Oleh :Pdt. Budi Asali, M.Div
KRISTEN
& AGAMA-AGAMA LAIN
Amsal 14:12 - “Ada jalan yang disangka orang lurus,
tetapi ujungnya menuju maut”.
Amsal 16:25 - “Ada jalan yang disangka lurus,
tetapi ujungnya menuju maut”.
Amsal 12:15 - “Jalan orang bodoh lurus dalam
anggapannya sendiri, tetapi siapa mendengarkan nasihat, ia bijak”.
Jalan orang
berdosa bisa benar dalam anggapannya sendiri, lebih-lebih kalau ia melakukan
kebaikan atau mempunyai agama secara lahiriah / sebagai kedok dari kemunafikannya,
atau ia telah melakukan reformasi sebagian dalam kehidupannya, upacara-upacara
agama (misalnya baptisan), dan semangat yang buta (misalnya jihad), dan
sebagainya. Mereka mengkhayalkan bahwa dengan semua ini mereka akan pergi ke
surga (Matthew Henry).
Keil & Delitzsch: “The
rightness is present only as a phantom, for it arises wholly from a terrible
self-deception; the man judges falsely and goes astray when, without regard to
God and His word, he follows only his own opinions” (= Ke-benar-an
hanya ada sebagai suatu khayalan, karena hal itu muncul sepenuhnya dari suatu
penipuan yang buruk sekali terhadap diri sendiri; orang itu menilai secara
salah dan tersesat, pada waktu, tanpa mempedulikan Allah dan FirmanNya, ia
hanya mengikuti pandangannya sendiri).