Oleh: Martin Simamora
The Telegraph: Attacked:
Iraqi Christian women pray in front of the damaged altar at
the Syrian Catholic
Church in central Baghdad Photo: GETTY
Bacalah
lebih dulu bagian 1Q
The Telegraph: Attacked:
Iraqi Christian women pray in front of the damaged altar at
the Syrian Catholic Church in central Baghdad Photo: GETTY
the Syrian Catholic Church in central Baghdad Photo: GETTY
Pola lain keselamatan
[bagian 1B, bagian 1E] sebagaimana yang diajarkan oleh pendeta Dr. Erastus Sabdono, dalam
cara apapun yang dapat diupayakan dan dilahirkan oleh manusia beserta dengan
segenap keyakinan-keyakinannya, telah tertutup sama sekali oleh sebab tunggal
yang tak dapat diperbaiki oleh manusia-manusia itu sendiri, yaitu: vonis Allah di tempatnya yang maha
tinggi. Sebelum saya menyajikan paparan pada ayat tautan terakhir pada paragraf
13, yaitu Wahyu 20:12, saya ingin menunjukan
bagaimana sesungguhnya kitab suci menilai manusia tepat pada apakah ada
kemungkinan manusia memiliki dasar sedikit saja untuk memiliki pola lain
keselamatan, diluar apa yang telah
dilakukan oleh Yesus Kristus. Teks-teks
firman yang bernilai untuk dibaca:
Mazmur
14:1-3 (1) "Tidak ada Allah." Busuk dan jijik
perbuatan mereka, tidak ada yang berbuat baik (2)TUHAN memandang ke bawah dari sorga kepada anak-anak
manusia untuk melihat, apakah ada yang berakal budi dan yang
mencari Allah.(3) Mereka semua telah menyeleweng, semuanya
telah bejat; tidak ada yang berbuat baik,
seorangpun tidak.
NIV
For the director of music. Of David. The fool says in his heart, "There is
no God." They are corrupt, their deeds are vile; there is no one who does
good.(2) The LORD looks down from heaven on all mankind to
see if there are any who understand, any who seek God.(3) All
have turned away, all have become corrupt; there is no one who does good, not
even one.
KJ
To the chief Musician, A Psalm of David. The fool hath said in his heart, There
is no God. They are corrupt, they have done abominable works, there is none
that doeth good.(2) The LORD looked down from heaven upon
the children of men, to see if there were any that did understand, and seek
God.(3) They
are all gone aside, they are all together become filthy: there is none that
doeth good, no, not one.
Seberapa rusaknya
manusia itu? Seberapa bejatnyakah manusia itu, dalam pandangan Allah? Ini bukan
vonis sembarangan, sebab Allah mengamati para manusia dari tempatnya yang
kudus, sorga. Tak terbayangkan, Allah yang kudus di tempatnya yang kudus, akankah
pernah dia menjumpai satu saja kekudusan di muka bumi, sebagaimana yang ada di
sorga [Matius 6:10]? “Bawah”
dan “sorga,” bukan sekedar tempat di bumi dan tempat di sorga, tetapi
bagaimana sorga menilai bumi, bagaimana kehendak
kudus sorga mengukur moralitas bumi.