F O K U S

Nabi Daud Tentang Siapakah Kristus

Ia Adalah Seorang Nabi Dan Ia Telah   Melihat Ke Depan Dan Telah Berbicara Tentang Kebangkitan Mesias Oleh: Blogger Martin Simamora ...

0 MENJAWAB MITOS-MITOS ANTI-X'MAS


ET’PATAH ISCS
               Jum’at, 14 Desember 2018


ANSWERING THE ANTI-X’MAS MYTHS :
SEJARAH PERAYAAN NATAL 25 DESEMBER
(Tulisan Pertama dari Dua Tulisan)

Oleh Dr. Bambang Noorsena


1. CATATAN AWAL

Tahun ini, seperti tahun-tahun sebelumnya, bertebaran berita seputar haramnya mengucapkan selamat Natal. Selain didasarkan atas penilaian teologis sepihak yang sama sekali tidak mencerminkan keyakinan Kristiani tentang Yesus, mulai keilahian-Nya sebagai Kalimatullah (Firman Allah) dan kaitannya dengan keTritunggalan Allah yang Esa (Yohanes 1:1, Matius 28:19; Markus 12:29), kini dibumbui dengan mitos-mitos anti-Natal yang ironisnya justru mula-mula dikembangkan oleh orang Kristen sendiri di Eropa sejak abad-abad modern.

Faktanya, Natal baru dipersoalkan oleh teolog Protestan Jerman, Ernst Jablonsky permulaan abad 19 M, bahwa perayaan Natal diambil alih dari perayaan kelahiran Dewa Matahari Tak Terkalahkan (Natalis Sol Invicti). Pendapat yang jelas-jelas salah ini tanpa “check and recheck” berdasarkan sumber-sumber primer sejarah gereja kuno, langsung diikuti oleh Encyclopedia Britania dan Encyclopedia Americana.

Padahal penulis entry “Christmas” dari kedua encyclopedia ini sama sekali tidak memahami sejarah gereja kuno, khususnya sejarah liturgi dan penetapan perayaan-perayaan gerejawi. Kesalahan ini disebabkan antara lain karena para penulis itu hanya mendasarkan pada sumber-sumber sejarah gereja Barat abad belakangan, yang mengatakan bahwa perayaan Natal untuk pertama kali ditetapkan oleh Paus Yulius di Roma pada abad IV.

0 Divinitas Christmas Adalah

Relasi Eksklusif & Divinitas Antara Nabi Musa dan Yesus Sang Nabi Yang Akan Datang
Oleh: Martin Simamora


A.Kesaksian Kitab Musa Mengenai Christmas atau Kelahiran Kristus
Yesus Sang Kristus sendiri mengenai dirinya dan Nabi Musa kala ia bersaksi mengenai dirinya atau siapakah dirinya berkata begini:   Sebab jikalau kamu percaya kepada Musa, tentu kamu akan percaya juga kepada-Ku, sebab ia telah menulis tentang Aku. Tetapi jikalau kamu tidak percaya akan apa yang ditulisnya, bagaimanakah kamu akan percaya akan apa yang Kukatakan?" (Yohanes 5:46-47), Nabi Musa menjadi sebuah pondasi utama dalam kitab suci yang secara langsung membicarakan sosok mesias yang dinanti-nantikan. Sang Kristus bahkan menegaskannya dalam bahasa yang menutup satu kemungkinan bahwa ada keraguan dalam kebenaran yang sedang dikatakannya dengan berujar: Sebab jikalau kamu percaya kepada Musa, tentu kamu akan percaya juga kepada-Ku, sebab ia telah menulis tentang Aku. Musa dikemukakan Kristus menuliskan kedatangan dirinya dalam cara yang sangat khusus dan menjadi jantung kehidupan kitab suci yang dituliskannya. Jika demikian mari kita memperhatikan sejumlah cuplikan dari Kitab Musa:

Ulangan 18:15 Seorang nabi dari tengah-tengahmu, dari antara saudara-saudaramu, sama seperti aku, akan dibangkitkan bagimu oleh TUHAN, Allahmu; dialah yang harus kamu dengarkan.

Nubuat diatas begitu personal dalam sebuah ekspresi yang begitu eksklusif pada jati diri mesias yaitu: sama seperti aku. Ini bukan saja bahwa nabi yang akan datang itu seorang yang juga seharusnya Yahudi tetapi juga memiliki relasi divinitas yang dibangunkan oleh TUHAN antara Musa dan nabi yang akan datang. Nubuat ini begitu personal karena TUHAN sendiri mengadakannya dalam sebuah cara meletakan satu elemen yang begitu spesifik dan begitu absolut yaitu dari antara saudara-saudaramu dan sama seperti diri Musa. Itu sebabnya juga Kristus, kemudian, menggenapkan relasi elementer yang absolut itu bahkan dalam bagaimana Ia menggenapi maksud Bapa didalam dan melalui dirinya saja. Perhatikan ini:

Yohanes 3:14 Dan sama seperti Musa meninggikan ular di padang gurun, demikian juga Anak Manusia harus ditinggikan,
Anchor of Life Fellowship , Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah, itu bukan hasil pekerjaanmu: jangan ada orang yang memegahkan diri - Efesus 2:8-9