Saya pernah berkata kepada anda sekalian dua minggu lalu bahwa kita telah merampungkan Perjanjian Baru. Itu tidak berarti kita tidak akan kembali meninjaunya. Saya akan kembali kesana. Saya memiliki sejumlah rencana untuk itu. Tetapi secara alami yang hendak saya lakukan adalah kita akan melihat Perjanjian Lama. Dan saya sedang mengerjakan sebuah rencana. Saya sedang mengupayakan semacam khotbah serial yang dapat berlangsung hingga sisa hidup kita didunia ini, sehingga anda boleh juga menyebutnya "Jalan Menuju Emaus."
Anda ingat didalam Lukas 24, Yesus dalam perjalanan menuju Emaus pernah berkata kepada para murid, dalam Lukas 24 dinyatakan bahwa Yesus berkata kepada para murid ,"Memulainya dengan Musa dan para nabi dan semua firman yang tercatat dalam kitab, Dia berbicara kepada mereka segala hal menyangkut diri-Nya." Baik Musa, Taurat, firman yang dicatat didalam semua kitab, dan semua kitab-kitab lain, semua 3 kategori dalam Perjanjian Lama.
Jadi Yesus membicarakan Perjanjian Lama dan mengajarkan mereka hal-hal yang ada didalam Perjanjian Lama yang berbicara mengenai Diri-Nya. Jadi saya tidak dapat menelusuri semua isi Perjanjian Lama, tetapi saya pikir kita akan melakukan perjalanan ke Emaus dan kita akan menjelajahi Perjanjian Lama dan akan mencari semua hal yang merujuk kepada Yesus. Dan ada banyak sekali ayat yang merujuk kepada Yesus dalam Perjanjian Lama dan anda bisa jadi akan takjub mengetahui bahwa Kristus pertama kali muncul didalam Perjanjian Lama dalam Kejadian 1:1. Dan terakhir di bagian bab Terahir Perjanjian Lama pada Maleakhi. Jadi Dia adalah permulaan dan akhir Perjanjian Lama dan seluruh tempat pada keduanya. Jadi ini salah satu yang ingin saya lakukan, diantara banyak hal lainnya. Dan saya sedang melakukannya sebab saya juga hendak memperbarui diri saya sendiri pada musim panas ini.
Sekarang saya hendak mendemonstrasikan kepada anda bahwa saya sungguh tahu ada Perjanjian Lama dan saya sungguh ingin mengajarkan Perjanjian Lama kepada anda. Mari kita ambil sebuah contoh, setuju? Buka Alkitab anda pada Yeremia. Kitab ini berisikan profetik atau nubuatan yang sungguh luar biasa, dikenal sebagai nabi yang meratap, dia menuliskan nubuatan yang luar biasa terdiri dari 52 bab dan tentu saja dia- Yeremia bertanggung jawab terhadap kitab Ratapan yang luar biasa, berwawasan, dan dalam.
Dan saya ingin berbicara mengenai Yeremia karena saya pikir Yeremia adalah seorang manusia yang hidup dimasa/situasi seperti masa/situasi yang sedang kita hadapi. Nabi-nabi dalam Perjanjian Lama adalah tokoh-tokoh sejarah, sosok-sosok yang nyata-sungguh ada, hidup dalam berbagai peristiwa nyata yang dipaparkan bagi kita melalui berbagai nubuat dan dalam sejarah-sejarah mereka. Tetapi mereka bukan menjadi unik karena masanya dan musim-musim dan isu-isu yang mereka hadapi yang memang tak akan terulangi. Mereka sesungguhnya menjalani siklus yang sama dialami oleh semua manusia dalam sejarah. Yeremia hidup dalam sebuah masa sebuah bangsa yang sangat instruktif bagi kita, menjalani kehidupan dalam sebuah masa dan bangsa layaknya kita hidup saat ini.
Saya berpendapat anda sangat menyadari, jika anda semua menyesuaikan dengan karakter kebudayaan kita yang secara alami mendominasi masyarakat kita. Anda mungkin berkata pernah suatu masa di Amerika Serikat ketika supernaturalisme mendominasi pemikiran kita. Dengan kata lain, kita adalah bangsa yang tunduk kepada Tuhan. Dan anda tahu, mereka telah menghapus hal itu dari Ikrar Kesetiaan (Pledge of Allegiance), saya memahami bahkan dalam turnamen golf, ada upaya bagaimana menyingkirkannya dari mata uang kita. Tetapi pernah ada suatu masa ketika kita dengan senang berkata bahwa kita adalah bangsa yang tunduk kepada Tuhan, kita sekarang sangat super naturalis, Kita percaya kepada Pencipta, Kita percaya bahwa Tuhan berkuasa atas alam semesta. tetapi kita menyangkalinya dan kita sekarang pada dasarnya dengan cepat menjadi bangsa yang naturalis. Kaum intelektual, para filsuf, ilmuwan, pendidik, politikus, para jaksa di Amerika Serikat hampir semuanya kaum naturalis.
Naturalis mengasumsikan bahwa Tuhan hanya ada didalam imajinasi masyarakat religius. Bahwa ide Tuhan jelas sebuah tahyul, tahyul yang irasional yang diciptakan dimasa pra-sains untuk menjawab berbagai keingintahuan/kegelisahan hati manusia.
Kebenaran sesungguhnya adalah Tuhan tidak ada dan semua itu ada semata sebuah konsekuensi yang timbul dari efek-efek natural. Naturalisme adalah ide bahwa natur ada karena memang ada begitu saja, bahwa hampir segala sesuatu yang ada hanyalah produk yang tidak direncanakan, kebetulan-kebetulan yang tak terkendali. Kehidupan berlangsung dengan asumsi ini, bahwa kita berkembang secara acak menjadi diri kita sekarang ini. Penciptaan dengan demikian adalah hasil, sebagaimana kita tahu kehidupan adlalah hasil dari kekuatan-kekuatan bawah sadar (unconscious forces) yang bermutasi secara acak. Manusia mengatakan ilmu evolusi tanpa tujuan adalah akhir dari proses memiliki tujuan yang tidak dimiliki dalam pikirannya. Ups, ia baru saja memperlihatkannya.
Inilah yang diajarkan di berbagai universitas dan kemudian inilah yang dipelajari oleh mahasiswa. Mahasiswa-mahasiswa tersebut kemudian menjadi edukator untuk generasi mendatang, generasi para politisi, arsitektur sosial, para hakim yang akan menghasilkan keputusan-keputusan legal. Mereka menjadi generasi mendatang yang menjadi wartawan- menginterpertasikan berbagai hal yang sedang terjadi di dunia dari perspektif naturalis. Ini adalah bentuk ateisme.
Dan sementara tak semuanya akan menyangkal keberadaan Tuhan, mereka hampir semuanya sangat berhasrat untuk menyangkal keberadaan Tuhan. Mereka yang percaya akan Tuhan akan dipandang irasional. Mereka yang percaya kepada Tuhan yang biblikal akan dipandang berbahaya dan harus disingkirkan dalam diskursus umum. Dan atas nama pemisahan gereja dan negara, kita tidak dapat memiliki orang-orang yang percaya kepada Alkitab dan Tuhan yang biblikal Tuhan yang menjadi Tuhan yang Benar, untuk dapat menyuarakan kebenaran dalam kebijakan publik, kehidupan publik, edukasi, pemerintah, ketertiban sosial, hukum, pengadilan dan moralitas.
John MacArthur Grace to You | Alih Bahasa : Martin Simamora
No comments:
Post a Comment