Oleh: Martin Simamora
Perkataan–Ku
Menghakimimu Di Sini Dan Setelah Ini- 3
Bacalah lebih dulu: “bagian 6”
Jika Yesus Sang
Mesias dan Anak Allah begitu tunduk
kepada dan berdiri di atas kebenaran firman di hadapan iblis, maka
seharusnya Ia tak akan menolak sebuah permintaan (lagi oleh iblis) yang akan memuliakan Allah yang mengutusnya. Tetapi apa
yang tak pernah diketahui iblis adalah, Yesus bukan sekedar memiliki
pengetahuan dan ketaatan pada firman
sebagaimana dituntutkan untuk dilakukan manusia di dunia dan di hadapan iblis,
tetapi Ia didunia ini sepemerintahan dengan Bapa sehingga dalam kesatuan sabda
dan bersabda [lihat:Yohanes 7:16, 8:26, 8:28, 12:49, 14:10, 14:24, 14:31]. Jikalau
pada Yesus, ketaatannya belaka berdasarkan determinasi dan konsistensi kemanusiaan
sebagaimana pada manusia, dapat dipastikan ia tak akan sanggup berhadapan
dengan iblis yang hadir dalam segenap
kegemilangan pemerintahan dan kuasanya yang sedang memelukan erat tubuh Yesus
dengan bujuk rayu manis menopengi tipu muslihat yang teramat laten bersalutkan
penyabdaan firman yang membinarkan hasrat untuk mentaatinya sehingga memuliakan
Bapa, jika dilakukan penuh taat:
═Lukas
4:9-11 Kemudian ia membawa Yesus
ke Yerusalem dan menempatkan Dia di bubungan Bait Allah, lalu
berkata kepada-Nya: "Jika Engkau
Anak Allah, jatuhkanlah
diri-Mu dari sini ke bawah, sebab ada tertulis: Mengenai Engkau,
Ia
akan memerintahkan malaikat-malaikat-Nya untuk melindungi Engkau, dan mereka
akan menatang Engkau di atas tangannya, supaya kaki-Mu jangan terantuk kepada
batu."
Perhatikan
pada pernyataan “sebab ada tertulis” mengenai Engkau atau diri Yesus sendiri: “Ia akan memerintahkan malaikat-malaikat-Nya
untuk melindungi Engkau, dan mereka akan menatang Engkau di atas tangannya,
supaya kaki-Mu jangan terantuk kepada batu” merupakan sebuah kegelisahan terdahsyat yang pernah
dialami oleh iblis dan dihasilkan seorang manusia sementara ia belum lama tadi
berkata “Segala kuasa itu serta
kemuliaannya akan kuberikan kepada-Mu, sebab semuanya itu telah diserahkan
kepadaku dan aku memberikannya kepada siapa saja yang kukehendaki- Lukas 4:6??”
Sang iblis yang baru saja membusungkan dadanya di ketinggian yang dipanjatnya
sendiri demi peninggiannya, kini, mendadak mengakui bahwa Yesus memang sama sekali
mustahil direbut dari sepasang tangan (pemerintahan) yang satu-satunya agung mulia
berkuasa atas Yesus, sementara ia sendiri tidak memilikinya!? Kini, ia
menuntut itu dibuktikan, sekali lagi di ketinggian yang ditentukan si iblis,
demi “sebab ada tertulis?”Kini, sebenarnya, iblis sudah masuk ke dalam kegilaan yang
paling mengerikan sebab seharusnya ia lebih baik bunuh dirinya saja, bukankah ia begitu jumawa kepada bumi dan kepada langit dengan berkata kepada Yesus: "Segala kuasa itu serta kemuliaannya
akan kuberikan kepada-Mu…jikalau Engkau menyembah aku, seluruhnya itu akan
menjadi milik-Mu-Lukas 4:6-7??"
Iblis kini begitu inferior, ini bukan sekedar menjilat ludahnya tetapi ia sedang menista dirinya sebab tiba-tiba ia menyatakan adanya sebuah pemerintahan yang kesemestaannya, saat itu juga, sedang mengintimidasinya dan begitu mempermalukannya hingga ia kehilangan logika kuasa yang berkuasa atas apapun juga seperti klaimnya yang begitu sok berkuasa: “Segala kuasa itu serta kemuliaannya akan kuberikan kepada-Mu, sebab semuanya itu telah diserahkan kepadaku dan aku memberikannya kepada siapa saja yang kukehendaki.” Dan Yesus sejak 2 pencobaan pertama, itu sendiri telah menunjukan bahwa kuasa bukan omong kosong, bukan kata-kata optimis dan bukan kata-kata positif yang diumbarkan di udara, tetapi kuasa adalah kedaulatan Allah dan sebagaimana Allah menghendaki kedaulatannya bekerja- hanya Allah yang memiliki kuasa yang diklaim iblis. Itu sebabnya Yesus berkata begitu sederhana menjawab permintaan pembuktian ketaatan bersalut muslihat pada “apa yang tertulis agar Yesus mentaati iblis” dengan berkata ” "Ada firman: Jangan engkau mencobai Tuhan, Allahmu!- Lukas 4:12"
Iblis kini begitu inferior, ini bukan sekedar menjilat ludahnya tetapi ia sedang menista dirinya sebab tiba-tiba ia menyatakan adanya sebuah pemerintahan yang kesemestaannya, saat itu juga, sedang mengintimidasinya dan begitu mempermalukannya hingga ia kehilangan logika kuasa yang berkuasa atas apapun juga seperti klaimnya yang begitu sok berkuasa: “Segala kuasa itu serta kemuliaannya akan kuberikan kepada-Mu, sebab semuanya itu telah diserahkan kepadaku dan aku memberikannya kepada siapa saja yang kukehendaki.” Dan Yesus sejak 2 pencobaan pertama, itu sendiri telah menunjukan bahwa kuasa bukan omong kosong, bukan kata-kata optimis dan bukan kata-kata positif yang diumbarkan di udara, tetapi kuasa adalah kedaulatan Allah dan sebagaimana Allah menghendaki kedaulatannya bekerja- hanya Allah yang memiliki kuasa yang diklaim iblis. Itu sebabnya Yesus berkata begitu sederhana menjawab permintaan pembuktian ketaatan bersalut muslihat pada “apa yang tertulis agar Yesus mentaati iblis” dengan berkata ” "Ada firman: Jangan engkau mencobai Tuhan, Allahmu!- Lukas 4:12"
Satu
hal penting di sini, bahwa Yesus sendiri
memiliki otoritas dan kuasa untuk mendatangkan malaikat-malaikat untuk bekerja demi
dirinya dan demi keamanannya sendiri, tetapi kuasa pada dirinya begitu
integral dengan kehendak pada dirinya untuk menggenapi sabda Allah, sebab hanya
ia yang berkuasa menjadikan apapun yang telah disabdakan Bapa untuk terjadi, baik di bumi ini dan
di sorga di atas sana. Coba perhatikan hal ini sebagai pembanding:
“Tetapi
Yesus berkata kepadanya: "Hai teman, untuk itukah engkau datang?"
Maka majulah mereka memegang Yesus dan menangkap-Nya. Tetapi seorang dari
mereka yang menyertai Yesus mengulurkan tangannya, menghunus pedangnya dan
menetakkannya kepada hamba Imam Besar sehingga putus telinganya. Maka kata
Yesus kepadanya: "Masukkan pedang itu kembali ke dalam sarungnya, sebab
barangsiapa menggunakan pedang, akan binasa oleh pedang. Atau kausangka, bahwa Aku
tidak dapat berseru kepada Bapa-Ku, supaya Ia segera mengirim lebih dari dua belas pasukan malaikat membantu Aku? Jika begitu, bagaimanakah akan digenapi yang tertulis
dalam Kitab Suci, yang mengatakan, bahwa harus terjadi demikian?"-
Matius 26:50-54
Akan
tetapi semua ini terjadi supaya genap
yang ada tertulis dalam kitab nabi-nabi."- Matius 26:56
Siapakah
yang berpemerintah atas diri Yesus? Sabda ibliskah atau sabda Bapa-Nya?
Sia-sia
dan begitu terpecundanginya iblis tanpa ampun sebab ia bukan saja mengalami
rasa malu yang tak pernah terkoreksikan sebab ia telah dijatuhkan oleh Yesus
diketinggian kemuliaan iblis yang ditegakan iblis sebanyak 2 kali!
[ada
2 kali iblis membawa Yesus
ke puncak pemerintahannya yang
dimuliakannya dan ditinggikannya dihadapan Yesus, pertama pada peristiwa: “Kemudian
ia membawa Yesus ke suatu tempat yang tinggi dan dalam sekejap mata ia
memperlihatkan kepada-Nya semua kerajaan dunia- Lukas 4:5” dan yang
kedua pada peristiwa:” Kemudian ia membawa Yesus ke
Yerusalem dan menempatkan Dia di bubungan Bait Allah, lalu berkata kepada-Nya:
"Jika Engkau Anak Allah, jatuhkanlah diri-Mu dari sini ke bawah”-Lukas
4:9.]
Sebetulnya,
pencobaan yang dilancarkan oleh iblis kali ini dapat dikatakan sebagai puncak
kemuliaan manusia Yesus yang mengatasi iblis dan kerajaannya beserta kuasanya.
Iblis harus takluk dan tak bisa berdalih, bagaimanapun juga,
terhadap-Nya, terhadap segala jawaban
atau sabda Yesus, sehingga mundur
secara memalukan sebagai kerajaan yang telah divonis tak ada nilainya sama
sekali dalam sebuah penaklukan yang menghadirkan kemuliaan Kerajaan Allah yang eksistensinya dihadirkan oleh Yesus [bandingkan dengan Ibrani 1:3],
sementara iblis bersombong bersabda: "Segala
kuasa itu serta kemuliaannya akan kuberikan kepada-Mu, sebab semuanya itu telah
diserahkan kepadaku dan aku memberikannya kepada siapa saja yang kukehendaki. Jadi
jikalau Engkau menyembah aku, seluruhnya itu akan menjadi milik-Mu- Lukas
4:6-7??"
Apa
yang menjadi pondasi pencobaan iblis kali ini terletak pada “sebab ada tertulis,” yang
merupakan sebuah kutipan dari Kitab Suci, sebuah pengakuan oleh iblis bahwa ia
adalah yang telah lama dijanjikan Allah untuk datang ke dalam dunia ini. Iblis
kepada Yesus, mengutip bagian yang berkata: “Ia akan memerintahkan malaikat-malaikat-Nya untuk melindungi Engkau,
dan mereka akan menatang Engkau di atas tangannya, supaya kaki-Mu jangan
terantuk kepada batu.” Bagian yang dikatakan iblis sebagai “Menganai
Engkau.” Tulisan purba sedang menuliskan Ia yang datang ke dalam dunia belum
juga tiba tetapi telah dituliskan mengenai Ia yang akan datang dari Allah?
Bagian tersebut dapat ditemukan dalam buku Mazmur 91 ayat 11-12: “sebab malaikat-malaikat-Nya akan
diperintahkan-Nya kepadamu untuk menjaga engkau di segala jalanmu. Mereka akan
menatang engkau di atas tangannya, supaya kakimu jangan terantuk kepada batu.”
Pencobaan
ini, dengan demikian, memiliki aspek profetis, atau dengan kata lain pencobaan
ini memasuki ranah Yesus adalah Sang
Penggenap Kitab Suci, hanya dia dan tiada yang lain. Menyatakan Yesus adalah penggenap Kitab Suci, sebab pencobaan
ini menarik tulisan purba dan meletakannya pada Yesus sebagai Ia satu-satunya
yang dapat membuat nubuat tersebut bukan saja benar-benar berbicara tetapi
tergenapi secara gemilang. Ini jenis
pencobaan yang bukan sama sekali berpondasi pada aspek kemanusiaan Yesus
apalagi determinasi untuk bertaat hingga mati sebagai manusia yang berjuang
mati-matian berpihak pada kehendak Allah. Bukan sama sekali, sebab Yesus di sini memang adalah sang penggenap. Mengapa di sini Yesus memang adalah Sang
Penggenap dan dengan demikian pencobaan iblis kali ini memang secara jitu
sebuah langkah yang jauh lebih dalam dibandingkan pencobaan pertama bahkan
kedua, sebab Yesus secara gamblang menjawab: "Ada firman: Jangan
engkau mencobai Tuhan, Allahmu!" (Lukas 4:12).Siapakah yang sedang dicobai oleh iblis? Allahkah atau Yesuskah? Jika
Yesus bukan Tuhan, mengapa Yesus berkata ada
firman: jangan engkau mencobai Tuhan, Allahmu, sementara iblis, bukankah ia
sedang mencobai dirinya??” Siapakah
Yesus sampai ia berkata terhadap peristiwa yang sedang menimpa dirinya
ini berkata menjawab iblis ada firman:
Jangan engkau mencobai Tuhan, Allahmu! Di sini iblis bungkam dan mundur
tanpa sebuah perdebatan apapun juga.
Ini
adalah pencobaan yang menyeruakan keilahian Yesus secara teramat gemilang sampai-sampai
iblis tak bisa bertahan lebih lama lagi di hadapan Yesus: “Sesudah Iblis mengakhiri semua pencobaan itu, ia mundur dari pada-Nya dan menunggu
waktu yang baik- Lukas 4:13”. Ini memang pencobaan pada divinitas Yesus
di dunia ini yang menunjukan bahwa ia
memang sungguh-sungguh “Anak Tunggal Allah, yang ada di pangkuan
Bapa, Dialah yang menyatakan-Nya”- Yohanes 1:18, bukan pencobaan kemanusiaan Yesus sebagaimana pada semua
manusia umumnya. Tak ada manusia yang eksistensinya telah dituliskan sebagai
begitu divinitas atau begitu ilahi dalam sebuah tulisan purba dan dalam momen
tersebut Ia yang menggenapi secara berhadap-hadapan dengan iblis, selain Yesus.
Di sini tak ada semacam kelimbungan pada diri Yesus antara kemanusiaannya dan
kedivinitasannya, seolah-olah kemanusiaannya merespon lebih kuat dari
kedivinitasannya, dan sebenarnya tak pernah ada konflik semacam itu sebab ia
sungguh-sungguh berada di pangkuan Bapa!
Bahwa dia adalah Ia yang pada mulanya
bersama-sama dengan Allah dan kini telah
mengambil wujud seorang hamba manusia dan ada di dunia ini.
Itu
sebabnya Yesus menjawab dalam cara yang menunjukan, bahwa kebenaran
pemerintahan-Nya di dunia ini bukan menuruti keinginan dunia ini dan apalagi
terkait pembuktian kebenaran Allah sebagai penulis agung kebenaran dalam Mazmur
dan kebenaran Yesus sebagai satu-satunya penggenap kebenaran Allah di bumi ini,
berdasarkan kemauan/pemikiran iblis. Itu sebabnya ia meruntuhkan pemerintahan
iblis dengan memperhadapkan firman yang diucapkannya secara langsung di jantung
pemerintahan iblis yang sedang dipamerkan iblis, dengan berkata: ADA FIRMAN: jangan engkau
mencobai Tuhan, Allahmu.” Jawaban ini bukan hendak menyatakan
bahwa iblis ber-Tuhan, sebab jawaban
Yesus dimulai dengan ADA FIRMAN. Permulaan jawaban semacam itu adalah pelurusan
terhadap upaya iblis untuk membengkokan kebenaran firman terkait “SEBAB ADA
TERTULIS mengenai Engkau.” Hanya firman yang berkuasa meluruskan pembengkokan
kebenaran firman yang dilakukan oleh
iblis. Itulah maksud dari “ Ada firman : jangan engkau mencobai Tuhan,
Allahmu.” Ini sedang menunjukan Pemerintahan Yesus pada
hakikatnya adalah pemerintahan yang
berlangsung di dalam setiap firman Allah, bukan diri Yesus dalam relasi Allah sebagai seorang
hamba tanpa pemerintahan firmandi mulutnya sehingga belaka seorang hamba yang harus berupaya taat agar
digenapi berdasarkan determinasi dan konsitensi jiwa.
Jadi
tanpa Yesus tak ada pernah ada satu bentuk penggenapan yang bagaimanapun dan
dengan demikian “Ia berfirman maka
semuanya jadi” pada merupakan predikat
eksklusif ilahi pada Manusia
Yesus pada mulutnya yang berkata-kata. Penggenapan oleh Yesus bahkan dimulai dari eksistensi dan hakikatnya sendiri yang
sama sekali tak berbicara soal ketaatan sebagai jalan untuk mencapai
predikat
semacam itu. Bahkan pada apa
yang terlihat pada manusia
sebagai: ketaatan merupakan jalan bagi Yesus untuk menggenapi apa yang
dikehendaki Bapa, pada pokoknya hanya
bisa terjadi jika Ia sungguh-sungguh yang memiliki predikat “Ia
berkata maka jadilah sebagaimana ucapannya” termasuk salah satunya:
“Roh
Tuhan ada pada-Ku, oleh sebab Ia telah mengurapi Aku, untuk menyampaikan kabar
baik kepada orang-orang miskin; dan Ia telah mengutus Aku untuk memberitakan
pembebasan kepada orang-orang tawanan, dan penglihatan bagi orang-orang buta,
untuk membebaskan orang-orang yang tertindas, untuk memberitakan tahun rahmat
Tuhan telah datang." Kemudian Ia
menutup kitab itu, memberikannya kembali kepada pejabat, lalu duduk;
dan mata semua orang dalam rumah ibadat itu tertuju kepada-Nya. Lalu Ia memulai
mengajar mereka, kata-Nya: "Pada hari ini genaplah nas ini sewaktu kamu mendengarnya.”-
Lukas 4:18-21
Itu
sebabnya saat Ia menjawab: “Ada firman: jangan engkau mencobai Tuhan, Allahmu,” yang hendak ditunjukannya
adalah, bahwa Ialah Sang Pelaksana Firman yang keluar dari mulut Bapa untuk
tergenapkan dengan cara menggerjakannya sebagaimana maksud Bapa atau
dengan cara, Yesus bekerja sebagaimana
Bapa bekerja [ bandingkanlah dengan "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya Anak tidak dapat mengerjakan sesuatu
dari diri-Nya sendiri, jikalau tidak Ia melihat Bapa mengerjakannya; sebab apa yang dikerjakan Bapa,
itu juga yang dikerjakan Anak”-
Yoh 5:19], dan dengan demikian, tak akan pernah ada firman yang tergenapi dan
bekerja berdasarkan rancangan dan maksud dunia ini, sebagaimana iblis
berkehendak dengan cara membawa
Yesus ke bubungan bait Allah.
Ia
Anak Allah, bukan anak atau datang dari
atau memiliki kesehakekatan dengan iblis sehingga dapat juga mengalami apa yang
telah terjadi pada iblis, jatuh kedalam pemberontakan melawan Allah.
Itu sebabnya tak ada
lagi yang dapat iblis lakukan terhadap
Yesus, hanya satu yang harus dilakukan dirinya: mundur! Maka inilah yang
dicatatkan bagi kita:
Lukas
4:13 Sesudah
Iblis mengakhiri semua pencobaan itu, ia mundur
dari pada-Nya dan menunggu waktu yang baik.
Namun
ia sang iblis tetap menantikan momen-momen yang baik untuk mengulangi atau
melancarkan kembali serangan-serangan semacam ini. Hanya saja nanti kita
melihat iblis menggunakan agensi-agensi manusia sebagai perpanjangan tangannya.
[itu sebabnya kita akan mendengarkan perkataan Yesus yang semacam ini: “Apakah sebabnya kamu tidak mengerti
bahasa-Ku? Sebab kamu tidak dapat menangkap firman-Ku. Iblislah yang menjadi bapamu dan kamu ingin melakukan
keinginan-keinginan bapamu”- Yohanes 8:43-44 yang sebetulnya turunan dari
apa yang telah dilakukan iblis pada Yesus, hanya saja kemudian pada
manusia-manusia. Akibat atau hasil yang ditelurkannya teramat mematikan, begitu berbeda dengan Yesus, sebab Yesus adalah satu-satunya
manusia
yang berada di pangkuan Bapa, Yang menyatakan Bapa.]
Rangkaian-rangkaian
pencobaan ini, pada injil Lukas, ditutup dengan: “Dalam kuasa Roh kembalilah
Yesus ke Galilea. Dan tersiarlah kabar tentang Dia di seluruh daerah itu”-
sebagai sebuah penutup yang menggenapi
pembukanya yang berbunyi: “Yesus, yang penuh dengan Roh Kudus, kembali dari sungai Yordan,
lalu dibawa oleh Roh Kudus ke padang gurun- Lukas 4:1 yang menunjukan,
sekali lagi, bahwa apa yang nampak di mata manusia bahwa ketaatan badani/kemanusiawian Yesus merupakan jalan bagi Yesus untuk
memiliki kuasa yang memampukannya untuk menggenapi maksud Bapa-Nya, bukan
sama sekali eksistensi ketaatan Yesus
selama di dunia, tetapi eksistensi ketaatannya dari dan berada dalam “Dalam
kuasa Roh Kembalilah” dan “Yesus, yang penuh dengan Roh Kudus,”
atau dengan kata lain natur Yesus
yang senantiasa [tidak pernah
berjedah/berinterval segenap waktu][ penuh dengan Roh Kudus adalah jalan bagi manusia Yesus untuk
mentaati dan menggenapi kehendak Bapa-Nya. Itu sebabnya mengapa ia dalam tubuh
manusia dikatakan tak dapat berdosa dalam ia dapat lapar, dapat mengalami dan merasakan
opresi-opresi iblis terhadap kemanusiaannya. Itu juga sebabnya, mengenai Yesus
dalam konteks ini, penulis ibrani menuliskan begini:
Ibrani
4:15 Sebab Imam Besar yang kita punya, bukanlah imam
besar yang tidak dapat turut merasakan kelemahan-kelemahan kita, sebaliknya sama
dengan kita, Ia telah dicobai, hanya
tidak berbuat dosa.
Sang Firman menjadi
manusia (Yohanes 1:14; Ibrani 1:6; Ibrani 10:5), dan memang
benar pada manusianya, ia dapat secara sempurna merasakan berbagai
aspek kelemahan-kelemahan manusia dan bagaimana
iblis dapat memanipulasi kelemahannya yang pada semua manusia di luar
dirinya, iblis dapat meletakan mereka dibawah telapak kaki kekuasaannya, menginjaknya
kuat-kuat untuk menjadikan mereka budak-budak kejahatan dan yang tak dapat
memahami apa yang disabdakannyanya sehingga adalah anak-anak iblis (Yohanes
8:43-44). Itu sebabnya, terkait Yesus sebagai manusia Imam Besar, ia
digambarkan seperti ini:
Ibrani
5:2 Ia harus
dapat mengerti orang-orang yang jahil dan orang-orang yang sesat, karena ia sendiri penuh dengan kelemahan,
Mengapa Yesus dapat
dicobai jika Ia Anak Allah? Maka memang
jawabannya: karena ia sebagai manusia mengalami
sebagaimana kita, yaitu penuh dengan
kelemahan. Tetapi sebagaimana
rangkaian-rangkaian pencobaan tadi, telah
dibuktikan oleh Yesus sendiri via
pencobaan iblis tadi bahwa kelemahan dirinya sendiri telah dituliskan oleh Kitab Suci
(maksudnya, adalah ini: JATUHKANLAH
DIRIMU “Ia akan memerintahkan malaikat-malaikat-Nya untuk melindungi Engkau,
dan mereka akan menatang Engkau di atas tangannya, supaya kaki-Mu jangan TERANTUK
KEPADA BATU – sebagai representasi bahwa Ia sama seperti kita dapat dilukai dan dengan demikian memiliki aspek kelemahan seorang
manusia)sebagai dasar untuk menegakan pemerintahan firman-Nya yang
memiliki maksud dan kehendak yang hanya ia saja bisa menggenapinya.
Itu sebabnya dalam
serangkaian pencobaan itu, tidak tersingkap sedikitpun bahwa Yesus pada kemanusiaanya
memiliki potensi untuk berdosa, selain menunjukan bahwa ia sendiri mengenakan
tubuh yang penuh kelemahan—apakah
maksudnya penuh dengan kelemahan? Maksudnya, iblis dapat sepenuhnya
menimpakan tekanan-tekanan terdahsyat yang dapat dikeluarkannya untuk
menghancurkannya. Dalam tubuh Yesus yang penuh kelemahan, Ia senantiasa penuh dengan Roh
Kudus, adalah kunci jawaban mengapa dosa tak lahir dari tubuh
manusiawinya yang dapat lapar dan haus itu, dan tak hanya sekedar ia manusia
yang penuh dengan Roh Kudus, tetapi Ia adalah manusia yang eksistensinya telah
lebih dulu dituliskan oleh kitab suci, sebagaimana tampil pada episode akhir
pencobaan dalam injil Lukas.
Itu sebabnya, terkait
ini, penulis Surat Ibrani menuliskan
mengenai kemanusiaan Yesus yang penuh kelemahan, dapat menangis karena merasakan kesedihan
dan beratnya perjalanan yang harus
ditempuhnya, dan doa yang memang menjadi kehidupan Yesus dan keluhannya telah
dituliskan sebagai deskripsi sempurna bahwa Ia satu-satunya manusia yang tak
berada di dalam pemerintahan maut sebagaimana iblis tak pernah dapat sukses
meretakan Roh Kudus yang memenuhi Yesus dalam pencobaan padang gurun tersebut.
Mari perhatikan :
Ibrani
5:7Dalam hidup-Nya sebagai manusia, Ia telah mempersembahkan doa dan permohonan dengan ratap
tangis dan keluhan kepada Dia, yang sanggup
menyelamatkan-Nya dari maut, dan karena kesalehan-Nya Ia telah didengarkan.
Perhatikan,
bahwa “Dalam hidup-Nya sebagai
manusia” bukanlah kehakikatanyang menunjukan bahwa ia manusia dalam
belenggu kuasa dosa,sebab “sebagai
manusia” bukan mata air dan sekaligus
pokok batang yang melahirkan dinamika-dinamika kehidupan dalam taklukan dosa.
Itu jelas dari jenis doa dan permohonan
dengan ratapan seperti apakah?? Inilah jenisnya: “Dalam hidup-Nya sebagai manusia, Ia telah mempersembahkan doa
dan permohonan dengan ratap tangis dan keluhan kepada Dia, yang sanggup menyelamatkan-Nya dari maut,
dan karena kesalehan-Nya
Ia telah didengarkan.”
Apakah yang
menyebabkan ia diselamatkan dari maut? Kesalehannyakah?
Bukan! Apa yang membuat ia diselamatkan dari maut adalah: ia memiliki hubungan dengan Bapa yang tak terpisahkan dalam sebuah
kesatuan sebagai keduanya Bersabda: “Sebab
Aku berkata-kata bukan dari
diri-Ku sendiri, tetapi Bapa, yang mengutus Aku, Dialah yang memerintahkan Aku untuk mengatakan apa yang harus Aku katakan dan Aku sampaikan- Yohanes 12:49”
yang
memastikan apapun yang didoakan dan dimohonkan dengan ratap tangis dan keluhan
ia sebagai manusia yang memiliki kesalehan! Ini adalah relasi! Jenis relasi
semacam ini:
·
“Seperti Bapa telah mengasihi Aku”-
Yohanes 15:9
· “Lalu Yesus menengadah ke atas dan
berkata: "Bapa, Aku mengucap syukur kepada-Mu, karena Engkau telah mendengarkan Aku. Aku tahu, bahwa Engkau selalu mendengarkan Aku, tetapi
oleh karena orang banyak yang berdiri di sini mengelilingi Aku, Aku
mengatakannya, supaya mereka percaya, bahwa Engkaulah yang telah
mengutus Aku." Dan sesudah berkata demikian, berserulah Ia dengan suara
keras: "Lazarus, marilah ke luar!" Orang yang telah mati itu datang
ke luar, kaki dan tangannya masih
terikat dengan kain kapan dan
mukanya tertutup dengan kain peluh. Kata Yesus kepada mereka: "Bukalah
kain-kain itu dan biarkan ia pergi."- Yohanes 11:41-44
Sehingga kesalehannya
pada Ibrani 5:7 adalah eksistensi yang melekat pada kedirian Yesus
Sang Mesias, bukan
eksistensi yang diupayakan dan dikejar-kejar agar dimiliki. Yesus telah
menunjukan begitu gamblang bahwa kesalehannya, sehingga ia didengarkan,
adalah eksistensi yang melekat pada kedirian Yesus Sang Mesias, melalui momentum
ia bersabda melawan pemerintahan maut yang sudah membuat mayat Lazarus berbau
dan busuk kerena sudah 4 hari meninggal dunia (Yohanes 11:39), bangkit dari kematian dan keluar dari kubur mentaati perintah Yesus! Yesus bahkan mendahuluinya dengan sebuah penjelasan yang menyingkapkan aspek internal yang selama ini tak terlihat
oleh publik: “tetapi oleh karena orang banyak yang berdiri
di sini mengelilingi Aku, Aku mengatakannya.”
Apakah itu?
Bahwa ia
memang senantiasa didengarkan: “Engkau
telah mendengarkan Aku. Aku tahu, bahwa Engkau selalu mendengarkan Aku.” Inilah eksistensi yang tak
terpisahkan pada kedirian Yesus seperti Yesus pasti bernafas dan pasti
berdaging dan bertulang sebab ia manusia! Maka sebagaimana Ia dan Bapa satu
maka adakah alasan Ia tak selalu didengarkan???
Jelas tidak ada! Begitulah
memahami kesalehan Yesus dalam relasi: Bapa sanggup menyelamatkannya dari maut! Itu sebabnya ini hanya terjadi
pada Yesus saja!
Itu sebabnya “kesalehan” pada
Yesus akan senantiasa bertaut dengan Ia adalah Anak Allah sekalipun memang
adalah Anak Manusia. Epistel Ibrani pun menyatakan jenis kesalehan yang hanya
ada pada Yesus dan tak mungkin diadopsi oleh siapapun manusia di dunia ini.
Perhatikanlah ini:
Sebab
inilah yang merupakan mata air sekaligus pokok
batangnya: “Dan sekalipun Ia adalah Anak, Ia telah
belajar menjadi taat dari apa yang telah
diderita-Nya”- Ibrani 5:8
“Sebagai manusia” dan “sekalipun
Ia adalah Anak” merupakan 2 natur
Yesus yang sedang ditunjukan di sini,
dan perihal ini sama dengan:”Karena itu ketika Ia masuk ke dunia, Ia berkata: "Korban
dan persembahan tidak Engkau kehendaki--tetapi Engkau
telah menyediakan tubuh bagiku”-
Ibrani 10:5 yang mana pada “Ia masuk ke dunia” dan “Engkau telah menyediakan
tubuh bagiku,” yang mana “Engkau
menyediakan” menunjukan di dalam tubuh manusia Yesus yang penuh
kelemahan itu, pada hakikatnya kehendak
Allahlah yang memerintah pada tubuh jasmaninya, sebab dilahirkan oleh kehendak
Allah bukan kehendak seorang pria melalui kelahiran dari Maria! Ini
menunjukan bahwa keilahian pada Yesus tak sama sekali mengalami degradasi
sehingga ia menjadi lebih rendah daripada Bapa pada jati diri Anak di hadapan
Bapa. Apa yang membuat dia menjadi
terlihat benar-benar rendah, bukan karena ia mengalami penyusutan oleh
berbaurnya keilahiannya dengan kemanusiaannya, tidak begitu. Karena di sini “Engkau telah menyediakan tubuh bagiku”
merupakan cara Allah memastikan bahwa Ia yang masuk ke dunia tetap sama
sebagaimana sebelumnya dan untuk selamanya ia berada di dalam persekutuan kekal
dengan Bapa, sementara ia telah menjadi manusia dan di bumi ini.
Itu
sebabnya terkait ini penulis Ibrani menyatakan bahwa Sang Firman menjadi manusia itu sebagai
tindakan Allah yang seperti ini:
Ibrani
2:9 Tetapi Dia, yang untuk waktu yang singkat
dibuat sedikit
lebih rendah dari pada malaikat-malaikat, yaitu
Yesus
Akibat
perendahan semacam ini maka kita melihat kehidupan Yesus yang mengalami
pencobaan-pencobaan oleh iblis, melihat Yesus bersedih atau berduka, melihat
Yesus yang berdoa dalam ratap tangis dan rasa penderitaan yang dahsyat dan pada
puncaknya mati. Itu sebabnya 2:9 tersebut memiliki puncak tujuan perendahan semacam ini:
2:9:…
kita lihat, yang oleh karena penderitaan maut, dimahkotai dengan kemuliaan dan
hormat, supaya oleh kasih karunia Allah Ia mengalami maut bagi semua manusia
Ia
mengalami penderitaan maut dan mengalami maut, tentu saja itu terjadi karena Ia
telah menjadi atau Ia juga manusia; Ia dapat mengalami maut bagi semua manusia,
tentu saja itu terjadi karena Ia adalah
Anak Allah.
Mengalami
penderitaan maut memang dapat dipandang sebagai sebuah ketaatan yang luar biasa
Yesus pada Bapa-Nya, tetapi ketaatan-Nya bukanlah hakikat untuk “Ia mengalami
maut BAGI SEMUA MANUSIA,” tetapi karena Ia adalah Anak Allah.
Ini
harus diperhatikan seksama.
Tadi, saya telah menunjukan bahwa ketika anda membaca “Ia telah mempersembahkan
doa dan permohonan dengan ratap tangis dan keluhan kepada Dia, yang sanggup menyelamatkan-Nya dari maut, dan karena
kesalehan-Nya Ia telah didengarkan, harus
dipahami bahwa demikianlah kehidupan-Nya
di dunia sebagai yang hidup dalam
pemerintahan Allah. Juga harus dikatakan: tak boleh diartikan sebagai
manusia Yesus, faktanya, harus
berjuang keras penuh ketaatan, penuh perjuangan yang tak mudah untuk
memenuhi harapan Bapa untuk melayakan ke-Anak-an atau untuk
mendapatkan kemuliaan dan kehormatan bagi dirinya sendiri.
“Ia
telah mempersembahkan doa dan permohonan” jelas bukan perjuang dan
upaua daging tetapi upaya pemerintahan Allah untuk bertindak; Yesus tidak
mempersembahkan kesalehan berdasarkan ketekukanannya sehingga ia dapat
dibebaskan dari maut. Apa yang dipersembahkan Yesus, secara tajam menunjukan,
begitulah sesungguhnya Ia berelasi dengan Bapa, bahwa apa yang diperlukannya
hanya mempersembahkan doa dan permohonan sementara kesalehannya adalah
eksistensi kedirian Yesus Sang Mesias!
.
Berbicara
ke-eksistensi-an diri Yesus yang semacam itu, juga dinyatakan oleh Ibrani 5:7 bahwa
manusia Yesus telah dating dalam sebuah eksistensi yang pas dan berkuasa penuh
untuk menggenapi maksud Bapa dalam ia, oleh maksud Bapa, menjadi manusia,
yaitu:
“Ia
masuk ke dunia… Engkau telah menyiapkan tubuh bagi-Ku.”
Apakah yang merupakan
kemanusiaan pada tubuh Yesus atau manusia Yesus adalah kemanusiaan yang berada
persekutuan dalam pemerintahan bersama Bapa. Jadi, walau diwarnai oleh corak
kelemahannya sebagai manusia, Yesus pada kemanusiaanya telah dirancang oleh
Bapa untuk mengerjakan apapun yang dikehendaki Bapa. Itu sebabnya mengenai
tubuh kemanusiaan Yesus telah diungkapkan juga dalam sebuah kedivinitasan
terkait apakah tujuan/destini/purpose tubuh Yesus itu: “Engkau telah menyiapkan
tubuh bagi-Ku.”
Bahwa tujuan Allah dalam
Ia “menyiapkan tubuh bagi-Ku” adalah:
Lalu
Aku berkata: Sungguh, Aku datang; dalam gulungan kitab ada tertulis tentang Aku
untuk melakukan kehendak-Mu, ya Allah-Ku." Di atas Ia berkata: "Korban dan persembahan, korban bakaran dan
korban penghapus dosa tidak Engkau kehendaki dan Engkau tidak berkenan kepadanya" --meskipun dipersembahkan menurut hukum Taurat--. Dan kemudian
kata-Nya: "Sungguh, Aku datang untuk melakukan
kehendak-Mu." Yang pertama Ia hapuskan, supaya menegakkan
yang kedua. Dan karena kehendak-Nya inilah kita telah dikuduskan satu kali
untuk selama-lamanya oleh persembahan tubuh Yesus Kristus.-
Ibrani 10:7-10
Pada tubuh Yesus bersemayam kehendak Allah yang hanya bekerja
kala ia mati atau masuk ke dalam pemerintahan maut! Inilah eksistensi kesalehan
Yesus, bahwa kesalehan Yesus semata-mata lahir dari apakah tujuan Bapa atas
tubuh manusia Yesus, yaitu: “pengudusan satu kali untuk selama-lamanya oleh
persembahan tubuh Yesus Kristus.”
Karena kesalehan yang
eksis sejak permulaan kemanusiaanya sebagaimana tubuh pasti memiliki
organ-organ internal sebagaimana memiliki anggota-anggota, maka jenis kesalehan
Yesus bukan dalam kategori manusia dalam dosa sedang berjuang untuk bertaat
pada sabda-sabda Allah.
Bersambung ke Bagian 7
Segala
Kemuliaan Hanya Bagi Allah
No comments:
Post a Comment