Oleh: Henry Clarence Thiessen
Bacalah
lebih dulu bagian 1
II.Elemen Iman
Seperti
dalam kasus pertobatan, maka demikian juga dalam kasus iman, doktrin ini
tidak mendapatkan perhatian sebagaimana
mestinya. Kehidupan seorang manusia diperintah oleh apa yang dia percayai dan
dalam apa yang diimaninya, dan dalam
agamanya pada siapa dia percaya. Evans menyatakan,”Perempuan Kanaan (Matius 15)
memiliki ketekunan yang pantang menyerah; perwira (Matius 8), memiliki kerendahan
hati; orang buta (Markus 10), memiliki ketulusan hati. Tetapi apa yang telah
dilihat Kristus dalam setiap kasus tersebut adalah IMAN.”(1). Ini benar, menyudutkan kita
untuk mempertimbangkan tempat bagi iman dalam hidup. Mari kita meninjaunya
sebagai sebuah elemen pertobatan beriman.
A. Pentingnya Iman
Kitab
suci mendeklarasikan bahwa kita diselamatkan oleh iman (Kisah Para Rasul 16:31;
Roma 5:1; 9:30-32; Efesus 2:8). Diperkaya dengan Roh oleh iman (Galatia
3:5,14), dikuduskan oleh iman (Kisah Para Rasul 15:9;26:18), dijaga oleh iman
(Roma 11:20; 2 Korintus 1:24; 1 Petrus 1:5; 1Yohanes 5:4), dibangun oleh iman
(Yesaya 7:9), dan disembuhkan oleh iman (Kisah Para Rasul 14:9; Yakobus 5:15).
Kita berjalan oleh iman (2Korintus 5:7) dan mengatasi kesukaran-kesukaran oleh
iman (Markus 9:23; Roma 4:18-21; Ibrani 11:32-40). Allah mendeklarasikan bahwa
iman diperlukan untuk menyenangkannya
(Ibrani 11:6) dan menilai tidak percaya sebagai sebuah dosa besar (Yohanes
16:9; Roma 14:23) dan sebagai pembuat batasan terkait manifestasi-manifestasi
kuasanya (Markus 6:5f). Iman menjadikan kita sebagai sebuah berkat yang
langgeng bagi orang-orang lain (Kisah Para Rasul 27:24f)/ Tentu saja,
manfaat-manfaat ini menyingkapkan pentingnya iman.