Bacalah terlebih dahulu dua bagian sebelumnya, bagian satu baca di sini dan bagian dua baca di sini
Oleh : Rev. Dr. Keith Krell
Beberapa tahun lampau, Tiger Woods memenangkan Master’s Tournament, Fuzzy Zoeller mengomentarinya dengan sejumlah kata kasar, tanggapan-tanggapan yang berbau rasis—tanggapan yang dimaksudkannya untuk melucu, tetapi yang ada hanyalah kata-kata yang berjiwa kasar. Fuzzy telah menerima akibat besar yang pantas dari kritik-kritik didalam komentar-komentarnya, tetapi respon Tiger Wood adalah,”Baiklah, kita semua membuat kesalahan-kesalahan dan kini waktunya untuk tetap maju.” Tiger dapat saja balas menghina—media pasti senang—tetapi dia telah menolak untuk membalas. Sebaliknya dia berkata, “ Let’s move on.”
Oleh : Rev. Dr. Keith Krell
Beberapa tahun lampau, Tiger Woods memenangkan Master’s Tournament, Fuzzy Zoeller mengomentarinya dengan sejumlah kata kasar, tanggapan-tanggapan yang berbau rasis—tanggapan yang dimaksudkannya untuk melucu, tetapi yang ada hanyalah kata-kata yang berjiwa kasar. Fuzzy telah menerima akibat besar yang pantas dari kritik-kritik didalam komentar-komentarnya, tetapi respon Tiger Wood adalah,”Baiklah, kita semua membuat kesalahan-kesalahan dan kini waktunya untuk tetap maju.” Tiger dapat saja balas menghina—media pasti senang—tetapi dia telah menolak untuk membalas. Sebaliknya dia berkata, “ Let’s move on.”
Apakah anda
juga melakukan apa yang dilakukan Wood?
Apakah ini menjadi sikapmu kala anda menanggung hinaan-hinaan paling hebat?
Dapatkah anda berkata,”Kita semua membuat kesalahan-kesalahan dan kini waktunya untuk tetap maju?” Yesus tidak
mengajarkan kejahatan dibalas dengan kejahatan. Dia tidak dalam bisnis untuk mendapatkan keseimbangan.
Beberapa dari kita akan menyamakan kedudukan, bahkan jika itu berarti membunuh
kita—dan itu bisa terjadi! Secara alami kita ingin membalaskan dendam.