Oleh: Martin Simamora
Perkataan–Ku
Menghakimimu Di Sini Dan Setelah Ini - 1
Bacalah lebih dulu: “bagian 4”
Manusia jenis apakah
Ia?
Lukas
memberikan sebuah catatan yang luar biasa mengenai Yesus yang baru saja menggenapi
apa yang harus digenapi-Nya bersama
dengan nabi Yohanes Pembaptis (Lukas 3:21-22), sebuah catatan yang menunjukan
bagaimana Yesus Kristus pada permulaan pelayanannya di bumi telah menunjukan siapakah
Ia di hadapan iblis::
Lukas
4:1 Yesus,
yang penuh
dengan Roh Kudus, kembali dari sungai Yordan, lalu dibawa oleh Roh Kudus ke
padang gurun.
Sebuah
peristiwa yang terjadi segera setelah peristiwa ini:
Matius
3:16-17 Sesudah dibaptis, Yesus segera keluar dari air dan pada waktu itu juga
langit terbuka dan Ia melihat Roh Allah seperti burung merpati turun ke
atas-Nya, lalu terdengarlah suara dari sorga yang mengatakan: "Inilah Anak-Ku
yang Kukasihi, kepada-Nyalah Aku berkenan."
Ia
dibawa oleh Roh Kudus ke padang gurun
sebagai Dia yang dikasihi Bapa
dan Dia yang kepadanya saja
Bapa berkenan, sebagaimana Bapa telah bersabda kepada dunia.
Roh
Kudus yang sama yang telah turun ke pada-Nya sehingga memenuhi diri-Nya dengan seluruh
kuasa, otoritas untuk menggenapi segenap kehendak dan maksud Allah dan
sebagaimana pada Allah, kini, tanpa keliru, membawa Yesus untuk melakukan apa yang dikehendaki Allah.
Pertama-tama dalam Ia PENUH DENGAN Roh Kudus, Ia DIBAWA OLEH Roh Kudus ke padang
gurun.
Untuk apakah?
Untuk
tinggal
di situ selama 40 hari agar iblis dapat mencobainya. Ini adalah
bentuk pencobaan iblis “sebagaimana yang
telah dikehendaki Allah” atau sebagaimana yang direncanakan-Nya. Ini adalah
serangkaian pencobaan yang telah
ditentukan lokasinya, durasinya dan bagaimana ia akan dicobai, sebab Sang
Mesias menjalaninya bukan berdasarkan keinginan dirinya sendiri dan bukan
berdasarkan kuasa iblis sehingga bisa menyeret Yesus ke hadapannya. Dalam penuh
Roh Kudus Ia memasuki pencobaan dan dalam pemerintahan Roh Kudus saja, iblis
dapat menjumpai Yesus untuk melemparkan sejumlah bujukan-bujukan agar Yesus mau
bertakhta di atas sabda atau tawaran iblis sebagai penguasa
dunia ini. Tak hanya sekedar membawanya ke sana dan lantas meninggalkan
Sang Mesias sendirian di sana dan melakukan perjuangannya sendirian, tetapi Ia
Roh Kudus memenuhi-Nya sehingga Ia berada di padang gurun sebagai yang
memiliki: “seluruh kuasa, otoritas untuk menggenapi segenap kehendak dan maksud-Nya,”
bahwa Ia: penuh dengan kemuliaan dan
kekudusan Allah yang mahkotanya adalah: “Anak-Ku yang Kukasihi,
kepada-Mulah Aku berkenan.” Di sana Ia berdiri sebagai “Dia yang
Kukasihi dan yang hanya kepadanya saja Bapa berkenan.
Itu
sebabnya, Ini bukan sebuah pencobaan
yang acak atau random dan apalagi sebuah
pencobaan yang terjadi di dunia yang diselenggarakan oleh pemerintahan iblis,
tetapi yang diselenggarakan oleh pemerintahan Allah:” Yesus, yang penuh dengan
Roh Kudus, kembali dari sungai Yordan, lalu dibawa oleh Roh Kudus ke padang gurun- Lukas 4:1.” ini
pencobaan terstruktur untuk sebuah tujuan: Siapakah
Yesus dan Siapakah Iblis! Di sini
akan terlihat apakah dan bagaimanakah relasi Yesus Sang Mesias terhadap
Penguasa dunia ini, iblis!
Itu
sebabnya, ini bukan pencobaan yang dapat dialami oleh setiap manusia berdasarkan
daya tahan dan determinasi jiwa untuk mentaati kebenaran
dan kehendak Allah sebab Yesus melakukannya setelah Ia dideklarasikan
Bapa sebagai:
“Dan
terdengarlah suara dari langit: "Engkaulah
Anak-Ku yang Kukasihi, kepada-Mulah Aku berkenan."- Lukas
3:22
Dan
“dibawa oleh Roh Kudus ke
padang gurun”- Lukas 4:1
Sehingga
peristiwa ini bukan berdasarkan keinginan dan pikirannya, juga bukan
berdasarkan kuasa dan kehendak iblis atas Yesus, dan secara absolut menunjukan
bahwa peristiwa ini bukan terjadi karena natur kemanusiaan Yesus berada dibawah
kuasa pemerintahan iblis sebagaimana semua manusia di bumi ini. Peristiwa ini
secara megah menunjukan keterpisahan manusia Yesus diantara manusia-manusia
berdosa sekalipun ia memiliki kemanusiaan sama seperti semua manusia lainnya.
Itu sebabnya Surat Ibrani, tentang relasi Yesus terhadap iblis terkait natur
kemanusiaannya menyatakannya seperti ini:
“Sebab
Imam Besar yang kita punya, bukanlah imam besar yang tidak dapat turut merasakan kelemahan-kelemahan kita, sebaliknya sama dengan kita, Ia telah dicobai, hanya tidak berbuat dosa.”-
Ibrani 4:15
Bukan
sekedar menunjukan bahwa Ia tak berbuat
dosa karena ia dapat menaklukan kelemahan-kelemahan daging yang memang
dimilikinya, tetapi menunjukan bahwa kelemahan-kelemahan daging yang dapat
dirasakannya tidak sama sekali menunjukan ia berada dibawah pemerintahan iblis
bahkan berkuasa menguduskan dosa-dosa manusia sekalipun ia memiliki daging yang
dapat merasakan (bukan turut ditaklukan) kelemahan-kelemahan segala manusia:
“Sebab
Imam Besar yang demikianlah yang kita perlukan: yaitu yang saleh, tanpa
salah, tanpa noda, yang terpisah dari orang-orang berdosa
dan lebih
tinggi dari pada tingkat-tingkat sorga,” yang tidak seperti imam-imam besar
lain, yang setiap hari harus mempersembahkan korban untuk dosanya sendiri dan
sesudah itu barulah untuk dosa umatnya, sebab hal itu telah dilakukan-Nya
satu kali untuk selama-lamanya, ketika Ia mempersembahkan diri-Nya sendiri
sebagai korban.”- Ibrani 7:26-27
Jadi
memang Ia seperti manusia-manusia tetapi sekaligus tidak seperti
manusia-manusia oleh karena: “Yesus tak pernah perlu
mempersembahkan korban untuk dosanya sendiri.” Sebab ia tak pernah
memiliki natur dosa sementara ia pada tubuhnya dapat merasakan kelemahan-kelemahan
daging pada dirinya sendiri.
Pada
hakikat kemanusiaannya yang semacam inilah Yesus Sang Mesias telah menggenapi hukum
Taurat yang menunjukan bahwa dosa tidak bekerja di dalam dirinya dan ia
berkuasa untuk menaklukan dosa sebab ia tak memerlukan korban bagi dosanya
sendiri, sebaliknya ia mempersembahkan diri-Nya sendiri sebagai korban.
Sehingga
dalam menjalani rentet pencobaan di padang gurun itu, telah dilakukannya sebagai Manusia dan Anak Allah yang kepadanya SAJA
Bapa berkenan.
Iblis
kemudian melancarkan serangan-serangannya berdasarkan kehadiran Yesus di
sebuah tempat di bumi ini sebagai tindakan Roh Kudus yang membukakan diri Yesus
untuk berhadap-hadapan dan memberikan ruang
bagi iblis untuk mencobai Yesus. Inilah benturan frontal pertama terjadi
segera setelah Roh Kudus memenuhi dirinya,
perhatikanlah rangkaian pencobaan tersebut:
Lukas
4:3 “Lalu berkatalah Iblis kepada-Nya: "Jika Engkau Anak Allah, suruhlah batu ini menjadi
roti."
Ini
adalah jenis pencobaan yang sama sekali bukan ditujukan pada dunia manusia
sekalipun sebuah pencobaan yang berpusat
pada pemenuhan kebutuhan pokok. Apa yang menarik atau apa yang menjadi daya
tarik iblis atas seorang manusia bernama Yesus adalah SIAPAKAH DIA dan KUASA
YANG ADA PADA DIRINYA yaitu: KUASA PERKATAAN YANG BERKUASA UNTUK MEMERINTAHKAN
APAPUN UNTUK JADI SETURUT KEHENDAK YANG TERKANDUNG DALAM PERKATAANNYA. ItuLAH
sebabnya, iblis mencobai Yesus dengan merujuk pada identitas atau jati diri:
“Jika Engkau Anak Allah” yang berdasarkan pengetahuan iblis bahwa Anak Allah berkuasa
untuk memerintahkan apapun termasuk batu sekalipun, sehingga itulah
yang sedang hendak dituntut iblis sebagai BUKTI atas jati diri Anak Allah:
“SURUHLAH atau PERKATAKANLAH pada batu itu menjadi roti.”
Ini
dijawab oleh Yesus yang mana jawabannya menunjukan SIAPAKAH DIRINYA dan MELAYANI
SIAPAKAH KUASANYA, sekaligus menunjukan bahwa Ia satu-satunya penggenap kebenaran dalam kitab suci tepat dihadapan
kerajaan dunia ini:
▀Matius
4:4 Jawab Yesus kepadanya: "Ada tertulis:
Manusia hidup bukan dari roti saja."
“Ada tertulis” :
“bahwa
manusia hidup bukan dari roti saja, tetapi
manusia hidup dari segala yang diucapkan TUHAN”- Ulangan 8:3
Apakah
dasar iblis untuk meminta pembuktian “ke-Anak Allah-an” Yesus berdasarkan
pencobaan ini? Satu-satunya jawaban yang pasti ada pada bagaimana iblis menduga
siapakah Yesus dan pengetahuan iblis yang begitu terbatas sebab iblis adalah
makhluk terkutuk oleh sebuah kutuk dan ketetapan purba (Kejadian 3:15 dan bacalah
tautan
ini) yang telah ditetapkan Allah atasnya. Allah yang berkuasa untuk mewujudkan
apapun berdasarkan SABDA ATAU SEKEDAR
BERUCAP SAJA, sebagaimana pada Yesus Sang Mesias.” Tak heran apa yang
dimintakan iblis adalah agar Yesus bersabda atau berkatalah maka jadi sebagaimana katanya itu.
Perkataan
“manusia hidup bukan dari roti saja”
adalah perkataan Allah yang baru saja memberikan Manna bagi bangsa Israel
setelah mengalami kelaparan dahsyat, dan
kala Allah menyediakan makanan yang asalnya dari sorga-bukan dari bumi ini- pun
tidak melayani kehendak duniawi dunia ini: “Jadi Ia merendahkan hatimu, membiarkan engkau lapar dan memberi engkau
makan manna, yang tidak kaukenal dan
yang juga tidak dikenal oleh nenek moyangmu, untuk membuat engkau mengerti, bahwa
manusia hidup bukan dari roti saja,
tetapi manusia
hidup dari segala yang diucapkan TUHAN”
Sehingga
jawaban Yesus yang demikian, selain membuktikan
bahwa benar Ia adalah Anak Allah yang ada sejak kekekalan sekaligus Yesus
sedang meluruskan pembengkokan kebenaran yang ada dalam diri Allah bahwa Allah
tidak pernah melakukan mujizat pemenuhan kebutuhan untuk kepentingan hasrat
manusiawi dan duniawi, tetapi untuk membuat manusia mengerti bahwa manusia hidup bukan dari roti saja, tetapi manusia hidup
dari segala yang diucapkan TUHAN.
[bandingkalah dengan Mazmur: “Firman-Mu itu pelita bagi kakiku dan terang bagi
jalanku- Maz 119:105”)
Ketika
Yesus menjawab Iblis: manusia hidup bukan
dari roti saja maka pada momen tersebut Yesus sendiri pada kemanusiaannya sendiri telah menggenapi kebenaran itu secara
sempurna tak bercela yang kesempurnaannya tak akan dicapai oleh manusia
siapapun, sebab ia telah melakukannya sebagai Sang Sabda dalam tubuh manusia
yang tetap berkuasa atas apapun dengan perkataannya saja.
▀Lukas
4:5 Kemudian ia
membawa Yesus ke suatu tempat yang tinggi dan dalam sekejap mata ia
memperlihatkan kepada-Nya semua kerajaan dunia.
Kemanusiaan
Yesus.
Sesuci
apakah dan lebih strategis lagi, apakah tidak sedikit saja
di dalam kemanusiaannya itu dapat diayunkan sedemikian rupa sehingga dapat
tergelincir walau tidak terjungkal?
Iblis
kini tak meminta Yesus untuk menunjukan kuasa perkataannya sebagai pencipta,
tapi kini ialah yang menunjukan kuasanya terhadap Yesus yang penuh dengan Roh
Kudus, dalam cara yang begitu demonstratif untuk
menunjukan ia adalah penguasa dunia kegelapan ini: “ia membawa Yesus ke suatu
tempat yang tinggi dan dalam SEKEJAP MATA ia memperlihatkan semua kerajaan
dunia. Yesus sebagai Anak Allah
berhadapan langsung pemerintahan kerajaan dunia.
Kita
tak bisa mendeskripsikan atau menggambarkan seperti apakah “SEKEJAP MATA” yang
didemonstrasikan iblis pada Yesus, tetapi yang jelas kini bukan lagi sekedar kepentingan iblis untuk mengetahui benarkah Ia Anak Allah, sebab pada pencobaan
pertamanya sudah jelas apakah jawabannya. Itu sebabnya pencobaan ini telah
berubah menjadi PAMER DIRI dan KONTESTASI kuasa yang dilakukan iblis dengan
keyakinan bahwa Ia jauh lebih berkuasa daripada Yesus yang sedang berdiri
dihadapannya.
Iblis
tahu Yesus adalah Anak Allah tetapi
bagaimanapun juga ia adalah manusia yang berdaging, dan iblis sedang mengeksploitasi hingga ke puncak
teratas setinggi apakah konsentrat kedagingannya sehingga mencemarkan Yesus
ketakbercelaan dan kemuliaannya yang semacam ini: “Yesus penuh dengan Roh
Kudus,” dalam cara yang tak main-main: “sekejap mata ia memperlihatkan kepada-Nya semua kerajaan dunia.”
Iblis
berjuang keras mempesona Yesus dengan cara menunjukan kemuliaan kerajaannya di
dunia ini; ia bukan sekedar pamer diri tetapi pamer kemegahan kerajaan dunia,
dunia manusia yang berada dibawah pemerintahannya.
Apakah
Yesus akan terayunkan, pada kedagingannya, sehingga manifestasi “penuh Roh
Kudus” merosot dan tak lagi semulia dan segemilang pada pencobaan pertama iblis
yang gagal bekerja pada Yesus?
Sekali
lagi, iblis bukan sekedar pamer diri, tetapi pamer kemegahan kerajaannya dan ia
berupaya menjadikan “Anak Allah” menjadi “Anak Iblis” dalam sebuah cara yang
seharusnya sanggup meretakan ketakretakan
Yesus penuh dengan Roh Kudus dengan sabda iblis yang begitu fenomenal:
Lukas
4:6-7 Kata Iblis kepada-Nya: "Segala kuasa itu serta kemuliaannya akan kuberikan
kepada-Mu, sebab semuanya itu telah
diserahkan kepadaku dan aku memberikannya kepada siapa saja yang kukehendaki.
Jadi jikalau Engkau menyembah aku, seluruhnya itu akan menjadi milik-Mu."
Bandingkanlah : “segala kuasa itu serta
kemuliaanya akan kuberikan kepada-Mu, sebab semuanya itu telah diserahkan
kepadaku dan aku memberikannya kepada siapa saja yang kukehendaki” dengan:
“Sekarang jiwa-Ku terharu dan apakah yang
akan Kukatakan? Bapa, selamatkanlah Aku dari saat ini? Tidak, sebab untuk itulah Aku datang ke dalam
saat ini.…. Sekarang berlangsung penghakiman atas dunia ini: sekarang juga penguasa dunia ini akan dilemparkan ke luar”-
Yohanes 12:27,31
“Yesus
mendekati mereka dan berkata: "Kepada-Ku telah diberikan segala kuasa di
sorga dan di bumi.”- Matius 28:18
Iblis
telah menempatkan dirinya sebagai tuhan atas semua penghuni dunia berdasarkan
pemerintahan kerajaannya; ia telah mengangkat dirinya sebagai Bapa dunia yang
sedang mencari satu-satunya anak kesayangannya yang kepadanya saja ia berkenan:
”aku
memberikannya kepada siapa saja yang kukehendaki” yang merupakan sebuah
inti kerja kerajaan kegelapan dunia ini yang hasilnya membuat tak ada satupun
manusia yang dapat mengenali kebenaran siapakah Anak sesungguhnya (bandingkan
dengan Yohanes 1:9-11 dan Yohanes 3:19).
Di
hadapan Yesus, iblis berjuang keras dan sepenuh daya memamerkan
kuasa diri yang hendak dikesankan tak ada bedanya dengan Bapa-Nya yang telah
berkata pada-Nya:
Matius
3:17 lalu terdengarlah suara dari sorga yang mengatakan: "Inilah Anak-Ku
yang Kukasihi, kepada-Nyalah Aku berkenan."
Iblis
berupaya menunjukan dirinya sangat
mengasihi Yesus dan akan senantiasa berkenan pada Yesus sebagaimana Bapa-Nya,
jika saja mau menaklukan dirinya ke dalam pemerintahan iblis.
Iblis
berpikir, dengan mengeksploitasi kemanusiaan Yesus dalam cara demikian, maka ia dapat mengubah
kesehakikatan Yesus dengan Bapa menjadi bersehakikat dengan dirinya- iblis.
Apa
yang tak diketahui iblis dan mustahil ia dapat memasuki pikiran Allah dan
pikiran Yesus seutuhnya DALAM kedatangannya ke dunia ini, adalah: terkait KUASA
DAN PEMERINTAHAN Anak Allah. Yesus sendiri adalah pemegang KUASA dan
PEMERINTAHAN KERAJAAN SORGA sebagaimana telah dinubuatkan nabi Yesaya:
Matius
3:1-3 Pada waktu itu tampillah Yohanes Pembaptis di padang gurun Yudea dan
memberitakan: Bertobatlah, sebab Kerajaan Sorga sudah dekat! Sesungguhnya
dialah yang dimaksudkan nabi Yesaya ketika ia berkata: "Ada suara orang
yang berseru-seru di padang gurun: Persiapkanlah jalan untuk Tuhan, luruskanlah jalan bagi-Nya."
Mustahil
bagi iblis untuk memahami kemuliaan Yesus adalah gemilang pada hakikatnya
bahkan sebelum Roh Kudus turun atasnya, sebagaimana tercermin dalam perkataan
semacam ini:
Matius
3;15 Lalu Yesus menjawab, kata-Nya kepadanya: "Biarlah hal itu terjadi, karena demikianlah
sepatutnya kita menggenapkan seluruh kehendak Allah." Dan Yohanespun
menuruti-Nya.
Bahwa Ia pada hakikatnya adalah
Sang Penggenap Firman dan bukan baru adalah Sang Penggenap setelah Roh Kudus
turun atasnya dalam kemanusiaannya.
Iblis
mustahil dapat mengayunkan Yesus sedikit saja untuk terbujuk oleh kemuliaan
iblis sebagai tuhan atas kemegahan kerajaannya sebab kerajaan iblis tak pernah sedikitpun berkuasa untuk mengutus Yesus dari
dunia ini bagi dunia ini sebagai utusan iblis dan sebagai
anak yang begitu dikasihi iblis.
Mengapa?
Sebab
relasi iblis dan Yesus tak pernah
terjadi seperti ini:
Yohanes
1:1-2 Pada
mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu
adalah Allah Ia pada mulanya bersama-sama dengan Allah.
Yohanes
1:18 Tidak seorangpun yang pernah melihat Allah; tetapi Anak Tunggal Allah, yang ada
di pangkuan Bapa, Dialah yang
menyatakan-Nya.
Yohanes
5:19-20 Maka Yesus menjawab mereka, kata-Nya: "Aku berkata kepadamu,
sesungguhnya Anak tidak dapat mengerjakan sesuatu dari diri-Nya sendiri,
jikalau tidak Ia melihat Bapa mengerjakannya; sebab apa yang dikerjakan Bapa,
itu juga yang dikerjakan Anak. Sebab Bapa mengasihi Anak dan Ia menunjukkan
kepada-Nya segala sesuatu yang dikerjakan-Nya sendiri, bahkan Ia akan
menunjukkan kepada-Nya pekerjaan-pekerjaan yang lebih besar lagi dari pada
pekerjaan-pekerjaan itu, sehingga kamu menjadi heran.
Yohanes
5:21 Sebab sama seperti Bapa membangkitkan orang-orang mati dan
menghidupkannya, demikian juga Anak menghidupkan barangsiapa yang dikehendaki-Nya.
Yohanes
5:24 Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa mendengar
perkataan-Ku dan percaya kepada Dia yang mengutus Aku, ia
mempunyai hidup yang kekal dan tidak turut dihukum, sebab ia sudah pindah dari
dalam maut ke dalam hidup.
Yohanes
5:26 Sebab sama seperti Bapa mempunyai hidup dalam diri-Nya
sendiri, demikian juga diberikan-Nya Anak mempunyai hidup dalam
diri-Nya sendiri.
Yohanes
5:23 supaya
semua orang menghormati Anak
sama seperti mereka menghormati Bapa.
Barangsiapa tidak menghormati Anak, ia juga tidak menghormati Bapa, yang
mengutus Dia.
Iblis
jelas tak akan pernah sanggup melihat Sang Firman yang telah menjadi manusia di
dunia ini tetap berada dalam pangkuan Bapa .
Iblis
jelas tak akan pernah sanggup memahami Sang Firman yang telah menjadi manusia
dalam kedatangannya ke dalam dunia ini adalah kedatangan Kerajaan Sorga yang kedatangannya disambut oleh nabi Yohanes
Pembaptis, sebagaimana tadi nabi Yesaya telah menyatakannya.
Jelas
iblis tak pernah memahami bahwa kemanusiaan Yesus bukanlah kehakikatan
eksistensinya di bumi ini di atas pangkuan bumi. Bumi dan penguasa dunia ini
tak pernah dapat mendudukan Yesus ke dalam pangkuannya!
Itulah
sebabnya, menjawab tawaran-tawaran iblis yang nilainya melampaui uang dan emas
dunia ini sebab tak berkuasa membeli dan menyuap iblis, Yesus hanya berujar
begitu pendek dan lugas:
Lukas
4:8 Tetapi
Yesus berkata kepadanya: "Ada tertulis:
Engkau harus menyembah Tuhan, Allahmu, dan hanya kepada
Dia sajalah engkau berbakti!"
Dalam
kemanusiaannya yang dipenuhi Roh Kudus, Sang Mesias meluruskan pembengkokan
iblis dan sekaligus meruntuh pamer diri iblis dan pamer kemuliaan kerajaan
iblis.Telah dilakukan Yesus hanya dengan berkata atau bersabda melawan iblis: ucapannya atau sabdanya menghentikan dan
meruntuhkan kemuliaan iblis yang tadi dipamer-pamerkannya.
Tak
sedikitpun hingga 2 peristiwa ini ada satu indikasi saja Yesus DAPAT BERDOSA
selain iblis berjuang habis-habisan untuk menjatuhkan Yesus melalui
kemanusiaannya, namun begitu saja diruntuhkan oleh SABDANYA tanpa debat!
Bersambung
ke bagian 6
Segala
Kemuliaan Hanya Bagi Allah
No comments:
Post a Comment