F O K U S

Nabi Daud Tentang Siapakah Kristus

Ia Adalah Seorang Nabi Dan Ia Telah   Melihat Ke Depan Dan Telah Berbicara Tentang Kebangkitan Mesias Oleh: Blogger Martin Simamora ...

0 Tahun Berganti Tahun: Ia Senantiasa Gembala yang Baik


 “Mempunyai Seratus Ekor Domba, dan Jikalau Ia Kehilangan Seekor Di Antaranya…”
Oleh: Blogger Martin Simamora


A.Mazmur 23 Kebaikan dan Kasih Setia Tuhan Yang Maha Agung
Bagaimana Allah dapat digambarkan keagungan kebaikan dan kasih setia-Nya, merupakan hal yang tak mudah untuk dilukiskan, namun dalam Mazmur 23 kita akan sangat dibantu dan dipandu untuk masuk kedalam keagungan-Nya. Marilah kita membacanya:

Mazmur Daud. TUHAN adalah gembalaku, takkan kekurangan aku.Ia membaringkan aku di padang yang berumput hijau, Ia membimbing aku ke air yang tenang; Ia menyegarkan jiwaku. Ia menuntun aku di jalan yang benar oleh karena nama-Nya. Sekalipun aku berjalan dalam lembah kekelaman, aku tidak takut bahaya, sebab Engkau besertaku; gada-Mu dan tongkat-Mu, itulah yang menghibur aku. Engkau menyediakan hidangan bagiku, di hadapan lawanku; Engkau mengurapi kepalaku dengan minyak; pialaku penuh melimpah. Kebajikan dan kemurahan belaka akan mengikuti aku, seumur hidupku; dan aku akan diam dalam rumah TUHAN sepanjang masa.

Penggembalaan-Nya adalah pemeliharaan-Nya yang berlangsung dalam kedaulatan pemerintahan-Nya untuk mendatangkan sebuah maksud tertentu bagi setiap gembalaan-Nya. Karena itulah, sebetulnya, setiap kali kita membicarakan kebaikan dan kasih setia Tuhan terhadap anak-anak-Nya, tidak akan pernah menjadi semacam kemanjaan sebagaimana yang akan dibayangkan oleh seorang manusia. Penggembalaan yang luar biasa semacam ini:
-takkan kekurangan aku
-membaringkan aku di padang yang berumput hijau
-membimbing aku ke air yang tenang
-menyegarkan jiwaku

0 Tinjauan Ringkas Natal Yang Nyeleneh: Corpus Delicti & Yesus Yang Kehilangan Kesadarannya Dengan Allah


Dia Yang Telah Menyatakan Diri Dalam Rupa Manusia Adalah Keagungan Rahasia Ibadah Kita
Oleh: Blogger Martin Simamora

A.Natal
Natal sebagai perayaan yang kudus dan mulia, bukan sebuah selebrasi atas sebuah momentum mahapenting yang telah terjadi dan telah berlalu dalam sejarah manusia. Kalau kita memperhatikan sebuah catatan kecil namun begitu penting dalam sebuah epistel, ini begitu nyata jika natal bukan sama sekali sebuah perayaan yang kudus dan mulia yang hanya memerlukan pengenangan dan refleksi spiritual belaka. Kenyataannya adalah: natalnya Sang Kristus adalah jantung hidup iman Kristen, perhatikan ini: Dan sesungguhnya agunglah rahasia ibadah kita: "Dia, yang telah menyatakan diri-Nya dalam rupa manusia, dibenarkan dalam Roh; yang menampakkan diri-Nya kepada malaikat-malaikat, diberitakan di antara bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah; yang dipercayai di dalam dunia, diangkat dalam kemuliaan." (1Tim 3:16). Dikatakan agunglah rahasia ibadah kita, dikatakan demikian, sangat berkaitan erat dengan  salah satu pribadi Tritunggal Kudus: Dia, yang telah menyatakan diri-Nya dalam rupa manusia. Epsitel ini berbicara tentang kehidupan dan penyelenggaraan kehidupan persekutuan  jemaat Tuhan dalam sebuah tatanan yang sama sekali kehidupannya tak bersumber dari kecakapan keorganisasian dan individual-individual pemimpinnya,melainkan pada siapakah yang menjadi sentral dan pelembaganya, yaitu Dia yang telah menyatakan diri-Nya dalam rupa manusia. Natalnya Kristus, dengan demikian, tidak dirayakan sebagai sebuah titik momentum dalam sebuah sejarah tetapi dihidupi bahkan dalam setiap aspek kehidupan Kristen mulai dari kehidupan pribadi, keluarga, bermasyarakat hingga didalam gereja baik sebagai organisasi dan tubuh Kristus universal.

Injil Yohanes  menunjukan bahwa Natal, bukan semacam perayaan yang bersifat festival yang meriah pada momennya dan perlahan meredup disepanjang waktu kedepan hingga datang lagi saat semacam ini. Coba kita membaca injil ini:
Anchor of Life Fellowship , Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah, itu bukan hasil pekerjaanmu: jangan ada orang yang memegahkan diri - Efesus 2:8-9