Oleh: Martin Simamora
Meninjau
Ajaran "Yesus dapat Berdosa Namun Memilih Tidak Melakukannya"
sebagaimana Diajarkan Pdt. Erastus
Sabdono
serial
menyambut
Natal:
Yesus dan relasi kematiannya di kayu salib: Bukan karena Ia telah
menjadi manusia berdosa sehingga mengalami maut, dan karena melepaskan haknya
sebagai Anak Allah
Bacalah lebih
dulu: kemanusiaan Yesus dan relasinya terhadap dosa dan peristiwa kematian di kayu salib: apakah ia menjadi sama dengan semua manusia Sehingga berdosa dan membutuhkan pertobatan?
Apakah yang terlintas
dalam benak anda ketika mendengar Yesus Kristus mengalami kematian? Akan ada yang berkata: jika demikian Yesus
adalah Mesias yang berdosa sebab Alkitab berkata upah dosa adalah maut (misal sebagaimana
dinyatakan Roma 6:23, sehingga
ia,kalaupun Tuhan, adalah yang berdosa sehingga tidak suci. Sejak era
Yesus, kematian pada dirinya adalah sebuah kontroversi:
Yohanes
12:33-34 Ini dikatakan-Nya untuk menyatakan bagaimana caranya Ia akan mati.
Lalu
jawab orang banyak itu: "Kami telah mendengar dari hukum Taurat, bahwa Mesias tetap hidup selama-lamanya;
bagaimana mungkin Engkau mengatakan, bahwa Anak Manusia harus ditinggikan?
Siapakah Anak Manusia itu?"
Kematiannya sendiri dalam Pembicaraan Yesus
Ketika kita mencoba
memandang Yesus adalah manusia dan Tuhan
yang berdosa berdasarkan fakta Alkitab bahwa ia memang mengalami kematian, maka
kita juga harus menerima fakta Alkitab bahwa kematiannya merupakan salah satu topik
terpenting yang tidak hanya dibicarakan
secara tertutup tetapi juga secara publik; tidak semata sebagai sebuah peristiwa di dalam
sejarah tetapi juga sebuah peristiwa yang harus terjadi sebab untuk itulah Ia datang,
menggenapi apa yang telah dituliskan di dalam Kitab suci. Mari kita membaca
pembicaraan-pembicaraan Yesus tersebut:
Pembicaraan
kematiannya olehnya sendiri secara publik