Oleh: Martin Simamora
Bacalah lebih
dulu bagian3Q-3g3
Sekarang, Yesus
secara sangat tajam memandang kepada mereka yang
telah dilepaskan dari kehakikatan mereka yang digambarkannya
bagaikan “anjing dan babi,” saat ia bersabda “Adakah seorang dari padamu yang
memberi batu kepada anaknya, jika ia meminta roti, atau
memberi ular, jika ia meminta ikan? Jadi jika kamu yang
jahat tahu memberi pemberian yang baik kepada anak-anakmu, apalagi Bapamu yang
di sorga! Ia
akan memberikan yang baik [bukan malapetaka] kepada mereka yang meminta atau
bermohon kepada-Nya untuk pertolongan atau jawaban- Mat
7:9-11."
Ini adalah sebuah pengajaran
yang menakjubkan pada 2
realita sekaligus. Pertama: Yesus mengatakan bahwa dihadapan Allah, dunia manusia
yang mengandung kebenaran-kebenaran luhur telah ditegaskannya sebagai tak berkuasa mengubah hakikat manusia yang jahat menjadi berkenan di
hadapan-Nya. Saat Yesus berkata “jika kamu yang jahat tahu memberi pemberian yang baik kepada
anak-anakmu.’ Sebelumnya kita telah melihat sebuah larangan yang begitu
keras yang harus dilakukan oleh murid-murid-Nya ”jangan memberikan mutiara dan barang kudus kepada babi dan anjing,”
sebuah relasi di dalam kematian, yang
menunjukan relasi manusia-manusia pada hakikatnya dengan Allah.
Dan, sekarang Yesus menyingkapkan kehidupan mereka yang telah memiliki hakikat baru dari
bagaikan “anjing dan babi terhadap mutiara dan barang
kudus ”menjadi bagaikan “anak-anak terhadap Bapa di sorga.” Kedua:
Yesus mengajarkan bahwa fondasi hubungan
anak – anak Bapa terhadap Bapanya yang di sorga, adalah percaya
atau beriman kepada Bapa sebagai sumber di atas segala sumber jawaban atas
tantangan dan kekuatan untuk mengarungi atau menghadapi berbagai problem
perjalanan hidupnya; bahwa Bapa adalah
Sang Penjawab doa yang bukan sekedar menjawab memenuhi segala
permintaanmu dan permohonanmu, namun Ia adalah Sang Mahatahu atas apapun
yang terbaik dari-Nya untuk diterima
oleh anak-anak-Nya. Apa yang menunjukan bahwa Bapa itu lebih baik daripada
ayah-ayah dunia ini, bukan pada menjawab segala apapun yang diminta dan
sesegera mungkin dijawab, tetapi, bagaimana
Bapa memiliki kebaikan yang tak terjamah atau tak mungkin dilakukan oleh
ayah-ayah di dunia ini: “jadi jika kamu
yang jahat tahu memberi pemberian yang baik kepada anak-anakmu, apalagi
Bapamu yang di sorga!
“Apalagi” bukan sebuah perbandingan, tetapi pada apa
yang begitu sempurna dan begitu berkuasa dan tak tak dapat gagal. “Di sorga”
adalah realita yang membuat diri-Nya tak dapat diperbandingkan pada sebuah
kemuliaan yang dapat dilahirkan diri manusia. Semua kemuliaan manusia tak bernilai dihadapan-Nya.