Oleh: Martin Simamora
Tidak
Ada Sesuatupun yang Tersembunyi yang Tidak
Akan Diketahui
Membasuh tangan- rd.com |
Apa yang paling
menakjubkan pada diri manusia adalah kemampuannya yang luar biasa untuk
menutupi sebuah kebercelaan demi sebuah sinaran kesuciannya tetap memendar di
hadapan manusia. Bahwa manusia memang begitu luar biasa hebatnya menjaga
kemuliaan dirinya dari kemungkinan cela-cela yang bisa membuat orang lain
mengetahui berbagai motif abu-abu atau
bahkan hitamnya diri, hingga rahasia-rahasia yang harus dilindungi sedemikian rupa demi
pencitraan diri dan jati dirinya dihadapan publik, bahkan menjadi salah satu
konfrontasi yang paling keras antara Yesus Kristus terhadap manusia-manusia
yang dikenal suci di dalam masyarakat. Saya ingin mengajak para pembacaku yang
budiman untuk membaca apa yang
dicatatkan oleh injil ini bagi kita:
Lukas
12:1 Sementara itu beribu-ribu orang
banyak telah berkerumun,
sehingga mereka berdesak-desakan. Lalu Yesus mulai mengajar, pertama-tama kepada
murid-murid-Nya, kata-Nya: "Waspadalah
terhadap ragi, yaitu kemunafikan orang Farisi.
Yesus Kristus bahkan
dihadapan beribu-ribu orang banyak mengajar sebuah pokok bahasan yang
menunjukan satu aspek pada diri manusia: kemampuan manusia yang luar biasa
untuk menutupi sebuah kebercelaan demi sebuah sinaran kesuciannya tetap
memendar. Tidak pernah ada satu manusia yang akan berani berkata dihadapan
beribu-ribu orang banyak: bahwa mereka semua harus waspada terhadap kemunafikan
orang farisi.. Kita tahu bahwa orang-orang Farisi terbilang pemuka-pemuka yang
terpandang dalam mahkamah agama Yahudi, coba kita memperhatikan ini untuk
sekedar mendapatkan wawasan-sebab saya tidak akan mengulas “siapakah mereka
farisi” secara khusus-:
Kisah
Para Rasul 23:1,6-9 Sambil menatap anggota-anggota Mahkamah Agama, Paulus berkata: "Hai saudara-saudaraku,
sampai kepada hari ini aku tetap hidup dengan hati nurani yang murni di hadapan
Allah."… Dan karena ia tahu, bahwa sebagian dari mereka itu termasuk
golongan orang Saduki dan sebagian termasuk golongan orang Farisi, ia
berseru dalam Mahkamah Agama itu, katanya: "Hai saudara-saudaraku, aku adalah orang
Farisi, keturunan orang Farisi; aku dihadapkan ke Mahkamah ini,
karena aku mengharap akan kebangkitan orang mati." Ketika ia berkata
demikian, timbullah perpecahan antara orang-orang
Farisi dan orang-orang Saduki dan terbagi-bagilah orang banyak itu. Sebab
orang-orang Saduki mengatakan, bahwa tidak ada kebangkitan dan tidak ada
malaikat atau roh, tetapi orang-orang
Farisi mengakui kedua-duanya. Maka terjadilah keributan besar. Beberapa ahli
Taurat dari golongan Farisi tampil ke depan dan membantah dengan
keras, katanya: "Kami sama sekali tidak menemukan sesuatu yang salah pada
orang ini! Barangkali ada roh atau malaikat yang telah berbicara
kepadanya."