Oleh: Martin Simamora
TUHAN Tidak Mahatahu Karena “Sang Juru Selamat
Bukan Dipilih Sebelumnya??”
(Bagian
3)
1 Petrus 1:20 Ia telah dipilih sebelum dunia dijadikan, tetapi karena kamu baru menyatakan diri-Nya pada zaman akhir.
Bacalah
lebih dulu bagian 2B
Teks ini sendiri sudah demikian luar biasa sebab
sedang membicarakan “hal” masa depan
atau akan datang nun jauh di sana namun dalam bingkai sebelum dunia
dijadikan atau diciptakan.
Ketika berbicara
“pengetahuan Allah sebelumnya” maka haruslah diketahui bahwa tidak ada hal apapun yang dapat kita ketahui terkait jenis pengetahuan ini selain dari informasi yang disingkapkan oleh Tuhan
sendiri, dalam Alkitab saya dan anda. Teks ini juga menjadi sebuah peringatan
bahwa pengetahuan sebelum pada Tuhan tidaklah sama dengan manusia memiliki pengetahuan sebelumnya. Pada
manusia “pengetahuan sebelumnya” dapat terjadi karena terlebih dahulu memiliki
atau menggali informasi berdasarkan data aktual atau pada peristiwa aktual dan bahkan
perlu mengalami interaksi dengan orang
aktual agar dapat memiliki semacam “pengetahuan sebelumnya” secara cukup baik
dan spesifik. Misal saja, seorang kandidat pegawai harus terlebih dahulu
mengirimkan CV agar perusahaan atau bagian SDM dapat memiliki pengetahuan sebelumnya atas diri anda,
untuk kemudian dapat menentukan apakah kira-kira
anda akan dipanggil untuk wawancara sebab dinilai layak dan bernilai berdasarkan "pengetahuan sebelumnya" tersebut. Pengetahuan sebelumnya semacam ini, penting bilamana kandidat tertentu pada akhirnya dipilih dan diterima. Sedari awal perusahaan mengupayakan dapat mengukur sejumlah kemungkinan terkait bagaimana kandidat tersebut akan berkontrubusi memenuhi pengharapan perusahaan. Pada Tuhan, tidak
demikian dan sama sekali tidak demikian sebab “pengetahuan sebelum yang dimilikinya” tak memerlukan keberadaan
aktual subyek dan peristiwa aktual yang dilakukan subyek dan sebagai sebuah
peristiwa didalam sejarah. Allah tidak perlu lebih dahulu melihat
anda secara visual sepemandangan mata untuk berbuat sesuatu baru
kemudian Dia dapat tahu dan berencana untuk bertindak. Faktanya tidak! Bahkan Dia memutuskan tindakan kasihNya bukan karena Dia tahu manusia akan menerimaNya, tetapi karena tahu bahwa manusia akan menyalibkanNya! Kasih KaruniaNya berdasarkan kemauanNya sendiri!
Sebab terkait Sang Penebus
yang muncul dalam proginosko atau pengetahuan Allah sebelumnya, maka kemunculan
Sang Penebus bukan sekedar sebuah pengetahuan sebelumnya untuk hal akan datang namun.Sang Penebus itu sendiri secara aktual
telah ada, sudah ada sebagaimana Allah ada. Pengetahuan
Allah sebelumnya terkait hal di masa mendatang menjadi lebih dari sekedar
pengetahuan namun sudah mengandung rencana dan kehendak pada hal yang paling
substansi: Sang Penebus telah ada sementara bumi, waktu, manusia dan sejarah
pun belum ada. Apalagi dosa.
Pelibatan Sang Penebus
didalam proginosko atau pengetahuan Allah sebelumnya pada konteks 1Petrus 1:20
dengan demikian sekalipun adalah pengetahuan
sebelumnya, namun jelas menjadi bukan belaka “pengetahuan Allah
sebelumnya” manakala Sang Penebus telah menjadi “SIAPA” yang definitif manakala bumi,
waktu, manusia dan sejarah belum merupakan sebuah kedefinitifan dalam
perspektif manusia.
Hal ini membuat “pengetahuan”
atau “informasi” pada level “proginosko Tuhan” memiliki nuansa rencana
dan tindakan
yang akan dilakukan sebagai sebuah kehendak yang dimauiNya pada ranah sebelum dunia diciptakan. Pengetahuan
semacam ini, membuat masa depan di dalam
“pengetahuan Allah sebelumnya”
menjadi memiliki sebuah penyelesaian definitif pada sejarahnya kelak kala bumi,
waktu, manusia dan sejarah telah eksis bahkan sejak di dalam “proginosko
Tuhan.” Sudah ada Penebus dalam
proginosko Tuhan namun belum nyata di dalam sejarah :
tetapi karena kamu baru
menyatakan diri-Nya pada zaman akhir – 1
Petrus 1:20
Inilah yang menjadi dasar
pengharapan manusia pasca kejatuhan manusia di Eden untuk menantikan rencana Allah yang terkandung di dalam “proginosko
Allah” sebagai sebuah pengharapan yang pasti, sebagai sebuah iman keselamatan
yang dinantikan baik oleh para nabi dan orang-orang benar di era Perjanjian
Lama mengenai “penyataan” sebuah rencana
Allah di dalam “proginosko Allah.” Inilah yang dinantikan sejak dahulu kala dan
inilah yang senantiasa dikemukakan Allah berulang-ulang kepada manusia-manusia
yang dipilihnya untuk mendengarkan hal dahsyat bahkan sejak dunia ini belum
diciptakan:
Ibrani 1:1-4Setelah pada zaman dahulu Allah berulang kali dan dalam pelbagai cara berbicara kepada nenek moyang kita dengan perantaraan nabi-nabi, maka pada zaman akhir ini Ia telah berbicara kepada kita dengan perantaraan Anak-Nya, yang telah Ia tetapkan sebagai yang berhak menerima segala yang ada. Oleh Dia Allah telah menjadikan alam semesta. Ia adalah cahaya kemuliaan Allah dan gambar wujud Allah dan menopang segala yang ada dengan firman-Nya yang penuh kekuasaan. Dan setelah Ia selesai mengadakan penyucian dosa, Ia duduk di sebelah kanan Yang Mahabesar, di tempat yang tinggi, jauh lebih tinggi dari pada malaikat-malaikat, sama seperti nama yang dikaruniakan kepada-Nya jauh lebih indah dari pada nama mereka.
Kisah Para Rasul 3:20agar Tuhan mendatangkan waktu kelegaan, dan mengutus Yesus, yang dari semula diuntukkan (prokecheirismenon) bagimu sebagai Kristus.
Terlibatnya
Sang Penebus dalam proginosko Allah atau pengetahuan Allah sebelumnya telah menjadikan adanya rencana tindakan yang
kongkrit dan definitif dalam pelaksanaanya di dalam pengetahuan Allah
sebelumnya. Allah telah melihat dan
telah memutuskan sebuah tindakan yang telah ditetapkan atas hal masa mendatang
yang belum terjadi.
Bahwa terlibatnya Sang
Penebus di dalam proginosko memang merupakan
rencanaNya. Allah tidak berencana melenyapkan dosa pada level pengetahuan
sebelumnya, namun Allah berencana memberikan solusi dosa dalam sebuah ketetapan bahwa solusi dosa
adalah Penebusan Dosa yang pewujudannya harus berlangsung di dalam sejarah manusia, yang terkelam!
Pada ayat 1:18-19 kita
tahu bagaimana Sang Penebus dalam
proginosko Allah itu akan bekerja, bahwa penebusan manusia berdosa adalah
dengan darah Kristus yang tak bernoda dan tak bercacat. Allah
merencanakan berdasarkan “pengetahuan sebelumnya” untuk
menetapkan jalan keluar “masalah dosa” tersebut pada tatar “sebelum dunia dijadikan.” Dia tidak
menghentikan atau mencegah “masalah dosa” yang masih dalam level “pengetahuan sebelumnya” sebaliknya berdasarkan
“pengetahuan sebelumnya” –dalam kemahakuasan dan kemahatahuanNya- Dia
memutuskan untuk memilih Penebus bagi dosa, sebagai yang diinginkan
atau dikehendakinya
agar masalah dosa yang
bermula dari kesalahan nenek moyang kita ditanggulangi secar sempurna dengan
sebuah tindakan dari Tuhan di dalam diri
Sang Penebus yang telah ada didalam
proginosko
1Petrus 1:18-19 Sebab kamu tahu, bahwa kamu telah ditebus dari cara hidupmu yang sia-sia yang kamu warisi dari nenek moyangmu itu bukan dengan barang yang fana, bukan pula dengan perak atau emas, melainkan dengan darah yang mahal, yaitu darah Kristus yang sama seperti darah anak domba yang tak bernoda dan tak bercacat.
Allah
Yang Berdaulat Tak Berdaulat Untuk Mencegah Dosa?
Apakah
ada problem kedaulatan Allah dalam kemahatahuanNya dengan demikian? Bahwa Dia
memang memiliki pengetahuan sebelumnya atau informasi sebelumnya, namun-di mata
manusia- kelihatannya tak berdaulat, sebab manusia tetap saja melakukan dosa. MenudingNya tak berdaulat sebab di dalam pengetahuan
Allah sebelumnya bahkan Dia dengan demikian dianggap manusia sebagai
tak dapat mencegahNya atau tak berdaya oleh kehendak manusia yang memilih untuk
melanggar perintah Allah ketimbang
mematuhinya di taman Eden?
Padahal
Dia
dinyatakan berdaulat bahkan menetapkan
sebelumnya apa yang menjadi kehendakNya?
Sebetulnya, tudingan ini, Allah yang berdaulat ternyata tak berdaulat mencegah
dosa, menjadi tudingan omong kosong atau
tak berdasar. Memang manusia akan tergoda untuk berpikir begini: jika Allah diterima atau dikatakan sebagai memiliki
pengetahuan sebelumNya pada level sebelum penciptaan, dan jika
Allah dipercaya selain mahatahu juga mahakuasa, maka bukankah seharusnya dan selogisnya Ia sebagai Allah yang membenci
dosa dan kejahatan dapat dengan mudahnya
menghentikannya sebab pengetahuan Allah sebelumnya dimilikiNya sebelum dunia
diciptakan. Sang Penebus dan proginosko Allah adalah kunci untuk menyanggah
semua ini. “Pengetahuan Allah sebelumnya” terkait Yesus adalah Dia menjadi Penebus.
Bahwa proginosko semacam ini menjelaskan dua hal ketika Penebusan oleh Penebus
adalah jantung informasi yang sifatnya proginisko berlevel sebelum penciptaan.
Dua hal itu adalah (1)dosa, bahwa dosa ada tak bermakna Allah tak berdaulat
sebab bahkan Allah lebih dahulu sudah memiliki Penebus yang eksis sebelum
segala sesuatu ada dan (2)Penebus, inilah wujud kedaulatan Allah terhadap dosa
dalam sebuah cara penaklukan dosa dengan
kasih Allah yang begitu besar ( Anda harus membaca dan memperhatikan cermat :Yohanes
3:16, Yohanes 3:18, Yohanes 6:40, Yohanes 11:25, Yohanes 5:8,Efesus 2:4) bahwa
Allah yang berdaulat itu sekalipun dunia ini berdosa panjang sabarnya membuat
dosa tak dapat mendikte Allah untuk memusnahkan manusia begitu saja; Allah tak
menjadi gagal dan tak dapat merestorasi maksud baik semulanya pada manusia; ini
adalah kedaulatan yang tak gelisah kala dosa berdansa dan berpikir menang.
Saat
anda berpikir Allah yang berdaulat dan menetapkan segala sesuatu tak berdaulat
menaklukan dosa, maka selain anda berpikir bukankah Dia Mahakudus, dan Dia
Mahakuasa maka juga lihatlah bahwa Dia Mahakasih dan Dia Panjang sabar:
Efesus 2:4 Tetapi Allah yang kaya dengan rahmat, oleh karena kasih-Nya yang besar
Mengapa
Dosa Yang Telah DilihatNya Sebelum Dunia
Diciptakan Tidak Dilenyapkan. Ditetapkan?
Seberapa
besar kasihNya? Kita baru saja melihat bahwa Allah telah
menetapkan sebuah solusi definitif didalam “pengetahuan Allah sebelumnya” pada
level “sebelum dunia diciptakan” (saya
tidak hendak mengatakan bahwa ada level-level tertentu ketika saya menggunakan
level. Saya menggunakan kosa kata ini hanya sebagai sebuah penekanan pada pra
dan pasca dunia diciptakan) sehingga kita melihat semacam kompleksitas
kerja kemuliaan Allah yang akan membuat “roda-roda mekanika” logika manusia
kita tak dapat berputar mulus bahkan antar “roda-roda mekanika” logika manusia
menjadi berputar secara tak sinkron dan memacetkan kemampuan manusia untuk
memahaminya. Itu memang sebuah problem tersendiri namun harus disadari ini
terjadi sebab sangatlah sukar untuk memahami pekerjaan Allah dari semula hingga
kesudahannya. Bahkan juga taklah mudah bagi
rasio manusia sendiri :
Pengkhotbah 3:11 Ia membuat segala sesuatu indah pada waktunya, bahkan Ia memberikan kekekalan dalam hati mereka. Tetapi manusia tidak dapat menyelami pekerjaan yang dilakukan Allah dari awal sampai akhir.
Parsialitas
dalam berpikir dan memahami Tuhan menjadi kecenderungan manusia dalam memahami Tuhan. Menolak satu hal sekalipun
ada demi harmoni di dalam jiwa dan pikiran. Menolak satu hal sekalipun ada
sebagaimana ada dikemukakanNya demi harmoni di dalam kerasionalan beriman
yang berperikemanusiaan dan adab. Seolah
Tuhan ada kekurangannya, minimal Dia
kurang humanis dan terlampau kasar dalam menjalankan kemegahan tindakanNya. Dia
kurang berempati pada hati dan pikiran manusia. Tuhan dianggap tidak berpikir bahwa ada di dalam Tuhan hal-hal
yang membuat manusia menjadi gentar dan takut oleh sebab kemegahannya yang
sedemikian. Tetapi benarkah menjadi takut akan Tuhan pada aspek kasih yang
terlampau besar dan kompleks ini adalah sebuah kesalahan pada Tuhan?
Coba beri waktu dirimu untuk membaca dan
merenungkan hal ini:
Pengkhotbah 3:14 Aku tahu bahwa segala sesuatu yang dilakukan Allah akan tetap ada untuk selamanya; itu tak dapat ditambah dan tak dapat dikurangi; Allah berbuat demikian, supaya manusia takut akan Dia.
bacalah ayat 1-10 sebelumnya sehingga anda dapat memahami kemegahan Tuhan yang bisa membuat roda-roda mekanika logika anda menjadi tak bergerak sinkron pada setiap rodanya oleh sebab anda sukar untuk menerima pada bagia-bagian tertentu dan dinilai adalah lebih baik jika hal itu ditiadakan saja, misal : “waktu membunuh??” “waktu untuk berperang??” “waktu untuk menghancurkan??”)
Demikian
juga saat kita memahami proginosko Allah yang melibatkan Penebus. Maka gampang
juga untuk mengajukan pertanyaan semacam ini: mengapa Allah berpikir tentang adanya
Penebus dan bukannya pelenyapan dosa yang masih dalam tahap “benih-benih” yang
lagi masih dalam taraf “pengetahuan sebelumnya” dalam level “dunia belum
diciptakan?” Solusi Allah di dalam proginosko Allah adalah menghadirkan Dia
yang
ada sebagaimana Allah ada menjadi Penebus terhadap obyek penebusan yang belum juga ada, masih
belum diciptakan! Ini akan menyakitkan kerja roda-roda mekanika logika anda
sebab roda-roda itu akan saling bergesek
tajam sebab tidak lagi berputar di dalam
sinkronisasi nalar manusia.
Dosa
dalam hal ini dapat dikatakan “ditetapkan” oleh Allah, bukan karena Dia
bersukacita dan bukan karena ada sesuatu yang busuk dari dalam diriNya. Dosa
dengan demikian dikatakan “ditetapkan” ada oleh Allah, sebab memang Allah tidak
menghentikan benih-benih dosa di dalam proginosko Allah sebelum dunia diciptakan,
sebaliknya Allah memilih untuk tetap menunjukan kasihNya dan berkeinginan
kasihNya itu masuk kedalam sejarah manusia. Kasih Allah sudah ada di dalam Sang
Penebus sejak proginosko sebelum dunia diciptakan dan Sang Kasih yang sudah
eksis bahkan sejak proginosko itu dikehendakiNya masuk. Ketika benih-benih dosa
dibiarkan ada bahkan sejak proginosko Allah sebelum dunia diciptakan tak dapat
dikatakan sebagai kesenangan Allah sekalipun dengan demikian Dia menetapkan untuk
tetap ada didalam proginosko dan mewujud didalam sejarah yang lahir dari
kehendak manusia Adam dan Hawa untuk memilih melawan perintah ketetapan Allah
di taman Eden, sebab sama sekali ini bukan lahir dari dalam diri Allah tetapi
manusia yang membuat pilihan dan mewujudkan didalam ruang perwujudan sejarah yang memang telah ditetapkan Allah kala Dia menetapkan Sang Penebus sebagai solusi penebusan yang lahir dari kasih Allah yang begitu besar.
Kita semakin kokoh dapat
mengetahui bahwa Allah dalam menetapkan dosa untuk masuk kedalam sejarah bukan
merupakan kesukaan-Nya sekalipun Dia
menghendaki dan menetapkan masuk ke dalam sejarah dengan mengetahui bahwa Sang
Logos sudah ada di dalam proginosko Allah. Allah dengan demikian tidak
membiarkan dosa menang dan merajai perjalan sejarah seluruh ciptaannya,
sebaliknya Allah dengan demikian menetapkan dosa untuk takluk
pada Sang Penebus didalam sejarah atau kala proginoskoNya masuk ke dalam sejarah manusia yang takluk kepada dosa!
Mengatakan
Allah menetapkan dosa, tidaklah berarti Dia menghendaki dosa ada sebagai sebuah
kebahagiaan dan kegemilangan Sukacita Allah yang berbinar-binar.
Allah yang menetapkan dan menghendaki
Sang Penebus didalam proginosko Allah sebelum dunia dijadikan masuk kedalam
sejarah secara telak menegaskan bahwa dosa yang telah dilihat Allah ada didalam
proginosko sebelum dunia diciptakan memang ditetapkan masuk ke dalam sejarah
manusia untuk “berjumpa” dengan Sang Penebus dalam sebuah cara yang juga tak menyukakan
roda-roda mekanika logika manusia,
perlukah Tuhan melakukan penyelamatan
yang berdarah-darah seperti ini dimana kedaulatannya nampak dalam
sebuah sinar yang teramat redup tak
sebenderang cahaya sebuah lilin di dalam kegelapan, bagi manusia:
Ibrani 9:27-28Dan sama seperti manusia ditetapkan untuk mati hanya satu kali saja, dan sesudah itu dihakimi, demikian pula Kristus hanya satu kali saja mengorbankan diri-Nya untuk menanggung dosa banyak orang. Sesudah itu Ia akan menyatakan diri-Nya sekali lagi tanpa menanggung dosa untuk menganugerahkan keselamatan kepada mereka, yang menantikan Dia.2Korintus 5:21Dia yang tidak mengenal dosa telah dibuat-Nya menjadi dosa karena kita, supaya dalam Dia kita dibenarkan oleh Allah.Ibrani 9:22Dan hampir segala sesuatu disucikan menurut hukum Taurat dengan darah, dan tanpa penumpahan darah tidak ada pengampunan.Roma 5:8Akan tetapi Allah menunjukkan kasih-Nya kepada kita, oleh karena Kristus telah mati untuk kita, ketika kita masih berdosa.Roma 6:23Sebab upah dosa ialah maut; tetapi karunia Allah ialah hidup yang kekal dalam Kristus Yesus, Tuhan kita.Kisah Para Rasul 17:30-31Dengan tidak memandang lagi zaman kebodohan, maka sekarang Allah memberitakan kepada manusia, bahwa di mana-mana semua mereka harus bertobat. Karena Ia telah menetapkan suatu hari, pada waktu mana Ia dengan adil akan menghakimi dunia oleh seorang yang telah ditentukan-Nya, sesudah Ia memberikan kepada semua orang suatu bukti tentang hal itu dengan membangkitkan Dia dari antara orang mati."
Allah memang memiliki
rencana sehingga proginosko Allah bukan sekedar pengetahuan sebelumnya. Yesus sebagai penebus, BUKAN sekedar
pengetahuan sebelumnya oleh sebab Dia adalah Sang Firman yang ada bersama-sama
dengan Allah. Dalam hal ini justru Dia satu-satunya yang sudah eksis sebelum proginosko itu sendiri
ada!
Sehingga memang rencana keselamatan Allah dengan demikian bukan sebuah afterthought atau sebuah pemikiran dan atau perencanaan tambahan yang muncul setelah Adam dan Hawa benar-benar ada didalam sejarah melanggar ketetapan Tuhan! Seolah Allah tidak mahatahu atau Allah tidak memiliki pengetahuan sempurna dan kemahakuasaan yang lemah sebagai Tuhan terhadap dosa dan kehendak manusia yang memang dapat mengekspresikan pemberontakan dan ketakpatuhanNya kepada Tuhan. Bahkan lebih memilih mendengarkan hasutan Setan.
Telah
dipilih sebelumnya berkaitan dengan pengetahuan sebelumnya
berdasarkan pad pertimbangaNya sendiri. Ini Penting sebab sebetulnya tak perlu Allah menyiapkan Penebus sebab sudah jelas tak ada pengharapan dari diri manusia yang bagaimanapun, sampai-sampai pengharapan itu hanya ada didalam proginóskó (Aku tahu sebelumnya), tak akan pernah muncul di dalam sejarah manusia! Dan kerap dikatakan bahwa
pengetahuan sebelumnya tak terkait dengan tindakan Tuhan
menetapkan sebelumnya atas peristiwa yang akan datang dan pelaku-pelaku sejarahnya. Memang
proginosko bukan predestinasi namun pengetahuan sebelumnya. NAMUN manakala proginosko dilekatkan pada Yesus atau Sang Penebus maka
proginosko sekalipun berbicara
pengetahuan sebelumnya, namun tak terbantahkan dari pengetahuan
sebelumnya itu juga Tuhan bertindak dalam
penentuan atau penetapan
sebelumnya.
Sekalipun
memang “Ia telah dipilih sebelum dunia dijadikan” adalah
sebuah pengatahuan Allah sebelumnya, namun didalamnya ada sebuah kepastian
yang tak perlu menantikan sejarah berjalan. Ada bagian di dalam pengetahuan
Allah sebelumnya sebuah kepastian dan sudah ada bahkan sebelum sejarah itu
sendiri ada. Hal ini yang membuat pengetahuan Allah sebelumnya lebih dari
sekedar berada di level kekekalan namun juga mengandung kepastian terkait apa
yang akan dilakukanNya. Dikatakan pasti sebab Sang Penebus yang melakukan ini:
“kamu telah ditebus dari cara hidupmu yang sia-sia yang kamu warisi dari nenek moyangmu itu bukan dengan barang yang fana, bukan pula dengan perak atau emas, melainkan dengan darah yang mahal, yaitu darah Kristus yang sama seperti darah anak domba yang tak bernoda dan tak bercacat. “(18-19)
Merupakan
Penebus yang sudah ada sebelum sejarah ada. Penebus yang sudah ada sekalipun
saat itu belum diperlukan atau rasional dalam pandangan manusia untuk
menetapkan seorang Penebus, seolah dosa adalah sebuah kepastian bagi Tuhan
dalam benak manusia yang mencurigaiNya.
Ketika
Sang
Penebus ada didalam proginosko
Allah sebelum dunia diciptakan maka tak
bisa sekedar belaka pengetahuan Allah sebelumnya, sebab Penebus sudah
ada di dalam kekekalan itu sendiri. Itu sebabnya proginosko semacam ini tidak lagi
diartikan semata-mata pengetahuan Allah sebelumnya tetapi sudah bergerak
pada pengetahuan
Allah sebelumnya yang mengandung rencana
keselamatan yang bersentral pada SIAPA yang ditunjuk untuk melakukan penebusan
atas sebuah peristiwa dosa yang sama sekali belum menjadi sejarah.
Dalam sejumlah versi Alkitab bahasa Inggris kita akan melihat proginosko telah
dibahasakan menjadi “telah dipilih”, “telah ditetapkan sebelumnya”, “telah
ditunjuk sebelumnya”, “telah diketahui secara pasti seperti memang telah
terjadi sekalipun belum terjadi pada titik sejarah yang diketahui pasti walau
sejarah itu belum berlangsung.”
- NIV : He was chosen before the creation of the world, but was revealed in these last times for your sake.
- KJ Who verily was foreordained before the foundation of the world, but was manifest in these last times for you,
- Aramaic Bible in Plain English He was appointed beforehand to this before the foundation of the world and was manifested at the end of times for you;
- NASB For He was foreknown before the foundation of the world, but has appeared in these last times for the sake of you. (perhatikan foreknow dalam bentuk past perfect tense yang berbicara tindakan masa lalu yang telah selesai namun masih berdampak hingga kini)
Ketika
Yesus menjadi sentral maka ini bukan lagi sekedar pengetahuan sebelumnya, namun telah berubah menjadi desain keselamatan
yang pasti walau bumi belum diciptakan dan dosa belum terjadi. Sebab manakala Sang Logos terlibat didalam proginosko, maka ini bukan lagi belaka
pengetahuan sebelumnya yang masih terbuka untuk berbagai-bagai kemungkinan kala
proginosko Allah semacam ini mengalami pewujudannya di dalam bumi dan sejara! Bahkan ini pada elemen terpentingnya : Sang
Penebus sudah ada didalam “pengetahuan sebelumnya.” Bandingkan dengan:
Yohanes 1:1-3,14 Pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah. Ia pada mulanya bersama-sama dengan Allah. Segala sesuatu dijadikan oleh Dia dan tanpa Dia tidak ada suatupun yang telah jadi dari segala yang telah dijadikan..... Firman itu telah menjadi manusia
Pada
teks utama kita, ada satu dalam pengetahuan Allah sebelumnya yang
telah ada bahkan sebelum dunia diciptakan. Dalam pengetahuan Allah sebelumnya
telah ada sebuah kepastian akan Siapakah yang akan melakukan penebusan,
yaitu Sang Firman yang bersama-sama turut di dalam penciptaan:
Kolose 1:15Ia adalah gambar Allah yang tidak kelihatan, yang sulung, lebih utama dari segala yang diciptakan, karena di dalam Dialah telah diciptakan segala sesuatu, yang ada di sorga dan yang ada di bumi, yang kelihatan dan yang tidak kelihatan, baik singgasana, maupun kerajaan, baik pemerintah, maupun penguasa; segala sesuatu diciptakan oleh Dia dan untuk Dia. Ia ada terlebih dahulu dari segala sesuatu dan segala sesuatu ada di dalam Dia.
Pada
proginosko atau pengetahuan Allah sebelumnya ada Sang Firman. Dialah sentral
“pengetahuan sebelumnya” sehingga Dialah
sentral “penetapan sebelumnya.” Andaikan saja dalam proginosko ini tiada
Sang Firman dan hanya ada pengetahuan sebelumnya terkait penyelamatan
pada manusia-manusia, maka memang penyelamatan tanpa subyek pelaku
membuat proginosko tetaplah proginosko
belaka. Membuat bagaimana keselamatan itu harus menunggu
aktualisasinya kala dosa telah terjadi di dalam sejarah manusia. Bagi Allah “pengetahuan sebelumnya” telah
menjadi sebuah keniscayaan yang sudah harus menumpahkan darah di dalam proginoskonya.
Allah tak perlu menantikan bukti bahwa memang benar proginoskonya
terjadi agar Sang Penebus memang aktual dibutuhkan. Sang Penebus
sudah ada di dalam proginosko dan Sang
Penebus adalah Sang Firman yang telah ada bersama-sama dengan Allah.
Pada
proginosko bukan sekedar “pengetahuan Allah sebelumnya” yang
sekedar menyiratkan keadaan manusia yang memerlukan keselamatan, namun sudah pasti ada seorang
penyelamat yaitu Sang Firman, sekalipun
dosa belum terjadi .
Apa yang
membedakan manusia dan Tuhan adalah: Tuhan ketika dikatakan
memiliki informasi, Dia tak perlu menantikan dosa terwujud dahulu baru kemudian
Dia berencana dan bertindak terkait menebus manusia. Pengetahuannya yang
bersifat “sebelumnya” dalam tatar “sebelum dunia diciptakan” sudah menunjukan
jangkauan hikmatnya yang tak dapat dijangkau manusia dan membuat Dia BEBAS untuk menentukan apa yang akan dilakukan
selanjutnya.
Manusia
dapat memiliki informasi dan berencana namun pasti rentang perencanaannya
sangat terbatas dan tidak kekal dan tidak berkuasa untuk memastikan
perencanaannya terwujud sekalipun berdasarkan info atau data yang terbaik
sekalipun. Bandingkan dengan:
Amsal 16:1Manusia dapat menimbang-nimbang dalam hati, tetapi jawaban lidah berasal dari pada TUHAN.Amsal 16:9Hati manusia memikir-mikirkan jalannya, tetapi Tuhanlah yang menentukan arah langkahnya.Yeremia 10:23Aku tahu, ya TUHAN, bahwa manusia tidak berkuasa untuk menentukan jalannya, dan orang yang berjalan tidak berkuasa untuk menetapkan langkahnya.Amsal 3:6Akuilah Dia dalam segala lakumu, maka Ia akan meluruskan jalanmu.Yesaya 30:20-21Dan walaupun Tuhan memberi kamu roti dan air serba sedikit, namun Pengajarmu tidak akan menyembunyikan diri lagi, tetapi matamu akan terus melihat Dia, dan telingamu akan mendengar perkataan ini dari belakangmu: "Inilah jalan, berjalanlah mengikutinya," entah kamu menganan atau mengiri.
Sementara Dia adalah TUHAN,
adalah sangat janggal untuk menyederajatkan Dia dengan kemampuan manusia.
Melupakan kemahakuasaan dan kemahatahuan. Tak ada satu bahaya pun dari bumi ini
yang dapat membahayakan kesuksesan rencananya berdasarkan pengetahuan sebelumnya, tidak ada! Bagaimana bisa
kelemahan manusia bisa menggagalkan
kehendak Tuhan. Bagaimana bisa kematian manusia di kayu salib dapat
dikatakan sebagai kegagalan Tuhan dalam menyelamatkan manusia? Bagaimana bisa
anda berkata bahwa manusia yang berkehendak itu membuat Kedaulatan Tuhan tak
berdaulat sebab walau Dia mampu menetapkan sebelumnya ternyata tak berdaya
mengendalikan dosa?
Ini
sama dengan berkata bagaimana mungkin Tuhan memberkatimu sementara anda miskin
atau sakit? Bagaimana mungkin Allah kasih sementara bencana alam tak dicegahnya
sehingga membunuh ratusan dan ribuan nyawa. Dan ada banyak hal yang dapat anda
pertanyakan.
Ketika
dikatakan Allah berdaulat bahkan dengan membiarkan dosa dalam proginoskoNya
maka anda tak dapat mengatakan Dia tak berdaulat dan tak berdaya. Anda juga tak
dapat mengatakan kedaulatan Allah tak berdaya terhadap kehendak manusia yang
memilih untuk meberontak. Bandingkan
dengan:
Yeremia 4:22-28Sungguh, bodohlah umat-Ku itu, mereka tidak mengenal Aku! Mereka adalah anak-anak tolol, dan tidak mempunyai pengertian! Mereka pintar untuk berbuat jahat, tetapi untuk berbuat baik mereka tidak tahu. Aku melihat kepada bumi, ternyata campur baur dan kosong, dan melihat kepada langit, tidak ada terangnya. Aku melihat kepada gunung-gunung, ternyata goncang; dan seluruh bukitpun goyah. Aku melihat, ternyata tidak ada manusia, dan semua burung di udara sudah lari terbang. Aku melihat, ternyata tanah subur sudah menjadi padang gurun, dan segala kotanya sudah runtuh di hadapan TUHAN, di hadapan murka-Nya yang menyala-nyala! Sebab beginilah firman TUHAN: "Seluruh negeri ini akan menjadi sunyi sepi, tetapi Aku tidak akan membuatnya habis lenyap. Karena hal ini bumi akan berkabung, dan langit di atas akan menjadi gelap, sebab Aku telah mengatakannya, Aku telah merancangnya, Aku tidak akan menyesalinya dan tidak akan mundur dari pada itu."
Malahan
Allah menggunakan kehendak manusia yang bebas memberontak itu untuk “menyudutkan” manusia pada sebuah fakta
bahwa murka Allah tak main-main dan anda bisa melihat pada Yesus yang tersalib!
Memang betul menjadi kealamian sejak
kejatuhan Eden, manusia-manusia secara alamiah terlahir untuk
memberontak melawan kehendak Tuhan!
Selamat
membaca dan merenungkannya.
Yakobus
1:17
Setiap
pemberian yang baik dan setiap anugerah yang sempurna, datangnya dari
atas, diturunkan dari Bapa segala
terang; pada-Nya tidak ada perubahan
atau bayangan karena pertukaran.
Amin
Segala
Kemuliaan Hanya Bagi TUHAN
No comments:
Post a Comment