F O K U S

Nabi Daud Tentang Siapakah Kristus

Ia Adalah Seorang Nabi Dan Ia Telah   Melihat Ke Depan Dan Telah Berbicara Tentang Kebangkitan Mesias Oleh: Blogger Martin Simamora ...

0 Inilah Tubuhku Yang Telah Bangkit Dari Antara Orang Mati


Kebangkitan  Kristus Pada Hari Itu
Sesuai Dengan Kitab Suci Versus Konspirasi Mahkamah Agama Dengan Pasukan Romawi
Oleh: Martin Simamora



A.Berita Kebangkitan Yesus Di Tengah-Tengah  Tirani Konspirasi Mahkamah Agama dengaan Pasukan Romawi
Yesus sendiri telah mulai menjadi komoditas politik agama yang sangat penting bagi para pemuka agama Yahudi bersama-sama dengan penguasa Romawi kala itu, dan secara strategis telah dibangunkan sebuah narasi terkait hilangnya jasad Yesus yang sedemikian rupa disusun agar publik memiliki pengetahuan umum yang resmi bahwa Yesus tak pernah bangkit sebagaimana dikabarkan para murid. Ini tentu saja bukan narasi tanpa kekuatan politik dan sokongan militeristik sebab  apa yang hendak dihasilkannya adalah menekan kebenaran apapun yang telah terjadi pada kubur kosong tersebut sebagaimana telah dikatakan oleh Yesus, dan malaikat pada kubur kosong tersebut.

Catatan yang disajikan Injil Matius 28 memberikan sebuah pesan penting yang akan meletakan dasar mengapa pemberitaan kebangkitan Kristus bukan saja memiliki posisi signifikannya adalah kegenapan kitab suci yang berhadapan vis a vis dengan kebenaran yang ditegakan oleh para pemuka agama yang sangat politis, tetapi kebangkitannya adalah penggenapan kemesiasan yang dinantikan dan telah tertulis dalam kitab suci dalam sebuah cara yang menunjukan kegagalan manusia secara total untuk sekedar mengerti keselamatan yang datang dari Allah:

Matius 28:11-15 Ketika mereka di tengah jalan, datanglah beberapa orang dari penjaga itu ke kota dan memberitahukan segala yang terjadi itu kepada imam-imam kepala. Dan sesudah berunding dengan tua-tua, mereka mengambil keputusan lalu memberikan sejumlah besar uang kepada serdadu-serdadu itu dan berkata: "Kamu harus mengatakan, bahwa murid-murid-Nya datang malam-malam dan mencuri-Nya ketika kamu sedang tidur. Dan apabila hal ini kedengaran oleh wali negeri, kami akan berbicara dengan dia, sehingga kamu tidak beroleh kesulitan apa-apa." Mereka menerima uang itu dan berbuat seperti yang dipesankan kepada mereka. Dan ceritera ini tersiar di antara orang Yahudi sampai sekarang ini.

Apa yang hendak dihadapi dan dibendung oleh mahkamah agama Yahudi adalah bagaimana caranya agar kebenaran ajaran Yesus mengenai dirinya sendiri yang bersentral pada 3 peristiwa penting: penyaliban-kematian-kebangkitan lenyap sebagai sebuah dusta terbesar yang pernah diucapkan oleh seorang yang mengakukan didirinya adalah mesias. Problem Yesus dan pihak mahkamah agama memang sangat kompleks bukan karena isu dan problematikan teologis dan apalagi kebahasaan/linguistik. Tak ada problem terkait kemampuan Yesus dan pihak mahkamah agama dalam memahami dan apalagi menafsir kitab suci berdasarkan bahasa-bahasa aslinya. Problem tafsir-jika itu mau disebutkan demikiaan-justru muncul ketika Yesus meletakan dirinya sebagai satu-satunya dasar dan cara pandang untuk memahami dan menafsir kitb suci. Mari kita melihat sejumlah hal terkait ini:

Matius 5:17-18 Janganlah kamu menyangka, bahwa Aku datang untuk meniadakan hukum Taurat atau kitab para nabi. Aku datang bukan untuk meniadakannya, melainkan untuk menggenapinya. Karena Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya selama belum lenyap langit dan bumi ini, satu iota atau satu titikpun tidak akan ditiadakan dari hukum Taurat, sebelum semuanya terjadi.

Siapapun ahli agama Yahudi ketika membaca pernyataan Yesus ini, akan menemukan sebuah problem sangat mendasar yaitu: bagaimana mungkin Yesus dapat memiliki kedivinitasan semulia firman yang diturunkan oleh Yang Mahatinggi melalui para nabi sucinya sehingga berani untuk bersabda terhadap firman tertulis  yang memang menantikan penggenapannya bahwa dirinya datang untuk menggenapinya? Bukankah Allah saja yang sanggup mengerjakan apa yang dikatakan-Nya sejak ini dalam mengerjakannya membutuhkan otoritas dan kuasa yang tak ada siapapun diluar dan disamping diri-Nya sendiri akan dapat memilikinya? Bukankah Allah melalui nabi Yesaya pernah berfirman :

0 Kubur Dijaga Pasukan Bersenjata, Kebangkitan Kristus


Oleh: Martin Simamora

Sesudah Tiga Hari Aku Akan Bangkit

1.Kebangkitan Yang Diantisipasi Oleh Pasukan Bersenjata
Kematian dan penguburan Yesus seharusnya hal yang sangat biasa-biasa saja karena dalam pengadilan bersifat eksaminasi atas setiap klaim-klaim divinitas dan kuasa-kuasa ajaib nampak tak dijawab dan dilakukan sang Mesias. Mari kita mengingat kembali:
Markus 15:29-30 Orang-orang yang lewat di sana menghujat Dia, dan sambil menggelengkan kepala mereka berkata: "Hai Engkau yang mau merubuhkan Bait Suci dan mau membangunnya kembali dalam tiga hari, turunlah dari salib itu dan selamatkan diri-Mu!"

Markus 15:31-32Demikian juga imam-imam kepala bersama-sama ahli Taurat mengolok-olokkan Dia di antara mereka sendiri dan mereka berkata: "Orang lain Ia selamatkan, tetapi diri-Nya sendiri tidak dapat Ia selamatkan! Baiklah Mesias, Raja Israel itu, turun dari salib itu, supaya kita lihat dan percaya." Bahkan kedua orang yang disalibkan bersama-sama dengan Dia mencela Dia juga.

Bagi kebanyakan orang, pada hari pengadilan dan penyaliban sang Kristus Nampak jelas telah menjadi pengetahuan publik terkait apakah saja yang menjadi sentral ajaran sang Kristus dan siapakah ia dalam persepsi umum, jika demikian, seharusnya. Kalau kita mengamati apa yang tercatat dalam Markus 15:29-30 jelas sekali bahwa tak ada yang memahami hingga saat itu, apakah maksud pernyataan sang Kristus di bait Allah setelah kemurkaannya yang berbunyi: "Rombak Bait Allah ini, dan dalam tiga hari Aku akan mendirikannya kembali." (Yohanes 2:19) sebagai jawaban atas tuntutan orang-orang Yahudi yang menuntut bukti yang memberikan dasar kokoh baginya untuk bertindak semacam ini: “Ia membuat cambuk dari tali lalu mengusir mereka semua dari Bait Suci dengan semua kambing domba dan lembu mereka; uang penukar-penukar dihamburkan-Nya ke tanah dan meja-meja mereka dibalikkan-Nya” (Yohanes 2:15). Tak ada satupun yang dapat memahami apakah yang benar-benar akan terjadi kala “dalam 3 hari bait suci itu benar-benar akan dibangunnya kembali.” Sebab jika benar memahaminya maka tidak mungkin akan berkata “turunlah dari salib itu dan selamatkanlah diri-Mu.” Kalau saja mereka benar memahaminya maka seharusnya inilah awal momen pembuktian dan penantian bagi siapapun bahwa ia benar-benar akan bangkit sebagaimana sang Kristus telah menyatakan bukti kemesiasannya.

Pun demikian, jika saja para imam memahami siapakah Yesus maka pasti tak akan terlontar dari mulut mereka perkataan semacam ini:” turun dari salib itu, supaya kita lihat dan percaya”. Seperti telah saya nyatakan dalam serangkaian artikel belakangan ini, kemesiasan  Yesus dalam ekspektasi mesianik para imam dan juga orang-orang Yahudi adalah kemesiasan yang mampu menaklukan penguasa-penguasa dunia sehingga tegaklah pemerintahan mesianik berdasarkan pertarungan militeristik atau fisik yang akan disokong oleh rakyat jika saja mesias mau memimpin mereka. Ini tepat seperti diindikasikan oleh para murid kepada mesias mereka: “Kata mereka: "Tuhan, ini dua pedang." Jawab-Nya: "Sudah cukup." (Lukas 22:38)”. Tidak ada yang memahami selain pemahaman bahwa mesias seharusnya adalah semacam tokoh politik divinitas yang dapat menjadi pembebas mereka dari ketakadilan dunia, menegakan kembali kejayaan bangsa dan negara Yahudi dihadapan adidaya Romawi. Mesias seharusnya Raja Israel dalam balutan kekuatan politik dan militer. Bagi mereka, Yesus memiliki kapasitas dan kuasa dan itu yang dikehendaki.
Anchor of Life Fellowship , Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah, itu bukan hasil pekerjaanmu: jangan ada orang yang memegahkan diri - Efesus 2:8-9