F O K U S

Nabi Daud Tentang Siapakah Kristus

Ia Adalah Seorang Nabi Dan Ia Telah   Melihat Ke Depan Dan Telah Berbicara Tentang Kebangkitan Mesias Oleh: Blogger Martin Simamora ...

0 Ensiklopedia Kesukaran-Kesukaran Alkitab (2)

Oleh: Prof. Gleason L. Archer, Ph.D - Profesor  Emeritus Perjanjian Lama & Studi-Studi Semitik

“Peran Kritisme Tekstual Dalam Mengoreksi Kesalahan-Kesalahan Transmisional”



Bacalah lebih dulu bagian1

Dalam diskusi sebelumnya kita telah beberapa kali merujuk pada peran kritisme tekstual dalam memahami kesalahan-kesalahan para penyalin teks dalam pentransmisian teks biblikal. Sehingga pembaca dapat memiliki sejumlah pemahaman pada metodologi yang digunakan oleh para pakar didalam menangani penyimpangan-penyimpangan semacam ini, yang bahkan muncul pada manuskrip-manuskrip terawal dan yang masih bertahan ada hingga kini, kita akan mengindikasikan garis-garis panduan yang harus diikuti untuk memecahkan problem-problem semacam ini. Prosedur-prosedur standard untuk menghadapi kesalahan-kesalahan transmisional berlaku bagi semua dokumen-dokumen purba, apakah sekular atau suci; tetapi tentu saja ada karakteristik-karaterisktik khusus yang berhubungan dengan bahasa-bahasa biblikal. Hal-hal tersebut mencakup pembentukan huruf-huruf Ibrani sehubungan dengan bahasa itu berkembang dari periode awal hingga masa-masa lebih belakang, beserta dengan perkenalan bertahap huruf-huruf vokal(seperti konsonan-konsonan yang yang mengindikasikan suara-suara vokal yang manakah atau jumlah-jumlah vokal yang harus digunakan dalam kata-kata). Dalam kasus Perjanjian Baru, yang dituliskan dalam sebuah bahasa yang menggunakan karakter-karakter vokal serta juga konsonan-konsonan (Yunani Koine), perubahan-perubahan didalam bentuk huruf juga dapat menimbulkan kekeliruan salin dalam perjalanan beberapa generasi para juru salin.

0 “Keselamatan Kristus Juga Untuk Mereka Yang Tak Beriman Kepada-Nya” (3Q-3g4)

Oleh: Martin Simamora



Bacalah lebih dulu bagian3Q-3g3

Sekarang, Yesus secara sangat tajam memandang kepada mereka yang telah dilepaskan dari kehakikatan mereka yang digambarkannya bagaikan “anjing dan babi,” saat ia bersabda “Adakah seorang dari padamu yang memberi batu kepada anaknya, jika ia meminta roti, atau memberi ular, jika ia meminta ikan? Jadi jika kamu yang jahat tahu memberi pemberian yang baik kepada anak-anakmu, apalagi Bapamu yang di sorga! Ia akan memberikan yang baik [bukan malapetaka] kepada mereka yang meminta atau bermohon kepada-Nya untuk pertolongan atau jawaban- Mat 7:9-11." 


Ini adalah sebuah pengajaran  yang menakjubkan pada 2 realita sekaligus. Pertama: Yesus mengatakan bahwa dihadapan Allah, dunia manusia yang mengandung kebenaran-kebenaran luhur telah ditegaskannya sebagai tak berkuasa mengubah hakikat manusia yang jahat menjadi berkenan di hadapan-Nya. Saat Yesus berkata “jika kamu yang jahat tahu memberi pemberian yang baik kepada anak-anakmu.’ Sebelumnya kita telah melihat sebuah larangan yang begitu keras yang harus dilakukan oleh murid-murid-Nya ”jangan memberikan mutiara dan barang kudus kepada babi dan anjing,” sebuah relasi di dalam kematian, yang menunjukan relasi manusia-manusia pada hakikatnya dengan Allah. Dan, sekarang Yesus menyingkapkan kehidupan mereka yang telah memiliki hakikat baru dari bagaikananjing dan babi terhadap mutiara dan barang kudus menjadi bagaikan “anak-anak terhadap Bapa di sorga.” Kedua: Yesus mengajarkan bahwa  fondasi hubungan anak – anak Bapa terhadap Bapanya yang di sorga, adalah  percaya atau beriman kepada Bapa sebagai sumber di atas segala sumber jawaban atas tantangan dan kekuatan untuk mengarungi atau menghadapi berbagai problem perjalanan hidupnya; bahwa Bapa adalah  Sang Penjawab doa yang bukan sekedar menjawab memenuhi segala permintaanmu dan permohonanmu, namun Ia adalah Sang Mahatahu atas apapun yang  terbaik dari-Nya untuk diterima oleh anak-anak-Nya. Apa yang menunjukan bahwa Bapa itu lebih baik daripada ayah-ayah dunia ini, bukan pada menjawab segala apapun yang diminta dan sesegera mungkin dijawab, tetapi, bagaimana Bapa memiliki kebaikan yang tak terjamah atau tak mungkin dilakukan oleh ayah-ayah di dunia ini: “jadi jika kamu yang jahat tahu memberi pemberian yang baik kepada anak-anakmu, apalagi Bapamu yang di sorga


Apalagi” bukan sebuah perbandingan, tetapi pada apa yang begitu sempurna dan begitu berkuasa dan tak tak dapat gagal. “Di sorga” adalah realita yang membuat diri-Nya tak dapat diperbandingkan pada sebuah kemuliaan yang dapat dilahirkan diri manusia. Semua kemuliaan manusia tak bernilai dihadapan-Nya.
Anchor of Life Fellowship , Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah, itu bukan hasil pekerjaanmu: jangan ada orang yang memegahkan diri - Efesus 2:8-9