Oleh: Martin Simamora
Bacalah
lebih dulu bagian 1K
Paragraf 12 yang akan
saya tinjau ini, merupakan penyimpulan yang berlandaskan “air,” sebab apapun juga elemen gagasan yang
mungkin untuk digali dari sebuah kedalaman, tak pernah akan ditemukan satu pun “benda – benda mulia”
yang selaras dengan kesaksian kitab suci. Berikut adalah paragraf tersebut:
Dibanding dengan orang percaya,
orang-orang yang tidak memiliki keselamatan dalam Yesus Kristus, mereka tidak
akan mampu menyamai kebaikan moral
orang percaya. Perhatikan, bagaimana tokoh-tokoh iman dalam Perjanjian Lama
walaupun hebat-hebat dalam karya-karya iman mereka, tetapi mereka tidak akan
dapat menyamai kebaikan moral Tuhan
Yesus Kristus dan murid-murid-Nya yang mengikuti jejak-Nya. Demikian pula
orang-orang di sekitar kita hari ini yang tidak memiliki keselamatan dalam
Yesus Kristus, mereka tidak akan mampu mencapai kebaikan moral seperti yang dimiliki orang percaya.
Pendeta
Erastus Sabdono menyatakan bahwa manusia
secara umum memiliki kebaikan moral, walau memang ketika dikomparasikan dengan
orang beriman memiliki derajat nilai yang lebih rendah. Uniknya lagi, ia juga memperbandingkan “kebaikan moral”
orang-orang kudus Perjanjian Lama dengan orang-orang kudus Perjanjian Baru,
dalam hal ini para murid Yesus Kristus,
dan tentu saja pada Yesus sendiri.
Pertanyaan
uji pertama yang akan saya aplikasikan
adalah: apakah Yesus sendiri
mengakui keberadaan atau kepemilikan kebaikan
moral pada diri manusia? Saya akan membawa satu pernyataan Yesus yang
sangat kokoh, sebagai pengantar tinjauan paragraf ini: