Oleh : Charles H Spurgeon
"...”Dia yang berkata, aku mengenal Dia,dan tidak menjalankan perintah-perintahnya, adalah seorang pendusta,dan kebenaran tidak ada didalam dia.” Dan selanjutnya, dalam ayat ke Sembilan, membicarakan mereka yang memiliki terang, rasul Yohanes berkata, “Dia yang berkata dia ada didalam terang, dan membenci saudara-saudaranya, berada dalam kegelapan bahkan hingga saat ini.”… Sehingga untuk mengatakan sesuatu, atau untuk sesumbar bahwa engkau memiliki terang —menjadi, atau berpura-pura yang memiliki karakter semacam itu—adalah seperti hal yang saling bertentangan bagaikan putih dan hitam, seperti terang dan gelap..,"
1 Yohanes 2:3,4
Dan inilah tandanya, bahwa kita mengenal Allah, yaitu jikalau kita menuruti perintah-perintah-Nya. Barangsiapa berkata: Aku mengenal Dia, tetapi ia tidak menuruti perintah-Nya, ia adalah seorang pendusta dan di dalamnya tidak ada kebenaran.
Surat rasul Yohanes ini
memiliki dan mengkombinasikan kualitas-kualitas tertentu yang kelihatannya secara telak membuat muka merah
padam, memperhadap-hadapkan seperti sebuah tiang dengan tiang lainnya. Gaya
ekspresi kalimat ini, murni dan tanpa hiasan. Kata-kata singkat digunakan. Pada hampir seluruh bagian menggunakan satu
suku kata—seperti halnya kata-kata yang
akrab sehingga seorang anak kecil dapat secara mudah mengejanya. Dan maknanya demikian
jernih dan nyata, kritik yang mencari-cari kesalahan dan pengargumen cerdas pastilah kebingungan untuk mendistorsinya. Lagian
tidak ada hal yang kurang bermartabat
didalam bahasanya. Dan mengenai epistel-epistel ini, adalah megah dan mulia. Ke
halaman manakah engkau akan membuka Perjanjian Baru, hanya pada kitab Wahyu--dituliskan oleh penulis
yang sama-- ditemukan lebih banyak misteri yang
patut diperhatikan?