Setelah Ia Bangkit Dari Antara Orang Mati:
Ia
Menghembuskan Mereka Roh Kudus, Apakah
Yang Terjadi Dalam Kubur?
Oleh:
Blogger Martin Simamora
A.Ketika Kristus Memberikan
Kuasa Yang Bersemayam Didalam Dirinya Sebelum & Setelah Kebangkitannya Dari
Antara Orang Mati
Merupakan
momen yang paling krusial dan mencemaskan bagi para murid Kristus yang telah
kehilangan satu-satunya figur yang
menjadi sumber kehidupan, pengharapan dan ajaran. Ia bukan sekedar seorang guru
yang sekedar mengajar dalam kelas dihadapan para murid dengan kemahiran ilmu
pengetahuan dan kebijaksanaan, sebab Ia lebih besar dari itu semua. Kita bahkan
bisa melihat aspek ini sebagaimana injil Markus,misalnya, memberikan catatan
teramat serius untuk menjadi perhatian dan salah satu titik terpenting untuk
merenungkan dan membangun pengenalan yang teramat personal dengan pribadi Yesus
Kristus- siapakah Dia. Perhatikan ini:
Markus
1:21-22 Mereka tiba di Kapernaum. Setelah hari Sabat mulai, Yesus segera masuk
ke dalam rumah ibadat dan mengajar. Mereka takjub mendengar pengajaran-Nya,
sebab Ia mengajar mereka sebagai
orang yang berkuasa, tidak seperti
ahli-ahli Taurat.
Sang
Kristus sangat dikenal sebagai bukan saja unik tetapi ia secara langsung
diperbandingkan dengan pihak paling penting dalam kehidupan beragama dan rohani
bangsa Yahudi. Sebuah perbanding yang tajam tanpa dapat dikonteskan dalam cara
apapun selain dalam pandangan dan pengharapan banyak orang kepadanya. Pondasi
bahwa ia dikenal sebagai yang berkuasa memang lahir dari pengharapan yang kuat
bahwa Ia adalah Mesias sang pembebas. Namun jelas sejak semula tak ada satupun
manusia sanggup sedikit saja mendekatinya sehingga sungguh mengenali apakah
yang menjadi tujuan kedatangannya kedalam dunia saat itu. Mari lihat indikasi
tersebut:
Markus
1:25-27Tetapi Yesus menghardiknya, kata-Nya: "Diam, keluarlah dari
padanya!" Roh jahat itu menggoncang-goncang orang itu, dan sambil menjerit
dengan suara nyaring ia keluar dari padanya. Mereka semua takjub, sehingga mereka memperbincangkannya, katanya:"Apa ini? Suatu ajaran baru. Ia
berkata-kata dengan kuasa. Roh-roh jahatpun diperintah-Nya dan mereka taat
kepada-Nya."
Sejak
semula, Yesus memang menakjubkan dalam pandangan banyak orang, tetapi pada saat
yang sama tak satupun yang dapat mengerti sedikit saja, sehingga sangat mudah
untuk menjadi kecewa dan bahkan banyak mengundurkan diri, tak lagi menemukan
bahwa pengharapan diri tak lagi berjumpa dengan tujuan Kristus dalam kepenuhan
kuasanya, sekalipun.
Demikian
juga dengan Yesus setelah kebangkitannya dengan meninggalkan sebuah bukti dalam
kubur berupa kain kapan tanpa tubuhnya. Membuat orang paling dekat sekalipun
akan mengalami kesukaran hebat untuk memahami apakah yang menjadi tujuannya
datang kedalam dunia pada saat itu:
Yohanes
20:16-17 Kata Yesus kepadanya: "Maria!" Maria berpaling dan berkata
kepada-Nya dalam bahasa Ibrani: "Rabuni!", artinya Guru.Kata Yesus
kepadanya: "Janganlah engkau
memegang Aku, sebab Aku belum
pergi kepada Bapa, tetapi pergilah kepada saudara-saudara-Ku dan katakanlah
kepada mereka, bahwa sekarang Aku akan pergi kepada Bapa-Ku dan Bapamu, kepada
Allah-Ku dan Allahmu."
Kebangkitan
Kristus tak bisa dipisahkan dengan pelayanan Kristus saat sebelum kematiannya,
sehingga apapun kuasa yang pernah disaksikan oleh Kristus dihadapan publik akan
sangat menjelaskan siapakah Ia yang disalibkan dan mati pada salib itu
sebagaimana menjadi tema terpenting dalam tujuan kedatangannya kedalam dunia
pada saat itu. Sebagai pembaca Alkitab, seharusnya kita tak mungkin melupakan
sebuah pernyataan yang mencengangkan, menakjubkan namun tak satupun manusia
dapat mengaminkan sebab siapakah yang sanggup memahaminya? Siapakah yang dapat
mengaminkan ini: Sekarang jiwa-Ku terharu
dan apakah yang akan Kukatakan? Bapa, selamatkanlah Aku dari saat ini? Tidak,
sebab untuk itulah Aku datang ke dalam saat ini. (Yohanes 12:27).
Dapat
dikatakan bahkan tak satupun murid Kristus benar-benar mengenal Yesus pada saat
itu baik sebelum dan apalagi setelah kebangkitan, makin lama makin tak mengerti
bukan makin mengenal. Bahkan setelah 8 hari Yesus menampakan diri kepada
mereka, tak satupun dapat mengerti Kristus dan melepaskan diri dari ketakutan
yang sangat hebat:
Yohanes
20:26 Delapan hari kemudian
murid-murid Yesus berada kembali dalam rumah itu dan Tomas bersama-sama dengan
mereka. Sementara pintu-pintu
terkunci, Yesus datang dan Ia berdiri di tengah-tengah mereka dan
berkata: "Damai sejahtera bagi kamu!"
Tak
mengenal, tak mengerti akan Yesus maka ketakutan yang diproduksi oleh ancaman
dan resiko mendatangkan kecemasan dan kegelisahan. Kristus datang tak
menyingkirkan semua problem itu, kecuali memberikan “damai sejahtera”, sebuah
item atau produk yang tak akan ada atau lenyap dari peredaran dalam era
kegentingan atau kecemasan yang dapat menyebabkan orang mengunci diri dalam
rumah masing-masing.
Sebelum
Yesus menjumpai Tomas, karena itu, Yesus kembali menunjukan hal sangat vital
dan seharusnya sebuah pertanyaan yang seharusnya ditanyakan kepada Yesus kala
ia datang segera setelah kebangkitannya, yaitu: apakah engkau mati sebagai yang
berkuasa tepat sebagaimana roh jahat patuh tak berdaya memenuhi otoritas dan
perintahnya kala di Kapernaum? Apa yang menakjubkan dan tetap dimengerti
siapapun, Yesus menunjukan bahwa dirinya yang bangkit dari antara orang mati
adalah pribadi yang berkuasa untuk mengampuni dosa manusia siapa yang
diampuninya. Kini, bahkan, ia memberikan kuasa itu kepada para rasulnya dalam
cara yang tak satupun nabi, rasul, guru dan malaikat dapat melakukannya dan
apalagi mengotorisasikan kepada manusia terkait jenis kuasa yang disematkan. Perhatikan
ini:
Yohanes
20:19 Ketika hari sudah malam pada hari pertama minggu itu berkumpullah
murid-murid Yesus di suatu tempat dengan pintu-pintu yang terkunci karena
mereka takut kepada orang-orang Yahudi. Pada waktu itu datanglah Yesus dan
berdiri di tengah-tengah mereka dan berkata: "Damai sejahtera bagi
kamu!"
Yohanes
20:21 Maka kata Yesus sekali lagi: "Damai sejahtera bagi kamu! Sama
seperti Bapa mengutus Aku, demikian juga sekarang Aku mengutus kamu."
Yohanes
20:22 Dan sesudah berkata demikian, Ia mengembusi mereka dan berkata: "Terimalah Roh Kudus.
Yohanes
20:23 Jikalau kamu mengampuni dosa
orang, dosanya diampuni, dan jikalau kamu menyatakan dosa orang tetap ada,
dosanya tetap ada."
Apa
yang unik, tema terpenting yang dibawa Yesus setelah bangkit dari antara orang
mati adalah dosa dan pengampunan dosa. Dalam suasana yang mencekam pada diri
murid-muridnya yang masih dalam ketak mengertian, Kristus berkata jikalau kamu mengampuni dosa orang, dosanya
diampuni. Dan ini bukan sekedar kata tetapi sebuah perbuatan Allah-sebab
siapakah yang mengampuni dosa manusia jika bukan Allah. Bagaimana kehadiran
Allah berlangsung dan bagaimana otoritas dan kuasa itu bisa tersemat pada para
muridnya, itu hanya dimungkin oleh pemberian Pribadi Roh Kudus. Ini sekaligus
menegaskan Maklumat Agung Sang Kristus sebelum kematian dan kebangkitannya,
dalam sebuah peristiwa yang membuat murka ahli Taurat:
Markus
2:5-7 Ketika Yesus melihat iman mereka, berkatalah Ia kepada orang lumpuh itu:
"Hai anak-Ku, dosamu sudah diampuni!" Tetapi di situ ada juga duduk beberapa ahli Taurat, mereka
berpikir dalam hatinya: "Mengapa orang ini berkata begitu? Ia menghujat
Allah. Siapa yang dapat mengampuni dosa
selain dari pada Allah sendiri?"
Markus
2:10Tetapi supaya kamu tahu, bahwa di dunia ini Anak Manusia berkuasa mengampuni dosa"
Yesus
dihadapan para muridnya memberikan kuasa yang bersemayam dalam dirinya, tetapi
kali ini tidak hanya itu sebab kebangkitannya dari antara orang mati telah
menghasilkan penaklukan satu kali untuk selama-lamanya perhambaan pemerintahan
maut atas manusia.Dan sementara tak ada satu manusia pun dapat mengampuni dosa
manusia lainnya selain memaafkan dan melupakannya sebagai sesama manusia,
Kristus memberikan kepada para murid-muridnya sebuah persekutuan kepada para
muridnya yang membawa mereka pada pelayakan dan penyematan kuasa pemerintahan
Allah yang bertakhta dalam dirinya yang kemudian bekerja dalam pemerintahan Roh
Kudus:mengampuni dosa manusia sebagaimana Yesus pada siapapun yang
dikehendaki-Nya untuk diampuni melalui para murid Kristus. Ini adalah deklarasi
dan tindakan penuh kuasa yang akan mengumandangkan bahwa Anak Manusia berkuasa untuk
mengampuni dosa yang memberikan kemerdekaan bagi manusia dari perbudakan
kematian. Pengampunan dosa di sini sangat integral dengan kebangkitan dari
kematian dalam kematian dan kebangkitan Kristus itu sendiri.
B. Kristus Berkuasa
Menaklukan Kematian Sebab Ia Berkuasa Untuk Mengampuni Dosa Manusia
Sementara
para ahli taurat memandang Yesus sebagai penghujat Allah, namun tak satu
buktipun yang cukup kuat sehingga ia layak untuk dirajam sebagai akibat
penghujatan tersebut. Pandangan publik terhadapnya adalah positif sejauh itu
memenuhi ekspektasi umum: mereka takjub
mendengar pengajaran-Nya, sebab Ia mengajar mereka sebagai orang yang berkuasa,
tidak seperti ahli-ahli Taurat (Markus 1:22), sehingga ketakjuban publik tidak
terbangun berdasarkan kehidupan dalam persekutuan dengan sang Mesias tetapi
dalam pengharapan publik yang terakumulasi dalam kegagalan para ahli taurat
untuk menjadi pemenuh pengharapan publik. Tak heran Yesus bahkan membingungkan
para murid ketika ia pada satu kali menolak untuk memenuhi pengharapan publik:
Markus
1:37-38waktu menemukan Dia mereka berkata: "Semua orang mencari Engkau."Jawab-Nya: "Marilah kita pergi ke tempat lain,
ke kota-kota yang berdekatan, supaya di sana juga Aku memberitakan Injil,
karena untuk itu Aku telah datang."
Apa
yang menjadi tujuan utama Kristus adalah memberitakan injil, bukan memberikan
pengharapan publik apapun juga di dunia ini. Kristus bahkan menunjukan ini
dalam sebuah penarikan garis yang melintasi sebuah tujuan yang mustahil
didekati manusia:
Yohanes
8:19-21Maka kata mereka kepada-Nya: "Di manakah Bapa-Mu?" Jawab
Yesus: "Baik Aku, maupun Bapa-Ku tidak kamu kenal. Jikalau sekiranya kamu
mengenal Aku, kamu mengenal juga Bapa-Ku." Kata-kata itu
dikatakan Yesus dekat perbendaharaan, waktu Ia mengajar di dalam Bait Allah.
Dan tidak seorangpun yang menangkap Dia, karena saat-Nya belum tiba. Maka
Yesus berkata pula kepada orang banyak: "Aku akan pergi dan kamu akan mencari Aku tetapi kamu akan mati dalam
dosamu. Ke tempat Aku pergi,
tidak mungkin kamu datang."
Pemberitaan
injil Yesus adalah mengenal Kristus yaitu dirinya sendiri, sebab dengan
demikian mengenal Bapa. Kristus dalam pemberitaan injilnya akan membawa manusia
pada pengenalan Bapa. Namun satu-satunya problem bagi manusia bukan saja soal
kematian. Yesus menunjukan bahwa kematian bukanlah peristiwa netral atau semacam
wilayah tak berbahaya, sebaliknya sangat berbahaya. Berbahaya bukan karena
kematian itu sendiri, sebab sementara semua manusia harus mati namun ada satu
problem yang tak dapat diatasi oleh manusia dalam cara apapun yang disebut
Yesus sebagai mati dalam dosamu. Dosa ternyata dibawa masuk kedalam kematian
seperti tangan-tangan yang mencengkram jiwa sebagai kepunyaa kuasa dosa.Inilah
yang menjelaskan mengapa: ke tempat Aku pergi, tidak mungkin kamu datang.
Kala
Yesus masuk kedalam kematiannya, maka pertanyaan yang mahapenting adalah:
apakah ia sendiri bebas dari cengkraman maut dan kemudian pergi ke tempat yang
tak mungkin didatangi oleh manusia dalam perbudakan maut? Injil sudah
memberikan catatan kepada kita bahwa kepada Maria, Ia melarangnya untuk
menyentuh tubuh kebangkitannya sebelum ia pergi lebih dulu kepada Bapa untuk
mempersembahkan tubuh yang tak dapat dikuasai oleh maut.
Kedalam
dunia kematian itu, Ia masuk sebagai Anak Manusia yang berkuasa untuk mengampuni
dosa di dunia ini, sehingga barang siapa yang menerima sabda pengampunan
dari-Nya melalui pemerintahan Roh Kudus di dunia ini, maka pengampunan dosa
oleh Anak Manusia akan memberikan sebuah kuasa pembebasan dari perbudakan maut,
sehingga kelak dalam kematian seorang manusia yang menerima pengampunan akan
membawa masuk pengampunan Anak Manusia. Ini yang membuat manusia dapat berada di tempat di mana Yesus berada.
Ketika
Yesus mengembuskan Roh Kudus setelah kebangkitannya, itu hendak menegaskan satu
hal sangat penting: sebagai siapakah ia masuk kedalam kematian. Mari kita
melihat satu peristiwa sebelum kematiannya dan merupakan penggenapan nubuat
yang disampaikan oleh Nabi Yohanes (Pembaptis):
Yohanes
1:32 Dan Yohanes memberi kesaksian, katanya: "Aku telah melihat Roh turun dari langit seperti merpati, dan Ia tinggal
di atas-Nya.
Yohanes
3:34Sebab siapa yang diutus Allah, Dialah yang menyampaikan firman Allah,
karena Allah mengaruniakan Roh-Nya
dengan tidak terbatas.
Setinggi
dan semulia apakah “tidak terbatas” itu? Apakah “tidak terbatas” itu ada
batasannya? Jika menurut para ahli Taurat, harus ada batasannya, missal: tak
mungkin seorang utusan dapat berkata: Agar
semua tahu bahwa Anak Manusia berkuasa untuk mengampuni dosa di dunia ini.
Namun jelas Yesus menunjukan bahwa “tidak terbatas” adalah “tidak terbatas”
bahkan dalam sebuah verifikasi yang sangat vulgar:
Yohanes
10:30-33 Aku dan Bapa adalah satu."
Sekali
lagi orang-orang Yahudi mengambil batu untuk melempari Yesus. Kata Yesus kepada
mereka: "Banyak pekerjaan baik yang berasal dari Bapa-Ku yang
Kuperlihatkan kepadamu; pekerjaan manakah di antaranya yang menyebabkan kamu
mau melempari Aku?" Jawab
orang-orang Yahudi itu: "Bukan karena suatu pekerjaan baik maka kami mau
melempari Engkau, melainkan karena Engkau menghujat Allah dan karena Engkau,
sekalipun hanya seorang manusia saja, menyamakan diri-Mu dengan Allah."
Yohanes
10:36-38masihkah kamu berkata kepada Dia yang dikuduskan oleh Bapa dan yang
telah diutus-Nya ke dalam dunia: Engkau menghujat Allah! Karena Aku telah
berkata: Aku Anak Allah? Jikalau Aku tidak melakukan
pekerjaan-pekerjaan Bapa-Ku, janganlah percaya kepada-Ku, tetapi jikalau Aku
melakukannya dan kamu tidak mau percaya kepada-Ku, percayalah akan pekerjaan-pekerjaan itu, supaya kamu boleh mengetahui dan mengerti, bahwa Bapa di
dalam Aku dan Aku di dalam Bapa."
Secara
lugas dapat dikatakan bahwa Allah mengaruniakan Roh-Nya dengan tidak
terbatas-wujudnya-adalah: Aku dan Bapa adalah satu. Sehingga tidak terbatas
adalah kepenuhan Allah itu sendiri dalam diri Yesus sebagaimana adanya Allah
yang mahamulia itu.
Kebangkitan
Yesus yang kemudian menghembuskan Roh Kudus kedalam diri para murid merupakan
berita penting juga bahwa dalam Ia memasuki kematian itu sendiri Ia tetap
dengan Karunia Roh tak terbatas itu.
...
SOLI
DEO GLORIA
No comments:
Post a Comment