F O K U S

Nabi Daud Tentang Siapakah Kristus

Ia Adalah Seorang Nabi Dan Ia Telah   Melihat Ke Depan Dan Telah Berbicara Tentang Kebangkitan Mesias Oleh: Blogger Martin Simamora ...

0 Alkitab Pada Problem Kejahatan



Oleh: Dr. John Frame


Alkitab Pada Problem Kejahatan


Roma 3:1-8 (1) Jika demikian, apakah kelebihan orang Yahudi dan apakah gunanya sunat?(2) Banyak sekali, dan di dalam segala hal. Pertama-tama: sebab kepada merekalah dipercayakan firman Allah.(3) Jadi bagaimana, jika di antara mereka ada yang tidak setia, dapatkah ketidaksetiaan itu membatalkan kesetiaan Allah?(4) Sekali-kali tidak! Sebaliknya: Allah adalah benar, dan semua manusia pembohong, seperti ada tertulis: "Supaya Engkau ternyata benar dalam segala firman-Mu, dan menang, jika Engkau dihakimi."(5) Tetapi jika ketidakbenaran kita menunjukkan kebenaran Allah, apakah yang akan kita katakan? Tidak adilkah Allah--aku berkata sebagai manusia--jika Ia menampakkan murka-Nya?(6) Sekali-kali tidak! Andaikata demikian, bagaimanakah Allah dapat menghakimi dunia?(7) Tetapi jika kebenaran Allah oleh dustaku semakin melimpah bagi kemuliaan-Nya, mengapa aku masih dihakimi lagi sebagai orang berdosa?(8) Bukankah tidak benar fitnahan orang yang mengatakan, bahwa kita berkata: "Marilah kita berbuat yang jahat, supaya yang baik timbul dari padanya." Orang semacam itu sudah selayaknya mendapat hukuman.
Harus juga membaca: Roma 3:21-26, Roma 5:1-5, Roma 8:28-39

Bagi banyak orang dewasa ini dan di sepanjang sejarah, problem kejahatan telah digambarkan sebagai keberatan paling serius  pada iman Kristen. Beberapa filsuf yang sangat brilian telah berpendapat bahwa problem ini secara konklusif/tak terbantahkan menyanggah keyakinan dalam Tuhan Kristen. Namun tak hanya para profesor dan filsuf—orang awam, juga, kerap merasa ini problem yang mendalam. Anda tidak perlu menjadi seorang  filsuf yang canggih untuk meragukan realita Tuhan ketika seorang yang dikasihi sedang  mengalami penderitaan yang mengerikan. Pada saat-saat semacam ini “problem kejahatan” bukanlah semacam argumen yang perlu dipelajari sebab hal itu  pada dasarnya sebuah teriakan hati, “Bagaimana bisa  Tuhan yang kasih mengizinkan hal ini?”

0 Rasisme, Lonceng Maut Kemanusiaan



Oleh: Martin Simamora


Rasisme, Lonceng Maut Kemanusiaan




Kolose 3:11  dalam hal ini tiada lagi orang Yunani atau orang Yahudi, orang bersunat atau orang tak bersunat, orang Barbar atau orang Skit, budak atau orang merdeka, tetapi Kristus adalah semua dan di dalam segala sesuatu.

Ketika saya mendengar dan menonton berita di televisi bahwa Amerika Serikat sedang dilanda kerusuhan bernuansa rasialisme di Ferguson, sekali lagi dan berangkali untuk kali ke sekiannya, saya diyakinkan bahwa Rasisme dan diskriminasi dalam segala wujudnya dapat menjadi lonceng maut kemanusiaan. Manusia oleh hal ini dapat menjadi brutal untuk saling menghancurkan tak hanya manusia lainnya, namun peradaban manusia itu sendiri. Walau  tak semematikan bom atom hirosima dan nagasaki, namun rasisme memiki semacam radiasi nuklir yang “kekal”dan tak pernah benar-benar lenyap  residunya, sekali itu meledak di sebuah wilayah atau negara. Saya tak akan spesifik mengulas apa yang sedang berlangsung di AS dan juga  tidak akan berbicara secara khusus dalam terminologi-terminologi sosiologi apalagi politik yang pelik. Namun demikian, saya menilai penting untuk mencukil apa yang ditulis oleh Profesor Thomas  M.Saphiro dalam bukunya berjudul “The Hidden Cost of Being African American: How Wealth Perpetuates Inequality.” Saya akan cukup serius menyentuh buku ini, untuk kemudian kita bergerak menyorot isu ini dalam sudut pandang pengajaran Kristen.
Anchor of Life Fellowship , Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah, itu bukan hasil pekerjaanmu: jangan ada orang yang memegahkan diri - Efesus 2:8-9