F O K U S

Nabi Daud Tentang Siapakah Kristus

Ia Adalah Seorang Nabi Dan Ia Telah   Melihat Ke Depan Dan Telah Berbicara Tentang Kebangkitan Mesias Oleh: Blogger Martin Simamora ...

0 Dialog Ringan:

 Seputar Makna Teologis
Gelar Yesus sebagai Putera Allah

Oleh: Dr. Bambang Noorsena, S.H., M.A.



Ungkapan "Anak”, tepat sekali seperti dikatakan orang sebelum kami, mempunyai dua makna: Pertama, “anak secara fisik”, seperti melahirkan seorang anak; dan Kedua, “yang dikiaskan sebagai anak”, karena dibuat demikian,meskipun dibedakan antara “lahir" dan“diciptakan”.
lrenaeus, The Reliques of the Elders lV,41-42.[1]

Apalagi, sebagian besar ayat-ayat ini (yang menentang paham “anak-anak Allah", penulis)ditujukan, menurut sebagian besar mufasir, kepada orang-orang Arab Mekah yangmengklaim bahwa dewi-dewi mereka, al-Lat, al-‘Uzza, dan Manat adalah anak-anak Tuhandan begitu pula dengan malaikat. Jadi, orang-orang Yahudi dan Kristen sering terkenagetahnya.
Mahmoud M. Ayoub, Profesor of Islamic
Studies pada Temple University, Philadelpia, USA.[2]




Tulisan ketiga ini, sudah barang tentu, merupakan sajian ringan, setelah kita melakukan “ziarah panjang” menelusuri sejarah. Mungkin saja kita dibuat pusing,capek, dan bingung. Mengapa beriman kepada Tuhan harus serumit itu? Apakah untuk menghadap Allah seorang harus menjadi filsuf atau teolog? Tentu saja, Tidak! Buktinya, Anda masih dapat menikmati tulisan terakhir ini, moga-moga saja dapat mewakili pergumulan-pergumulan, pertanyaan-pertanyaan, atau malahan keresahan-keresahan Anda selama ini. Temanya masih seputar Keesaan Allah, kedudukan Yesus sebagai Putera Allah,dan isu-isu teologis Islam-Kristen serta implikasinya dalam perjumpaan kedua “agama rumpun Ibrahim".

Pertanyaan-pertanyaan yang disusun dalam bentuk wawancara ini berasal dari pengalaman dalam berbagai seminar, undangan ceramah dan mengajar, baik di lingkungan Kristen maupun Islam di Jakarta, Surabaya, Denpasar, Manado, dan beberapa kota lain. Di lingkungan Kristen, tema ini selalu muncul dalam ceramah di gereja-gereja dan di sekolah-sekolah Teologi. Sedangkan di lingkungan Islam, IAIN “Sunan Kalijaga” Yogyakarta, IAIN“Sunan Gunung Jati” Bandung, dan Universitas Paramadina-Mulya, malah mengangkatnya dalam forum-forum ISCS tersendiri. Memang, di lingkungan Islam tema-tema ini ditanggapi jauh lebih antusias, apalagi di forum-forum dialog antar-iman, meskipun di sana-sini juga sering ditanggapi dengan “nada curiga”.


Id Al- Milad (Natal) Di Bethlehem: Sebuah Sisi dari Hubungan
Kekerabatan Kristen-Islam di Timur Tengah

Kebiasaan Presiden Palestina, mulai dari Yasser Arafat, sampai Mahmud Abbas selalu mengikuti Perayaan Natalan di gereja adalah fenomena menarik, karena fenomena semacam itu asing di Indonesia. Bisa dijelaskan bagaimana komentar Anda?


Menarik memang kalau kita cermati hubungan Kristen-Islam di negara-negara TimurTengah, khususnya di Palestina. Saya teringat dengan Natal di Bethlehem tahun 2001, Israel melarang Arafat pidato di gereja. Biasanya, Arafat duduk di kursi paling depan. Istrinya, Suha membaca lembaran liturgi, turut merayakan ‘Id al-Milad. Begitulah umat Kristen Arab menyambut Natal. Tanpa kehadiran Sang Presiden, bagi orang Kristen Palestina, Natal rasanya “seperti ada yang kurang”.

0 Risalah Tinjauan Pengajaran Pdt. Dr.Erastus Sabdono:

Oleh: Martin Simamora

“Keselamatan Diluar Kristen” Bagian 4&5”


Bagian 4A: Ini adalah lanjutan dari: “bagian-bagian terdahulu” Terminologi dosa dalam Alkitab adalah terminologi yang luas, didalam konteks-konteks biblikalnya, merujukan bahwa dosa memiliki 3 aspek: ketidakpatuhan pada atau pelanggaran hukum, pelanggaran hubungan antarmanusia, dan pemberontakan melawan Allah, yang merupakan konsep paling dasar. Penyederhanaan terlalu berlebihan berisiko, diantara istilah-istilah Ibrani yang paling umum, “hattat” yang bermakna sebuah standard, target, atau tujuan  yang tak tercapai; “pesa” yang bermakna pelanggaran hubungan antarmanusia atau pemberontakan; “awon” yang bermakna melakukan hal yang bertentangan dengan apa yang benar atau melawan apa yang benar; “segagah” yang mengindikasikan kesalahan atau kekeliruan; “resa” yang bermakna ketidakber-tuhan-an, ketidakadilan, dan kejahatan; dan “amal,” ketika itu merujuk pada dosa, bermakna perilaku yang mendatangkan kerusakan/bahaya atau penindasan. Istilah Yunani yang paling umum adalah “hamartia”, sebuah kata yang kerap dipersonifikasikan dalam Perjanjian Baru, dan mengindikasikan pelanggaran terhadap hukum, orang-orang, atau Tuhan. “Paraptoma” adalah istilah umum lainnya untuk pelanggaran-pelanggaran atau kegagalan-kegagalan untuk mencapai standard. “Adikia” merupakan  makna yang lebih sempit dan kata legal, menggambarkan perbuatan-perbuatan ketidakbenaran dan tidak adil. “Parabasis” mengindikasikan pelanggaran hukum; “asebeia” bermakna ketidakbertuhanan atau ketidakhormatan terhadap Tuhan; “anomia” yang bermakna hidup tanpa pemerintahan hukum. Alkitab secara khusus menyatakan dosa adalah hal negatif. Dosa itu adalah kehidupan tanpa atau tak menuruti hukum, ketidakpatuhan, ketidakhormatan terhadap Tuhan, tidak percaya, keraguan, kegelapan sebagai lawan terhadap terang, sebuah kejatuhan sebagai lawan terhadap berdiri teguh, kelemahan bukan kekuatan. Dosa adalah ketidakbenaran dan ketidakberimanan [ Baker’s Evangelical Dictionary Theology: Sin atau tautan ini]. 
Anchor of Life Fellowship , Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah, itu bukan hasil pekerjaanmu: jangan ada orang yang memegahkan diri - Efesus 2:8-9