Oleh: Henry Clarence Thiessen
Bacalah lebih dulu: “Persatuan Dengan Kristus dan Pengangkatan Orang Percaya Menjadi Anak-Anak Allah”
Pentingnya doktrin ini nampak dari pernyataan semacam ini, “Berusahalah
hidup damai dengan semua orang dan kejarlah kekudusan, sebab tanpa kekudusan
tidak seorangpun akan melihat Tuhan” (Ibrani 12:14). Nas ini tidak sedang memberikan penekanan penuh kekuatan pada
realisasi kekudusan absolut dalam hidup, sebagai pengejaran untuk absolut kudus
pada diri. Petrus menulis, “hendaklah kamu menjadi kudus di dalam seluruh hidupmu
sama seperti Dia yang kudus, yang telah memanggil kamu” (1Petrus 1:15).
Perbedaan-perbedaan pengajaran yang disampaikan pada saat ini membuat doktrin
ini perlu kita pandang secara cermat
pada pengajarannya. Mari kita mempelajari definisi, waktu, dan sarana-sarana
pengudusan.
I.Definisi Pengudusan
Kata benda “pengudusan” ditemukan beberapa kali
dalam Perjanjian Baru (Roma 6:19,22; 1Kor 1:30; 1 Tes 4:3dst,7; 2 Tes 2:13; 1
Tim 2:15; Ibra 12:14; 1Pet 1:2). Ada beberapa kata lain yang memiliki kaitan
ketat dengan kata pengudusan: kekudusan (Roma 1:4; 2Kor 7:1; 1Tes 3:13), kudus
(Kisah Para Rasul 7:33; 1Kor 3:17; 2Kor 13:12), orang kudus (1Kor 16:1; Efe
1:1; Fil 4:21), tempat kudus (Ibra 8:2), dan kuduskan atau dikuduskan (Matius
6:9; Yohanes 17:17; Ibrani 13:12). Kata kerja “menguduskan” memiliki sedikitnya
3 makna: menyatakan atau mengakui menjadi dapat disucikan, dikuduskan (Lukas
11:2; 1Petrus 3:15); memisahkan dari hal-hal yang najis dan mendedikasikan
kepada Allah, dikhususkan untuk tujuan suci (Matius 23:17; Yohanes 10:36;
17:19; 2Tim 2:21); dan dibersihkan dari
hal-hal kotor (Efesus 5:26; 1Tes 5:23; Ibra 9:13). Kata sifat “kudus” digunakan
pada berbagai hal (gunung, 2Petrus 1:18; cium, 1Kor 16:20), Roh (Roma 5:5),
Bapa (Yohanes 17:11; 1Pet 1:15), Hukum (Roma 7:12; 2Pet 2:21),
malaikat-malaikat (Markus 8:38), orang-orang percaya (Efe 1:1; Ibra 3:1),
nabi-nabi Perjanjian Lama (2Pet 3:2), dan lain sebagainya. Kerap kata sifat ini
digunakan sebagai sebuah substantif dan diterjemahkan “orang-orang kudus.” Dalam
cara ini, kata ini digunakan pada malaikat-malaikat (Yudas 14), orang-orang
percaya (Yudas 3; Wahtu 8:3), atau keduanya (1Tes 3:13). Apakah maknanya
menjadi seorang kudus dan menjadi orang yang telah dikuduskan?