Oleh : DR. Keith Krell
4.Pengejaran Allah yang Kasih (Kejadian 4:9-16), Kain dengan bodohnya berpikir bahwa dia dapat menyembunyikan dosanya dari Allah. Dia sedang mengikuti jejak-jejak kaki ayahnya (Kejadian 3:8). Namun demikian, Tuhan masih mencari Kain sama seperti Tuhan telah mencari Adam dan Hawa. Tuhan adalah seorang pencari. Setelah dosa Kain yang berbahaya, Tuhan melakukan hal yang tidak terpikirkan—Tuhan berdialog dengan Kain. Tuhan berbicara dengan anugerah, bukan murka. Tuhan berkata kepada Kain,”Dimanakah Habel saudaramu?” Kain merespon dengan berkata, “Aku tidak tahu.” Kain memulainya dengan sebuah nada berdosa dengan berdusta kepada Tuhan. Kain yang lemah mengatakan kepada Tuhan yang maha tahu, bahwa dia tidak tahu dimanakah saudaranya Habel berada. Yang benar saja! Fakta bahwa Kain dapat menyangkal tanpa perasaan apa yang telah dia perbuat dan memperlihatkan sebuah ketidakpedulian yang sepenuh hati terhadap saudaranya secara erat bertalian dengan ketidakpedulian pria terhadap wanita dalam Kejadian 3:12, dimana si pria dengan dinginnya berkata kepada pasangannya sebagai “perempuan itu” dan menimpakan semua kesalahan kepadanya, dengan demikian menyingkapkan sebuah ketiadaan total intimasi dan keberpasangan yang sejak semua telah menjadi karakter hubungan mereka.