi, bahkan
ini adalah catatan tersendiri yang menunjukan betapa kerasnya Yesus menyikapi
penyimpangan: Ia membuat cambuk dari tali lalu mengusir mereka semua. Tentunya
ini menimbulkan penentangan keras dengan mempertanyakan dasar penghakiman Yesus
atas mereka:tunjukan kepada kami, bahwa Engkau berhak bertindak demikian? Jawaban
Yesus akan menunjukan lebih dari sekedar bahwa Ia berkuasa dan berotoritas
untuk melakukannya tetapi menunjukan bahwa satu-satunya dasar penghakiman
adalah segala sesuatu yang dinyatakannya sebagai kebenaran yang akan menghakimi
atau menyelamatkan umat manusia: Jawab Yesus kepada mereka: "Rombak Bait
Allah ini, dan dalam tiga hari Aku akan mendirikannya kembali." (Yohanes
2:19).